Pidato tentang pentingnya belajar bahasa Jepang

Pidato tentang pentingnya belajar bahasa Jepang

Your browser isn’t supported anymore. Update it to get the best YouTube experience and our latest features. Learn more

  • Pidato tentang pentingnya belajar bahasa Jepang
  • Pidato tentang pentingnya belajar bahasa Jepang
  • Pidato tentang pentingnya belajar bahasa Jepang
  • Pidato tentang pentingnya belajar bahasa Jepang
Remind me later

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 11 are not shown in this preview.

Masih dalam rangka “50 Tahun Persahabatan Indonesia-Jepang” , PPI Nagoya bekerja sama dengan Nanzan University dengan didukung penuh oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia Tokyo dan Garuda Indonesia Nagoya mengadakan kegiatan “Lomba Pidato Bahasa Indonesia” pada tanggal 12 Oktober 2008 tempat di Nanzan University kampus Nagoya. Bagi rekan-rekan yang mempunyai teman orang Jepang yang bisa berbahasa Indonesia dan memenuhi syarat sebagai peserta lomba, silahkan kirimkan leafletnya ke yang bersangkutan. Persyaratan dan prosedur ada di Leaflet.

Leaflet ada di bawah, bisa juga dilihat dan didownload di: lomba-pidato-bahasa-indonesia

Lomba ini berlaku untuk seluruh Jepang. Juara I, II, dan III mendapat piala serta kenang-kenangan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo. Masih ditambah lagi, Juara I mendapat tiket PP ke Bali dari Garuda Indonesia, Juara II mendapat kenang-kenangan dari Nanzan University, dan Juara III mendapat kenang-kenangan dari PPI Nagoya. Bukan itu saja, Garuda Indonesia Nagoya akan memberikan kenang-kenangan pula kepada seluruh peserta.

Berikan leaflet lomba ini kepada kenalan-kenalan Jepang anda yang bisa berbahasa Indonesia sebagai wujud kepedulian kita pada BAHASA INDONESIA tercinta.

Salam,

Ketua PPI Nagoya

Roni

Isi Leaflet Lomba Pidato Bahasa Indonesia (kurang lebih).

インドネシア語スピーチコンテスト
出場者募集のお知らせ
中部地区で初めてのインドネシア語によるスピーチコンテストを、在日本インドネシア大使館のご支援の下、開催したいと思います。日本におけるインドネシア語学習の発展の一助となり、インドネシアと日本の相互理解、友好関係の一層の進展に寄与することを目的とします。
日時:2008 10 12 日(日)13:00~(19:00 終了予定)
コンテスト出場者は12:30 までに受付を済ませて下さい。
会場:南山大学 名古屋キャンパス DB1 教室
(アクセス方法: http://www.nanzan-u.ac.jp/Information/access.html
出場資格
以下の要件を満たす人は誰でも出場できます。出場費は必要ありません。
(1)
通算して半年以上、インドネシアに滞在したことがない人
(2)
インドネシア語を母語としない人
申し込み方法
次の①②③をそれぞれ別のA4 用紙にワープロで作成し、下の宛て先に郵送してください。なお、提出された書類は返却致しませんので、予めご了承ください。
スピーチ原稿
►5
分以内のスピーチになるようにまとめてください。本コンテストの趣旨に相応しい内容であれば、テーマは問いません。自作のものに限ります。(ネイティブスピーカーによるチェックは可。)
原稿の冒頭に、題、氏名をローマ字で明記してください。
スピーチ原稿要約
スピーチ原稿の内容を100 字程度の日本語に要約したもの。
出場者情報
住所、氏名、所属先(学校、職場など)、電話番号(携帯も可)、メールアドレス(連絡がとれるもの)を日本語で明記してください。個人情報については適正に管理いたします。
締切:9 30 日(火)必着
宛て先および問合せ先:南山大学外国語学部アジア学科合同研究室
466-8673 名古屋市昭和区山里町18 番地
Tel. 052-832-3111(
代表) 内線

3551 E-mail:

【審査方法】
►5
分以内のスピーチを暗唱していただきます。部門を分けず、申し込み順で行ないます。
審査は、スピーチの内容、表現力、発音について、3名の審査員によって厳正に行われます。
最優秀賞(インドネシア大使賞、ガルーダ航空より副賞として往復航空券を贈呈)優秀賞(南山大学外国語学部賞)優秀賞(在日インドネシア留学生協会賞)の3賞が授与されます。
出場希望者多数の場合には、スピーチ原稿による審査を行ない、出場の可否を10 6 日までにメールでお知らせします。
主催: 南山大学外国語学部
南山大学アジア・太平洋研究センター
在日インドネシア留学生協会(Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang 名古屋支部
後援: 在日本インドネシア大使館
協賛: ガルーダ・インドネシア航空会社、インドネシア国立言語センター

Kegiatan Lomba Pidato Bahasa Indonesia, hasil kerjasama PPI Nagoya dan Nanzan University ini telah dilaksanakan dengan lancar. Kegiatan yang baru pertama kalinya diadakan di daerah Chubu Jepang ini dihadiri oleh Wakil Duta Besar RI untuk Jepang Bapak Roni P Yuliantoro, Atase Pendidikan KBRI Tokyo Prof. Dr. Edison Munaf beserta beberapa stafnya, Pembantu Rektor Universitas Nanzan, Dekan Fakultas Bahasa Asing, Kajur Jurusan Asia, beserta stafnya, Perwakilan dari Garuda Indonesia, tidak lupa pengurus dan anggota PPI Nagoya. Juara I dimenangkan oleh Saudari Nishioka Ikue dari Osaka University dengan judul pidato “Bantuan Hati”, Juara kedua diraih oleh Saudari Mayumi Matsukidaira seorang ibu rumah tangga dengan judul “Kenangan Saya terhadap Seorang Nenek Indonesia”, Juara ketiga diraih masing-masing oleh Chisato Aimu dari Nanzan University dengan judul “Terlepasnya Katak dari Dalam Tempurung” dan Kayo takami dari Kyoto dengan judul “Angin dari Indonesia. Kegiatan ini mendapat dukungan dari KBRI Tokyo, Garuda Indonesia Nagoya, dan Pusat Bahasa Jakarta.

Berita terkait bisa dilihat di Jakarta shimbun sebagai berikut:

jakarta-shimbun1

Foto-foto bisa dilihat di:

http://ppij-nagoya.org/Gallery/lomba_pidato?page=7

Berita lainnya bisa dibaca di bawah.

Salam,

Roni (Ketua PPI Nagoya 2008-2009)

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/13/00204476/bahasa.indonesia.lahirkan.kebiasaan.tersenyum.di

Senin, 13 Oktober 2008 | 00:20 WIB

Belajar Bahasa Indonesia di perguruan tinggi Jepang ternyata menyimpan beragam cerita yang menarik di kalangan mahasiswa Negeri Sakura itu, mulai dari hilangnya prasangka buruk tentang Indonesia hingga melahirkan kebiasaan tersenyum bagi para mahasiswa.

Berbagai cerita lucu dan kenangan manis yang keluar dari bibir para mahasiswa Jepang tersebut mengemuka dalam lomba pidato Bahasa  Indonesia yang berlangsung di kampus Universitas Nanzan, Nagoya, Minggu (12/10).

Acara yang digelar bersama KBRI Tokyo dalam rangka memperingati 50 tahun hubungan persahabatan kedua negara diikuti oleh 26 peserta dari sejumlah perguruan tinggi mulai dari Tokyo, Nagoya, Osaka hingga Kyoto.

Para peserta yang ikut lomba pidato merupakan hasil seleksi yang dilakukan pihak Universitas bersama Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Nagoya dan KBRI Tokyo. Hal unik yang terjadi dalam lomba pidato kali ini, menurut panitia, diperkenankannya warga umum Jepang mengikuti lomba pidato bahasa Indonesia yang biasanya hanya diperuntukkan bagi kalangan kampus semata.

Kalangan warga biasa ini ternyata tidak kalah dengan pesaingnya para mahasiswa, baik dalam hal materi pidato maupun kemampuannya bercerita di hadapan publik.

Berbagai topik menarik terlihat dari berbagai judul yang diajukan, misalnya “Kenangan terhadap Seorang Nenek Indonesia”, “Pelajaran dari Ban Bocor”, “Bantuan Hati”, “Daya Tarik Bahasa Indonesia”, “Angin dari Indonesia”, “Terlepasnya Katak dari Dalam Tempurung”, “Pesantren di Yogyakarta” dan “Sekolah Untuk Muslim”.

Dalam acara yang berlangsung selama lima jam itu, juara pertama diraih oleh Nishioka Ikue, mahasiswi Universitas Osaka yang membawakan pidato berjudul “Bantuan Hati”. Juara kedua ditempati Mayumi Matsukidaira, ibu rumah tangga di Nagoya, dengan pidato ’Kenangan Saya terhadap Seorang Nenek Indonesia”. Sedangkan juara ketiga diraih dua peserta lomba, yakni Kayo Takami (Angin dari Indonesia) dan Chisato Aimu (Terlepasnya Katak dari Dalam Tempurung).

Wakil Dubes RI untuk Jepang, Ronny P Yuliantoro, mengatakan, pengajaran bahasa Indonesia dapat lebih meningkatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai hubungan kedua negara, terlebih dalam memperingati tahun persahabatan kedua negara.

“Pemahaman yang mendalam dapat diraih dengan mempelajari bahasa yang merupakan jembatan emas bagi hubungan 50 tahun berikutnya, sehingga meluasnya penggunaan bahasa Indonesia akan menghilangkan prasangka buruk mengenai suatu negara,” kata Ronny lagi.

Hilangnya prasangka

Prasangka yang kurang mengenakkan mengenai Indonesia memang banyak tertanam di benak kalangan generasi muda Jepang, seperti yang disampaikan sejumlah peserta lomba. Hal itu menurut mereka terjadi akibat tidak dipahaminya keberadaan Indonesia secara menyeluruh, di samping kurangnya kegiatan yang mempromosikan bahasa Indonesia.

Menurut mahasiswi Miho Yamasaki, berlanjutnya ketidaktahuan itu akibat sistem pendidikan Jepang yang tidak mementingkan posisi kebudayaan Asia Tenggara sejak zaman pemerintahan Meiji.

Dalam pandangan Chisato Aimu, yang mengaku pernah memiliki prasangka kurang menyenangkan tentang Indonesia, kegiataan lomba pidato menjadi salah satu cara yang cepat dan mudah untuk mengenal Indonesia secara benar, disamping tentunya berkunjungi ke Indonesia.

Sementara kenangan manis yang tidak terlupakan diungkapkan Miki Okuda yang sempat mengunjungi Bali pada liburan musim panas lalu. Kebiasaan warga Bali yang ramah memaksanya membuang jauh-jauh sikap pendiam dan jarang tersenyum.

“Kini saya suka berbicara dan tersenyum, seperti Bunga matahari,” kata Okuda menerangkan hasilnya selama tinggal di Bali. Ia pun memakai judul “Seperti Bunga Matahari” dalam pidatonya.

Pandangan optimistis mengenai bahasa Indonesia di Jepang dikemukakan staf pengajar Universitas Nazan, Nagoya,  Profesor Mikihiro Moriyama. Menurutnya perguruan tinggi di Jepang sudah semakin banyak yang membuka jurusan bahasa Indonesia. “Di masa depan akan semakin banyak orang Jepang berbahasa Indonesia. Jadi ini hanya persoalan waktu saja,” kata professor yang mendalami kebudayaan Sunda itu.

ONO
Sumber : Ant

Komentar:

ambar @ Kamis, 23 Oktober 2008 | 15:48 WIB
Bahasa Indonesia merupakan salah satu bukti kepribadian bangsa Indonesia yg ramah, cinta damai, toleran, dll. Maju terus bahasa Indonesia…..

jogaswara jogaswara @ Kamis, 23 Oktober 2008 | 13:58 WIB
Indonesia uber ales !

dwi kusuma @ Rabu, 22 Oktober 2008 | 13:58 WIB
angin yang sangat sejuk untuk INDONESIAq

ARI @ Senin, 20 Oktober 2008 | 09:00 WIB
suatu langkah yang bagus…dan salut..bangga banget..ngak tahunya orang Jepang banyak yang tertarik…Nach menjadi catatan bt orang Indonesia untuk mencintai bahasa Indonesia

adie @ Jumat, 17 Oktober 2008 | 23:50 WIB
saya turut bangga bahasa kita dipelajari bangsa lain..tingkatkan terus diplomasi kita.jangan cuma kita terus yang belajar budaya mereka.

adie @ Jumat, 17 Oktober 2008 | 23:48 WIB
jgn negatif tinking broo. itu kan tugas kita semuanya jangan sampai kejelekan kita lebih banyak dari kebaikan kita. budaya asli kita sangat arif dan bijak, cuma kita saja yang acuh tak acuh dengan budaya kita sendiri.

adie @ Jumat, 17 Oktober 2008 | 23:45 WIB
mari perkenalkan kebudayaan arif leluhur kita, jangan cuma kejelekan kita yang kita kenalkan….kita pasti bisa merubah image dunia tentang Indonesia.

agung @ Kamis, 16 Oktober 2008 | 16:49 WIB
saya menyaksikan sendirilomba pidto ini dan terkagum kagum dengan bhs indo mrk yg menurut sy diatas rata2,padahal syarat utk ikut lombanya tdk boleh yg tinggal di indo lebih dr1 thn

ulman @ Rabu, 15 Oktober 2008 | 07:31 WIB
mica and david kalian bukan orang indonesia ???

denni @ Selasa, 14 Oktober 2008 | 16:51 WIB
klo tersenyum maka orang pun sulit menilai kita. entah senyum itu licik atau senyum yang menandakan ramah. semua tergantung “sikon”.

opick @ Senin, 13 Oktober 2008 | 18:13 WIB
aq untungnya murah senyum,kadang klo lg nomong ma temen,sensei,bahkan temen kerja,aq ga lupa senyum ma mereka dan mereka membalas senyumanaq,,,,,menjalin persahabatan lewat senyuman……..hehe…..

david @ Senin, 13 Oktober 2008 | 17:08 WIB
klo ada mau nya aja ramah

mica @ Senin, 13 Oktober 2008 | 16:17 WIB
sayang sekali, orang indonesia tidak sebaik yg mereka kira. senyumnya sering gak tulus..

senteleng gonjet @ Senin, 13 Oktober 2008 | 13:37 WIB
tapi klo orang indonesia dengan orang indonesia lain kok malah jarang senyum yah… senyumya ama turis doank

angelians @ Senin, 13 Oktober 2008 | 01:54 WIB
ya begitulah, Namanya tak kenal maka juga tak sayang,

mbemdudud @ Senin, 13 Oktober 2008 | 00:36 WIB
bagus sekali kegiatan ini.