Pernyataan di atas yang diperkenalkan oleh bangsa deutro melayu adalah

Contoh Ras Melayu di Indonesia. Foto: Wikipedia

Tahukah kamu bagaimana proses kedatangan bangsa Deutro Melayu ke Indonesia? Mereka datang sekitar tahun 500 SM. Tepatnya pada gelombang kedua, setelah bangsa Proto Melayu. Bangsa ini juga berhasil melakukan asimilasi dengan kebudayaan peninggalan sebelumnya yaitu bangsa Proto Melayu.

Bangsa Deutro Melayu merupakan bangsa Austronesia yang datang dari Yunan ke Nusantara. Ras dari Deutro Melayu sendiri disebut dengan ras Mongoloid. Mereka datang ke Nusantara menggunakan perahu bercadik dua. Berikut proses kedatangan bangsa Deutro Melayu ke Indonesia hingga meninggalkan kebudayaan prasejarah.

Jalur dan Proses Kedatangan

Sebelumnya, bangsa Deutro Melayu ini berasal dari daerah Indochina atau daerah Vietnam, Kamboja, dan Laos bagian utara. Menurut N. Daldjoeni (1984), bangsa Deutro Melayu berasal dari Dongson di Vietnam Utara, sehingga terkadang mereka ini disebut dengan orang-orang Dongson.

Kedatangan bangsa Deutro Melayu di Indonesia dimulai melalui jalur barat, yaitu Malaya-Sumatera. Mereka berpindah dari Yunan menuju Teluk Tonkin, kemudian bergerak ke arah Vietnam. Selanjutnya mereka menuju Semenanjung Malaka, kemudian berlayar ke Pulau Sumatera. Hingga akhirnya mereka tiba di Pulau Jawa.

Suku yang termasuk dalam keturunan bangsa Deutro Melayu meliputi suku Jawa, suku Melayu, suku Bugis, suku Aceh, suku Makassar, suku Bali, dan suku Minangkabau.

Ilustrasi Peninggalan Deutro Melayu. Foto: Pixabay.

Bangsa Deutro Melayu telah memliki kebudayaan yang lebih tinggi, yaitu kemampuan mengerjakan logam dengan sempurna. Barang-barang hasil kebudayaan mereka semuanya terbuat dari logam. Hasil kebudayaan logam dari bangsa Deutro Melayu di Indonesia berupa kapak corong, nekara, candrasa, dan moko.

Sementara di bidang pengolahan tanah, mereka telah sampai pada upaya irigasi pada lahan pertanian yang berhasil mereka kerjakan. Sebelumnya mereka juga membabat hutan terlebih dahulu untuk dapat membuat lahan pertanian.

Selain itu, mereka juga mengembangkan kebudayaan zaman batu besar atau disebut dengan megalithikum. Bangsa Deutro Melayu meninggalkan dolmen (meja batu), menhir (tugu batu), sarkofagus (keranda mayat), punden berundak, dan kubur batu.

Melayu Deutero atau Melayu Muda adalah istilah usang yang pernah digunakan untuk populasi yang diperkirakan datang pada "gelombang kedua" setelah "gelombang pertama" dari Melayu Proto. Populasi ini datang pada Zaman Logam (kurang lebih 500 SM). Suku bangsa di Indonesia yang termasuk dalam Melayu Muda adalah Aceh, Bali, Betawi, Jawa, Makassar, Melayu, Minahasa, Sunda, Bugis, Madura

Para arkeolog menyimpulkan bahwa tidak ada dasar arkeologis yang berarti yang menunjukkan adanya perbedaan antara Melayu Proto dan Melayu Deutero, sehingga teori ini secara resmi tidak lagi diakui penggunaannya.[1][2][3]

  1. ^ "Karl Anderbeck, "Suku Batin - A Proto-Malay People? Evidence from Historical Linguistics", The Sixth International Symposium on Malay/Indonesian Linguistics, 3 - 5 August 2002, [[Bintan]] Island, [[Riau]], Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2012-01-03. 
  2. ^ Pemerintah Indonesia (2 Mei 2019). "Riset Genetika dan Antropologi Ubah Sejarah Migrasi Leluhur". indonesia.go.id. Diakses tanggal 12 Juni 2021. 
  3. ^ "Pemerintah Diminta Hentikan Buku dengan Teori Usang". Analisadaily.com. 9 Januari 2015. Diakses tanggal 12 Juni 2021. 
  • Melayu Negrito
  • Melayu Proto
 

Artikel bertopik budaya ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Melayu_Deutero&oldid=20562399"

Jakarta -

Bangsa Proto Melayu yang berasal dari orang-orang Austronesia menjadi pendatang pertama di wilayah Nusantara. Mereka diperkirakan masuk sekitar 1500 SM dan meninggalkan keturunan beberapa suku bangsa Indonesia.

Berdasarkan pendapat para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari tiga kelompok ras. Antara lain bangsa Proto Melayu (Melayu Tua), Deutro Melayu (Melayu Muda), dan bangsa primitif. Sebelum ras Proto Melayu dan Deutro Melayu bermigrasi ke Nusantara, diketahui bangsa primitif sudah tinggal lebih dahulu di wilayah ini.

Bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu adalah orang Austronesia. Bangsa Austronesia sendiri merupakan etnis besar di benua Asia dan menyebar di berbagai belahan dunia. Setelah memasuki wilayah Nusantara, mereka disebut bangsa Melayu Indonesia atau Melayu Austronesia.

Kedatangan bangsa Melayu tersebut terbagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama terjadi sekitar 1500 SM yang membawa orang-orang Proto Melayu. Kemudian, gelombang kedua tiba pada kurun waktu 400-300 SM atau disebut kedatangan bangsa Deutro Melayu.

Namun, berdasarkan teori Yunnan yang menyatakan bahwa asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunnan, China, sebelum bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu tiba, bangsa Negrito telah masuk lebih dahulu. Diperkirakan orang-orang Negrito memasuki kepulauan Nusantara sejak 1000 SM. Demikian dikutip dari buku Sejarah Indonesia SMA/MA Kelas 10 yang ditulis Windriati.

Bangsa Indonesia keturunan Proto Melayu

Bangsa Proto Melayu diyakini sebagai nenek moyang orang Melayu Polinesia. Mereka diperkirakan datang dari China bagian selatan dan tersebar dari Madagaskar hingga pulau-pulau paling timur di Pasifik.

Ras Melayu ini dicirikan dengan rambut lurus, kulit kuning kecoklat-coklatan, dan bermata sipit. Dikutip dari buku Sumatera Utara dalam Periodesasi karya Lister Eva Simangunsong, bangsa ini masuk wilayah Nusantara melalui dua jalur, yakni dari Malaysia ke Sumatera dan dari Filipina ke Sulawesi. Mereka membawa kebudayaan batu baru seperti kapak persegi dan kapak lonjong.

Bangsa Indonesia yang termasuk keturunan bangsa Proto Melayu adalah suku Dayak dan suku Toraja. Melansir laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, suku Dayak sendiri diperkirakan berasal dari migrasi ras Australoid dan ras Mongoloid.

Suku Dayak memiliki berbagai rumpun yang merupakan hasil asimilasi dengan bangsa Melayu, seperti rumpun Dayak Kalis hingga Dayak Punan. Diketahui, rumpun Dayak Punan menjadi suku tertua yang mendiami wilayah Kalimantan.

Sementara itu, suku Toraja yang menjadi keturunan bangsa Proto Melayu sering disebut sebagai 'orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan'. Pada zaman Belanda, masyarakat Luwu menyebutnya sebagai to riaja yang artinya 'orang yang berdiam di sebelah barat'.

Selain suku Dayak dan Toraja, beberapa pendapat lain mengatakan suku Sasak, Nias, dan Batak di kawasan pegunungan Sumatera Utara juga merupakan keturunan dari bangsa Proto Melayu.

Simak Video "Berkah Harga Telur Ayam Ras Naik, Peternak Meraih Untung"



(kri/lus)


Page 2

Jakarta -

Bangsa Proto Melayu yang berasal dari orang-orang Austronesia menjadi pendatang pertama di wilayah Nusantara. Mereka diperkirakan masuk sekitar 1500 SM dan meninggalkan keturunan beberapa suku bangsa Indonesia.

Berdasarkan pendapat para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari tiga kelompok ras. Antara lain bangsa Proto Melayu (Melayu Tua), Deutro Melayu (Melayu Muda), dan bangsa primitif. Sebelum ras Proto Melayu dan Deutro Melayu bermigrasi ke Nusantara, diketahui bangsa primitif sudah tinggal lebih dahulu di wilayah ini.

Bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu adalah orang Austronesia. Bangsa Austronesia sendiri merupakan etnis besar di benua Asia dan menyebar di berbagai belahan dunia. Setelah memasuki wilayah Nusantara, mereka disebut bangsa Melayu Indonesia atau Melayu Austronesia.

Kedatangan bangsa Melayu tersebut terbagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama terjadi sekitar 1500 SM yang membawa orang-orang Proto Melayu. Kemudian, gelombang kedua tiba pada kurun waktu 400-300 SM atau disebut kedatangan bangsa Deutro Melayu.

Namun, berdasarkan teori Yunnan yang menyatakan bahwa asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunnan, China, sebelum bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu tiba, bangsa Negrito telah masuk lebih dahulu. Diperkirakan orang-orang Negrito memasuki kepulauan Nusantara sejak 1000 SM. Demikian dikutip dari buku Sejarah Indonesia SMA/MA Kelas 10 yang ditulis Windriati.

Bangsa Indonesia keturunan Proto Melayu

Bangsa Proto Melayu diyakini sebagai nenek moyang orang Melayu Polinesia. Mereka diperkirakan datang dari China bagian selatan dan tersebar dari Madagaskar hingga pulau-pulau paling timur di Pasifik.

Ras Melayu ini dicirikan dengan rambut lurus, kulit kuning kecoklat-coklatan, dan bermata sipit. Dikutip dari buku Sumatera Utara dalam Periodesasi karya Lister Eva Simangunsong, bangsa ini masuk wilayah Nusantara melalui dua jalur, yakni dari Malaysia ke Sumatera dan dari Filipina ke Sulawesi. Mereka membawa kebudayaan batu baru seperti kapak persegi dan kapak lonjong.

Bangsa Indonesia yang termasuk keturunan bangsa Proto Melayu adalah suku Dayak dan suku Toraja. Melansir laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, suku Dayak sendiri diperkirakan berasal dari migrasi ras Australoid dan ras Mongoloid.

Suku Dayak memiliki berbagai rumpun yang merupakan hasil asimilasi dengan bangsa Melayu, seperti rumpun Dayak Kalis hingga Dayak Punan. Diketahui, rumpun Dayak Punan menjadi suku tertua yang mendiami wilayah Kalimantan.

Sementara itu, suku Toraja yang menjadi keturunan bangsa Proto Melayu sering disebut sebagai 'orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan'. Pada zaman Belanda, masyarakat Luwu menyebutnya sebagai to riaja yang artinya 'orang yang berdiam di sebelah barat'.

Selain suku Dayak dan Toraja, beberapa pendapat lain mengatakan suku Sasak, Nias, dan Batak di kawasan pegunungan Sumatera Utara juga merupakan keturunan dari bangsa Proto Melayu.

Simak Video "Berkah Harga Telur Ayam Ras Naik, Peternak Meraih Untung"


[Gambas:Video 20detik]
(kri/lus)