Sebutkan fungsi kesenian dalam perkembangan Islam di indonesia

Red: Agung Sasongko

Show

Laporan langsung wartawan Republika, Muhammad Hafil dari Madinah, Arab Saudi

REPUBLIKA.CO,ID, MADINAH -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh menyampaikan pendapatnya pada konferensi khusus menteri kebudayaan negara-negara Islam, di Madinah, Arab Saudi, Rabu22/1).  Pada acara yang diselenggarakan oleh ISESCO (Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization) tersebut, Nuh menyampaikan pentingnya melestarikan budaya dalam perkembangan Islam.

Menurut Nuh, Indonesia bersama negara-negara islam lainnya berkomitmen untuk mengembangkan kebudayaan dalam perkembangan Islam. Karena, budaya memainkan peranan penting untuk menyeimbangkan kehidupan sosial, ekonomi, kebangsaan, bahkan soal kehidupan beragama.

"Tanpa kebudayaan, kami tak bisa menjaga kehidupan yang harmonis dan penuh kedamaian di Indonesia yang memiliki keragaman.  Budaya bisa menjadi penghubung antar perbedaan. "kata Nuh yang disampaikan dalam bahasa Inggris di hadapan peserta konferensi.  

Nuh mengatakan, Indonesia memiliki pengalaman menggunakan kebudayaan sebagai alat pemersatu. Yaitu, merawat warisan budaya, mengembangkan budaya dengan mengikuti perkembangan zaman, dan membuat warisan budaya memiliki manfaat untuk rakyat banyak. "Karena, antara masa lalu, saat ini, dan masa yang akan datang, saling berhubungan," katanya.

Indonesia juga memiliki tradisi dialog dan kerjasama dalam kehidupan masyarakatnya. Baik dalam soal kepercayaan maupun kebudayaan. Pemerintah Indonesia menjamin dan menghormati setiap warga negaranya untuk menggunakan haknya tersebut. "Aturan ini didukung oleh organisasi keagamaan dan tokoh masyarakat untuk bekerjasama dalam hal budaya dan agama,"ujar Nuh.

Soal manfaat budaya dalam kehidupan Islam, Nuh mencontohkan kerarifan lokal yang digunakan untuk mengembangkan Islam. Yaitu, kisah tentang Sunan Kalijaga, salah satu dari Walisongo pada abad 15. Kalijaga mengembangkan syiar Islam menggunakan tradisi budaya setempat. Di mana, Sunan Kalijaga menggunakan wayang, salah satu budaya yang dipengaruhi agama Hindu,  sebagai media untuk menyebarkan Islam.

"Kalijaga menanamkan nilai-nilai Islam kepada rakyat melalui kesenian wayang,"katanya. Melalui cara itu, masyarakat yang belum menganut Islam pada waktu itu merasa nyaman dengan dakwah yang disampaikan Kalijaga. Sehingga, mereka menerima Islam dengan senang hati tanpa melalui kekerasan.

"Karena itu, pemimpin Islam Indonesia saat ini tetap mempertahankan kesenian itu sebagai salah satu cara untuk mengembangkan Islam," kata Nuh yang disambut tepuk tangan para pemimpin delegasi dari puluhan negara-negara Islam tersebut.

Puluhan  menteri dan wakil pemerintah bidang kebudayaan negara berpenduduk  mayoritas muslim  menghadiri konferensi internasional tentang kebudayaan Islam di Madinah, Arab Saudi,  Selasa (21/1) hingga Rabu (22/1). Mereka saling berbagi pengalaman dan pandangan tentang kebudayaan Islam pada acara  yang diselenggarakan oleh ISESCO  untuk kedelapan kalinya tersebut.

ISESCO adalah organisasi yang memberikan perhatian pada bidang pendidikan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, dan merupakan salah satu badan khusus di bawah Sekjen Organisasi Kerjasama Islam (OKI). 

  • muhammad nuh
  • islam
  • budaya

Sebutkan fungsi kesenian dalam perkembangan Islam di indonesia

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Sebutkan fungsi kesenian dalam perkembangan Islam di indonesia

Sebutkan fungsi kesenian dalam perkembangan Islam di indonesia
Lihat Foto

Wikimedia Commons

Penampilan Wayang Kulit di Yogyakarta saat tradisi Sekaten diselenggarakan tahun 1896.

KOMPAS.com - Penyebaran Islam bisa dilakukan dengan beragam cara, salah satunya melalui bidang kesenian.

Alasan bidang seni budaya menjadi salah satu media penyebaran Islam adalah karena ajaran yang disampaikan dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat.

Cara penyebaran kebudayaan Islam di Indonesia melalui media kesenian pernah dilakukan oleh beberapa ulama, termasuk Sunan Kalijaga, Sunan Giri, Sunan Bonang, dan Sunan Muria.

Berikut ini beberapa contoh cara penyebaran Islam melalui kesenian.

Baca juga: Latar Belakang Bangkitnya Umat Islam pada Abad ke-18

Wayang

Wayang adalah seni pertunjukan tradisional asli Indonesia yang berfungsi untuk menyampaikan informasi, pesan, dan pelajaran.

Beberapa ulama di Indonesia menggunakan media wayang dalam menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat.

Wayang kulit digunakan oleh wali untuk menyebarkan Islam dilakukan oleh Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga kerap memasukkan cerita-cerita tentang ajaran Islam yang kemudian disampaikan dengan memanfaatkan media wayang.

Sunan Kalijaga membuat wayang bersama para gurunya, yaitu Sunan Bonang dan Sunan Giri, yang juga merupakan tokoh Wali Songo.

Cerita yang biasa disampaikan oleh Sunan Kalijaga yaitu Mahabharata, yang kemudian diselipkan ajaran-ajaran Islam di dalamnya.

Baca juga: Anggota Wali Songo yang Menyebarkan Islam di Jawa Timur

Selain wayang, seni musik juga biasa dijadikan media oleh para ulama untuk menyebarkan ajaran Islam.

Tokoh ulama yang menyebarkan dakwah Islam melalui tembang atau lagu adalah Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, dan Sunan Muria.

Sunan Bonang menciptakan tembang Tombo Ati, yang sampai saat ini masih cukup populer di kalangan masyarakat Jawa.

Lagu Tombo Ati menceritakan tentang hukum-hukum yang ada dalam Islam. Sedangkan Sunan Kalijaga menciptakan beberapa lagu bertajuk Lir Ilir dan Gundul Pacul.

Cara ini sengaja dipakai oleh beberapa anggota Wali Songo untuk lebih mudah menarik dan mengambil simpati dari masyarakat sehingga bersedia menerima ajaran Islam.

Baca juga: Strategi Dakwah Wali Songo

Gamelan

Penyebaran Islam melalui kesenian juga dapat berupa Gamelan Jawa, yaitu ansambel musik yang menonjolkan gendang dan gong.

Gamelan Jawa sebenarnya merupakan salah satu budaya Hindu, yang diubah dengan nuansa Islam.

Sunan Bonang misalnya, memasukkan rabab dan bonang sebagai pelengkap Gamelan Jawa.

Sunan Kalijaga juga menciptakan Gamelan Sekaten yang dibunyikan dengan gending-gending atau lagu yang ia ciptakan sendiri.

Pada zaman dulu, gamelan memang kerap digunakan para sunan untuk menarik perhatian masyarakat.

Menurut beberapa sunan, dakwah melalui kesenian merupakan salah satu keputusan yang tepat, sehingga tidak jarang kesenian kerap digunakan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Medan (Inmas) – Salah satu rangkaian kegiatan pada event MTQ Nasional kali ini adalah diadakannya Seminar Penggalian Seni Budaya Tradisional Asli Indonesia Berbasis Alquran, dengan Tema “Sastra Islam dan Generasi Milenial di Era Global,”  yang berlangsung selama dua hari (4 dan 5 Oktober 2018), telah ditutup oleh Direktur Penerangan Agama Islam, Khaeruddin, di Hotel Soechi International, Jalan Cirebon 76A Medan, Jumat (5/9).

Direktur Penerangan Agama Islam mengungkap kekhawatirannya terkait perkembangan seni budaya Islam.

“Ada satu isu yang memangharus kita pikirkan bersama-sama, bahwa seni dan budaya trasdisional yang dimiliki oleh orang Indonesia ini suatu saat akan hilang. Karena generasi muda kita sudah banyak yang tidak tertarik dengan seni budaya Islam tradisional,” ucap Khaeruddin.

Beliau berpendapat bahwa seni budaya Islam tradisonal Indonesia lahir dari tafsiran-tafsiran Al Quran.

“Seni budaya Islam tradisonal Indonesia, lahir dari Al Quran juga. Salah satu contoh Gurindam 12, karangan Raja Ali Haji, setelah dibaca perbait dan diteliti satu-persatu, itu sumbernya juga dari Al Quran, “ ucapnya.

Menurutnya ketika kita merubah seni agar bisa diterima generasi millenial adalah boleh dan sah saja, karena seni adalah kreativitas.

“Satu contoh kita pernah mengadakan sholawatan hip-hop, sholawat ada musik reagee yang sederhana dan keren. Lagunya seperti lagu Rap dan Siti Badriyah,” paparnya.

Sementara itu, menurut Kasubdit Seni Budaya Islam, Jamal, yang sekaligus juga menjadi moderator dalam acara kali ini menyampaikan bahasan seminar hari pertama lebih menitikberatkan tentang ke arah mana seni budaya Islam ini mau dibawa.

“Kemarin kita telah berbincang panjang lebar mengenai mau dibawa kemana seni budaya Islam khususnya sastra melayu Deli ini, karena Sumatera Utara adalah gudangnya dan barometer sastrawan se Indonesia,” ucap Jamal.

Menurut Jamal, kegiatan seminar yang dilaksanakan sebelum acara pembukaan MTQ Nasional ini sangat sukses dan berhasil seperti yang diharapkan.

“Saya anggap seminar ini sangat berhasil karena pesertanya adalah perwakilan dari dewan kesenian yang terlihat berminat sekali, bahkan ada pemateri dari satrawan Melayu Deli yang khas dengan sastranya dan beliau faham betul,” terangnya.

Untuk kedepannya, Jamal mengharapkan seni budaya Islam adalah seni yang cukup ampuh untuk berdakwah.(Rf-Sua/Rf)