Perbedaan kebutuhan ekonomi masyarakat desa dan kota

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Desa merupakan sebuah pemukiman warga yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa, kehidupannya biasanya bergantung pada alam dan orang lain. Sedangkan kota dapat diartikan sebagai suatu wilayah yang jumlah penduduknya lebih dari 2.500 jiwa atau jumlah penduduknya sangat tinggi. Dan kehidupannya cenderung lebih individualis, bahkan tidak membutuhkan orang lain. Mereka menghabiskan waktunya banyak untuk bekerja.

Perekonomian masyarakat desa dengan masyarakat yang di kota tentu lebih maju perekonomian masyarakat yang di kota. Karena di kota mayoritas masyarakatnya memiliki pekerjaan yang sudah jelas gajinya dan banyak yang bekerja sebagai pegawai kantoran yang selalu mendapatkan uang setiap bulannya. Sedangkan di desa, mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani atau pekebun yang dimana dalam mendapatkan uang harus menunggu ketika panen. Dan biasanya para petani tersebut hanya mengandalkan hasil tanamnya saja.

Namun, dengan munculnya virus corona di Indonesia, mengakibatkan banyak masyarakat yang terdampak oleh pandemic tersebut. Tidak hanya yang di kota saja, tetapi juga masyarakat yang ada di pedesaan juga terdampak tetapi tidak separah masyarakat kota yang terdampak.

Untuk itu, perekonomian masyarakat di pedesaan dapat bertumbuh karena adanya sector pertanian, sector perkebunan, dll. Sedangkan pada masyarakat perkotaan, terlihat jelas bahwasanya masyarakat yang mata pencahariannya bergantung pada mobilitas perkantoran, sekolah, maupun kawasan industry atau pekerja pabrik sangat merasakan dampak dari adanya pandemic ini.

Selain sector perekonomian, terdapat perbedaan pula pada masyarakat desa dengan masyarakat kota jika dilihat dari kehidupan sosial. Perbedaanya dapat dilihat dari cara hidup sehari-hari dan pada system sosialnya. 

Di desa, masyarakatnya banyak melihat kehidupan yang agamis atau religious, sedangkan pada masyarakat kota lebih cenderung memikirkan duniawinya saja. Terkait dengan kehidupan bersosialnya, orang kota biasanya cenderung individualis tidak terlalu bergantung dengan orang lain. 

Hal itu tentu sangat berbalik dengan kehidupan masyarakat di desa. Di desa biasanya banyak bergantung dengan orang lain apalagi ketika memiliki hajat atau acara yang mengharuskan atau membutuhkan orang banyak untuk membantunya. 

Tidak hanya itu, dalam membangun fasilitas desa pun masyarakat di desa banyak dilakukan dengan bersama-sama atau biasa disebut dengan kerja bakti/kerja sosial yang dimana dalam melakukan pekerjaan dilakukan bersama-sama dan saling membutuhkan satu sama lain. 

Sedangkan di kota, terkait dengan pekerjaan, biasanya sudah dibagi-bagi sehingga setiap orang memiliki tanggung jawab masing-masing.

Perbedaan kebutuhan ekonomi masyarakat desa dan kota
Gambar Suasana Pedesaan

Jagoan Banten. Jika kamu pelajar yang sedang mencari jawaban tugas sekolah tentang perbedaan kehidupan ekonomi masyarakat kota dengan desa, maka tulisan ini diharapkan bisa membantu kamu menyelesaikan tugas tersebut.

Merujuk tulisan Hayuni Rachmawati pada Jurnal Wacana Kinerja, yang di maksud kehidupan ekonomi adalah kemampuan yang diukur dari keuangan, pendapatan, produksi dan konsumsi (termasuk transportasi dan lain-lain serta tabungan) dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang bersangkutan kemudian dikaitkan dengan kebijakan ekonomi yang berlaku sudahkah memberikan fasilitas kepada kehidupan ekonomi masyarakat tersebut.

Secara sederhana, kehidupan ekonomi merupakan segala sesuatu yang terkait dengan bagaimana suatu masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Mengutip tulisan pada wikipedia.org, yang dimaksud masyarakat perkotaan yaitu masyarakat yang cenderung memiliki sifat individual dan heterogen dengan kehidupan yang modern yang dilengkapi dengan berbagai arsitektur dan industri yang canggih.

Sedangkan pada laman merdeka.com, yang dimaksud masyarakat desa yaitu kelompok manusia atau individu yang secara bersama-sama tinggal di suatu tempat dan saling berhubungan. Biasanya, di dalam masyarakat desa akan terjadi interaksi yang dilakukan secara teratur atau terstruktur.

Karena pola kehidupan masyarakat kota dan desa berbeda secara sosiologis, maka aktivitas yang mereka lakukan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya akan terdapat perbedaan pula.

Beberapa contoh perbedaan kehidupan ekonomi masyarakat kota dan desa bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

 Perbedaan Masyarakat Kota Masyarakat Desa
1. Pilihan Jenis Usaha Bersifat heterogen dengan pilihan jenis usaha yang bervariasi Bersifat homogen dengan pilihan jenis usaha yang terbatas
2. Kesenjangan Ekonomi Terdapat kesenjangan ekonomi yang tinggi dan kentara antara yang kaya dan miskin Penghasilan dan pendapatan masyarakat pedesaan cenderung merata dan tidak ada kesenjangan yang signifikan
3. Ketergantungan Terhadap Alam Kegiatan ekonomi cenderung tidak dipengaruhi kondisi alam Sumber daya alam dan kondisi iklim sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat
4. Keterikatan / Rasa Persaudaraan Cenderung individualis dan mementingkan diri sendiri Masyarakat senang berbagi dan bergotongroyong
5. Jaringan Transportasi Kegiatan ekonomi didukung jaringan transportasi yang memadai Cenderung sulit dalam melakukan distribusi karena ketiadaan fasilitas transportasi
6. Kemajuan Industri Industri berkembang pesat dengan dukungan berbagai teknologi modern Industri kurang berkembang dan teknologi baru digunakan sebagian kecil masyarakat dalam mendukung kegiatan ekonomi yang dilakukan

Penjelasan masing-masing perbedaan di atas dapat dilihat dibawah ini :

Karena latar belakang masyarakat kota bersifat heterogen (campuran dari berbagai budaya), pilihan jenis usaha atau mata pencaharian yang dilakukan pun sangat bervariasi. Begitu juga dengan pilihan pekerjaan yang tersedia.

Berbagai profesi bisa ditekuni masyarakat perkotaan mulai dari level pemulung, pengamen, pedagang asongan, pemilik kios, karyawan sampai dengan direktur perusahaan besar atau pejabat negara.

Variasi jenis usaha ini diiringi dengan spesialisasi keahlian dengan sistem kerja yang jelas.

Beda halnya dengan masyarakat desa yang di dominasi bekerja sebagai petani atau buruh tani. Pilihan usaha lain yang dijadikan mata pencaharian di desa masih sangat terbatas. 

Itulah sebabnya banyak masyarakat desa yang bermigrasi ke kota hanya untuk mendapat pekerjaan yang layak. Jika desa tersebut dekat dengan kota, biasanya mereka bekerja di kota semisal jadi buruh pabrik atau pekerjaan kasar lainnya.

Strata sosial antara kelas bawah dengan kelas atas sangat kentara di perkotaan. Yang super kaya sampai yang paling miskin biasanya terdapat di perkotaan. 

Beda halnya dengan di pedesaan cenderung merata dan sejajar. Sekalipun ada masyarakat desa yang termasuk kategori kaya, namun tidak terdapat kesenjangan yang jauh dengan masyarakat miskin pedesaan.

Kegiatan ekonomi mulai dari produksi, konsumsi dan distribusi yang dilakukan masyarakat kota tidak terpengaruh pada kondisi alam tempat mereka tinggal. Aktivitas ekonomi terus bergerak sekalipun ada bencana alam misalnya.

Beda halnya dengan masyarakat pedesaan yang sangat bergantung pada sumber daya alam yang ada di tempatnya. 

Semisal petani di desa sangat dipengaruhi kondisi tanah dan cuaca/musim saat akan menanam. 

Selain itu, masyarakat desa dalam memenuhi kebutuhan hidup masih bisa diperoleh secara langsung di alam semisal menangkap ikan di sungau ikan atau memetik sayuran di kebun.

Kehidupan masyarakat kota yang heterogen menyebabkan banyak masyarakat kota bersikap individualis atau mementingkan diri sendiri. 

Pada masyarakat kota, tidak terdapat keterikatan yang kuat antara satu dengan yang lain kecuali terikat dalam keluarga atau pekerjaan.

Beda halnya dengan masyarakat pedesaan yang cenderung memiliki empati tinggi pada tetangganya. Gotong royong dan saling membantu satu sama lain masih tertanam dalam masyarakat desa. 

Dan ketika satu di antara penduduuk desa mengalami kesulitan ekonomi, maka saudara atau tetangga akan ikut membantu semampunya.

Salah satu prasyarat untuk terciptanya kelancaran distribusi yakni tersedianya jaringan transportasi. Fasilitasi jalur transportasi oleh pemerintah menjadikan kota tidak terlalu bermasalah dengan jaringan transportasi. Permasalahan umum yang masyarakat kota hadapi biasanya hanya kemacetan.

Berbeba hal nya dengan masyarakat pedesaan. Infrastrukur yang tidak memadai menjadi hambatan dalam melakukan distribusi produk. Hal ini juga berakibat menjadi tingginya biaya angkut.

Oleh karenanya, produk desa biasanya hanya beredar di desa dengan harga jual relatif rendah. Hal ini membuat sulit masyarakat desa maju secara ekonomi.

Industri rumahan sampai industri skala besar (pabrik) berkembang pesat di kota dengan berbagai dukungan teknologi terbaru. 

Berbeda halnya dengan di desa. Industri yang berkembang baru pada skala rumahan. Itu pun masih kembang kempis karena ketiadaan modal.

Perbedaan kehidupan ekonomi antara masyarakat kota dengan desa tentu masih banyak lagi selain beberapa contoh di atas. Namun karena tulisan ini di tujukan untuk pelajar dalam memenuhi tugas sekolah, kita batasi hanya enam contoh di atas.

Silahkan modifikasi jawaban di atas sesuai keinginan kamu. Masukan juga ide jawaban yang ingin kamu tambahkan.

Demikian tulisan sederhana tentang perbedaan kehidupan ekonomi masyarakat kota dengan desa. Semoga bermanfaat.

Selamat belajar.