Ragam bahasa dalam media sosial Twitter Kajian sosiolinguistik

@inproceedings{Prayudi2020RAGAMBD,
  title={RAGAM BAHASA DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER},
  author={Satria Prayudi and Wahidah Nasution},
  year={2020}
}

The rate of development of information and technology in a frame of increasingly rapid digitalization also affects the increasing use of social media in society. Some social media that are developing at this time such as facebook, instagram, twitter, youtube, etc. have given birth to a new lifestyle in social life. The use of social media can make a person's social interaction done at any time and condition. This research aims to describe the forms of language variety in Andi Hiyat's twitter… 

3 Citations

1 P-ISSN E-ISSN Jurnal Metamorfosa Volume 8, Nomor 2, Juli 2020 RAGAM BAHASA DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK Satria Prayudi *1 dan Wahidah Nasution 2 1,2STKIP Bina Bangsa Getsempena Abstrak Laju perkembangan informasi dan teknologi dalam bingkai digitalisasi yang semakin pesat turut berpengaruh pada meningkatnya penggunaan media sosial dalam masyarakat. Beberapa media sosial yang berkembang saat ini seperti facebook, instagram, twitter, youtube, dll telah melahirkan gaya hidup baru dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Pemakaian media sosial dapat membuat interaksi sosial seseorang dilakukan pada waktu dan kondisi apapun. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk ragam bahasa dalam media twitter Andi Hiyat selama rentang waktu satu minggu. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan data berupa teks tulis. Data tersebut dikaji dengan pendekatan sosiolinguistik untuk melihat ragam bahasa yang digunakan penulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam bahasa lisan dalam twitter Andi Hiyat masuk dalam ragam bahasa sosial. Adapun penciri bahasa sosial dilihat dari delapan aspek berikut yaitu, zeroisasi, diftongisasi, penambahan grafi, perubahan grafi, perubahan leksikal,, onomatope, dan campur kode. Kata Kunci: Sosiolinguistik, Ragam Bahasa, Twitter Abstract The rate of development of information and technology in a frame of increasingly rapid digitalization also affects the increasing use of social media in society. Some social media that are developing at this time such as facebook, instagram, twitter, youtube, etc. have given birth to a new lifestyle in social life. The use of social media can make a person's social interaction done at any time and condition. This research aims to describe the forms of language variety in Andi Hiyat's twitter media over a span of one week. The study was conducted qualitatively with data in the form of written text. The data is examined with a sociolinguistic approach to see the variety of languages used by the author. The results showed that the variety of spoken languages in Twitter Andi Hiyat included in a variety of social languages. The characteristics of social language can be seen from the following eight aspects namely zeroization, diphthongization, addition of graphs, graphical changes, lexical changes, ellipsis, onomatopoeia, and mixing code. Keywords: Sosiolinguistic, Language Varieties, Twitter PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial, sebagai makhluk sosial, manusia terbiasa hidup berkelompok. Setiap kelompok memerlukan satu bahasa. Bahasa dalam kelompok ini merupakan sarana antaranggota untuk bersosialisasi. Bahasa tercipta dengan bentuk yang baik, komunikatif dan efektif sehingga memudahkan penggunanya dalam berintraksi. Bahasa juga tercipta dengan kekhasan setiap kelompok dan disesuaikan dengan kebudayaan kelompok tersebut. *correspondence Addres Jurnal Metamorfosa Vol. 8, No. 2, Juli

2 Kekhasan bahasa menciptakan ragam atau variasi bahasa yang dipakai dan dipahami oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Variasi bahasa tidak bersifat tunggal dan homogen, melainkan terdiri dari sejumlah ragam bahasa. Terjadinya keragaman bahasa tersebut disebabkan adanya pengelompokan-pengelompokan dalam kehidupan bermasyarakat. Pengelompokan itu dapat berdasarkan usia, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, profesi, asal daerah dan sebagainya. Menurut Chaer (2010:62), keragaman bahasa muncul berdasarkan keragaman sosial dan fungsi kegiatan di dalam masyarakat. Masyarakat dengan usia, profesi, tingkat pendidikan dan status sosial memiliki ragam tersendiri dalam berkomunikasi dengan kelompok yang sama dan kelompok yang berbeda. Penutur akan berbicara formal atau tidak formal berdasarkan lawan bicara dan kebutuhan. Desmond Morris (dalam Halliday, 1992: 21) membagi beberapa fungsi bahasa yaitu information talking (pertukaran keterangan), mood talking (fungsi ekspresif), exploratory talking (ujaran untuk kepentingan ujaran), dan grooming talking (pembicaraan yang berfungsi mempelancar hubungan sosial). Information talking yaitu pembicaraan yang berfungsi memberikan keterangan mengenai suatu hal. Mood talking yaitu fungsi bahasa sebagai wahana ekspresif berhubungan dengan perasaan. Exploratory talking yaitu fungsi bahasa yang berhubungan dengan sastra. Grooming talking yaitu fungsi bahasa untuk mempelancar hubungan seperti kalimat Selamat siang. Perkembangan teknologi yang semakin pesat di zaman modern ini memberikan kontribusi berarti bagi remaja. Pengguna jejaring sosial lewat internet umumnya digeluti remaja. Jumlah pengguna bahasa ragam khas bahasa anak twitter menunjukkan semakin akrabnya genersai muda Indonesia dengan dunia maya tersebut. Kemunculan bahasa yang disebut milenial ini juga ditunjukkan dengan adanya perkembangan zaman yang dinamis, karena suatu bahasa harus menyesuaikan dengan masyarakat penggunanya agar tetap eksis. Media sosial seperti facebook, Instagram, twitter, merupakan media komunikasi yang sedang eksis di tengah-tengah masyarakat. Pada dasarnya, penggunaan media massa adalah bentuk kompilasi realitas peristiwa yang mengkonfigurasinya sebagai wacana yang bermakna. Media sebagai saluran komunikasi berperan sebagai proses penyampaian pesan dan berita yang memiliki makna khusus bagi pembaca. Dalam proses pengemasan pesan, media sosial dapat dijadikan sebagai alat untuk menyampaikan kegiatan sehari-hari. Saat ini, banyak orang menggunakan media sosial untuk mencari dan menyebarkan informasi. Mereka dapat menjangkau informasi secara khusus melalui media sosial yang juga untuk bersosialisasi satu sama lain dan itu dilakukan secara online yang memungkinkan orang berinteraksi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Di media sosial, beberapa informasi diposting oleh publik figur. Orang lain dapat membaca unggahan dengan bergabung menjadi pengikut pada akun tersebut. Andi Hiyat adalah salah seorang pengguna twitter yang diikuti oleh 2,1 juta akun twitter. Tokoh ini menarik untuk diteliti karena unggahannya yang menampilkan bahasa anak muda dengan mengangkat tema kegalauan, percintaan, kesendirian serta keseharian pemuda yang mungkin mewakili perasaan pengikut twitter lainnya. Konten bahasa yang dipakai pelaku industri media sosial memungkinkan mempengaruhi pengikutnya dalam Jurnal Metamorfosa Vol. 8, No. 2, Juli

3 berbahasa. Kaidah konten bahasa influencer yang digunakan patut menjadi bahan analisa guna melihat ragam bahasa yang dipakai pengguna twitter. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, 1) Bagaimana ragam bahasa dalam media sosial twitter Andi Hiyat? ; 2) Bagaimana bentuk ragam bahasa dalam media sosial twitter Andi Hiyat? Variasi bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Dalam hal variasi bahasa ini ada dua pandangan. Pertama, variasi itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Kedua, variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Dalam pandangan sosiolinguistik, bahasa tidak saja dipandang sebagai gejala individual, tetapi merupakan gejala sosial. Sebagai gejala sosial, bahasa dan pemakaiannya tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga oleh faktor-faktor nonlinguistik. Faktor-faktor nonlinguistik yang mempengaruhi pemakaian bahasa seperti di bawah ini. 1. Faktor-faktor sosial: status sosial, tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin, dan sebagainya. 2. Faktor-faktor situasional: siapa berbicara dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, di mana, dan mengenai masalah apa. Menurut Chaer (2010:62) variasi bahasa adalah keragaman bahasa yang disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Menurut Allan Bell (dalam Coupland dan Adam, 1997:240) variasi bahasa adalah salah satu aspek yang paling menarik dalam sosiolinguistik. Prinsip dasar dari variasi bahasa ini adalah penutur tidak selalu berbicara dalam cara yang sama untuk semua peristiwa atau kejadian. Ini berarti penutur memiliki alternatif atau piilihan berbicara dengan cara yang berbeda dalam situasi yang berbeda. Cara berbicara yang berbeda ini dapat menimbulkan maksa sosial yang berbeda pula. Jadi, berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa variasi bahasa adalah sejenis ragam bahasa yang pemakaiannya disesuaikan dengan fungsi dan situasinya, tanpa mengabaikan kaidah-kaidah pokok yang berlaku dalam bahasa yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan, variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Beberapa penyebab adanya variasi bahasa adalah sebagai berikut : 1. Interferensi Chaer (1994:66) memberikan batasan bahwa interferensi adalah terbawa masuknya unsur bahasa lain ke dalam bahasa yang sedang digunakan,sehingga tampak adanya penyimpangan kaidah dari bahasa yang digunakan itu. Bahasa daerah menjadi proporsi utama dalam komunikasi resmi, sehingga rasa cinta terhadap bahasa nasional terkalahkan oleh bahasa daerah. Jurnal Metamorfosa Vol. 8, No. 2, Juli

4 Alwi, dkk. (2003:9) menyatakan bahwa banyaknya unsur pungutan dari bahasa Jawa, misalnya pemerkayaan bahasa Indonesia, tetapi masuknya unsur pungutan bahsa Inggris oleh sebagian orang dianggap pencemaran keaslian dan kemurnian bahasa kita. Hal tersebut yang menjadi sebab adanya interferensi. Selain bahasa daerah, bahasa asing (Inggris) bagi sebagian kecil orang Indonesia ditempatkan di atas bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa inggris di ruang umum telah menjadi kebiasaan yang tidak terelakkan lagi. Hal tersebut mengakibatkan lunturnya bahasa dan budaya Indonesia yang secara perlahan tetapi pasti telah menjadi bahasa primadona. Misalnya masyarakat lebih cenderung menggunakan kata pull untuk dorong dan push untuk tarik, serta welcome untuk selamat datang. 2. Integrasi Selain Interferensi, integrasi juga dianggap sebagai pencemar terhadap bahasa Indonesia. Chaer (1994:67), menyatakan bahwa integrasi adalah unsur-unsur dari bahasa lain yang terbawa masuk dan sudah dianggap, diperlukan dan di pakai sebagai bagian dari bahasa yang menerima atau yang memasukinya. Proses integrasi ini tentunya memerlukan waktu yang cukup lama, sebab unsur yang berintegrasi itu telah di sesuaikan, baik lafalnya, ejaannya, maupun tata bentuknya. Contoh kata yang berintegrasi seperti montir, sopir, dongkrak. 3. Alih Kode dan Campur Kode Chaer (1994:67) menyatakan bahwa alih kode adalah beralihnya suatu kode (entah bahasa atau ragam bahasa tertentu) ke dalam kode yang lain (bahasa lain). Campur kode adalah dua kode atau lebih di gunakan bersama tanpa alasan, dan biasanya terjadi dalam situasi santai (Chaer, 1994:69). Diantara dua gejala bahasa itu, baik alih kode maupun campur kode gejala yang sering merusak bahasa Indonesia adalah campur kode. Biasanya dalam berbicara dalam bahasa Indonesia di campurkan dengan unsur-unsur bahasa daerah, begitu juga sebaliknya. Dalam kalangan orang terpelajar sering kali bahasa Indonesia di campur dengan unsur-unsur bahasa Inggris. 4. Bahasa Gaul Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para anak jalanan. Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosa kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama kamus bahasa gaul pada tahun Contoh penggunaan bahasa gaul adalah seperti : Ayah (Bokap), Ibu (Nyokap), Saya (Gue), dan lain-lain. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Dikatakan kualitatif karena penelitian ini tidak berhubungan dengan angka-angka dan hanya mengamati gejala perubahan bahasa. Data dalam penelitian mini ini berupa hasil telaah dari teks yang ditulis oleh penutur pada laman twitter. Data penelitian terdiri dari 44 buah tuturan dari penulis Andi Hiyat. Catatan lapangan yang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian deskripsi dan bagian refleksi. Bagian deskripsi merupakan usaha untuk merumuskan objek yang sedang diteliti, sedangkan bagian refleksi merupakan renungan pada saat penelaahan. Teknik Jurnal Metamorfosa Vol. 8, No. 2, Juli

5 pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian mini ini menggunakan teknik noninteraktif. Dalam teknik noninteraktif, sumber data berupa benda atau manusia yang tidak mengetahui bila sedang diamati atau dikaji. Teknik pengumpulan data noninteraktif dengan melakukan pemahaman secara intensif dari struktur bahasa gaul dan melakukan pencatatan secara aktif dengan metode content analysis. Adapaun aspek penting dari content analysis adalah bagaimana hasil analisis dapat diimplikasikan kepada siapa saja. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahasa Indonesia ragam lisan sangat berbeda dengan bahasa Indonesia ragam tulis. Tidak semua ragam tulis dapat dilisankan, begitupun sebaliknya. Karena kaidah yang berlaku bagi ragam lisan belum tentu berlaku bagi ragam tulis. Kedua raga mini berbeda satu sama lain. Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua atau teman berbicara yang berada di depan pembicara sedangkan ragam tulis tidak harus ada teman bicara yang berada di depan. Dalam ragam lisan, unsur-unsur fungsi gramatikal seperti subjek, peredikat, dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur itu kadang-kadang dapat ditinggalkan. Hal ini disebabkan bahasa yang digunakan dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, dan anggukan. Ragam tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap dari pada ragam lisan. Fungsifungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak mengharuskan orang kedua berada di depan pembicara. Kelengkapan ragam tulis menghendaki agar orang yang diajak bicara mengerti isi tulisan. Komunikasi melalui du tipe media ini menurut Alwi dkk (2003:15) ragam lisan pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu sedangkan ragam tulis tidak terikat pada kondisi tersebut. Apa yang dibicarakan secara lisan di dalam sebuah ruang kuliah hanya akan berarti dan berlaku untuk waktu itu saja. Apa yang diperbincangkan dalam ruang diskusi tentang topik tertentu belum pasti dapat dimengerti oleh orang yang berada di luar ruangan itu. Selain itu ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar, dan huruf miring. Dalam berkomunikasi menggunakan media sosial, pengguna bahasa sering menuliskan kata sebagaimana yang dilafalkan. Crystal (dalam Junus:368) menyebutkan netspeak sebagai fenomena ragam cakap yang digunakan dalam komunikasi di internet, untuk fenomena pengguna bahasa dalam media sosial menuliskan apa yang dilafalkan atau dapat diistilahkan dengan kata ecrononciation. Istilah ini merujuk bukan pada struktur kalimat namun pada penulisan kata, frasa, dan klausa yang digunakan misalnya kalau menjadi kalo, lihat menjadi liat atau pakai menjadi pake. Temuan dalam penelitian ini meliputi delapan aspek yaitu, zeroisasi, diftongisasi, penambahan grafi, perubahan grafi, perubahan leksikal, ellipsis, onomatope, dan mixing code. Tabel 1. Data Hasil Temuan No Tanggal Kalimat Unggahan Temuan 1 1 Juli 2020 Merasa kecewa lalu menyalahkan orang lain 1. Zeroisasi padahal karna dikecewakan ekspektasi sendiri. 2 1 Juli 2020 Bukan kangen kamu 1. Zeroisasi Tapi kangen kita 3 1 Juli 2020 Kadar cukup orang kan beda-beda Jurnal Metamorfosa Vol. 8, No. 2, Juli

6 Ada yang cukup jadi temen, ada yang ngga cukup kalo cuma jadi temen 2. zeroisasi 3. diftongisasi 4 1 Juli 2020 Pencapaian hidup orang beda-beda, kalo dibanding-bandingin sama orang lain ngga akan 2. penambhan grafi ada abisnya 5 1 Juli 2020 Kok bisa suka sama aku? Nggak ngerti, pokoknya kayak tahu bulat gitu deh Maksudnya? Sukanya dadakan 6 1 Juli 2020 Ngiri banget sama orang yang punya hobi, gua ngga tau hobi gua apaan selain ngga ngapangapain. 1. Penambahan grafi 2. zeroisasi 7 1 Juli 2020 Berusaha untuk mengerti perasaan orang lain tapi sama perasaan sendiri ngga pernah ngerti 8 1 Juli 2020 Bahasa orang rumah zeroisasi - Setel tv = Hidupkan TV - Ada yang ngebel = Ada yang telfon - Listriknya ngejetrek = Mati lampu/ Listriknya turun 9 2 Juli 2020 Semua akan yaelah gini amat ya hidup pada waktunya 1. Perubahan leksikal 10 2 Juli 2020 Enak banget memeluk kesendirian elipsis 11 2 Juli 2020 Paling males sama orang yang kalo lagi diajak ngobrol bukannya menghadap ke kita malah menghadap ke yang maha kuasa 12 2 Juli 2020 Banyak pertanyaan yang ada di kepala tapi ngga semua jawabannya ada di google 2. zeroisasi 3. perubahan grafi 4. zeroisasi 13 2 Juli 2020 Khilaf banget kalo lagi seneng beli buku, abis duit berapa juga gak nyesel padahal dibacanya ngga tau kapan Juli 2020 Me: Pengen tidur Isi Kepala: Hahahahaha tidak semudah itu anak muda 15 3 Juli 2020 Ngga semua hal dikomentarin, dan ngga semua komentar harus ditanggepin 16 3 Juli 2020 Jadi orang jangan suka semaunya, mau semuanya Juli 2020 Me: Bawa chargeran hape sama powerbank Temen: Pake bawa gituan segala, ribet banget dah Temen: Pinjem powerbank dong sama kabel chargernya ya sekalian 18 3 Juli 2020 Top tiga lauk di warteg: 1. Tempe orek 2. Kentang balado 3. Usus 19 3 Juli 2020 Pernah saling berbincang tentang banyak hal, sampe akhirnya seperti tidak pernah saling 5. perubahan grafi 6. zeroisasi 2. onomatope 2. perubahan grafi 1. elipsis/ 1. ellipsis/ 2. perubahan grafi 3. penambahan grafi 1. elipsis/ 4. ellipsis/ Jurnal Metamorfosa Vol. 8, No. 2, Juli

7 mengenal. 5. perubahan grafi 20 3 Juli 2020 Kalo lagi seneng, seneng banget. Kalo lagi sedih, sedih banget Hidup 21 3 Juli 2020 Kita tidak akan bisa menyenangkan semua orang 1. ellipsis/ Dan itu gapapa 22 4 Juli 2020 Overthingking mulu kayak ngga punya iman 1. campur kode 23 4 Juli 2020 Yang bikin berpikir ulang kalo mau marahmarah di chat: 2. mixed code - Kalo dibaca ulang malu - Bikin nyesel 24 4 Juli 2020 Seberat apapun masalahmu, ingatlah ketika 1. ellipsis/ atun kejepit tanjidor Juli 2020 Maudy Ayunda berantem sama pacarnya pake bahasa inggris Orang-orang berantem sama pacarnya pake bahasa kalbu, diem-dieman sampe saling ngerti 26 4 Juli 2020 Ngga ada yang lebih ngangenin dari malem minggu selain keluar main tanpa rasa khawatir dan takut apa-apa 27 4 Juli 2020 Banyak hal nggak penting yang diomongin jadi terasa menarik kalo dilakukan sama orang yang dianggap penting 28 4 Juli 2020 Setiap orang punya jalan hidupnya sendiri, setiap orang punya masalahnya sendiri, tapi ngga ingin selalu merasa sendiri Ngga salah terlihat lemah, menangis, karena sejatinya manusia ngga ada yang sempurna. Kelakuan boleh bar-bar, tapi hati bisa gampang ambyar 29 4 Juli 2020 Definisi teman yang paling menyenangkan menurut kalian itu yang kayak gimana? Me: Selain bisa diajak bercanda, juga bisa diajak serius, dan kalo lagi ada masalah atau ambyar bareng tanpa harus malu terlihat lemah 30 4 Juli 2020 Mungkin main tinder adalah jalanku menuju kebahagiaan 31 5 Juli 2020 Ngga suka sama suntikan jarum, lebih suka sama suntikan dana 32 5 Juli 2020 Coba bayangkan udah berharap terlalu jauh karna udah merasa sangat dekat, ternyata yang udah merasa dekat cuma kamu doang dianya engga 33 5 Juli 2020 Dipanggil kak tersinggung, dipanggil sayang kepikiran Juli 2020 Kalo sama pacar atau gebetan, kalian paling suka ngobrolin apa? 35 5 Juli 2020 Ketika sedang diselimuti rasa malas, suka ngomong ke diri sendiri jangan malas yuk 2. diftongisasi 2. perubahan grafi 2. mixed code 1. mixing code 2. perubahan grafi 1. Ellipsis/ 1. elipsis/ 1. mixing code Jurnal Metamorfosa Vol. 8, No. 2, Juli

8 semangat, masa mau gini-gini aja? abis itu lanjut bermalas-malasan 36 5 Juli 2020 Kalo bisa dikerjakan pas udah mepet, kenapa harus dikerjakan pas masih banyak waktu 37 6 Juli 2020 Mengeluh emang cara ampuh buat melegakan hati dan pikiran Tapi kalo dikit-dikit ngeluh mulu, orang yang liat juga bakal cape dan sebel, jangan dibiasain 38 6 Juli 2020 Me: Aku ngga bisa hidup tanpa kamu Also me: Hahahaha ya bisa lah, bego aja kalo sampe percaya 39 6 Juli 2020 Ngerasa bosen level Bosen ngapa-ngapain dan bosen ngga ngapangapain 40 6 Juli 2020 Bisa kenalan dan dapet kontaknya, tapi ngga bisa pedekatenya Juli 2020 Eh gua mau cerita Apa? Ngga jadi deh Teruntuk orang-orang yang suka kek gitu tolong ya kalo emang udah niat ngga mau cerita ngga usah kayak gitu kan jadi bikin penasaran 2. mixing code 2. perubahan grafi 1. Zeroisasi 2. perubahan grafi 3. onomatope 2. zeroisasi 1. Zeroisasi 2. Penambahan grafi 1. Zeroisasi 2. diftongisasi 3. perubahan leksikal 42 6 Juli 2020 Kebanyakan mikir sampe lupa untuk bertindak 1. perubahan leksikal 2. diftongisasi 43 7 Juli 2020 Jangan terlalu gampang bilang orang sombong atau balesnya lama banget atau sok sibuk Ngga semua orang 24 jam nonstop pegang hape, nggak semua orang nganggur banget, ada saatnya punya kesibukan juga 44 7 Juli 2020 Temen yang baik adalah temen yang ngingetin temennya jangan pegang hape kalo udah mabuk 2. zeroisasi 3. penambahan grafi 2. penambahan grafi Hasil analisis ragam bahasa yang digunakan oleh Andi Hiyat dalam unggahan twitter menunjukkan bahwa terdapat aspek zeroisasi yaitu bagian aferesis, sinkop, dan apokop. Zeroisasi adalah penghilangan bunyi fonemis sebagai akibat upaya penghematan atau ekonomisasi pengucapan. Bukan kangen kamu, /tapi/ kangen kita merupakan bukti terjadinya zeroisasi yaitu aferesis dengan menghilangkan /te/ pada awal /tapi/ yang seharusnya adalah /tetapi/. Penyingkatan ini umum terjadi karena saat ini dalam tuturan lisan, masyarakat terbiasa mengucapkan /tapi/ bukan tetapi. Zeroisasi juga terjadi di tengah. Kata yang mengalami sinkop ini terlihat pada cuplikan berikut, Merasa kecewa lalu menyalahkan orang lain padahal karna dikecewakan ekspektasi sendiri. Jurnal Metamorfosa Vol. 8, No. 2, Juli

9 Kata /karna/ mengalami peniadaan pada fonem /e/ yang seharusnya disebut /karena/. Kata ini ini mengalami penghilangan fonem di tengah huruf tetapi masih mudah dipahami pembaca karena umum dipakai sastrwan dalam menuliskan syair-syairnya. Penghilangan fonm di akhir (apokop) tidak ditemukan dalam penelitian ini. Diftongisasi yaitu perubahan dua vokal berdampingan (ai, au, oi) menjadi satu vokal seperti /ai/ menjadi /e/ dan /au/ menjadi /o/. didalam unggahan twitter Andi Hayat di temukan kata berulang seperti kata /kalo/ dan /cape/. Kutipan ini sebagai bukti temuan itu, Tapi kalo dikit-dikit ngeluh mulu, orang yang liat juga bakal cape dan sebel, jangan dibiasain. Kata /kalau/ menjadi /kalo/ menunjukkan terjadinya monoftong /o/ dari bunyi /au/. Akibat hal ini dapat menjadi kesalahan dalam berbahasa Indonesia formal namun berterima dalam ragam bahasa santai, niaga, dan akrab. Penambahan grafi terlihat pada unggahan berikut, Bisa kenalan dan dapet kontaknya, tapi ngga bisa pedekatenya. kata /pedekate/ merupakan singkatan dari kata pendekatan yang tidak formal. Umumnya nya dipakai kaula muda dalam pembicaraan sehari-hari. Si penulis berusaha menunjukkan ekspresi penekanan bicara melalui kata /pdkt/ yang dibuat seolah-olah bahwa kata tersebut memang benar didampingi oleh huruf vokal seperti kata /pedekate/. Secara aturan penulisan baku, tentu hal ini menyalahi aturan karena penulisan singkatan murni adalah pemendekan dari sebagian fonem yang terdapat dalam singkatan tersebut. Indonesia memiliki beragam bahasa. Bahasa Indonesia di setiap daerah tentu tidak lepas dari ciri bahasa itu sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Rumadhan (2014) bahwa bahasa itu dapat mengalami perubahan bentuk karena dialek. Perbedaan bahasa Indonesia karena dialek mengakibatkan orang yang memiliki pengetahuan bahasa Indonesia dan berbeda dialek sulit memahami maksud penutur karena memiliki budaya bahasa yang berbeda. Kata yang terpengaruh karena dialek tampak pada kutipan di bawah ini, Maudy Ayunda berantem sama pacarnya pake bahasa inggris Orang-orang berantem sama pacarnya pake bahasa kalbu, diem-dieman sampe saling ngerti Perubahan bunyi tampak pada kata /berantem/ dan /diem-dieman/. Fonem /a/ digantikan fonem /e/ khas menunjukkan dialek Betawi. Perubahan ini juga cenderung berterima di sebagian besar masyarakat Indonesia. Sehingga tidak ada perdebatan mengenai semantisnya namun jika dibiarkan akan mengakibatkan pergeseran bahasa. Kata /yaelah/ yang ditemukan dalam unggahan dianalisis sebagai kata yang mengalami perubahan leksikal. Pencarian di kamus bahasa tidak mendapati arti kata tersebut namun jika dicari berdasarkan informasi bahasa gaul maka didapati kata ini merupakan arti lain ya ampun. Kutipan berikut bukti bahwa si penulis juga berusaha memberikan identitasnya sebagai kalangan muda dan mengerti bahasa gaul. Semua akan yaelah gini amat ya hidup pada waktunya. Elipsis atau adalah salah satu kohesi gramatikal yang berupa penghilangan atau satuan lingual tertentu yang telah disebutkan sebelumnya. Unsur yang dilesapkan itu berupa kata, frasa, klausa atau kalimat (Wiyanti:2016). Pada unggahan Andi Hiyat ditemukan sebagai berikut Φ Pernah saling berbincang tentang banyak hal, sampe akhirnya Φ seperti tidak pernah saling mengenal.. terlihat pada Jurnal Metamorfosa Vol. 8, No. 2, Juli

10 kutipan tersebut mengalami pada bagian pronomina kata kita. Penghilangan kata kita jelas terlihat karena simbol tulis tersebut tidak menunjukkan satu pun pelaku yang mengalami kejadian seperti apa yang dituturkan. Penghilangan ini tidak membuat kalimat menjadi efektif karena memberi peluang pronomina apa saja untuk masuk. Onomatope mempunyai arti kata-kata yang berdasarkan tiruan bunyi. Hal ini dulunya sering ditemukan dalam komik. Seiring perkembangan teknologi, onomatope pun dapat ditemukan dalam teks twitter (Arista: 2015). Hal ini berlaku pula pada twitter yang diteliti dengan kutipan berikut, Me: Pengen tidur Isi Kepala: Hahahahaha tidak semudah itu anak muda. Muncul tiruan bunyi hahahahaha yang merupakan gambaran tertawa. Jika ditulis hal ini menimbulkan banyak persepsi berupa tertawa karena lucu, mengejek, atau menutupi kesedihan melalui ungkapan tersebut. Penting bagi teks tulis untuk ditulis sejelasjelasnya dengan memanfaatkan lambang yang dibutuhkan guna kejelasan informasi. Kondisi inilah yang menyebabkan bahwa teks tulis tidak sesederhana teks lisan. Campur kode terjadi karena faktor kebiasaan, keinginan untuk menjelaskan dan kesantaian (Nasution: 2015). Media sosial cenderung adalah media interaksi yang sifatnya lebih santai sehingga tanpa disadari penggunanya ia menggunakan bahasa seperti kebiasaan pelaku berbicara tatap muka (face to face). Dalam unggahannya terlihat beberapa kali mencampur bahasa Indonesia dengan bahasa daerah dan bahasa latin. Overthingking mulu kayak ngga punya iman. Tuturan tersebut menggunakan bahasa asing seperti over thingking yang memiliki arti memikirkan sesuatu secara berlebihan dan mulu dari bahasa Betawi yang berarti selalu. Hal ini menunjukkan bahwa pemilik akun adalah orang yang berasal dari kota besar dan telah terbiasa mencampur bahasa Indonesia dengan bahasa asing atau bahasa daerah. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sosiolinguistik adalah salah satu cabang ilmu linguistik. Penelitian ini cenderung meneliti bahasa masyarakat guna melihat perkembangan bahasa akibat adanya interaksi antarpersonal. Berdasarkan pendekatan sosiolinguistik pada akun twitter Andi Hiyat ditemukan dua simpulan sebagai berikut, 1. Ragam bahasa yang digunakan oleh Andi Hiyat dalam postingannya di twitter merupakan ragam bahasa sosial. Ragam sosial adalah ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil pada masyarakat. Ragam sosial meliputi ragam beku, baku, niaga, santai dan akrab. Data penelitian menunjukkan bahwa ia menggunakan ragam santai. 2. Perubahan linguistik yang muncul pada postingan Andi Hiyat meliputi zeroisasi, diftongisasi, penambahan grafi, perubahan grafi, perubahan leksikal, ellipsis, onomatope, dan mixing code. Kmunculan ini tentu akan mempengaruhi pembaca atau penggemar penulis twitter meyakini bahwa bahasa itu wajar dipakai dalam ragam apapun. Berdasarkan simpulan tersebut maka saran yang dapat diberikan yaitu, 1. Dalam berkomunikasi sebaiknya pengguna twitter dapat menuliskan dan memilih kosa kata secara tepat. Jurnal Metamorfosa Vol. 8, No. 2, Juli

11 2. Bagi peneliti lain, diharapkan menggunakan komponen yang lebih banyak dalam meneliti ragam bahasa bentuk tulis khususnya masyarakat yang berdomisili di perkotaan. 3. Hasil penelitian ini memiliki arti penting dalam pengembangan ilmu sosiolinguistik sehingga dapat semakin kaya akan fenomena-fenomena bahasa yang terjadi Jurnal Metamorfosa Vol. 8, No. 2, Juli

12 DAFTAR PUSTAKA Alibasyah, f. (2018). Kesantunan berbahasa pengguna media sosial instagram: kajian sosiopragmatik. Etnolingual, 2(1). Alwi, Hasan Dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arista, Riza Prastiti. (2015). Penggunaan Onomatope Dalam Media Sosial Twitter (Studi Kasus Artis Jepang). Jimbastrafib, Vol 1 (4) Ayun, P. Q. (2016). Variasi Penggunaan Bahasa Dalam Twitwar (Perang Opini) Pada Akun Twitter Thejak Dan Bobotoh: Kajian Sosiolinguistik (Doctoral Dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia). Junus, f. G. (2019). Variasi bahasa dalam sosial media: sebuah konstruksi identitas. Kumalasari, A. P. Instagram Sebagai Media Peluntur Literasi Dan Kosa Kata Bahasa Indonesia Pada Era Revolusi Industri 4.0 Di Kalangan Generasi Millenial. Nasution, Wahidah Dan Khairunnisa. (2015). The Analysis Of Code Switching And Mixed Code Of Language Students Of PBSID STKIP Getsempena In Banda Aceh Lectures Discusions Forum. Jurnal Metamorfosa, Vol 3 (2), Rosalina, R., Auzar, A., & Hermandra, H. Penggunaan Bahasa Slang Di Media Sosial Twitter. Jurnal Tuah: Pendidikan Dan Pengajaran Bahasa, 2(1), Rumadhan, R. (2014). Analisis Ragam Bahasa Indonesia Dialek Fakfak Di Asrama Fakfak Malang (Doctoral Dissertation, University Of Muhammadiyah Malang). Wiyanti, Endang. (2016). Kajian Kohesi Gramatikal Substitusi Dan Elipsis Dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, Vol 6 (2), Jurnal Metamorfosa Vol. 8, No. 2, Juli

Ragam bahasa apakah yang baik dan sesuai digunakan untuk berkomunikasi di media sosial?

Bahasa Inggris adalah bahasa utama yang digunakan dalam media sosial. Hal ini tidaklah mengherankan karena bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional. Berbagai aplikasi media sosial pun umumnya menggunakan bahasa Inggris.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan ragam bahasa serta lingkupnya?

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda- beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa ini timbul karena latar belakang budaya, sejarah, ataupun letak geografis.

Mengapa dalam bahasa Indonesia muncul beberapa pembagian ragam bahasa?

Variasi bahasa menurut Aslinda adalah bentuk-bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang masing-masing memiliki pola yang menyerupai pola umum bahasa induksinya. Variasi atau keragaman bahasa disebabkan karena banyaknya bahasa yang digunakan oleh masyarakat untuk berinteraksi antarsesama masyarakat.

Apa yang dimaksud dengan variasi bahasa dan contohnya?

Misalnya, perbedaan dalam hal pengucapan /a/ yang diucapkan oleh seseorang dari waktu satu ke waktu yang lain. Begitu juga dalam hal pengucapan kata /putih/ dari waktu yang satu ke waktu yang lain mengalami perbedaan. Perbedaan-perbedaan bentuk bahasa seperti ini dan yang lainnya dapat disebut dengan variasi bahasa.