Pihak pihak yang diuntungkan dengan adanya inflasi tinggi adalah

Ada pula pihak yang dirugikan ketika inflasi, yaitu: Konsumen. Penghasilan Tetap. Pemborong atau Kontraktor….Adapun pihak yang diuntungkan ketika inflasi, yaitu:

  • Pengusaha.
  • Pedagang.
  • Spekulan.
  • Peminjam.

Bagaimana mendapatkan tingkat inflasi?

Berikut ini rumus menghitung laju inflasi: Laju Inflasi (LI) = (IHK bulan ini – IHK bulan sebelumnya) / (IHK bulan sebelumnya x 100 persen.

Apa yang harus dilakukan oleh pelaku bisnis jika terjadi inflasi?

Cara Menghadapi Inflasi

  1. Efisiensi biaya internal, adapun biaya internal ini seperti biaya listrik, biaya administrasi, dan jenis biaya lainnya.
  2. Menekan biaya produksi, biaya operasional dan biaya pemasaran.
  3. Melakukan inovasi dan variasi produk.
  4. Meminimalkan biaya penyimpanan atau biaya gudang.
  5. Menaikkan harga.

Siapa yang dirugikan ketika terjadi inflasi?

Pembahasan. Inflasi merugikan mereka yang berpenghasilan tetap seperti para pensiunan, buruh, pekerja kasar, dan kelompok miskin lainnya.

Siapa saja pihak-pihak yang dirugikan saat terjadi inflasi?

Berikut adalah pihak-pihak yang terkena dampak inflasi Penabung Masyarakat penghasilan tetap Masyarakat yang meminjamkan (kreditur) Masyarakat yang berpenghasilan tinggi Masyarakat peminjam (debitur) Yang merasa dirugikan dengan terjadinya inflasi ….

Mengapa debitur termasuk pihak yang diuntungkan saat terjadi inflasi?

Para peminjam, karena pinjaman telah diambil sebelum harga barang-barang naik, sehingga nilai riil-nya lebih tinggi daripada sesudah inflasi terjadi, tetapi peminjam membayar kembali tetap sesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelum terjadi inflasi.

Mengapa inflasi terjadi dan bagaimana solusinya?

Inflasi terjadi karena munculnya keinginan berlebihan dari suatu kelompok masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia di pasaran. Keinginan yang terlalu berlebihan, permintaan menjadi bertambah, sedangkan penawaran masih tetap yang akhirnya mengakibatkan harga menjadi naik.

Kenapa penabung dirugikan saat inflasi?

Para penabung, karena pada saat inflasi bunga yang diperoleh dari tabungan dirasakan lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan harga yang terjadi. Di samping itu akibat naiknya harga barang-barang dan jasa, nilai uang yang ditabung menjadi lebih rendah/turun, jika dibandingkan dengan sebelum terjadi inflasi.

Jakarta -

Tahukah kamu jika Indonesia pernah mengalami inflasi yang parah pada tahun 1965 yang mencapai angka 592%. Sebenarnya, apa itu inflasi? Inflasi adalah kondisi di mana kenaikan harga barang dan jasa dalam interval waktu tertentu yang berlangsung secara terus menerus.

Di lain sisi, ada istilah deflasi dalam konteks ekonomi yang merupakan antitesis atau kebalikan dari inflasi. Deflasi adalah kondisi di mana harga jatuh dan nilai uang bertambah secara terus menerus. Oleh karena itu, istilah inflasi dan deflasi merupakan konsep penting dalam ekonomi makro.

Pengertian Inflasi

Mengutip dari buku Ekonomi Moneter Indonesia (2007) yang ditulis oleh Aji Supriyanto bahwa inflasi adalah peningkatan harga-harga secara umum dalam suatu perekonomian yang berlangsung secara terus-menerus.

Fenomena inflasi di suatu negara ini terjadi karena adanya kenaikan jumlah uang yang beredar atau kenaikan likuiditas dalam suatu perekonomian. Hal ini mengacu pada gejala umum yang dilahirkan oleh adanya eskalasi akumulasi uang beredar yang diduga telah menyebabkan adanya kenaikan dari harga.

Inflasi yang tinggi akan menjadi beban bagi semua pihak. Dengan inflasi, maka daya beli suatu mata uang menjadi lebih rendah atau menurun. Di lain sisi, dengan menurunnya daya beli mata uang, maka kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik barang maupun jasa akan semakin rendah.

Dampak Inflasi

Inflasi ini secara faktual memberikan dampak positif dan negatif. Berikut merupakan penjelasan dari dampak positif dan negatif dari inflasi:

Dampak Positif:

· Inflasi dengan kuantitas yang ringan akan memberikan eskalasi perekonomian yang lebih baik

· Inflasi membawa keuntungan kepada debitur yang ditandai dengan pembayaran utang kepada kreditur nilai uang lebih rendah daripada ketika meminjam. Selain itu, yang diuntungkan dengan adanya inflasi adalah produsen. Mengapa demikian? karena pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada biaya produksi.

Dampak Negatif:

· Inflasi yang masif akan memberikan regresi ekonomi dan sulit bertumbuh

· inflasi terhadap penurunan nilai mata uang akan merugikan berbagai lapisan masyarakat

· Inflasi memberikan kerugian bagi kreditur, karena nilai uang pengembalian utang debitur lebih rendah dibandingkan pada saat peminjaman

· Inflasi berdampak buruk terhadap Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah (RAPBN/RAPBD)

Jenis Inflasi

Melansir dari buku Inflasi (2009) yang ditulis oleh Suseno dan Siti Astiyah bahwa ada beberapa jenis dari inflasi yang dilihat pada beberapa aspek, yakni:

A. Inflasi Berdasarkan Tingkatannya:

· Inflasi ringan: Di bawah 10% setahun

· Inflasi sedang: Antara 10%-30% setahun

· Inflasi berat: Antara 30%-100% setahun

· Hiperinflasi atau inflasi tidak terkendali: Di atas 100% setahun

B. Inflasi Berdasarkan Tempat Asalnya:

· Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation): Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul, karena terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal

· Inflasi dari luar negeri (imported inflation): Inflasi yang lahir sebagai akibat dari kenaikan harga barang impor. Hal ini terjadi karena tingginya biaya produksi barang di luar negeri atau adanya kenaikan tarif impor barang

C. Inflasi Berdasarkan Sebabnya:

· Demand inflation: Inflasi yang terjadi karena tingginya permintaan masyarakat terhadap berbagai barang dan jasa

· Cost inflation: Inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi

Penyebab Inflasi

Ada beberapa penyebab dari lahirnya inflasi di suatu negara dalam konteks ekonomi. Berikut penjelasannya:

· Inflasi yang disebabkan Faktor Permintaan (Demand Pull Inflation), yaitu inflasi yang terjadi karena permintaan timbul dari adanya pertambahan jumlah uang beredar dalam jangka pendek

· Inflasi Penawaran (Cost Push Inflation), yaitu inflasi yang terjadi karena faktor penawaran yang memantik eskalasi harga penawaran pada suatu komoditas tertentu

· Inflasi Campuran (Mixed Inflation), yaitu inflasi yang terjadi karena eskalasi permintaan dan penawaran tidak selaras dengan permintaan barang dan jasa

· Inflasi Ekspektasi (Expected Inflation), yaitu inflasi yang terjadi karena adanya faktor permintaan dan penawaran karena adanya ekspektasi dari praktisi ekonomi

Kesimpulannya, inflasi adalah suatu keadaan di mana terjadi kenaikan tingkat harga umum, baik barang dan jasa. Semoga membantu detikers!

Simak Video "Gen Z Hati-hati! Ada Resesi"


[Gambas:Video 20detik]
(pal/pal)

Pihak pihak yang diuntungkan dengan adanya inflasi tinggi adalah

Pada umumnya, inflasi dianggap sebagai sebuah situasi yang kurang menguntungkan apabila terjadi pada sebuah negara. Meningkatnya harga barang dan jasa secara kontinyu adalah ciri pasar yang sedang mengalami inflasi. Nilai mata uang juga akan turun dalam kondisi ini.

Itulah mengapa setiap Negara berusaha menekan laju inflasi agar tidak terlalu tinggi. Meski hampir bisa dipastikan, inflasi tidak bisa dihindari.

Apa Penyebab Inflasi?

Ada 2 hal yang bisa menyebabkan suatu negara mengalami inflasi. Yang pertama adalah tarikan permintaan. Ini adalah kondisi saat negara memiliki alat tukar atau uang yang berlebih. Banyaknya jumlah uang yang beredar justru berpengaruh pada kenaikan harga. Jadi, jumlah uang yang banyak tidak berbanding lurus dengan daya belu masyarakat. Karena itulah, jumlah uang yang beredar harus tetap dikontrol oleh pemerintah.

Penyebab yang kedua adalah desakan produksi atau distribusi. Walaupun permintaan tidak meningkat, tetapi jika jumlah produksi dan distribusi menurun drastis, maka ini bisa menyebabkan naiknya harga-harga barang.

Ada banyak hal yang bisa menyebabkan kurangnya produksi. Misalnya bencana alam, cuaca buruk, masalah di sumber produksi, kelangkaan bahan baku, dan lain-lain.

Dampak Positif Inflasi

Inflasi bisa berdampak positif hanya pada saat-saat tertentu. Misalnya saja jika inflasi yang terjadi hanya berupa inflasi ringan. Kondisi ini justru bisa membuat perekonomian suatu negara menjadi lebih baik. Karena dapat meningkatkan pendapatan nasional. Masyarakat juga bisa lebih bersemangat dalam bekerja dan mencari penghasilan, menabung, dan berinvestasi.

Jika kita meminjam uang dari bank, inflasi juga bisa menguntungkan. Karena uang yang kita bayarkan nilainya akan lebih rendah dibandingkan pada saat kita meminjam.

Contoh lain di mana inflasi bisa menguntungkan adalah saat pendapatan yang diperoleh lebih tinggi dari kenaikan biaya produksi. Tentu ini hanya menguntungkan bagi produsen saja.

Pihak pihak yang diuntungkan dengan adanya inflasi tinggi adalah

Dampak Negatif Inflasi

Inflasi secara umum memiliki lebih banyak dampak negarif dibandingkan dampak positif. Terutama jika tingkat inflasi suatu negara mencapai tingkat inflasi besar, bahkan hiperinflasi. Negara tersebut akan mengalami kenaikan harga yang terus-menerus dan tidak terkendali. Perekonomian negara pun akan menjadi kacau.

Akibatnya, orang cenderung menjadi malas menabung dan berinvestasi. Dorongan untuk bekerja pun akan semakin berkurang. Karena masyarakat akan merasa sia-sia bekerja dan mencari uang, karena nilai mata uang yang terus-menerus menurun.

Dampak negatif inflasi terutama akan dirasakan bagi mereka yang memiliki pendapatan tetap. Baik pegawai negeri, pegawai swasta, maupun kaum buruh akan merasakan dampak negatif ini. Bahkan bagi pensiunan sekalipun, inflasi bisa sangat terasa pengaruhnya.

Jumlah uang pensiun yang diterima di tahun 2008 nilainya akan berbeda dari tahun 2020. Jika di tahun 2008 uang pensiun itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, di tahun 2020 bisa jadi sudah tidak cukup lagi.

Secara umum, inflasi yang terjadi pada suatu negara dapat mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi dan defisit neraca pembayaran. Investasi di suatu negara juga akan berkurang.

Suku bunga akan naik dan inflasi yang berkepanjangan bisa menyebabkan penanaman modal yang sifatnya spekulatif. Selain itu, inflasi juga bisa sangat berpengaruh pada kegagalan pembangunan suatu negara. Tingkat kesejahteraan masyarakat pun bisa merosot jika inflasi berlangsung secara kontinyu.

Pihak pihak yang diuntungkan dengan adanya inflasi tinggi adalah

Siapa Saja Pemenang Saat Inflasi Terjadi?

Segala sesuatu yang terjadi, selalu melahirkan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Jika inflasi terjadipun demikian, ada pihak yang bakal jadi pemenang alias diuntungkan dan ada pihak yang kalah alias dirugikan. Mari kita bahas terlebih dahulu pihak yang jadi pemenang:

  1. Mereka yang punya hutang besar

Beberapa orang bisa diuntungkan dan dianggap sebagai pemenang saat inflasi terjadi adalah mereka yang memiliki hutang atau tanggungan dalam jumlah besar. Seperti pinjaman rumah, dan lain-lain. Ini karena nilai uang yang mereka bayarkan akan lebih rendah dibandingkan pada saat mereka mengajukan hutang.

  1. Pemilik rumah atau bangunan

Pihak lain yang bisa dianggap sebagai pemenang adalah pemilik rumah atau bangunan. Pada dasarnya, memiliki properti memang merupakan bentuk investasi yang tidak pernah salah. Terutama saat pemilik membeli rumah atau bangunan dengan harga murah.

Di saat inflasi terjadi, dapat dipastikan harga tanah dan properti akan naik. Harga properti yang mereka miliki akan meroket dengan tinggi.

Pemenang lainnya saat inflasi adalah investor saham. Nilai perusahaan akan terlindung dan meningkat, hal ini terjadi akibat faktor yang sama dengan naiknya harga barang. Gampangnya demikian, saat harga-harga barang naik, keuntungan pun akan naik, maka nilai saham juga ikut naik.

Pemenang terakhir pada saat inflasi terjadi adalah investor komoditas. Yang dimaksud dengan komoditas adalah barang yang sifatnya nyata dan bisa dengan mudah diperjualbelikan. Barang komoditas bisa diserahkan secara fisik. Contoh barang komoditas yang berharga saat inflasi adalah emas. Jika memiliki emas pada saat inflasi terjadi, harganya tentu akan naik. Pemilik barang komoditas bisa memanfaatkannya dengan cara menjual emas tersebut.

Terutama pengusaha yang bergerak di industri yang memproduksi barang. Saat inflasi, harga-harga barang akan naik. Maka ini akan membawa keuntungan yang lebih bagi perusahaannya. Dengan catatan, biaya produksi tidak ikut naik dan inflasi tidak berlangsung secara terus-menerus.

  1. Pemegang deposito yang jatuh tempo di saat inflasi

Jika terjadi inflasi di saat deposito sedang jatuh tempo, tentu ini akan sangat menguntungkan bagi pemegang deposito tersebut. Setidaknya ada dana tambahan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Dana dari deposito juga bisa digunakan untuk membayar sebagian tanggungan. Sehingga tidak akan terasa terlalu berat, dibandingkan dengan hanya berganting dari gaji atau pendapatan saja.

  1. Orang yang memiliki tabungan dan dana darurat

Sama halnya dengan memiliki investasi di bidang properti, memiliki tabungan memang tidak akan pernah salah. Di saat-saat yang tidak terduga, tabungan akan sangat membantu. Termasuk di saat kondisi perekonomian negara sedang tidak stabil.

Memang, inflasi membuat orang cenderung jadi malas menabung. Tapi, kalau seseorang sudah punya sejumlah tabungan, ini akan sangat membantu untuk membiayai kehidupan dan kewajiban yang harus dibayar.

Pihak pihak yang diuntungkan dengan adanya inflasi tinggi adalah

Siapa Saja yang Kalah Saat Inflasi Terjadi?

Pada dasarnya, ada lebih banyak orang yang kalah dibandingkan dengan yang menang saat inflasi terjadi. Ada banyak contoh golongan yang akan mengalami kerugian saat inflasi terjadi.

Yang pertama adalah orang yang sedang menabung. Dan tentu saja, hampir semua orang berharap bisa menabung sebagian dari pendapatannya untuk standar hidup yang lebih baik di masa depan. Mereka memang sedikit diuntungkan karena punya tabungan saat inflasi, tetapi ada kerugian yang lebih besar.

Dengan adanya inflasi, nilai mata uang pun menurun. Harga-harga yang naik akan menyebabkan orang mengeluarkan uang lebih banyak dari biasanya. Sehingga akan sulit untuk menyimpan uang. Menabung menjadi jauh dari mudah. Inflasi yang parah dan kontinyu juga akan mengakibatkan orang kehilangan keinginan untuk menabung.

  1. Mereka yang tidak punya tempat tinggal

Orang yang tidak atau belum mempunyai tempat tinggal juga termasuk yang kalah saat inflasi terjadi. Bukan hanya harga jual rumah yang akan naik, tetapi  harga menyewa dan mengontrak tempat tinggal pun akan naik.

Tentu saja, ini akan sangat menyulitkan. Di saat masyarakat sudah kesulitan membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari, masih pula ditambah beban biaya tempat tinggal yang meningkat.

Para pensiunan juga merupakan golongan yang kalah jika inflasi melanda suatu negara. Nilai uang pensiun yang mereka terima akan merosot. Kalau sebelumnya uang pensiunan itu sudah dirasa cukup untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan, inflasi bisa menyebabkan nilai uang pensiunan jadi berkurang jauh.

Ditambah lagi, para pensiunan sudah berada di usia yang tidak lagi produktif untuk pekerja. Akan sulit bagi mereka untuk mencari penghasilan tambahan.

  1. Yang berhutang dengan kartu kredit

Mereka yang berhutang dengan menggunakan kartu kredit juga termasuk di golongan yang kalah. Bunga pinjaman kartu kredit biasanya bisa berubah tergantung pada suku bunga dasarnya. Karena itu, jumlah yang harus dibayarkan pemegang hutang jatuhnya bisa lebih tinggi saat inflasi terjadi.

  1. Pemegang deposito dan reksa dana dalam jangka panjang

Berinvestasi dalam bentuk deposito dan reksa dana memang menguntungkan. Namun jika tiba-tiba terjadi inflasi dan deposito atau reksa dana yang dimiliki belum jatuh tempo, maka uang tidak bisa diambil. Jika tetap mau mengambil pun, terpaksa harus membayar penalti dengan jumlah yang telah ditentukan sebelumnya.

Pihak pihak yang diuntungkan dengan adanya inflasi tinggi adalah

Contoh Terjadinya Inflasi di Indonesia

Inflasi di Indonesia sudah terjadi sejak masa awal Indonesia baru merdeka. Terutama pada masa Orde Lama yang dipimpin oleh Presiden Soekarno. Terutama pada saat Presiden Soekarno memiliki ambisi untuk membangun banyak ikon di ibukota Jakarta. Misalnya pembangunan Monumen Nasional dan Gelora Bung Karno yang merupakan proyek super megah.

Karena tidak cukup uang untuk membayar hutang pembangunan proyek-proyek tersebut ke luar negeri, maka uang dicetak dalam jumlah banyak. Prinsip “kalau butuh uang, tinggal cetak saja” ini akhirnya menjadi senjata makan tuan.

Keadaan diperparah ketika Indonesia tidak lagi menjadi bagian dari PBB. Indonesia pun sangat kesulitan mendapat bantuan dana dari luar negeri. Akibatnya, rakyat lah yang paling menderita. Memenuhi kebutuhan sehari-hari saja hampir tidak mungkin dilakukan oleh masyarakat kebanyakan.

Di masa pemerintahan Presiden Soeharto, pemerintah berusaha menekan inflasi. Namun tetap saja tidak bisa mencapai angka 10% per tahunnya. Ini dikarenakan pada saat itu, Bank Indonesia yang bertindak sebagai bank sentral masih memiliki misi ganda. BI masih ingin menjadi pihak yang bisa memberikan kredit likuiditas tak terbatas. Sehingga inflasi pun tidak bisa benar-benar ditekan.

Cara Mengatasi Inflasi

Jika sudah terjadi inflasi, sebagai rakyat dan manusia biasa maka wajar jika kita mengeluh. Tapi, terus-menerus mengeluh tentu tidak ada gunanya. Kita perlu melakukan sesuatu dan mengambil tindakan yang tepat agar tidak terlalu terpuruk saat inflasi. Beberapa hal ini bisa dilakukan untuk mengatasi inflasi:

Dalam kondisi apapun, punya tabungan memang tidak akan pernah salah. Punya deposito atau reksa dana dalam jangka waktu lama boleh-boleh saja. Namun, saat inflasi terjadi, tabungan lah yang akan membantu. Kalau deposito dan reksa dana punya masa tunggu untuk tanggal jatuh tempo saat dana dicairkan, tabungan bisa diambil kapan saja jika diperlukan sewaktu-waktu.

Bank yang menawarkan bunga simpanan yang cukup besar akan menguntungkan jika terjadi inflasi. Namun pada dasarnya, menabung dengan bunga berapa saja sudah cukup menguntungkan, karena kita jadi punya dana cadangan bila keadaan ekonomi menjadi sulit.

Punya dana darurat yang terpisah dari tabungan akan sangat membantu dalam situasi apapun. Termasuk jika inflasi sampai melanda sebuah negara. Pastikan untuk memisahkan rekening tabungan dengan rekening dana darurat. Ini untuk menghindari kita tergoda menarik dana dari simpanan darurat ini dari waktu ke waktu. Selain itu, dana yang tercampur juga bisa membingungkan.

Walau bunga deposito tidak terlalu besar, namun memiliki deposito juga bisa sangat membantu jika inflasi sampai terjadi. Berinvestasi di deposito cenderung aman dan resikonya tidak terlalu tinggi. Sebisa mungkin, alosikan sebagian penghasilan untuk deposito. Dan yang paling penting, hindari menarik deposito sebelum masa jatuh tempo. Dengan begotu, resiko penalti pun bisa terhindarkan.

Walau inflasi cenderung berdampak negatif pada kondisi perekonomian suatu negara, kita masih bisa mencoba menghindarinya dengan ketiga cara di atas. Jadi, jangan lupa sisakan sebagian penghasilanmu untuk menanbung dan berinvestasi.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang siapa pemenang dan yang kalah dalam inflasi, semoga bermanfaat bagi Anda semua.