Sahabat dekat Rasulullah SAW yang marah dan tidak bisa menerima berita kematian beliau adalah

Home Gaya Hidup Gaya Lainnya

Tim | CNN Indonesia

Selasa, 01 Dec 2020 17:23 WIB

Sahabat dekat Rasulullah SAW yang marah dan tidak bisa menerima berita kematian beliau adalah

Ilustrasi: Nabi Muhammad SAW memiliki sejumlah sahabat yang oleh Allah SWT dijamin masuk surga oleh Allah SWT karena perbuatan dan kemuliaannya. (Foto: ANTARA FOTO/Ismar Patrizki)

Jakarta, CNN Indonesia --

Dalam catatan sejarah Islam, ada sebuah hadis yang menuliskan tentang10 sahabat Nabi yang dijamin masuk surga tanpa hisab atas ridha Allah.

Kesepuluh nama sahabat Nabi tersebut, tertera berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Auf dari Nabi Muhammad.

Yakni, Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, Az-Zubair di surga, 'Abdur-Rahman bin 'Auf di surga, Sa`ad bin Abī Waqqās di surga, Sa'id bin Zaid di surga, Abu Ubaidah bin al-Jarrah di surga'.(HR. Ahmad, Tirmidzi dan An-Nasai).


Alasan Allah menjanjikan surga bagi sahabat Nabi adalah banyaknya amalan istimewa yang telah mereka lakukan semasa hidup di dunia. Berikut sosok para sahabat Nabi tersebut.

1. Abu Bakar Ash-shiddiq

Muhammad SAW menyampaikan berita tentang para sahabat yang akan masuk surga kepada istrinya Aisyah. Nabi menyebut bahwa ayah Aisyah yaitu Abu Bakar merupakan salah satunya.

Pasca Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar meneruskan kepemimpinan di Madinah selama periode 632-634 Masehi.

Keputusan Abu Bakar hingga resmi ditunjuk menjadi khalifah berdasarkan musyawarah banyak pihak karena sebagai berikut:

  • Orang pertama yang membenarkan peristiwa Isra Mi'raj,
  • Orang yang setia mendampingi Nabi Muhammad ketika hijrah ke Madinah,
  • Sosok yang sangat gigih dalam melindungi orang yang memeluk agama Islam,
  • Imam salat pengganti Nabi Muhammad ketika sedang sakit.

Tidak hanya itu, Nabi Muhammad juga memberinya gelar Ash-shiddiq yang artinya 'berkata benar' karena Abu Bakar telah mengakui peristiwa Isra Mi'raj.

2. Umar bin Khattab

Sahabat Nabi yang mendapat surga Allah berikutnya adalah Umar bin Khattab atau ayahnya Hafshah binti Umar bin Khattab.

Umar dijadikan khalifah kedua Islam atas wasiat Abu Bakar sebelum wafat, untuk melanjutkan tugas dalam membangun penyebaran Islam hingga berkembang pesat berbagai belahan negara.

Di bawah pimpinan Umar bin Khattab kala itu, agama Islam sudah mulai meluas hingga ke Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara, Armenia dan daratan Eropa.

Sosok Umar bin Khattab juga dikenal dengan gelarnya yaituAl-Furooq yang artinya pembeda antara yang benar dan yang salah.

Sahabat dekat Rasulullah SAW yang marah dan tidak bisa menerima berita kematian beliau adalah
Ilustrasi: Sejumlah sahabat nabi dijamin masuk surga karena amalan dan kemuliaannya. (Foto: Cuyahoga/Pixabay)

3. Utsman bin Affan

Dari 10 sahabat Nabi yang dijamin masuk surga, nama Utsman bin Affan menjadi salah satunya. Beliau adalah pengganti Umar bin Khattab untuk melanjutkan kepemimpinan Islam.

Utsman mengemban tugas sebagai khalifah pada usia 70 tahun, dalam kurun waktu 12 tahun, dengan misi memperluas Islam serta membangun banyak infrastruktur.

Akan tetapi, nasib Utsman sangatlah malang. Ketika terjadi protes besar hingga mengepung kediamannya, seorang penyusup dari Bani Sadus tega melukai Utsman bin Affan hingga tewas.

Sosok Utsman bin Affan akrab dikenal sebagai Dhun-Nurayn atau pemilik dua cahaya, karena ia telah menikahi kedua putri Rasulullah yaitu Ruqayyah dan Ummu Kultsum.

4. Ali bin Abi Thalib

Sempat terjadi kekosongan pemerintahan setelah Utsman bin Affan tewas dalam peristiwa pertumpahan darah sebelumnya.

Umat Islam di Madinah pun membuat usulan untuk mengangkat Ali bin Abi Thalib yang juga menantu Rasulullah, untuk mengisi jabatan khalifah berikutnya.

Di masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, beliau sempat mengalami perlawanan dan pertentangan hingga menimbulkan peperangan dan aksi pemberontakan.

Peperangan di masa kekuasaan Ali menjadi tanda selesainya kepemimpinan serta sebutan khulafaur rasyidin pada sejarah perkembangan Islam.

5. Talhah bin Ubaidillah

Sosok yang memperoleh jaminan masuk surga selanjutnya adalah Talhah bin Ubaidillah, seorang sahabat nabi dari Quraisy.

Talhah sangat meyakini janji Allah dan Rasulullah. Ia juga rela berkorban melindungi Nabi Muhammad dari serangan panah menggunakan tangannya hingga luka pada suatu perang.

Dalam perang Uhud, Talhah menjadi orang terbaik menurut Rasul di antara sahabat lainnya, serta diberi julukan burung Elang karena memiliki tatapan tajam.

Tidak hanya itu, nama Talhah bin Ubaidillah juga disebut-sebut Rasulullah untuk mendapat surga Allah setelah menyebut nama Ali bin Abi Thalib.

6. Zubair bin Awwam

Nama Zubair bin Awwam menjadi salah satu golong anas-Shabiqun al-Awwalun atau 10 nama pertama yang masuk Islam dengan jaminan masuk surga.

Zubair bin Awwam ini merupakan 7 orang pertama yang sangat meyakini ajaran Islam, bahkan sampai ikut berhijrah ke Habasyi atau Ethiopia, lalu kembali ke Madinah.

Upaya Zubair saat pertama kali masuk Islam tidaklah mudah, ia sempat disiksa oleh pamannya yaitu Naufal bin Khuwailid, yang marah atas keputusan Zubair memilih Islam.

Zubair merupakan putra dari bibi Nabi Muhammad yang juga suami dari Asma binti Abu bakar Ash-Shiddiq.

7. Abdurrahman bin Auf

Sahabat Nabi Muhammad yang mempunyai banyak harta adalah Abdurrahman bin Auf asal Bani Zuhrah, yang juga sepupu dari Sa'ad bin Abi Waqqas.

Abdurrahman bin Auf menjadi bagian orang yang meyakini adanya agama Islam setelah Abu Bakar, dan bergabung dalam kelompok pengikut Nabi Muhammad.

Kabar mengenai nama Abdurrahman bin Auf sebagai penghuni surga Allah tak lantas membuatnya angkuh. Sering kali dirinya merasa khawatir karena merasa bukan siapa-siapa.

Berkat sifat tawaduk yang dimiliki Abdurrahman, ia dipercayai untuk masuk dalam bagian sahabat nabi untuk masuk surga, sampai akhirnya beliau wafat dan disemayamkan dekat makam Rasulullah.

8. Sa'ad bin Abi Waqqas

Sa'ad bin Abi Waqqas adalah paman Nabi Muhammad dari keturunan sang Ibu yang berasal dari Bani Zuhrah suku Quraisy, dan banyak dikenal sebagai pemuda cerdas serta kaya raya.

Walaupun Sa'ad seorang bangsawan, dirinya sangat membenci cara masyarakat yang menjadikan ia berhala, sampai akhirnya bertemu Muhammad dan memeluk Islam.

Orang tua Sa'ad memiliki keyakinan berbeda dengan dirinya hingga ia mendapat ancaman akan dibunuh jika tidak kembali ke agama sebelumnya.

Menjadi sahabat Nabi dan memiliki banyak harta, tidak membuat Sa'ad bin Abi Waqqas sombong. Ia justru sangat dermawan, bahkan sering menggunakan hartanya untuk dakwah.

9. Sa'id bin Zaid

Sa'id bin Zaid merupakan sahabat Nabi dari golongan Muhajirin, yang sebelumnya menyembah berhala. Namun akhirnya ia memisahkan diri dari kaum berhala untuk mempelajari Islam.

Sosok Sa'id bin Zaid sangat menjunjung tinggi adab Islam, ia mulai menjadi seorang muslim setelah agama Islam untuk pertama kalinya masuk ke Mekkah.

Sebagai pengikut Nabi Muhammad, Sa'id mulai terlibat dalam banyak peperangan dan mendapat utusan untuk mengamati kafilah Quraisy.

Selain itu, Sa'id juga mendapat ganjaran pahala dari perang badar, dan masuk ke dalam daftar orang dengan jaminan masuk surga Allah.

10. Abu Ubaidah bin Al-Jarrah

Salah satu Muhajirin dari kaum Quraisy Mekkah yang juga mempercayai agama Islam yaitu Abu Ubaidah bin Al-Jarrah. Abu Ubaidah sempat menjadi calon khalifah untuk menggantikan Muhammad beserta Abu Bakar dan Umar bin Khattab.

Namun, karena saat itu banyak suara yang memilih Abu Bakar sebagai penerus Muhammad, Ubaidah dapat titah sebagai panglima perang kaum Muslim untuk melawan Kekaisaran Romawi.

Sebelumnya, Abu sempat ikut Muhammad berhijrah menyebarkan agama Islam ke Habasyah (Ethiopia), hingga akhirnya ia masuk dalam daftar 10 sahabat Nabi yang dijamin masuk surga.

(avd/fjr)

Saksikan Video di Bawah Ini:

Kisah Nabi Muhammad Saat Wafat. Foto: Qiswah Tour

Tanggal 12 Rabiul Awal 11 H atau 8 Juni 632 M adalah momen di mana Nabi Muhammad SAW mengembuskan napas terakhirnya. Wafatnya Rasulullah SAW merupakan pukulan yang amat berat bagi para sahabat dan umat Islam.

Ibnu Rajab menjelaskan, saat Rasulullah wafat, kaum Muslimin terguncang hebat. Ada yang tercengang hingga tak sadarkan diri, ada juga yang terduduk hingga tidak mampu berdiri. Ada pula yang tidak bisa berkata-kata, dan ada juga yang mengingkari kematian beliau. Berikut adalah kisah Nabi Muhammad saat ajal menjemputnya.

Pada 29 Shafar tahun 11 Hijriah, Nabi Muhammad SAW mengalami sakit kepala dan demam tinggi. Ketika ajal Rasulullah sudah dekat, beliau mengumpulkan para sahabat di rumah Aisyah RA.

Dengan berlinang air mata, Nabi Muhammad berwasiat agar bertakwa kepada Allah. Menurut Ibnu Mas’ud RA, Rasulullah berkata “Ajalku telah hampir, dan akan pindah ke hadirat Allah, ke Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arsyila.”

Setelah itu, sakit Rasulullah makin bertambah parah. Sehari menjelang wafat, Rasulullah memerintahkan Abu Bakar lewat Bilal Bin Rabbah agar menjadi imam sholat mengingat beliau sedang dalam keadaan sakit.

Ketika diberitahu Bilal, Abu Bakar melihat ke tempat Rasulullah SAW yang kosong. Karena tidak kuasa menahan rasa sedihnya, Abu Bakar menjerit dan sempat pingsan. Rasulullah akhirnya tetap pergi ke masjid.

Abu Bakar yang tengah menjadi imam memberikan tempat kepada Rasulullah. Namun, Rasulullah mendorong Abu Bakar untuk terus menjadi imam. Beliau sholat sambil duduk di sebelah kanan Abu Bakar.

Setelah selesai, Rasulullah bersabda, "Aku berwasiat kepada kamu semua agar bertakwa kepada Allah SWT karena aku akan meninggalkan dunia yang fana ini. Hari ini adalah hari pertamaku memasuki alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku berada di alam dunia ini."

Malaikat Maut Izin Mencabut Nyawa Rasulullah

Ketika Nabi Muhammad merasakan sakit yang luar biasa, beliau memerintahkan Aisyah untuk mendekat kepadanya. Malaikat Jibril kemudian menemui Rasulullah dan berkata, "Malaikat maut ada di pintu, meminta izin menemuimu, dan tidak pernah meminta izin kepada seorangpun sebelummu.”

Rasulullah mengizinkan malaikat maut masuk. Dengan lembut malaikat maut berkata “Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika tuan izinkan akan saya lakukan. Jika tidak, saya akan pulang.” Rasulullah akhirnya memilih untuk bertemu dengan Allah SWT.

Malaikat maut pun mulai mencabut nyawa Nabi Muhammad sesuai izinnya. Ketika roh Rasulullah sampai di perut, Rasulullah berkata: “Wahai Jibril, alangkah pedihnya maut.” Mendengar ucapan Rasulullah, Jibril memalingkan wajahnya.

Rasulullah bertanya: “Wahai Jibril, apakah engkau tidak suka memandang wajahku?” Jibril menjawab: “Wahai kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat muka Rasulullah, sedangkan Rasulullah sedang merasakan sakitnya maut?”

Saat Malaikat Maut mencabut nyawa Nabi Muhammad SAW, beliau berada di pangkuan Aisyah. Rasulullah berdoa: "Ya Allah, ampuni dan kasihanilah aku. Pertemukanlah aku dengan teman-teman yang tinggi (kedudukannya). Ya, Allah pertemukanlah aku dengan teman-teman (yang tinggi kedudukannya)."

Kalimat tersebut diucapkan Nabi Muhammad sebanyak tiga kali. Kemudian, sambil bersandar di antara dada dan leher Aisyah, Rasulullah wafat pada usia 63 tahun.

Berita wafatnya Nabi Muhammad menciptakan rasa duka yang luar biasa bagi para sahabat. Umar Bin Khatab bahkan kalap dan mengatakan, “Barang siapa yang mengatakan Muhammad wafat, akan kutebas lehernya!”

Abu Bakar As-Shiddiq lah yang menenangkan Umar. Abu Bakar kemudian membacakan Surat Ali Imran ayat 144 yang artinya:

"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur."

Bilal bin Rabbah, sang muadzin, juga tidak kuasa menahan kesedihan. Hatinya bergetar tatkala melafalkan Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah.