Salah satu tanda Lailatul Qadar adalah munculnya matahari yang berwarna

Oase.id - Malam Lailatul Qadar adalah peristiwa turunnya ayat pertama Al-Quran kepada Nabi Muhammad ﷺ melalui perantara Malaikat Jibril. Malam yang disebut dengan malam yang lebih baik dari seribu bulan ini banyak diincar oleh umat Muslim.

Tetapi tidak semua umat muslim mendapatkannya. Hal ini biasanya karena tidak ada kepastian kapan terjadinya malam Lailatul Qadar. Nabi ﷺ hanya menyampaikan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada 10 malam yang gasal/ganjil di akhir Ramadhan. Oleh karena itu, di sanalah umat muslim diuji keimanannya untuk mencapai malam Lailatul Qadar.

Salah satu cara untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar ialah dengan mengetahui tanda-tanda datangnya malam tersebut. Adapun tanda-tanda kehadiran malam Lailatul Qadar dapat diketahui dari beberapa hadis Nabi Muhammad ﷺ.

BACA: 4 Peristiwa Bersejarah yang Terjadi di Bulan Ramadhan

Salah satu riwayatnya:

قَالَ أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ، حَدَّثَنَا زَمْعَة، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ وَهْرام، عَنْ عِكْرِمة، عَنِ ابْنِ عَبَّا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ: "لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلْقَةٌ، لَا حَارَّةٌ وَلَا بَارِدَةٌ، وَتُصْبِحُ شَمْسُ صَبِيحَتِهَا ضَعِيفَةً حَمْرَاءَ"

Artinya: Abu Daud At-Tayalisi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zam'ah, dari Salamah ibnu Wahram, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda sehubungan dengan malam Lailatul Qadar:  (Yaitu) malam yang sedang lagi terang, tidak panas dan tidak dingin, dan pada keesokan harinya cahaya mataharinya lemah kemerah-merahan.

Ciri-ciri Datangnya Malam Lailatul Qadar

Selain hadis di atas, ada juga beberapa hadis yang menyebutkan tentang ciri-ciri malam lailatul qadar di antaranya:

1. Keadaan Malam yang Tenteram dan Tenang

Salah satu tanda datangnya malam Lailatul Qadar ialah kondisi malam yang tenteram dan tenang. Hal tersebut dapat dirasakan jika kita memiliki kepekaan akan kondisi tersebut.

Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Lailatul Qadar adalah malam tenteram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah."

2. Kondisi Cuacanya yang Tidak Begitu Panas dan Dingin

Selanjutnya ditandai dengan cuaca pada malam itu yang tidak ekstrim (terlalu panas atau dingin). Kondisi tersebut menambah kenyamanan dan kesyahduan dalam beribadah kepada Allah Swt.

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah ﷺ bersabda tentang Lailatul Qadar, "Yaitu malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan tampak kemerah-merahan." (H.R. Imam Al Baihaqi)

3. Malam Yang Cerah dan Matahari Terbit dengan Teduh

Selanjutnya malam yang cerah serta keesokan harinya matahari terbit dengan teduh tanpa sinar yang kuat seperti biasanya dengan sinar yang memancar di segala penjuru.

Rasulullah ﷺ bersabda, "Malam itu adalah malam yang cerah, yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadhan). Dan tanda-tandanya ialah pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru." (HR. Muslim)

BACA JUGA: Hal yang Bisa Dilakukan Umat Muslim dalam Menyambut Ramadhan

Pada malam itu suasananya penuh ketenangan dan berbeda dari malam-malam lain. Langit terlihat terang meskipun tidak ada sinar bulan.

"Lailatul Qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)." (HR. at-Thabrani)

5. Bulan Terlihat Separuh

Terakhir dalam sebuah riwayat Abu Hurairah, dia pernah berdiskusi dengan Nabi Muhammad ﷺ tentang Lailatul Qadar. Dan Rasulullah bersabda yang artinya, "Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan."

Demikianlah tanda-tanda datangnya malam Lailatul Qadar. Gambaran suasana pada malam hari atau keesokan harinya dapat memberikan pengetahuan kepada kita agar dapat menjumpai dan merasakan kehadiran tamu agung nan istimewa yakni malam Lailatul Qadar.


(ACF)

Salah satu tanda Lailatul Qadar adalah munculnya matahari yang berwarna

Salah satu tanda Lailatul Qadar adalah munculnya matahari yang berwarna
Lihat Foto

ANTARA FOTO/AKBAR TADO

Warga membaca Al Quran di Masjid Agung Suhada, Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (24/4/2020). Di tengah pandemi Covid-19, Ramadhan tahun ini berlangsung dengan suasana sepi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

KOMPAS.com - Bulan ramadhan tinggal menyisakan hitungan hari.

Pada malam 10 hari terakhir, banyak keutamaan yang dapat diraih. Salah satunya yakni menghabiskan malam guna mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar.

Kemuliaan yang didapat dari Lailatul Qadar disebutkan lebih baik daripada seribu bulan atau 83 tahun 4 bulan.

Baca juga: Beragam Hal yang Perlu Diketahui soal Malam Lailatul Qadar

Lantas, apa itu malam Lailatul Qadar?

Pengertiannya

Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis mengatakan, malam Lailatul Qadar adalah malam turunnya Al Quran dari Lauful Mahfudz ke Baitul Izzah (langit) dunia.

"Malam Lailatul Qadar adalah malam yang mulia, pahala ibadah di malam Lailatul Qadar akan dilipatgandakan oleh Allah SWT lebih baik dari 1.000 bulan," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (5/5/2021).

Selain itu, lanjut Cholil, malam Lailatul Qadar juga disebut sebagai malam yang sempit karena para malaikat turun ke Bumi.

Pada malam Lailatul Qadar, juga sebagai malam penentuan nasib sesorang.

"Nah di Lailatul Qadar itu juga Allah SWT menentukan nasib seseorang, seperti umurnya, rezekinya, bahkan jodohnya," terang dia.

Baca juga: Simak, Berikut Tanda-tanda Seseorang Mendapatkan Lailatul Qadar

Tanda-tandanya

Salah satu tanda Lailatul Qadar adalah munculnya matahari yang berwarna

Salah satu tanda Lailatul Qadar adalah munculnya matahari yang berwarna
Lihat Foto

AFP/ABDUL QODIR

Umat Islam membaca Al Quran pada hari pertama puasa Ramadhan 1440 H, di Masjid Sultan Mahmmud Baddarudin, Palembang, Sumatera Selatan, Senin (6/5/2019). Selain berpuasa, umat Islam berlomba-lomba mengerjakan amalan dan ibadah selama bulan Ramadhan, salah satunya yaitu tadarus Al Quran.

Salah satu tanda Lailatul Qadar adalah munculnya matahari yang berwarna

Salah satu tanda Lailatul Qadar adalah munculnya matahari yang berwarna
Lihat Foto

ANTARA FOTO/AKBAR TADO

Warga membaca Al Quran di Masjid Agung Suhada, Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (24/4/2020). Di tengah pandemi Covid-19, Ramadhan tahun ini berlangsung dengan suasana sepi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

KOMPAS.com - Bulan Ramadhan adalah satu bulan yang paling dinantikan kedatangannya oleh umat Muslim di manapun.

Hal itu dikarenakan banyaknya amalan dan pahala yang bisa didapatkan.

Salah satu malam istimewa di bulan Ramadhan ialah malam Lailatul Qadar. Malam ini digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Kitab suci umat Islam, Al Quran, juga diturunkan pada malam Lailatul Qadar ini.

Baca juga: Iktikaf Saat Pandemi Corona Boleh Dilakukan di Rumah? Ini Pengertian dan Tata Caranya...

Lantas, seperti apa ciri-ciri datangnya malam Lailatul Qadar?

Menjawab perkara itu, Kompas.com menghubungi penceramah Ustaz Maulana.

Ciri-ciri malam Lailatul Qadar

Salah satu tanda Lailatul Qadar adalah munculnya matahari yang berwarna

Salah satu tanda Lailatul Qadar adalah munculnya matahari yang berwarna
Lihat Foto

ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT

Warga mengusap mukanya saat zikir dan doa bersama di Masjid Agung Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2/2020). Kegiatan bertema Dari Natuna Selamatkan Indonesia ini digelar untuk mendoakan para WNI yang tengah diobservasi setelah dievakuasi dari Wuhan, China, dan untuk keselamatan warga Natuna serta masyarakat Indonesia secara umum, terkait kian merebaknya virus corona.

Ustaz Maulana menjelaskan, ciri-ciri mengenai datangnya malam Lailatul Qadar telah disampaikan dalam sejumlah hadis.

Diriwayatkan dari Imam Muslim, "Malam itu adalah malam yang cerah, yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru." (HR. Imam Muslim, 762).

Kemudian, riwayat dari Ibnu Abbas, Rasullulah SAW bersabda: