Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Tags (tagged): partai, nasional, indonesia, unkris, politik, tertua, nama, dari, perserikatan, menjadi, depan, pengadilan, sebagai, gugatannya, 1931, pimpinan, pni, berubah, marhaenisme, diketuai, oleh, pusat, ilmu, pengetahuan, agung, 1982, adam, malik, dalam, buku, menjelaskan, bahwa, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, ensiklopedia

Show

Page 2

Tags (tagged): partai, nasional, indonesia, unkris, politik, tertua, nama, dari, perserikatan, menjadi, depan, pengadilan, sebagai, gugatannya, 1931, pimpinan, pni, berubah, marhaenisme, diketuai, oleh, pusat, ilmu, pengetahuan, agung, 1982, adam, malik, dalam, buku, menjelaskan, bahwa, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, ensiklopedia


Page 3

Tags (tagged): partai, nasional, indonesia, unkris, politik, tertua, nama, dari, perserikatan, menjadi, depan, pengadilan, sebagai, gugatannya, 1931, pimpinan, pni, berubah, marhaenisme, diketuai, oleh, pusat, ilmu, pengetahuan, agung, 1982, adam, malik, dalam, buku, menjelaskan, bahwa, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, ensiklopedia


Page 4

Tags (tagged): indonesian, national, trust, unkris, indonesia, partai, politik, tertua, nama, dari, perserikatan, nasional, menjadi, depan, pengadilan, sebagai, gugatannya, 1931, pimpinan, pni, berubah, marhaenisme, diketuai, oleh, center, of, studies, agung, 1982, adam, malik, dalam, buku, menjelaskan, bahwa, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, encyclopedia


Page 5

Tags (tagged): indonesian, national, trust, unkris, indonesia, partai, politik, tertua, nama, dari, perserikatan, nasional, menjadi, depan, pengadilan, sebagai, gugatannya, 1931, pimpinan, pni, berubah, marhaenisme, diketuai, oleh, center, of, studies, agung, 1982, adam, malik, dalam, buku, menjelaskan, bahwa, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, encyclopedia


Page 6

Tags (tagged): center, of studies, regency, of ende, unkris, kecamatan 20 kelurahan, situs web, http, www endekab go, id, melingkari, lukisan, danau kelimutu melambangkan, ikatan, hangamanuria, ke, arah selatan ngalu, ijukate, air, aekemele, debit 40 lt, dtk mata, moni, center of, studies kerikil, hijau, pantai penggajawa museum, situs berupa, sebuah, regency of ende, of, ende, regency of, program, kuliah, pegawai, kelas weekend, kelas eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia


Page 7

Tags (tagged): center, of studies, regency, of ende, unkris, kecamatan 20 kelurahan, situs web, http, www endekab go, id, melingkari, lukisan, danau kelimutu melambangkan, ikatan, hangamanuria, ke, arah selatan ngalu, ijukate, air, aekemele, debit 40 lt, dtk mata, moni, center of, studies kerikil, hijau, pantai penggajawa museum, situs berupa, sebuah, regency of ende, of, ende, regency of, program, kuliah, pegawai, kelas weekend, kelas eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia


Page 8

Kabupaten Enrekang adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Enrekang. Kabupaten ini memiliki lebar wilayah 1.786,01 km² dan berpenduduk sejumlah ± 190.579 jiwa.

Ditinjau dari sisi sosial cara melakukan sesuatu budi, warga Kabupaten Enrekang memiliki kekhasan tersendiri. Hal tersebut dikarenakan sebab hukum budaya istiadat Enrekang (Massenrempulu') berada di selang hukum budaya istiadat Bugis, Mandar dan Tana Toraja. Bahasa daerah yang digunakan di Kabupaten Enrekang secara garis akbar terbagi atas 3 bahasa dari 3 rumpun etnik yang berbeda di Massenrempulu', adalah bahasa Duri, Enrekang dan Maiwa. Bahasa Duri diceritakan oleh masyarakat di Kecamatan Alla', Baraka, Malua, Buntu Batu, Masalle, Baroko, Curio dan sebagian masyarakat di Kecamatan Anggeraja. Bahasa Enrekang diceritakan oleh masyarakat di Kecamatan Enrekang, Cendana dan sebagian masyarakat di Kecamatan Anggeraja. Bahasa Maiwa diceritakan oleh masyarakat di Kecamatan Maiwa dan Kecamatan Bungin. Melihat dari keadaan sosial cara melakukan sesuatu budi tersebut, karenanya beberapa warga menganggap perlu benarnya penggantian nama Kabupaten Enrekang menjadi Kabupaten Massenrempulu', sehingga terjadi keterwakilan dari sisi sosial cara melakukan sesuatu budi.

Sejarah terbentuknya Kabupaten Enrekang

Semenjak masa zaman XIV, daerah ini dikata MASSENREMPULU' yang faedahnya meminggir gunung atau menyusur gunung, sedangkan sebutan Enrekang dari ENDEG yang faedahnya NAIK DARI atau PANJAT dan dari sinilah asal mulanya sebutan ENDEKAN. Masih benar faedah versi lain yang dalam pengertian umum mencapai saat ini bahkan dalam Adminsitrasi Pemerintahan telah dikenal dengan nama “ENREKANG” versi Bugis sehingga jika diistilahkan bahwa Daerah Kabupaten Enrekang adalah daerah pegunungan sudah mendekati kepastian, sebab jelas bahwa Kabupaten Enrekang terdiri dari gunung-gunung dan bukit-bukit sambung-menyambung mengambil ± 85% dari seluruh lebar wilayah sekitar 1.786.01 Km².

Menurut sejarah, pada mulanya Kabupaten Enrekang adalah suatu kerajaan akbar yang bernama MALEPONG BULAN, kesudahan kerajaan ini bersifat MANURUNG dengan suatu federasi yang menggabungkan 7 kawasan/kerajaan yang semakin dikenal dengan federasi ”PITUE MASSENREMPULU”, yaitu:

  1. Kerajaan Endekan yang dipimpin oleh Arung/Puang Endekan
  2. Kerajaan Kassa yang dipimpin oleh Arung Kassa'
  3. Kerajaan Batulappa' yang dipimpin oleh Arung Batulappa'
  4. Kerajaan Tallu Batu Papan (Duri) yang adalah gabungan dari Buntu Batu, Malua, Alla'. Buntu Batu dipimpin oleh Arung/Puang Buntu Batu, Malua oleh Arung/Puang Malua, Alla' oleh Arung Alla'
  5. Kerajaan Maiwa yang dipimpin oleh Arung Maiwa
  6. Kerajaan Letta' yang dipimpin oleh Arung Letta'
  7. Kerajaan Baringin (Baringeng) yang dipimpin oleh Arung Baringin

Pitu (7) Massenrempulu' ini terjadi lebih kurang dalam masa zaman ke XIV M. Tetapi sekitar pada masa zaman ke XVII M, Pitu (7) Massenrempulu' berubah nama menjadi Lima Massenrempulu' sebab Kerajaan Baringin dan Kerajaan Letta' tidak bergabung lagi ke dalam federasi Massenrempulu'.

Dampak dari politik Devide et Impera, Pemerintah Belanda lalu memecah daerah ini dengan benarnya Surat Keputusan dari Pemerintah Kerajaan Belanda (Korte Verkaling), dimana Kerajaan Kassa dan kerajaan Batu Lappa' diisikan ke Sawitto. Ini terjadi sekitar 1905 sehingga untuk tetap pada keadaan Lima Massenrempulu' tersebut, karenanya kerajaan-kerajaan yang benar didalamnya yang dipecah.

Beberapa bentuk pemerintahan di wilayah Massenrempulu' pada masa itu, yakni:

  1. Kerajaan-kerajaan di Massenrempulu' pada Zaman penjajahan Belanda secara administrasi Belanda berubah menjadi Landshcap. Tiap Landschap dipimpin oleh seorang Arung (Zelftbesteur) dan dibantu oleh Sulewatang dan Pabbicara /Arung Lili, tetapi kebijaksanaan tetap ditangan Belanda sebagai Kontroleur. Federasi Lima Massenrempulu' kesudahan menjadi: Buntu Batu, Malua, Alla'(Tallu Batu Papan/Duri), Enrekang (Endekan) dan Maiwa. Pada tahun 1912 mencapai dengan 1941 berubah lagi menjadi Onder Afdeling Enrekang yang dikepalai oleh seorang Kontroleur (Tuan Petoro).
  2. Pada zaman pendudukan Jepang (1941–1945), Onder Afdeling Enrekang berubah nama menjadi Kanrikan. Pemerintahan dikepalai oleh seorang Bunkem Kanrikan.
  3. Dalam zaman NICA (NIT, 1946–27 Desember 1949), daerah Massenrempulu' kembali menjadi Onder Afdeling Enrekang.
  4. Kesudahan semenjak tanggal 27 Desember 1949 mencapai 1960, Daerah Massenrempulu' berubah menjadi Kewedanaan Enrekang dengan pucuk pimpinan pemerintahan dikata Kepala Pemerintahan Negeri Enrekang (KPN Enrekang) yang mencakup 5 (lima) SWAPRAJA, yakni:
  • SWAPRAJA ENREKANG
  • SWAPRAJA ALLA
  • SWAPRAJA BUNTU BATU
  • SWAPRAJA MALUA
  • SWAPRAJA MAIWA

Yang menjadi catatan atau lembaran sejarah yang tidak dapat dilupakan bahwa dalam perjuangan atau pembentukan Kewadanaan Enrekang (5 SWAPRAJA) menjadi DASWATI II / DAERAH SWANTARA TINGKAT II ENREKANG atau KABUPATEN MASSENREMPULU'. (Perlu ingat bahwa yang disetujui kelak dengan nama Kabupaten Dati II Enrekang mungkin sebab latar belakang historisnya).

Adapun pernyataan resolusi tesebut selang lain:

  • Pernyataan Partai/Ormas Massenrempulu' di Enrekang pada tanggal 27 Agustus 1956.
  • Resolusi Panitia Penuntut Kabupaten Massenrempulu di Makassar pada tanggal 18 Nopember 1956 yang diketuai oleh almarhum Drs. H.M. RISA
  • Resolusi HIKMA di Parepare pada tanggal 29 Nopember 1956
  • Resolusi Raja-raja (ARUM PARPOL/ORMAS MASSENREMPULU') di Kalosi pada tanggal 14 Desember 1956

Pemerintahan

Daftar Kepala Daerah

Pada mula terbentuknya Kabupaten Enrekang yang telah merasakan beberapa kali pergantian Bupati mencapai sekarang, selang lain:

  1. Periode 1960 - 1963 dijabat oleh ANDI BABBA MANGOPO
  2. Periode 1963 - 1964 dijabat oleh M. NUR
  3. Periode 1964 - 1965 dijabat oleh M. CAHTIF LASINY
  4. Periode 1965 - 1969 dijabat oleh BAMBANG SOETRESNA
  5. Periode 1969 - 1971 dijabat oleh ABD. RACHMAN, BA. dan Wakil Bupati H. ABD. MANAN MAPPASANDA
  6. Periode 1971 - …… dijabat oleh Drs. A. PARAWANSA (Pjs.)
  7. Periode 1971 - 1978 dijabat oleh MUCH. DAUD (± 2 tahun masa non fictive)
  8. Periode 1978 - 1983 dijabat oleh H. ABDULLAH DOLLAR, BA
  9. Periode 1983 - 1988 dijabat oleh M. SALEH NURDIN AGUNG
  10. Periode 1988 - 1993 dijabat oleh H. M. AMIN SYAM
  11. Periode 1993 - 1998 dijabat oleh H. ANDI RACHMAN
  12. Periode 1998 – 6 Oktober 2003 dijabat oleh Drs. H. IQBAL MUSTAFA dan Wakil Bupati Drs. ZAINI BADAWING
  13. Periode 2003 – 2008 dijabat oleh Ir. H. LA TINRO LA TUNRUNG dan Wakil Bupati H. MUH. LODY SINDANGAN, SH. M.Si
  14. Periode 2008 (Mei s/d Oktober 2008) dijabat oleh H. MUH. LODY SINDANGAN, SH. M.Si (Menjabat selama 5 bulan, menggantikan H. La Tinro La Tunrung yang turut dalam pencalonan Bupati Periode 2008 - 2013)
  15. Periode 2008 mencapai sekarang dijabat oleh Ir. H. LA TINRO LA TUNRUNG dan Wakil Bupati Drs. NURHASAN. Dilantik oleh Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo pada tanggal 9 Oktober 2008, di Lapangan Batili Sisa dari pembakaran Bakar Lambogo.

Pelantikan Bupati Enrekang yang pertama, adalah pada tanggal 19 Pebruari 1960 diambil keputusan sebagai hari terbentuknya Daerah Kabupaten Enrekang.

Daftar Ketua Legislatif

Berikut ini adalah daftar Pimpinan Daerah dibidang Legistalif yang pernah menjabat di Kabupaten Enrekang mencapai sekarang, yaitu:

  1. ANDI BABA MANGOPO (merangkap Bupati sebab masih DPRD GR) Tahun 1960 – 1963
  2. ABD. RAHMAN, BA
  3. H. ARIFIN ALI
  4. MAHATMANTONG
  5. M. JAFAR
  6. IBRAHIM TAQWA
  7. H.M. MIEN KAMASE
  8. JAMALUDDIN TANTI
  9. M. SALEH NURDIN AGUNG sebagai Ketua dan Wakilnya MAYOR ABDUL LATIF
  10. H. ABD. SAMAD MANNAN sebagai Ketua dan Wakilnya MAYOR CHK HUSAIN GANTARAN, SH
  11. H.M. ALI RAHIM sebagai Ketua dan Wakilnya Drs. MUSTAFA CAWIDU dan LETKOL MUSTAFA BK
  12. Periode 1999 - 2004 sebagai Ketua H. JK. SAWATI dan Wakilnya adalah:
  • Periode 1999 dijabat oleh MAYOR CHOIRI
  • Periode 1999 – 2004 dijabat oleh MAYOR CHOIRI dan H. ACHMAD ANGGORO
  • Periode 2004 – 2005 dijabat oleh SAFRUDDIN, SH dan H. ACHMAD ANGGORO
  • Periode 2005 - 2008 dijabat oleh H. AHMAD ANGGORO, SAFRUDDIN, SH dan Drs. H. MUSTAKIM

Daftar Kepala Pemerintahan Negeri

Berikut ini adalah mantan Kepala Pemerintahan Negeri Enrekang (KPN), yaitu:

  • ABDUL HAKIM
  • ABDUL RAHMAN, BA
  • ABDUL MADJID PATTAROPURA
  • NUHUNG
  • ATJO

Daftar tokoh-tokoh warga

Di selang tokoh-tokoh / sesepuh MASSENREMPULU' yang mempelopori terbentuknya Kabupaten Enrekang selang lain:

  • H. ABD. MANAN MAPPASANDA (alm)
  • Drs. H.M. RISA
  • Drs. H.M. THALA
  • H. ANDI SANTO
  • ANDI PALISURI
  • H.M. YASIN
  • ANDI MARAINTANG
  • ANDI BASO NUR RASYID
  • ANDI TAMBONE
  • BOMPENG RILANGI
  • ANRI ENRENG
  • ABDUL RAHMAN, BA

Pembagian wilayah administratif

Sesuai PP No. 34 Tahun 1962 dan Undang-Undang NIT Nomor 44 Tahun 1960 Sulawesi terpecah dan sebagai pecahannya mencakup Administrasi Parepare yang semakin dikenal dengan nama Kabupaten Parepare lama, dimana kewedanaan Kabupaten Enrekang adalah adalah salah satu daerah di selang 5 (lima) Kewedanaan lainnya.

Selanjutnya dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi) atau daerah Swatantra Tingkat II (DASWATI II), karenanya Kabupaten Parepare lama terpecah menjadi 5 (lima) DASWATI II, yaitu:

  1. DASWATI II ENREKANG
  2. DASWATI II SIDENRENG RAPPANG
  3. DASWATI II BARRU
  4. DASWATI II PINRANG
  5. DASWATI II PARE PARE

Kelima gabungan dearah tersebut dari dulu dikenal dengan nama Afelling Parepare.

Dengan terbentuknya DASWATI II Enrekang sesuai Undang-Undang Nomor: 29 Tahun 1959 tentang Pemerintahan Daerah, karenanya sebagai tindak lanjutnya pada tanggal 19 Februari 1960, H. ANDI BABBA MANGOPO dilantik sebagai Bupati yang pertama dan diambil keputusan sebagai hari terbentuknya DASWATI II Enrekang atau Kabupaten Enrekang.

Sehubungan dengan diambil keputusannya Perda Nomor: 4, 5, 6 dan 7 tahun 2002 pada tanggal 20 Agustus 2002 tentang pembentukan 4 (empat) Kecamatan Definitif dan Perda Nomor 5 dan 6 Tahun 2006 tentang pembentukan 2 kecamatan sehingga pada saat ini di Kabupaten Enrekang telah memiliki 12 (dua belas) kecamatan yang defenitif, yaitu:

  • Kecamatan Enrekang, ibukotanya Enrekang
  • Kecamatan Maiwa, ibukotanya Maroangin
  • Kecamatan Anggeraja, ibukotanya Cakke
  • Kecamatan Baraka, ibukotanya Baraka
  • Kecamatan Alla, ibukotanya Belajen
  • Kecamatan Curio, ibukotanya Curio
  • Kecamatan Bungin, ibukotanya Bungin
  • Kecamatan Malua, ibukotanya Malua
  • Kecamatan Cendana, ibukotanya Cendana
  • Kecamatan Buntu Batu, ibukotanya Pasui, hasil pemekaran dari Kecamatan Baraka, diresmikan pada tanggal 19 Januari 2007.
  • Kecamatan Masalle, ibukotanya Lo’ko, hasil pemekaran dari Kecamatan Alla
  • Kecamatan Baroko, ibukotanya Baroko, hasil pemekaran dari Kecamatan Alla

Selanjutnya dari 12 (dua belas) kecamatan defenitif terdapat 112 (seratus dua belas) desa/kelurahan, adalah 17 kelurahan dan 95 desa. Adapun jumlah masyarakat Kabupaten Enrekang pada tahun 2008 berjumlah sekitar 186.810 jiwa, terdiri dari laki-laki sejumlah 93.939 jiwa dan perempuan sejumlah 92.871 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sejumlah 43.062.

Penutup

Seluruh warga MASSENREMPULU dimana saja berada diharapkan tetap menjaga cara melakukan sesuatu budi MASSENREMPULU sebagai modal landasan pembangunan dalam melaksanakan otonomi daerah untuk mewujudkan predikat atau gelar yang pernah diberikan oleh raja-raja dari Bugis yang diungkapkan dalam Bahasa Bugis, bahwa:

  • NAIYYA ENREKANG TANA RIGALLA, LIPU RIONGKO TANA RIABBUSUNGI
  • NAIYYA TANAH MAKKA TANAH MAPACCING MASSENREMPULU
  • NAIYYA TANAH ENREKANG TANAH SALAMA

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 


edunitas.com


Page 9

Kabupaten Fakfak merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Papua Barat, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Kota Fakfak. Kabupaten Fakfak terletak pada 131°30' - 138°40' BT dan 2°25' - 4° LS dan berbatasan dengan: Teluk Bintuni di utara; Laut Arafura di selatan; Laut Seram dan Teluk Berau di barat; serta Kabupaten Kaimana di selatan dan timur.[2] Kabupaten ini terkenal dengan hasil buah palanya sehingga dijuluki sebagai "Kota Pala." Ibukotanya, Kota Fakfak, merupakan salah satu kota tertua di Papua. Data tahun 2003 menunjukkan bahwa sebanyak 722,52 ha ajang di Kabupaten Fakfak dipergunakan untuk perumahan/pemukiman, 6274,58 ha untuk jasa/perkantoran, 9,9 ha untuk ladang/tegalan, dan sisanya dipergunakan untuk yang lain.[2]

Kabupaten Fak Fak, Provinsi Papua Barat terletak di kepala burung anggota selatan kedudukannya sangat strategis karena mempunya hub dengan Kota Ambon yang relatif bertambah pendek dibandingkan dengan kota-kota lain di pulau Papua

Administrasi Wilayah

Kabupaten Fakfak terdiri dari 9 distrik yang dibagi lagi ke dalam 7 kelurahan dan 118 kampung.[2] Distrik Karas merupakan distrik terluas, sedangkan Distrik Fakfak Tengah merupakan distrik terkecil. Distrik Kokas merupakan distrik dengan kelurahan/kampung terbanyak, sedangkan Distrik Karas merupakan distrik dengan kelurahan/kampung tersedikit. Kelurahan hanya terdapat di 3 distrik, yaitu Distrik Fakfak, Fakfak Tengah, dan Kokas. Berikut ini merupakan daftar distrik dan distribusi kelurahan serta kampung yang berada di Kabupaten Fakfak.

Nama DistrikIbukotaLuasKelurahanKampung
BomberayOnim Sari1.910 km2-11
FakfakDolan Pokpok820 km238
Fakfak BaratWerba1.685 km2-10
Fakfak TengahRaduria705 km2111
Fakfak TimurWeri1.721 km2-14
KarasMalakuli2.491 km2-7
KokasKokas1.786 km2122
KramongmonggaKramongmongga1.478 km2-16
Teluk PatipiPatipi Pasir1.724 km2-19

Geografi

Kabupaten Fakfak mempuyai luas wilayah 14,320 Km2, Terletak diantara 131 ° 30'-138040'BT dan 2 ° 25'-4 ° 00'LS. Distrik Karas Merupakan daerah yang terluas Kabupaten Fakfak. Sedangkan Distrik Fakfak Tenggah merupakan daerah yang terkecil yaitu 705 Km2 atau 4,92% dari total luas Kabupaten Fakfak. Sedangkan Distrik Fakfak Tenggah Merupakan daerah yang terkecil yaitu 705 km2 atau 4,92% dari total luas Kabupaten Fakfak.

Kabupaten Fakfak dengan ketinggian 0-100 meter diatas permukaan laut merupakan kota tertinggi dan terdingin di Papua Barat. Kabupaten Fakfak dengan ketinggian 0-100 meter diatas permukaan laut dan Tertinggi Merupakan kota terdingin di Papua Barat.[3]

Berdasarkan hasil pencatatan Balai Meteorologi dan Geofisika Kabupaten fakfak, suhu udara rata-rata pada tahun 2008 berkisar selang 21,6°C - 30,7°C bertambah tinggi bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2007 yang tercatat selang 21,7°C-28,9°C. Berdasarkan hasil pencatatan Balai Meteorologi dan Geofisika Kabupaten Fakfak, suhu udara rata-rata pada tahun 2008 berkisar selang 21,6 ° C - 30,7 ° C bertambah tinggi bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2007 yang tercatat selang 21,7 ° C-28, 9 ° C.

Suhu terendah terjadi dibulan Agustus yaitu 20,0°C dan tertinggi terjadi bulan September yaitu 32,0°C. Suhu terendah terjadi dibulan Agustus yaitu 20,0 ° C dan Tertinggi terjadi bulan September yaitu 32,0 ° C. Rata-rata kelembaban udara pada tahun 2008 sebesar 84,8% turun dibandingkan keadaan tahun sebelumnya. Rata-rata Kelembaban udara pada tahun 2008 turun sebesar 84,8% dibandingkan keadaan tahun sebelumnya. Sedangkan curah hujan rata-rata tercatat 2.106,3 mm bertambah rendah dibanding tahun 2007. Sedangkan curah hujan rata-rata tercatat 2.106,3 mm bertambah rendah dibanding tahun 2007

Lembaga Pemerintahan

Kepala Daerah

Ketika ini, Bupati Fakfak merupakan Mohammad Uswanas. Ia menjabat sejak tahun 2010 setelah memenangkan Pemilukada Fakfak 2010 bersama wakilnya Donatus Nimbitikendik dengan mengungguli empat pasang kandidat lainnya.

Perhubungan

Kota Fakfak berada paling jauh dengan Malakuli, ibukota Distrik Karas, dan paling tidak jauh dengan Raduria, ibukota Distrik Fakfak Tengah. Berikut ini merupakan tabel jarak selang Kota Fakfak dengan ibukota distrik yang berada di Kabupaten Fakfak.[2]

KotaJarak (km)
Fakfak - Raduria12
Fakfak - Werba20
Fakfak - Kramongmongga32
Fakfak - Kokas44
Fakfak - Patipi Pasir63
Fakfak - Weri100
Fakfak - Bomberay154
Fakfak - Malakuli200

Keagamaan

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Masjid Tua Patimburak, tertua di Papua

Mayoritas penduduknya beragama Islam, tingkat asimilasi dengan dunia luar sangat tinggi sejak lama (sebelum penjajahan Belanda). Di Kabupaten Fakfak terdapat masjid2 tua peninggalan zaman ke-17, salah satunya merupakan masjid Patambura yang terletak di Kecamatan Kokas. Hal ini menunjukan bahwa Agama Islam sudah mesuk ke Papua sebelum zaman ke-17, sebagain pakar memprediksikan bahwa sudah masuk sejak zaman ke-15. Masyarakat Kabupaten Fakfak sangat menjunjung tinggi nilai keagamaan, terbukti dengan terciptanya sebuah semboyan yang sudah berada sejak turun temurun di kabpaten Fakfak yaitu Satu Tungku Tiga Batu.

Pemekaran Daerah

Kabupaten Fak Fak setelah berada dalam Provinsi Papua Barat (dulu Irian Jaya Barat) terbagi menjadi dua kabupaten perluasan sehingga diperluas menjadi Kabupatan Kaimana di sebelah timur dan kemungkiinan luhur Kabupaten Fak Fak sendiri akan dibagi lagi menjadi Kabupaten Kokas yang ketika ini sedang sebagai distrik (kecamatan). Distrik Kokas terletak 50 km yang dapat ditempuh dengan jalan darat yang lancar namun dekat hal ini bertambah adun dibandingkan dimainkan melintasi jalan laut semakin kurang 6 jam.

Kota Fakfak merupakan ibukota Kabupaten Fakfak akan dinaikkan menjadi kotamadya. Distrik yang mungkin bergabung ke dalam kota ini meliputi:

  1. Fakfak
  2. Fakfak Barat
  3. Fakfak Tengah
  4. Fakfak Timur

Pemerintah Kabupaten Fakfak ketika ini sedang mengupayakan pemekaran Distrik Kokas menjadi kabupaten.

Potensi Wisata

Di bidang pariwisata, Kabupaten Fak Fak memiliki beberapa situs adat yang dapat menjadi daya tarik bagi peningkatan pembangunan di bidang pariwisata. Beberapa pusat wisata adun ekoturisme keindahan laut, peninggalan pra sejarah, keindahan dunia hutannya belum menciptakan wisatawan mancanegara maupun domestik yang berkeinginan untuk mengunjungi Kabupaten Fak Fak dikarenakan rendahnya dan kurang memadai sarana dan prasarana penunjang pariwisata adun transaportasi darat maupun udara.

Potensi wisata di Kabupaten Fak Fak ketika ini belum tersentuh oleh investor adun dari dalam maupun luar negeri. Obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi sebagai tempat pariwisata selang lain,

  • Desa Ubadari (sumber air),
  • Distrik Kokas dengan pemandangan dunia teluk dan pulau yang sedang alami
  • Goa peninggalan Jepang pada waktu Perang Dunia II,
  • Situs Purbakala Kokas atau oleh masyarakat setempat biasa dikata Tapurarang. Yaitu lukisan peninggalan zaman megalitikum pada dinding-dinding gua.
  • Masjid Tua Patimburak – masjid tertua di Papua yang didirikan pada tahun 1870.

Referensi

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ a b c d Kabupaten Fakfak Dalam Angka 2009 - BPS Kabupaten Fakfak
  3. ^ "Kabupaten Fakfak". 10 August 2012. 


edunitas.com


Page 10

Tags (tagged): regency of flores, timur, regency, of, flores timur, unkris, peta, lokasi kabupaten flores, timur koordinat, 4, tradisi 5 referensi, daftar kecamatan, wilayah, penduduk kota biasa, melakukan perarakan, membawa, patung yesus, ataupun, limbah baik, industri, ataupun rumah tangga, tradisi, center, studies larantuka lewolema, solor barat, solor, selatan solor timur, regency of, flores, timur regency of


Page 11

Tags (tagged): regency of flores, timur, regency, of, flores timur, unkris, peta, lokasi kabupaten flores, timur koordinat, 4, tradisi 5 referensi, daftar kecamatan, wilayah, penduduk kota biasa, melakukan perarakan, membawa, patung yesus, ataupun, limbah baik, industri, ataupun rumah tangga, tradisi, center, studies larantuka lewolema, solor barat, solor, selatan solor timur, regency of, flores, timur regency of


Page 12

Tags (tagged): kabupaten flores timur, kabupaten flores, timur, unkris, flores timur, peta lokasi, kabupaten, flores timur koordinat, 4 tradisi, 5, referensi daftar kecamatan, wilayah, penduduk, kota, biasa melakukan perarakan, membawa patung, yesus, ataupun limbah baik, industri ataupun, rumah, tangga tradisi, pusat, ilmu pengetahuan, larantuka, lewolema solor barat, solor selatan, solor, timur kabupaten flores, timur kabupaten, flores


Page 13

Tags (tagged): kabupaten flores timur, kabupaten flores, timur, unkris, flores timur, peta lokasi, kabupaten, flores timur koordinat, 4 tradisi, 5, referensi daftar kecamatan, wilayah, penduduk, kota, biasa melakukan perarakan, membawa patung, yesus, ataupun limbah baik, industri ataupun, rumah, tangga tradisi, pusat, ilmu pengetahuan, larantuka, lewolema solor barat, solor selatan, solor, timur kabupaten flores, timur kabupaten, flores


Page 14

Garut berpindah ke halaman ini. Untuk kota yang bernama sama, lihat Garut (kota). Untuk kegunaan pautan, lihat Garut (disambiguasi).

Kabupaten Garut
ProvinsiJawa Barat
Pemerintahan
Lapang3.065,19 kilometer2
Populasi
 - Total2.429.167 jiwa (2007)[2][pranala nonaktif]
 - Kepadatan792,5 jiwa/km2
Demografi
Pembagian administratif
 - Disktrik42
 - Kelurahan19
 - Desa420

Kabupaten Garut, adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Tarogong Kidul. Kabupaten ini bersamaan batasnya dengan Kabupaten Sumedang di utara, Kabupaten Tasikmalaya di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di barat.

Sejarah dan asal kata

Sejarah Garut tak bisa dilepaskan dari Kabupaten Limbangan.Kabupaten Limbangan adalah Kabupaten lama yang ibukotanya dialihkan ke Garut sekarang karena seringkali terjadi bencana dunia berupa banjir yang melanda kawasan ibukota. Selain itu, kurang mengembangnya pusat pemerintahan karena jauh dari sungai yang menjadi fasilitas transportasi dan irigasi areal pesawahan dan perkebunan. Bupati Adiwijaya (1813-1831) membentuk panitia survei lokasi untuk ibukota kabupaten yang baru. Pilihan kesudahannya jatuh di tempat yang dikelilingi gunung dan mempunyai mata cairan yang mengalir ke Ci Manuk. Tempat tersebut berjarak ± 17 kilometer dari pusat kota lama. Masa menemukan mata cairan, seorang panitia kakarut (bahasa sunda : tergores) belukar. Orang Belanda yang ikut survei tak dapat menirukan kata tadi, dan menyebutnya gagarut. Pada awal mulanya, nama kabupaten yang ibukotanya sudah dialihkan tak hendak diubah, sedang Kabupaten Limbangan. Namun, atas saran sesepuh berhasratnya nama kabupaten diganti dengan nama baru sehingga tak menimbulkan bencana dan malapetaka dikemudian hari seperti yang sering menimpa kabupaten Limbangan. Dari peristiwa kakarut tersebut, yang dilafalkan oleh orang Belanda dengan gagarut, muncullah nama kebupaten baru, Garut. Hari jadi Garut diperingati setiap tanggal 16 Februari

Pembagian administratif

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Hotel Ngamplang pada tahun 1920-an

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Bupati Garut Raden Adipati Aria Wiratanudatar VII beserta istri RA Lasminingrat (duduk) dan keluarga.

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Garut's melakukan permainan street in 1936

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Adu domba di Garut (tahun 1921)

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Situ Bagendit di Garut tahun 1932

Kabupaten Garut terdiri atas 42 disktrik, yang dibagi lagi atas 420 desa dan 19 kelurahan. Pusat pemerintahan di Disktrik Tarogong Kidul.

Geografi

Umum

Beberapa besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di beberapa pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Di antara gunung-gunung di Garut adalah: Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya terletak di perbatasan dengan Kabupaten Bandung, serta Gunung Cikuray (2.821 m) di selatan kota Garut.

Letak

Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat ronde Tenggara pada koordinat 6º56'49 - 7 º45'00 Lintang Selatan dan 107º25'8 - 108º7'30 Bujur Timur. Kabupaten Garut mempunyai lapang wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²) dengan batas-batas sebagai berikut :

  • Utara: Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang
  • Timur: Kabupaten Tasikmalaya
  • Selatan: Samudera Hindia
  • Barat: Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur

Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, merupakan kawasan penyangga dan hinterland untuk pengembangan wilayah Bandung Raya. Oleh karena itu, Kabupaten Garut berkedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung, sekaligus memerankan di dalam pengendalian keseimbangan ronde yang terkait.

Iklim dan cuaca

Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikatagorikan sebagai kawasan beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai Am dari klasifikasi iklim Koppen. Berdasarkan studi data sekunder, iklim dan cuaca di kawasan Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu : pola sirkulasi angin musiman (monsoonal circulation pattern), topografi regional yang bergunung-gunung di ronde tengah Jawa Barat; dan elevasi topografi di Bandung. Curah hujan rata-rata tahunan di sekitar Garut berkisar antara 2.589 mm dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling kawasan pegunungan sampai 3500-4000 mm. Variasi temperatur bulanan berkisar antara 24 °C - 27 °C. Besaran angka penguap keringatan (evapotranspirasi) menurut Iwaco-Waseco (1991) adalah 1572 mm/tahun. Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut Cina Selatan dan ronde barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di tenggara.

Geomorfologi

Bentang dunia Kabupaten Garut Ronde Utara terdiri dari atas dua aransemen bentang dunia, yaitu : (1) dataran dan cekungan antar gunung mempunyai wujud tapal kuda buka ke arah utara, (2) rangkaian-rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi dataran dan cekungan antar gunung, seperti komplek G. Guntur - G. Haruman - G. Kamojang di sebelah barat, G. Papandayan - G. Cikuray di sebelah selatan tenggara, dan G. Cikuray - G. Talagabodas - G. Galunggung di sebelah timur. Bentang dunia di sebelah Selatan terdiri dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 Km. Evolusi bentang dunia Kabupaten Garut khususnya Garut Utara dapat dinyatakan melewati 2 (dua) pendekatan hipotesis, yaitu:

  1. Bemmelen (1949) berpendapat bahwa terbentuknya tataan bentang dunia, khususnya di sekitar Garut, dikontrol oleh aktivitas volkanik yang aci pada periode Kuarter (sekitar 2 juta tahun lalu sampai sekarang). Sesudah terjadi pergerakan tektonik yang memicu pembentukan pegunungan di kesudahan Pleistosen, terjadilah deformasi regional yang digerakan oleh beberapa patahan, seperti patahan Lembang, patahan Kancana, dan patahan Malabar-Tilu. Khusus di sekitar dataran antar gunung Garut diperhitungkan sudah terjadi suatu penurunan (depresi) dampak isostasi (proses menuju keseimbangan) dari batuan landasan dan pembebanan batuan sedimen volkaniklasik diatasnya.
  2. Menurut pemikiran Tektonik Lempeng (Hamilton, 1979), babak pembentukan gunung api di Zona Bandung tak terlepas dari babak pembentukan busur magmatis Sunda yang dikontrol oleh aktivitas penunjaman (subduksi) Lempeng Samudera Indonesia yang menyusup sekitar 6-10 cm/tahun di bawah Lempeng Kontinen Asia. Bongkahan (slab) lempeng samudera setebal semakin dari 12 kilometer tersebut hendak tenggelam ke mantel ronde luar yang bersuhu semakin dari 3000°, sehingga merasakan pencairan kembali. Dampak komposisi lempeng kerak samudera bersifat basa, sedangkan mantel ronde luar bersifat asam, karenanya pada masa pencairan hendak terjadi asimilasi magma yang memicu memperagakan usahanya magma ke permukaan membentuk busur magmatis berkomposisi andesitis-basaltis. Sesudah terbentuk busur magmatis, pergerakan tektonik internal (intra-arctectonics) kemudian berperan sebagai penyebab utama terjadinya babak perlipatan, patahan, dan pembentukan cekungan antar gunung.

Topografi

Ibukota Kabupaten Garut telah tersedia pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh Gunung Karacak (1.838 m), Gunung Cikuray (2.821 m), Gunung Papandayan (2.622 m), dan Gunung Guntur (2.249 m). Karakteristik topografi Kabupaten Garut: sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan, sedangkan ronde Selatan (Garut Selatan) beberapa besar permukaannya mempunyai tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil. Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang sangat rendah yang sejajar dengan permukaan laut sampai wilayah paling tinggi d ipuncak gunung. Wilayah yang telah tersedia pada ketinggian 500-100 m dpl telah tersedia di disktrik Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang telah tersedia pada ketinggian 100-1500 m dpl telah tersedia di disktrik Cikajang, Pakenjeng, Pamulihan, Cisurupan dan Cisewu. Wilayah yang terletak pada ketinggian 100-500 m dpl telah tersedia di disktrik Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak di daratan rendah pada ketinggian kurang dari 100 m dpl telah tersedia di disktrik Cibalong dan Pameungpeuk. Rangkaian pegunungan vulkanik yang mengelilingi dataran antar gunung Garut Utara umurnya mempunyai lereng dengan kemiringin 30-45% disekitar puncak, 15-30% di ronde tengah, dan 10-15% di ronde kaki lereng pegunungan. Lereng gunung tersebut umumnya ditutupi vegetasi cukup lebat karena beberapa ditengahnya merupakan kawasan konservasi dunia. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 0-40%, ditengahnya sebesar 71,42% atau 218.924 Ha telah tersedia pada tingkat kemiringan antara 8-25%. Lapang kawasan landai dengan tingkat kemiringan dibawah 3% sampai 29.033 Ha atau 9,47%; wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 8% mencakup areal seluas 79.214 Ha atau 25,84%; lapang areal dengan tingkat kemiringan sampai 15% sampai 62.975 Ha atau 20,55% wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 40% sampai lapang areal 7.550 Ha atau sekitar 2.46%. Berdasarkan arah arusnya, sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua kawasan arus sungai (DAS) yaitu Kawasan Arus Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Kawasan Arus Selatan yang bermuara di Samudera Indonesia. Kawasan arus selatan kebanyakan relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan kawasan arus utara. Kawasan arus utara merupakan DAS sungai Cimanuk Ronde Utara, sedangkan kawasan arus selatan merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah Kabupaten Garut telah tersedia 33 buah sungai dan 101 anak sungai dengan panjang sungai seluruhnya 1.397,34 Km; dimana sepanjang 92 Kilometer ditengahnya merupakan panjang arus sungai Cimanuk dengan 58 buah anak sungai. Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, nampak bahwa pola arus sungai yang mengembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukan watak mendaun, dengan arah arus utama berupa sungai Cimanuk menuju ke utara. Arus Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari lereng pegunungan yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola penyaliran sub-paralel, yang berperan sebagai subsistem dari DAS Cimanuk.

Geologi

Berdasarkan peta geologi skala 1:100.000 lembar Arjawinangun, Bandung dan Garut yang dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi skala 1:500.000, tataan dan urutan batuan penyusun di wilayah Kabupaten Garut ronde utara didominasi oleh material vulkanik yang berasosiasi dengan letusan (erupsi) gunungapi, ditengahnya erupsi G. Cikuray, G. Papandayan dan G. Guntur. Erupsi tersebut aci beberapa kali secara sporadik selama periode Kuarter (2 juta tahun) lalu, sehingga menghasilkan material volkanis berupa breksi, lava, lahar dan tufa yang mengandung kwarsa dan tumpuk menumpuk pada dataran antar gunung di Garut. Batuan sangat tua yang tersingkap di lembah Sungai Cimanuk ditengahnya adalah breksi volkanik bersifat basaltic yang kompak, menunjukan kemas buka dengan komponen berukuran kerakal sampai bongkah. Secara umum, batuan penyusun dataran antar gunung Garut didominasi oleh material volkaniklasik berupa alluvium berupa pasir, kerakal, kerikil, dan Lumpur. Jenis tanah komplek podsolik merah kekuning-kuningan, podsolik kuning dan regosol merupakan ronde yang sangat lapang terutama di ronde Selatan, sedangkan di ronde Utara didominasi tanah andosol yang memberikan peluang terhadap potensi usaha sayur-mayur.

Penggunaan lahan

Bedasarkan jenis tanah dan area topografi di Kabupaten Garut, penggunaan lahan secara umum di Garut Utara dipergunakan untuk persawahan dan Garut Selatan didominasi oleh perkebunan dan hutan.

Pendidikan

Kabupaten Garut mempunyai Fasilitas Pendidikan yang diurus dengan patut, patut yang berstatus Negeri maupun Swasta. Berikut daftar Fasilitas Pendidikan yang telah tersedia di kawasan kota :

SD/MI

  • SD Negeri Pakuwon 1
  • SD Negeri Pakuwon 2
  • SD Negeri Pakuwon 3
  • SD Negeri Pataruman 6
  • SD Negeri Pataruman 7
  • SD Negeri Paminggir 1
  • SD Negeri Paminggir 2
  • SD Negeri Muara Sanding 1
  • SD Negeri Muara Sanding 2
  • SD Negeri Sukagalih 4
  • SD Negeri Sukagalih 5
  • SD Negeri Jayaraga
  • SD Negeri Sukanegla 1
  • SD Negeri Sukanegla 2
  • SD Negeri Regol 13
  • SD Kartika Siliwangi 3
  • SDK Dharma Bakti
  • SD Yos Sudarso
  • SD IT Persis Garut
  • dan lain-lain

SMP/MTs

SMA/SMK/MA

  • SMA Negeri 1 Garut
  • SMA Negeri 6 Garut
  • SMA Negeri 11 Garut
  • SMA Negeri 15 Garut
  • SMK Negeri 1 Garut (d/h SMEA)
  • SMK Negeri 2 Garut (d/h STMN)
  • SMK Negeri 3 Garut (d/h SMKK)
  • MA Negeri 1 Garut
  • MA Negeri 2 Garut
  • MA Al-Musadaddiyah
  • dll.

Perguruan Tinggi

  • Universitas Garut
  • AMIK Garut
  • STAI Al-Musadaddiyah
  • STIE Yasa Anggana
  • STIKES Karsa Husada
  • STKIP Garut
  • STT Garut
  • AKBID YPSDMI Garut
  • AKPER Pemda Garut
  • AKPER Bidara Mukti
  • STAI PERSIS
  • STH Garut
  • dan lain-lain

Kesehatan

Kabupaten Garut mempunyai Fasilitas Kesehatan, salah satunya Rumah Sakit. Berikut daftar Fasilitas Kesehatan yang telah tersedia di kawasan kota :

  • RSU dr. Slamet, di Jalan RSU No. 12
  • RS TNI AD Guntur, di Jalan Bratayudha No. 101

Transportasi

Ibukota kabupaten Garut telah tersedia di jalur Jakarta-Garut-Tasikmalaya, kebanyakan sekedar transit di Terminal Guntur Garut, bila mau langsung ke Tasikmalaya, orang semakin menentukan jalur Malangbong untuk dilewati. Garut mempunyai fasilitas Transportasi seperti Delman Kuda, Ojek Sepeda Motor, Angkutan Pedesaan (Angdes) dari berbagai desa menuju Kota Kecamatan, Angkutan Kota (Angkot), Minibus dari berbagai disktrik menuju Kota Garut dan Bus besar dengan jurusan Garut - Jakarta, Rental Mobil dari berjenis-jenis dan Taksi. Terminal Guntur adalah nama terminal terbesar di Kota Garut. Telah tersedia juga Kereta Api yang menuju Jakarta kadang beristirahat di beberapa Stasiun Kereta Api di Garut seperti Stasiun Malangbong, Stasiun Cibatu, dan Stasiun Leles.

Makanan khas

Kabupaten Garut mempunyai makanan, minuman, dan buah-buahan Khas. Berikut daftar makanan, minuman, dan buah-buahan khas Garut :

  • Dodol Garut
  • Ladu Malangbong
  • Kerupuk Kulit
  • Pindang Ikan
  • Sambal Cibiuk
  • Es Goyobod
  • Jeruk Garut
  • Wajit
  • Burayot

Produk khas

Dengan tangan ulet warga Garut, Garut mempunyai Produk yang Khas. Berikut daftar Produk Khas Garut :

  • Jaket Kulit
  • Batik Tulis Garutan
  • Kulit Tersamak
  • Minyak Akar Wangi
  • Boboko Samarang
  • Batu Hias Bungbulang

Pariwisata

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Cairan terjun Cisanggiri pada tahun 1920-an

Objek wisata yang telah tersedia di Kabupaten Garut adalah antara lain:

Pemekaran

Kota Garut

Disktrik yang mungkin tergabung dalam yang hendak menjadi kota ini, adalah :

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 2011-02-17. Retrieved 2011-05-23. 
  2. ^ http://jabar.bps.go.id/Tabel/penduduk/JumlahPenduduk.html Banyak warga Kabupaten Garut tahun 2007 versi BPS Provinsi Jawa Barat

Pranala luar

  • (Indonesia) Situs Resmi Kabupaten Garut
  • (Indonesia) Informasi Seputar Garut dan Sekitarnya
  • (Indonesia) Informasi Seputar Garut dan Sekitarnya (mobile version)
  • (Indonesia) Inilah Garut
  • (Indonesia) Komunitas BloGGer Garut
  • (Indonesia) Informasi Seputar Lowongan Kerja Garut
  • (Indonesia) Komunitas orang Garut

edunitas.com


Page 15

Garut berpindah ke halaman ini. Untuk kota yang bernama sama, lihat Garut (kota). Untuk kegunaan pautan, lihat Garut (disambiguasi).

Kabupaten Garut
ProvinsiJawa Barat
Pemerintahan
Lapang3.065,19 km2
Populasi
 - Total2.429.167 jiwa (2007)[2][pranala nonaktif]
 - Kepadatan792,5 jiwa/km2
Demografi
Pembagian administratif
 - Kecamatan42
 - Kelurahan19
 - Desa420

Kabupaten Garut, adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Tarogong Kidul. Kabupaten ini bersamaan batasnya dengan Kabupaten Sumedang di utara, Kabupaten Tasikmalaya di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di barat.

Sejarah dan asal kata

Sejarah Garut tak bisa dilepaskan dari Kabupaten Limbangan.Kabupaten Limbangan adalah Kabupaten lama yang ibukotanya dialihkan ke Garut sekarang karena seringkali terjadi bencana dunia berupa banjir yang melanda kawasan ibukota. Selain itu, kurang mengembangnya pusat pemerintahan karena jauh dari sungai yang menjadi fasilitas transportasi dan irigasi areal pesawahan dan perkebunan. Bupati Adiwijaya (1813-1831) membentuk panitia survei lokasi untuk ibukota kabupaten yang baru. Pilihan kesudahannya jatuh di tempat yang dikelilingi gunung dan mempunyai mata cairan yang mengalir ke Ci Manuk. Tempat tersebut berjarak ± 17 km dari pusat kota lama. Masa menemukan mata cairan, seorang panitia kakarut (bahasa sunda : tergores) belukar. Orang Belanda yang ikut survei tak dapat menirukan kata tadi, dan menyebutnya gagarut. Pada awalnya, nama kabupaten yang ibukotanya sudah dialihkan tak hendak diubah, sedang Kabupaten Limbangan. Namun, atas saran sesepuh berhasratnya nama kabupaten ditukar dengan nama baru sehingga tak menimbulkan bencana dan malapetaka dikemudian hari seperti yang sering menimpa kabupaten Limbangan. Dari perihal jadinya kakarut tersebut, yang dilafalkan oleh orang Belanda dengan gagarut, muncullah nama kebupaten baru, Garut. Hari jadi Garut diperingati setiap tanggal 16 Februari

Pembagian administratif

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Hotel Ngamplang pada tahun 1920-an

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Bupati Garut Raden Adipati Aria Wiratanudatar VII beserta istri RA Lasminingrat (duduk) dan keluarga.

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Garut's melakukan permainan street in 1936

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Adu domba di Garut (tahun 1921)

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Situ Bagendit di Garut tahun 1932

Kabupaten Garut terdiri atas 42 kecamatan, yang dibagi lagi atas 420 desa dan 19 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Tarogong Kidul.

Geografi

Umum

Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Di antara gunung-gunung di Garut adalah: Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya terletak di perbatasan dengan Kabupaten Bandung, serta Gunung Cikuray (2.821 m) di selatan kota Garut.

Letak

Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat ronde Tenggara pada koordinat 6º56'49 - 7 º45'00 Lintang Selatan dan 107º25'8 - 108º7'30 Bujur Timur. Kabupaten Garut mempunyai lapang wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²) dengan batas-batas sebagai berikut :

  • Utara: Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang
  • Timur: Kabupaten Tasikmalaya
  • Selatan: Samudera Hindia
  • Barat: Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur

Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, merupakan kawasan penyangga dan hinterland untuk pengembangan wilayah Bandung Raya. Oleh karena itu, Kabupaten Garut berkedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung, sekaligus memerankan di dalam pengendalian keseimbangan ronde yang terkait.

Iklim dan cuaca

Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikatagorikan sebagai kawasan beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai Am dari klasifikasi iklim Koppen. Berdasarkan studi data sekunder, iklim dan cuaca di kawasan Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu : pola sirkulasi angin musiman (monsoonal circulation pattern), topografi regional yang bergunung-gunung di ronde tengah Jawa Barat; dan elevasi topografi di Bandung. Curah hujan rata-rata tahunan di sekitar Garut berkisar antara 2.589 mm dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling kawasan pegunungan sampai 3500-4000 mm. Variasi temperatur bulanan berkisar antara 24 °C - 27 °C. Besaran angka penguap keringatan (evapotranspirasi) menurut Iwaco-Waseco (1991) adalah 1572 mm/tahun. Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut Cina Selatan dan ronde barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di tenggara.

Geomorfologi

Bentang dunia Kabupaten Garut Ronde Utara terdiri dari atas dua aransemen bentang dunia, yaitu : (1) dataran dan cekungan antar gunung mempunyai wujud tapal kuda buka ke arah utara, (2) rangkaian-rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi dataran dan cekungan antar gunung, seperti komplek G. Guntur - G. Haruman - G. Kamojang di sebelah barat, G. Papandayan - G. Cikuray di sebelah selatan tenggara, dan G. Cikuray - G. Talagabodas - G. Galunggung di sebelah timur. Bentang dunia di sebelah Selatan terdiri dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 Km. Evolusi bentang dunia Kabupaten Garut khususnya Garut Utara dapat dinyatakan melewati 2 (dua) pendekatan hipotesis, yaitu:

  1. Bemmelen (1949) berpendapat bahwa terbentuknya tataan bentang dunia, khususnya di sekitar Garut, dikontrol oleh aktivitas volkanik yang jadi pada periode Kuarter (sekitar 2 juta tahun lalu sampai sekarang). Sesudah terjadi pergerakan tektonik yang memicu pembentukan pegunungan di kesudahan Pleistosen, terjadilah deformasi regional yang digerakan oleh beberapa patahan, seperti patahan Lembang, patahan Kancana, dan patahan Malabar-Tilu. Khusus di sekitar dataran antar gunung Garut diperhitungkan sudah terjadi suatu penurunan (depresi) dampak isostasi (proses menuju keseimbangan) dari batuan dasar dan pembebanan batuan sedimen volkaniklasik diatasnya.
  2. Menurut pemikiran Tektonik Lempeng (Hamilton, 1979), babak pembentukan gunung api di Zona Bandung tak terlepas dari babak pembentukan busur magmatis Sunda yang dikontrol oleh aktivitas penunjaman (subduksi) Lempeng Samudera Indonesia yang menyusup sekitar 6-10 cm/tahun di bawah Lempeng Kontinen Asia. Bongkahan (slab) lempeng samudera setebal semakin dari 12 km tersebut hendak tenggelam ke mantel ronde luar yang bersuhu semakin dari 3000°, sehingga merasakan pencairan kembali. Dampak komposisi lempeng kerak samudera bersifat basa, sedangkan mantel ronde luar bersifat asam, karenanya pada masa pencairan hendak terjadi asimilasi magma yang memicu memperagakan usahanya magma ke permukaan membentuk busur magmatis berkomposisi andesitis-basaltis. Sesudah terbentuk busur magmatis, pergerakan tektonik internal (intra-arctectonics) kemudian berperan sebagai penyebab utama terjadinya babak perlipatan, patahan, dan pembentukan cekungan antar gunung.

Topografi

Ibukota Kabupaten Garut telah tersedia pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh Gunung Karacak (1.838 m), Gunung Cikuray (2.821 m), Gunung Papandayan (2.622 m), dan Gunung Guntur (2.249 m). Karakteristik topografi Kabupaten Garut: sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan, sedangkan ronde Selatan (Garut Selatan) sebagian besar permukaannya mempunyai tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil. Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang sangat rendah yang sejajar dengan permukaan laut sampai wilayah paling tinggi d ipuncak gunung. Wilayah yang telah tersedia pada ketinggian 500-100 m dpl telah tersedia di kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang telah tersedia pada ketinggian 100-1500 m dpl telah tersedia di kecamatan Cikajang, Pakenjeng, Pamulihan, Cisurupan dan Cisewu. Wilayah yang terletak pada ketinggian 100-500 m dpl telah tersedia di kecamatan Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak di daratan rendah pada ketinggian kurang dari 100 m dpl telah tersedia di kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk. Rangkaian pegunungan vulkanik yang mengelilingi dataran antar gunung Garut Utara umurnya mempunyai lereng dengan kemiringin 30-45% disekitar puncak, 15-30% di ronde tengah, dan 10-15% di ronde kaki lereng pegunungan. Lereng gunung tersebut umumnya ditutupi vegetasi cukup lebat karena sebagian ditengahnya merupakan kawasan konservasi dunia. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 0-40%, ditengahnya sebesar 71,42% atau 218.924 Ha telah tersedia pada tingkat kemiringan antara 8-25%. Lapang kawasan landai dengan tingkat kemiringan dibawah 3% sampai 29.033 Ha atau 9,47%; wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 8% mencakup areal seluas 79.214 Ha atau 25,84%; lapang areal dengan tingkat kemiringan sampai 15% sampai 62.975 Ha atau 20,55% wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 40% sampai lapang areal 7.550 Ha atau sekitar 2.46%. Berdasarkan arah arusnya, sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua kawasan arus sungai (DAS) yaitu Kawasan Arus Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Kawasan Arus Selatan yang bermuara di Samudera Indonesia. Kawasan arus selatan pada umumnya relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan kawasan arus utara. Kawasan arus utara merupakan DAS sungai Cimanuk Ronde Utara, sedangkan kawasan arus selatan merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah Kabupaten Garut telah tersedia 33 buah sungai dan 101 anak sungai dengan panjang sungai seluruhnya 1.397,34 Km; dimana sepanjang 92 Km ditengahnya merupakan panjang arus sungai Cimanuk dengan 58 buah anak sungai. Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, nampak bahwa pola arus sungai yang mengembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukan watak mendaun, dengan arah arus utama berupa sungai Cimanuk menuju ke utara. Arus Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari lereng pegunungan yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola penyaliran sub-paralel, yang berperan sebagai subsistem dari DAS Cimanuk.

Geologi

Berdasarkan peta geologi skala 1:100.000 lembar Arjawinangun, Bandung dan Garut yang dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi skala 1:500.000, tataan dan urutan batuan penyusun di wilayah Kabupaten Garut ronde utara didominasi oleh material vulkanik yang berasosiasi dengan letusan (erupsi) gunungapi, ditengahnya erupsi G. Cikuray, G. Papandayan dan G. Guntur. Erupsi tersebut jadi beberapa kali secara sporadik selama periode Kuarter (2 juta tahun) lalu, sehingga menghasilkan material volkanis berupa breksi, lava, lahar dan tufa yang mengandung kwarsa dan tumpuk menumpuk pada dataran antar gunung di Garut. Batuan sangat tua yang tersingkap di lembah Sungai Cimanuk ditengahnya adalah breksi volkanik bersifat basaltic yang kompak, menunjukan kemas buka dengan komponen berukuran kerakal sampai bongkah. Secara umum, batuan penyusun dataran antar gunung Garut didominasi oleh material volkaniklasik berupa alluvium berupa pasir, kerakal, kerikil, dan Lumpur. Jenis tanah komplek podsolik merah kekuning-kuningan, podsolik kuning dan regosol merupakan ronde yang sangat lapang terutama di ronde Selatan, sedangkan di ronde Utara didominasi tanah andosol yang memberikan peluang terhadap potensi usaha sayur-mayur.

Penggunaan lahan

Bedasarkan jenis tanah dan area topografi di Kabupaten Garut, penggunaan lahan secara umum di Garut Utara dipergunakan untuk persawahan dan Garut Selatan didominasi oleh perkebunan dan hutan.

Pendidikan

Kabupaten Garut mempunyai Fasilitas Pendidikan yang diurus dengan patut, patut yang berstatus Negeri maupun Swasta. Berikut daftar Fasilitas Pendidikan yang telah tersedia di kawasan kota :

SD/MI

  • SD Negeri Pakuwon 1
  • SD Negeri Pakuwon 2
  • SD Negeri Pakuwon 3
  • SD Negeri Pataruman 6
  • SD Negeri Pataruman 7
  • SD Negeri Paminggir 1
  • SD Negeri Paminggir 2
  • SD Negeri Muara Sanding 1
  • SD Negeri Muara Sanding 2
  • SD Negeri Sukagalih 4
  • SD Negeri Sukagalih 5
  • SD Negeri Jayaraga
  • SD Negeri Sukanegla 1
  • SD Negeri Sukanegla 2
  • SD Negeri Regol 13
  • SD Kartika Siliwangi 3
  • SDK Dharma Bakti
  • SD Yos Sudarso
  • SD IT Persis Garut
  • dan lain-lain

SMP/MTs

SMA/SMK/MA

  • SMA Negeri 1 Garut
  • SMA Negeri 6 Garut
  • SMA Negeri 11 Garut
  • SMA Negeri 15 Garut
  • SMK Negeri 1 Garut (d/h SMEA)
  • SMK Negeri 2 Garut (d/h STMN)
  • SMK Negeri 3 Garut (d/h SMKK)
  • MA Negeri 1 Garut
  • MA Negeri 2 Garut
  • MA Al-Musadaddiyah
  • dll.

Perguruan Tinggi

  • Universitas Garut
  • AMIK Garut
  • STAI Al-Musadaddiyah
  • STIE Yasa Anggana
  • STIKES Karsa Husada
  • STKIP Garut
  • STT Garut
  • AKBID YPSDMI Garut
  • AKPER Pemda Garut
  • AKPER Bidara Mukti
  • STAI PERSIS
  • STH Garut
  • dan lain-lain

Kesehatan

Kabupaten Garut mempunyai Fasilitas Kesehatan, salah satunya Rumah Sakit. Berikut daftar Fasilitas Kesehatan yang telah tersedia di kawasan kota :

  • RSU dr. Slamet, di Jalan RSU No. 12
  • RS TNI AD Guntur, di Jalan Bratayudha No. 101

Transportasi

Ibukota kabupaten Garut telah tersedia di jalur Jakarta-Garut-Tasikmalaya, kebanyakan sekedar transit di Terminal Guntur Garut, bila mau langsung ke Tasikmalaya, orang semakin menentukan jalur Malangbong untuk dilewati. Garut mempunyai fasilitas Transportasi seperti Delman Kuda, Ojek Sepeda Motor, Angkutan Pedesaan (Angdes) dari berbagai desa menuju Kota Kecamatan, Angkutan Kota (Angkot), Minibus dari berbagai kecamatan menuju Kota Garut dan Bus besar dengan jurusan Garut - Jakarta, Rental Mobil dari berjenis-jenis dan Taksi. Terminal Guntur adalah nama terminal terbesar di Kota Garut. Telah tersedia juga Kereta Api yang menuju Jakarta kadang beristirahat di beberapa Stasiun Kereta Api di Garut seperti Stasiun Malangbong, Stasiun Cibatu, dan Stasiun Leles.

Makanan khas

Kabupaten Garut mempunyai makanan, minuman, dan buah-buahan Khas. Berikut daftar makanan, minuman, dan buah-buahan khas Garut :

  • Dodol Garut
  • Ladu Malangbong
  • Kerupuk Kulit
  • Pindang Ikan
  • Sambal Cibiuk
  • Es Goyobod
  • Jeruk Garut
  • Wajit
  • Burayot

Produk khas

Dengan tangan ulet warga Garut, Garut mempunyai Produk yang Khas. Berikut daftar Produk Khas Garut :

  • Jaket Kulit
  • Batik Tulis Garutan
  • Kulit Tersamak
  • Minyak Akar Wangi
  • Boboko Samarang
  • Batu Hias Bungbulang

Pariwisata

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Cairan terjun Cisanggiri pada tahun 1920-an

Objek wisata yang telah tersedia di Kabupaten Garut adalah antara lain:

Pemekaran

Kota Garut

Kecamatan yang mungkin tergabung dalam yang hendak menjadi kota ini, adalah :

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 2011-02-17. Retrieved 2011-05-23. 
  2. ^ http://jabar.bps.go.id/Tabel/penduduk/JumlahPenduduk.html Banyak warga Kabupaten Garut tahun 2007 versi BPS Provinsi Jawa Barat

Pranala luar

  • (Indonesia) Situs Resmi Kabupaten Garut
  • (Indonesia) Informasi Seputar Garut dan Sekitarnya
  • (Indonesia) Informasi Seputar Garut dan Sekitarnya (mobile version)
  • (Indonesia) Inilah Garut
  • (Indonesia) Komunitas BloGGer Garut
  • (Indonesia) Informasi Seputar Lowongan Kerja Garut
  • (Indonesia) Komunitas orang Garut

edunitas.com


Page 16

Garut berpindah ke halaman ini. Untuk kota yang bernama sama, lihat Garut (kota). Untuk kegunaan pautan, lihat Garut (disambiguasi).

Kabupaten Garut
ProvinsiJawa Barat
Pemerintahan
Lapang3.065,19 km2
Populasi
 - Total2.429.167 jiwa (2007)[2][pranala nonaktif]
 - Kepadatan792,5 jiwa/km2
Demografi
Pembagian administratif
 - Kecamatan42
 - Kelurahan19
 - Desa420

Kabupaten Garut, adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Tarogong Kidul. Kabupaten ini bersamaan batasnya dengan Kabupaten Sumedang di utara, Kabupaten Tasikmalaya di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di barat.

Sejarah dan asal kata

Sejarah Garut tak bisa dilepaskan dari Kabupaten Limbangan.Kabupaten Limbangan adalah Kabupaten lama yang ibukotanya dialihkan ke Garut sekarang karena seringkali terjadi bencana dunia berupa banjir yang melanda kawasan ibukota. Selain itu, kurang mengembangnya pusat pemerintahan karena jauh dari sungai yang menjadi fasilitas transportasi dan irigasi areal pesawahan dan perkebunan. Bupati Adiwijaya (1813-1831) membentuk panitia survei lokasi untuk ibukota kabupaten yang baru. Pilihan kesudahannya jatuh di tempat yang dikelilingi gunung dan mempunyai mata cairan yang mengalir ke Ci Manuk. Tempat tersebut berjarak ± 17 km dari pusat kota lama. Masa menemukan mata cairan, seorang panitia kakarut (bahasa sunda : tergores) belukar. Orang Belanda yang ikut survei tak dapat menirukan kata tadi, dan menyebutnya gagarut. Pada awalnya, nama kabupaten yang ibukotanya sudah dialihkan tak hendak diubah, sedang Kabupaten Limbangan. Namun, atas saran sesepuh berhasratnya nama kabupaten ditukar dengan nama baru sehingga tak menimbulkan bencana dan malapetaka dikemudian hari seperti yang sering menimpa kabupaten Limbangan. Dari perihal jadinya kakarut tersebut, yang dilafalkan oleh orang Belanda dengan gagarut, muncullah nama kebupaten baru, Garut. Hari jadi Garut diperingati setiap tanggal 16 Februari

Pembagian administratif

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Hotel Ngamplang pada tahun 1920-an

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Bupati Garut Raden Adipati Aria Wiratanudatar VII beserta istri RA Lasminingrat (duduk) dan keluarga.

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Garut's melakukan permainan street in 1936

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Adu domba di Garut (tahun 1921)

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Situ Bagendit di Garut tahun 1932

Kabupaten Garut terdiri atas 42 kecamatan, yang dibagi lagi atas 420 desa dan 19 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Tarogong Kidul.

Geografi

Umum

Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Di antara gunung-gunung di Garut adalah: Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya terletak di perbatasan dengan Kabupaten Bandung, serta Gunung Cikuray (2.821 m) di selatan kota Garut.

Letak

Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat ronde Tenggara pada koordinat 6º56'49 - 7 º45'00 Lintang Selatan dan 107º25'8 - 108º7'30 Bujur Timur. Kabupaten Garut mempunyai lapang wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²) dengan batas-batas sebagai berikut :

  • Utara: Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang
  • Timur: Kabupaten Tasikmalaya
  • Selatan: Samudera Hindia
  • Barat: Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur

Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, merupakan kawasan penyangga dan hinterland untuk pengembangan wilayah Bandung Raya. Oleh karena itu, Kabupaten Garut berkedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung, sekaligus memerankan di dalam pengendalian keseimbangan ronde yang terkait.

Iklim dan cuaca

Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikatagorikan sebagai kawasan beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai Am dari klasifikasi iklim Koppen. Berdasarkan studi data sekunder, iklim dan cuaca di kawasan Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu : pola sirkulasi angin musiman (monsoonal circulation pattern), topografi regional yang bergunung-gunung di ronde tengah Jawa Barat; dan elevasi topografi di Bandung. Curah hujan rata-rata tahunan di sekitar Garut berkisar antara 2.589 mm dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling kawasan pegunungan sampai 3500-4000 mm. Variasi temperatur bulanan berkisar antara 24 °C - 27 °C. Besaran angka penguap keringatan (evapotranspirasi) menurut Iwaco-Waseco (1991) adalah 1572 mm/tahun. Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut Cina Selatan dan ronde barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di tenggara.

Geomorfologi

Bentang dunia Kabupaten Garut Ronde Utara terdiri dari atas dua aransemen bentang dunia, yaitu : (1) dataran dan cekungan antar gunung mempunyai wujud tapal kuda buka ke arah utara, (2) rangkaian-rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi dataran dan cekungan antar gunung, seperti komplek G. Guntur - G. Haruman - G. Kamojang di sebelah barat, G. Papandayan - G. Cikuray di sebelah selatan tenggara, dan G. Cikuray - G. Talagabodas - G. Galunggung di sebelah timur. Bentang dunia di sebelah Selatan terdiri dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 Km. Evolusi bentang dunia Kabupaten Garut khususnya Garut Utara dapat dinyatakan melewati 2 (dua) pendekatan hipotesis, yaitu:

  1. Bemmelen (1949) berpendapat bahwa terbentuknya tataan bentang dunia, khususnya di sekitar Garut, dikontrol oleh aktivitas volkanik yang jadi pada periode Kuarter (sekitar 2 juta tahun lalu sampai sekarang). Sesudah terjadi pergerakan tektonik yang memicu pembentukan pegunungan di kesudahan Pleistosen, terjadilah deformasi regional yang digerakan oleh beberapa patahan, seperti patahan Lembang, patahan Kancana, dan patahan Malabar-Tilu. Khusus di sekitar dataran antar gunung Garut diperhitungkan sudah terjadi suatu penurunan (depresi) dampak isostasi (proses menuju keseimbangan) dari batuan dasar dan pembebanan batuan sedimen volkaniklasik diatasnya.
  2. Menurut pemikiran Tektonik Lempeng (Hamilton, 1979), babak pembentukan gunung api di Zona Bandung tak terlepas dari babak pembentukan busur magmatis Sunda yang dikontrol oleh aktivitas penunjaman (subduksi) Lempeng Samudera Indonesia yang menyusup sekitar 6-10 cm/tahun di bawah Lempeng Kontinen Asia. Bongkahan (slab) lempeng samudera setebal semakin dari 12 km tersebut hendak tenggelam ke mantel ronde luar yang bersuhu semakin dari 3000°, sehingga merasakan pencairan kembali. Dampak komposisi lempeng kerak samudera bersifat basa, sedangkan mantel ronde luar bersifat asam, karenanya pada masa pencairan hendak terjadi asimilasi magma yang memicu memperagakan usahanya magma ke permukaan membentuk busur magmatis berkomposisi andesitis-basaltis. Sesudah terbentuk busur magmatis, pergerakan tektonik internal (intra-arctectonics) kemudian berperan sebagai penyebab utama terjadinya babak perlipatan, patahan, dan pembentukan cekungan antar gunung.

Topografi

Ibukota Kabupaten Garut telah tersedia pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh Gunung Karacak (1.838 m), Gunung Cikuray (2.821 m), Gunung Papandayan (2.622 m), dan Gunung Guntur (2.249 m). Karakteristik topografi Kabupaten Garut: sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan, sedangkan ronde Selatan (Garut Selatan) sebagian besar permukaannya mempunyai tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil. Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang sangat rendah yang sejajar dengan permukaan laut sampai wilayah paling tinggi d ipuncak gunung. Wilayah yang telah tersedia pada ketinggian 500-100 m dpl telah tersedia di kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang telah tersedia pada ketinggian 100-1500 m dpl telah tersedia di kecamatan Cikajang, Pakenjeng, Pamulihan, Cisurupan dan Cisewu. Wilayah yang terletak pada ketinggian 100-500 m dpl telah tersedia di kecamatan Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak di daratan rendah pada ketinggian kurang dari 100 m dpl telah tersedia di kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk. Rangkaian pegunungan vulkanik yang mengelilingi dataran antar gunung Garut Utara umurnya mempunyai lereng dengan kemiringin 30-45% disekitar puncak, 15-30% di ronde tengah, dan 10-15% di ronde kaki lereng pegunungan. Lereng gunung tersebut umumnya ditutupi vegetasi cukup lebat karena sebagian ditengahnya merupakan kawasan konservasi dunia. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 0-40%, ditengahnya sebesar 71,42% atau 218.924 Ha telah tersedia pada tingkat kemiringan antara 8-25%. Lapang kawasan landai dengan tingkat kemiringan dibawah 3% sampai 29.033 Ha atau 9,47%; wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 8% mencakup areal seluas 79.214 Ha atau 25,84%; lapang areal dengan tingkat kemiringan sampai 15% sampai 62.975 Ha atau 20,55% wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 40% sampai lapang areal 7.550 Ha atau sekitar 2.46%. Berdasarkan arah arusnya, sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua kawasan arus sungai (DAS) yaitu Kawasan Arus Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Kawasan Arus Selatan yang bermuara di Samudera Indonesia. Kawasan arus selatan pada umumnya relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan kawasan arus utara. Kawasan arus utara merupakan DAS sungai Cimanuk Ronde Utara, sedangkan kawasan arus selatan merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah Kabupaten Garut telah tersedia 33 buah sungai dan 101 anak sungai dengan panjang sungai seluruhnya 1.397,34 Km; dimana sepanjang 92 Km ditengahnya merupakan panjang arus sungai Cimanuk dengan 58 buah anak sungai. Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, nampak bahwa pola arus sungai yang mengembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukan watak mendaun, dengan arah arus utama berupa sungai Cimanuk menuju ke utara. Arus Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari lereng pegunungan yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola penyaliran sub-paralel, yang berperan sebagai subsistem dari DAS Cimanuk.

Geologi

Berdasarkan peta geologi skala 1:100.000 lembar Arjawinangun, Bandung dan Garut yang dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi skala 1:500.000, tataan dan urutan batuan penyusun di wilayah Kabupaten Garut ronde utara didominasi oleh material vulkanik yang berasosiasi dengan letusan (erupsi) gunungapi, ditengahnya erupsi G. Cikuray, G. Papandayan dan G. Guntur. Erupsi tersebut jadi beberapa kali secara sporadik selama periode Kuarter (2 juta tahun) lalu, sehingga menghasilkan material volkanis berupa breksi, lava, lahar dan tufa yang mengandung kwarsa dan tumpuk menumpuk pada dataran antar gunung di Garut. Batuan sangat tua yang tersingkap di lembah Sungai Cimanuk ditengahnya adalah breksi volkanik bersifat basaltic yang kompak, menunjukan kemas buka dengan komponen berukuran kerakal sampai bongkah. Secara umum, batuan penyusun dataran antar gunung Garut didominasi oleh material volkaniklasik berupa alluvium berupa pasir, kerakal, kerikil, dan Lumpur. Jenis tanah komplek podsolik merah kekuning-kuningan, podsolik kuning dan regosol merupakan ronde yang sangat lapang terutama di ronde Selatan, sedangkan di ronde Utara didominasi tanah andosol yang memberikan peluang terhadap potensi usaha sayur-mayur.

Penggunaan lahan

Bedasarkan jenis tanah dan area topografi di Kabupaten Garut, penggunaan lahan secara umum di Garut Utara dipergunakan untuk persawahan dan Garut Selatan didominasi oleh perkebunan dan hutan.

Pendidikan

Kabupaten Garut mempunyai Fasilitas Pendidikan yang diurus dengan patut, patut yang berstatus Negeri maupun Swasta. Berikut daftar Fasilitas Pendidikan yang telah tersedia di kawasan kota :

SD/MI

  • SD Negeri Pakuwon 1
  • SD Negeri Pakuwon 2
  • SD Negeri Pakuwon 3
  • SD Negeri Pataruman 6
  • SD Negeri Pataruman 7
  • SD Negeri Paminggir 1
  • SD Negeri Paminggir 2
  • SD Negeri Muara Sanding 1
  • SD Negeri Muara Sanding 2
  • SD Negeri Sukagalih 4
  • SD Negeri Sukagalih 5
  • SD Negeri Jayaraga
  • SD Negeri Sukanegla 1
  • SD Negeri Sukanegla 2
  • SD Negeri Regol 13
  • SD Kartika Siliwangi 3
  • SDK Dharma Bakti
  • SD Yos Sudarso
  • SD IT Persis Garut
  • dan lain-lain

SMP/MTs

SMA/SMK/MA

  • SMA Negeri 1 Garut
  • SMA Negeri 6 Garut
  • SMA Negeri 11 Garut
  • SMA Negeri 15 Garut
  • SMK Negeri 1 Garut (d/h SMEA)
  • SMK Negeri 2 Garut (d/h STMN)
  • SMK Negeri 3 Garut (d/h SMKK)
  • MA Negeri 1 Garut
  • MA Negeri 2 Garut
  • MA Al-Musadaddiyah
  • dll.

Perguruan Tinggi

  • Universitas Garut
  • AMIK Garut
  • STAI Al-Musadaddiyah
  • STIE Yasa Anggana
  • STIKES Karsa Husada
  • STKIP Garut
  • STT Garut
  • AKBID YPSDMI Garut
  • AKPER Pemda Garut
  • AKPER Bidara Mukti
  • STAI PERSIS
  • STH Garut
  • dan lain-lain

Kesehatan

Kabupaten Garut mempunyai Fasilitas Kesehatan, salah satunya Rumah Sakit. Berikut daftar Fasilitas Kesehatan yang telah tersedia di kawasan kota :

  • RSU dr. Slamet, di Jalan RSU No. 12
  • RS TNI AD Guntur, di Jalan Bratayudha No. 101

Transportasi

Ibukota kabupaten Garut telah tersedia di jalur Jakarta-Garut-Tasikmalaya, kebanyakan sekedar transit di Terminal Guntur Garut, bila mau langsung ke Tasikmalaya, orang semakin menentukan jalur Malangbong untuk dilewati. Garut mempunyai fasilitas Transportasi seperti Delman Kuda, Ojek Sepeda Motor, Angkutan Pedesaan (Angdes) dari berbagai desa menuju Kota Kecamatan, Angkutan Kota (Angkot), Minibus dari berbagai kecamatan menuju Kota Garut dan Bus besar dengan jurusan Garut - Jakarta, Rental Mobil dari berjenis-jenis dan Taksi. Terminal Guntur adalah nama terminal terbesar di Kota Garut. Telah tersedia juga Kereta Api yang menuju Jakarta kadang beristirahat di beberapa Stasiun Kereta Api di Garut seperti Stasiun Malangbong, Stasiun Cibatu, dan Stasiun Leles.

Makanan khas

Kabupaten Garut mempunyai makanan, minuman, dan buah-buahan Khas. Berikut daftar makanan, minuman, dan buah-buahan khas Garut :

  • Dodol Garut
  • Ladu Malangbong
  • Kerupuk Kulit
  • Pindang Ikan
  • Sambal Cibiuk
  • Es Goyobod
  • Jeruk Garut
  • Wajit
  • Burayot

Produk khas

Dengan tangan ulet warga Garut, Garut mempunyai Produk yang Khas. Berikut daftar Produk Khas Garut :

  • Jaket Kulit
  • Batik Tulis Garutan
  • Kulit Tersamak
  • Minyak Akar Wangi
  • Boboko Samarang
  • Batu Hias Bungbulang

Pariwisata

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Cairan terjun Cisanggiri pada tahun 1920-an

Objek wisata yang telah tersedia di Kabupaten Garut adalah antara lain:

Pemekaran

Kota Garut

Kecamatan yang mungkin tergabung dalam yang hendak menjadi kota ini, adalah :

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 2011-02-17. Retrieved 2011-05-23. 
  2. ^ http://jabar.bps.go.id/Tabel/penduduk/JumlahPenduduk.html Banyak warga Kabupaten Garut tahun 2007 versi BPS Provinsi Jawa Barat

Pranala luar

  • (Indonesia) Situs Resmi Kabupaten Garut
  • (Indonesia) Informasi Seputar Garut dan Sekitarnya
  • (Indonesia) Informasi Seputar Garut dan Sekitarnya (mobile version)
  • (Indonesia) Inilah Garut
  • (Indonesia) Komunitas BloGGer Garut
  • (Indonesia) Informasi Seputar Lowongan Kerja Garut
  • (Indonesia) Komunitas orang Garut

edunitas.com


Page 17

Garut berpindah ke halaman ini. Untuk kota yang bernama sama, lihat Garut (kota). Untuk kegunaan pautan, lihat Garut (disambiguasi).

Kabupaten Garut
ProvinsiJawa Barat
Pemerintahan
Lapang3.065,19 kilometer2
Populasi
 - Total2.429.167 jiwa (2007)[2][pranala nonaktif]
 - Kepadatan792,5 jiwa/km2
Demografi
Pembagian administratif
 - Disktrik42
 - Kelurahan19
 - Desa420

Kabupaten Garut, adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Tarogong Kidul. Kabupaten ini bersamaan batasnya dengan Kabupaten Sumedang di utara, Kabupaten Tasikmalaya di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di barat.

Sejarah dan asal kata

Sejarah Garut tak bisa dilepaskan dari Kabupaten Limbangan.Kabupaten Limbangan adalah Kabupaten lama yang ibukotanya dialihkan ke Garut sekarang karena seringkali terjadi bencana dunia berupa banjir yang melanda kawasan ibukota. Selain itu, kurang mengembangnya pusat pemerintahan karena jauh dari sungai yang menjadi fasilitas transportasi dan irigasi areal pesawahan dan perkebunan. Bupati Adiwijaya (1813-1831) membentuk panitia survei lokasi untuk ibukota kabupaten yang baru. Pilihan kesudahannya jatuh di tempat yang dikelilingi gunung dan mempunyai mata cairan yang mengalir ke Ci Manuk. Tempat tersebut berjarak ± 17 kilometer dari pusat kota lama. Masa menemukan mata cairan, seorang panitia kakarut (bahasa sunda : tergores) belukar. Orang Belanda yang ikut survei tak dapat menirukan kata tadi, dan menyebutnya gagarut. Pada awal mulanya, nama kabupaten yang ibukotanya sudah dialihkan tak hendak diubah, sedang Kabupaten Limbangan. Namun, atas saran sesepuh berhasratnya nama kabupaten diganti dengan nama baru sehingga tak menimbulkan bencana dan malapetaka dikemudian hari seperti yang sering menimpa kabupaten Limbangan. Dari peristiwa kakarut tersebut, yang dilafalkan oleh orang Belanda dengan gagarut, muncullah nama kebupaten baru, Garut. Hari jadi Garut diperingati setiap tanggal 16 Februari

Pembagian administratif

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Hotel Ngamplang pada tahun 1920-an

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Bupati Garut Raden Adipati Aria Wiratanudatar VII beserta istri RA Lasminingrat (duduk) dan keluarga.

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Garut's melakukan permainan street in 1936

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Adu domba di Garut (tahun 1921)

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Situ Bagendit di Garut tahun 1932

Kabupaten Garut terdiri atas 42 disktrik, yang dibagi lagi atas 420 desa dan 19 kelurahan. Pusat pemerintahan di Disktrik Tarogong Kidul.

Geografi

Umum

Beberapa besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di beberapa pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Di antara gunung-gunung di Garut adalah: Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya terletak di perbatasan dengan Kabupaten Bandung, serta Gunung Cikuray (2.821 m) di selatan kota Garut.

Letak

Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat ronde Tenggara pada koordinat 6º56'49 - 7 º45'00 Lintang Selatan dan 107º25'8 - 108º7'30 Bujur Timur. Kabupaten Garut mempunyai lapang wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²) dengan batas-batas sebagai berikut :

  • Utara: Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang
  • Timur: Kabupaten Tasikmalaya
  • Selatan: Samudera Hindia
  • Barat: Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur

Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, merupakan kawasan penyangga dan hinterland untuk pengembangan wilayah Bandung Raya. Oleh karena itu, Kabupaten Garut berkedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung, sekaligus memerankan di dalam pengendalian keseimbangan ronde yang terkait.

Iklim dan cuaca

Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikatagorikan sebagai kawasan beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai Am dari klasifikasi iklim Koppen. Berdasarkan studi data sekunder, iklim dan cuaca di kawasan Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu : pola sirkulasi angin musiman (monsoonal circulation pattern), topografi regional yang bergunung-gunung di ronde tengah Jawa Barat; dan elevasi topografi di Bandung. Curah hujan rata-rata tahunan di sekitar Garut berkisar antara 2.589 mm dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling kawasan pegunungan sampai 3500-4000 mm. Variasi temperatur bulanan berkisar antara 24 °C - 27 °C. Besaran angka penguap keringatan (evapotranspirasi) menurut Iwaco-Waseco (1991) adalah 1572 mm/tahun. Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut Cina Selatan dan ronde barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di tenggara.

Geomorfologi

Bentang dunia Kabupaten Garut Ronde Utara terdiri dari atas dua aransemen bentang dunia, yaitu : (1) dataran dan cekungan antar gunung mempunyai wujud tapal kuda buka ke arah utara, (2) rangkaian-rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi dataran dan cekungan antar gunung, seperti komplek G. Guntur - G. Haruman - G. Kamojang di sebelah barat, G. Papandayan - G. Cikuray di sebelah selatan tenggara, dan G. Cikuray - G. Talagabodas - G. Galunggung di sebelah timur. Bentang dunia di sebelah Selatan terdiri dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 Km. Evolusi bentang dunia Kabupaten Garut khususnya Garut Utara dapat dinyatakan melewati 2 (dua) pendekatan hipotesis, yaitu:

  1. Bemmelen (1949) berpendapat bahwa terbentuknya tataan bentang dunia, khususnya di sekitar Garut, dikontrol oleh aktivitas volkanik yang aci pada periode Kuarter (sekitar 2 juta tahun lalu sampai sekarang). Sesudah terjadi pergerakan tektonik yang memicu pembentukan pegunungan di kesudahan Pleistosen, terjadilah deformasi regional yang digerakan oleh beberapa patahan, seperti patahan Lembang, patahan Kancana, dan patahan Malabar-Tilu. Khusus di sekitar dataran antar gunung Garut diperhitungkan sudah terjadi suatu penurunan (depresi) dampak isostasi (proses menuju keseimbangan) dari batuan landasan dan pembebanan batuan sedimen volkaniklasik diatasnya.
  2. Menurut pemikiran Tektonik Lempeng (Hamilton, 1979), babak pembentukan gunung api di Zona Bandung tak terlepas dari babak pembentukan busur magmatis Sunda yang dikontrol oleh aktivitas penunjaman (subduksi) Lempeng Samudera Indonesia yang menyusup sekitar 6-10 cm/tahun di bawah Lempeng Kontinen Asia. Bongkahan (slab) lempeng samudera setebal semakin dari 12 kilometer tersebut hendak tenggelam ke mantel ronde luar yang bersuhu semakin dari 3000°, sehingga merasakan pencairan kembali. Dampak komposisi lempeng kerak samudera bersifat basa, sedangkan mantel ronde luar bersifat asam, karenanya pada masa pencairan hendak terjadi asimilasi magma yang memicu memperagakan usahanya magma ke permukaan membentuk busur magmatis berkomposisi andesitis-basaltis. Sesudah terbentuk busur magmatis, pergerakan tektonik internal (intra-arctectonics) kemudian berperan sebagai penyebab utama terjadinya babak perlipatan, patahan, dan pembentukan cekungan antar gunung.

Topografi

Ibukota Kabupaten Garut telah tersedia pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh Gunung Karacak (1.838 m), Gunung Cikuray (2.821 m), Gunung Papandayan (2.622 m), dan Gunung Guntur (2.249 m). Karakteristik topografi Kabupaten Garut: sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan, sedangkan ronde Selatan (Garut Selatan) beberapa besar permukaannya mempunyai tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil. Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang sangat rendah yang sejajar dengan permukaan laut sampai wilayah paling tinggi d ipuncak gunung. Wilayah yang telah tersedia pada ketinggian 500-100 m dpl telah tersedia di disktrik Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang telah tersedia pada ketinggian 100-1500 m dpl telah tersedia di disktrik Cikajang, Pakenjeng, Pamulihan, Cisurupan dan Cisewu. Wilayah yang terletak pada ketinggian 100-500 m dpl telah tersedia di disktrik Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak di daratan rendah pada ketinggian kurang dari 100 m dpl telah tersedia di disktrik Cibalong dan Pameungpeuk. Rangkaian pegunungan vulkanik yang mengelilingi dataran antar gunung Garut Utara umurnya mempunyai lereng dengan kemiringin 30-45% disekitar puncak, 15-30% di ronde tengah, dan 10-15% di ronde kaki lereng pegunungan. Lereng gunung tersebut umumnya ditutupi vegetasi cukup lebat karena beberapa ditengahnya merupakan kawasan konservasi dunia. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 0-40%, ditengahnya sebesar 71,42% atau 218.924 Ha telah tersedia pada tingkat kemiringan antara 8-25%. Lapang kawasan landai dengan tingkat kemiringan dibawah 3% sampai 29.033 Ha atau 9,47%; wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 8% mencakup areal seluas 79.214 Ha atau 25,84%; lapang areal dengan tingkat kemiringan sampai 15% sampai 62.975 Ha atau 20,55% wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 40% sampai lapang areal 7.550 Ha atau sekitar 2.46%. Berdasarkan arah arusnya, sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua kawasan arus sungai (DAS) yaitu Kawasan Arus Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Kawasan Arus Selatan yang bermuara di Samudera Indonesia. Kawasan arus selatan kebanyakan relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan kawasan arus utara. Kawasan arus utara merupakan DAS sungai Cimanuk Ronde Utara, sedangkan kawasan arus selatan merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah Kabupaten Garut telah tersedia 33 buah sungai dan 101 anak sungai dengan panjang sungai seluruhnya 1.397,34 Km; dimana sepanjang 92 Kilometer ditengahnya merupakan panjang arus sungai Cimanuk dengan 58 buah anak sungai. Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, nampak bahwa pola arus sungai yang mengembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukan watak mendaun, dengan arah arus utama berupa sungai Cimanuk menuju ke utara. Arus Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari lereng pegunungan yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola penyaliran sub-paralel, yang berperan sebagai subsistem dari DAS Cimanuk.

Geologi

Berdasarkan peta geologi skala 1:100.000 lembar Arjawinangun, Bandung dan Garut yang dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi skala 1:500.000, tataan dan urutan batuan penyusun di wilayah Kabupaten Garut ronde utara didominasi oleh material vulkanik yang berasosiasi dengan letusan (erupsi) gunungapi, ditengahnya erupsi G. Cikuray, G. Papandayan dan G. Guntur. Erupsi tersebut aci beberapa kali secara sporadik selama periode Kuarter (2 juta tahun) lalu, sehingga menghasilkan material volkanis berupa breksi, lava, lahar dan tufa yang mengandung kwarsa dan tumpuk menumpuk pada dataran antar gunung di Garut. Batuan sangat tua yang tersingkap di lembah Sungai Cimanuk ditengahnya adalah breksi volkanik bersifat basaltic yang kompak, menunjukan kemas buka dengan komponen berukuran kerakal sampai bongkah. Secara umum, batuan penyusun dataran antar gunung Garut didominasi oleh material volkaniklasik berupa alluvium berupa pasir, kerakal, kerikil, dan Lumpur. Jenis tanah komplek podsolik merah kekuning-kuningan, podsolik kuning dan regosol merupakan ronde yang sangat lapang terutama di ronde Selatan, sedangkan di ronde Utara didominasi tanah andosol yang memberikan peluang terhadap potensi usaha sayur-mayur.

Penggunaan lahan

Bedasarkan jenis tanah dan area topografi di Kabupaten Garut, penggunaan lahan secara umum di Garut Utara dipergunakan untuk persawahan dan Garut Selatan didominasi oleh perkebunan dan hutan.

Pendidikan

Kabupaten Garut mempunyai Fasilitas Pendidikan yang diurus dengan patut, patut yang berstatus Negeri maupun Swasta. Berikut daftar Fasilitas Pendidikan yang telah tersedia di kawasan kota :

SD/MI

  • SD Negeri Pakuwon 1
  • SD Negeri Pakuwon 2
  • SD Negeri Pakuwon 3
  • SD Negeri Pataruman 6
  • SD Negeri Pataruman 7
  • SD Negeri Paminggir 1
  • SD Negeri Paminggir 2
  • SD Negeri Muara Sanding 1
  • SD Negeri Muara Sanding 2
  • SD Negeri Sukagalih 4
  • SD Negeri Sukagalih 5
  • SD Negeri Jayaraga
  • SD Negeri Sukanegla 1
  • SD Negeri Sukanegla 2
  • SD Negeri Regol 13
  • SD Kartika Siliwangi 3
  • SDK Dharma Bakti
  • SD Yos Sudarso
  • SD IT Persis Garut
  • dan lain-lain

SMP/MTs

SMA/SMK/MA

  • SMA Negeri 1 Garut
  • SMA Negeri 6 Garut
  • SMA Negeri 11 Garut
  • SMA Negeri 15 Garut
  • SMK Negeri 1 Garut (d/h SMEA)
  • SMK Negeri 2 Garut (d/h STMN)
  • SMK Negeri 3 Garut (d/h SMKK)
  • MA Negeri 1 Garut
  • MA Negeri 2 Garut
  • MA Al-Musadaddiyah
  • dll.

Perguruan Tinggi

  • Universitas Garut
  • AMIK Garut
  • STAI Al-Musadaddiyah
  • STIE Yasa Anggana
  • STIKES Karsa Husada
  • STKIP Garut
  • STT Garut
  • AKBID YPSDMI Garut
  • AKPER Pemda Garut
  • AKPER Bidara Mukti
  • STAI PERSIS
  • STH Garut
  • dan lain-lain

Kesehatan

Kabupaten Garut mempunyai Fasilitas Kesehatan, salah satunya Rumah Sakit. Berikut daftar Fasilitas Kesehatan yang telah tersedia di kawasan kota :

  • RSU dr. Slamet, di Jalan RSU No. 12
  • RS TNI AD Guntur, di Jalan Bratayudha No. 101

Transportasi

Ibukota kabupaten Garut telah tersedia di jalur Jakarta-Garut-Tasikmalaya, kebanyakan sekedar transit di Terminal Guntur Garut, bila mau langsung ke Tasikmalaya, orang semakin menentukan jalur Malangbong untuk dilewati. Garut mempunyai fasilitas Transportasi seperti Delman Kuda, Ojek Sepeda Motor, Angkutan Pedesaan (Angdes) dari berbagai desa menuju Kota Kecamatan, Angkutan Kota (Angkot), Minibus dari berbagai disktrik menuju Kota Garut dan Bus besar dengan jurusan Garut - Jakarta, Rental Mobil dari berjenis-jenis dan Taksi. Terminal Guntur adalah nama terminal terbesar di Kota Garut. Telah tersedia juga Kereta Api yang menuju Jakarta kadang beristirahat di beberapa Stasiun Kereta Api di Garut seperti Stasiun Malangbong, Stasiun Cibatu, dan Stasiun Leles.

Makanan khas

Kabupaten Garut mempunyai makanan, minuman, dan buah-buahan Khas. Berikut daftar makanan, minuman, dan buah-buahan khas Garut :

  • Dodol Garut
  • Ladu Malangbong
  • Kerupuk Kulit
  • Pindang Ikan
  • Sambal Cibiuk
  • Es Goyobod
  • Jeruk Garut
  • Wajit
  • Burayot

Produk khas

Dengan tangan ulet warga Garut, Garut mempunyai Produk yang Khas. Berikut daftar Produk Khas Garut :

  • Jaket Kulit
  • Batik Tulis Garutan
  • Kulit Tersamak
  • Minyak Akar Wangi
  • Boboko Samarang
  • Batu Hias Bungbulang

Pariwisata

Partai Nasional Indonesia (PNI memiliki massa yang sebagian besar berasal dari kalangan)

Cairan terjun Cisanggiri pada tahun 1920-an

Objek wisata yang telah tersedia di Kabupaten Garut adalah antara lain:

Pemekaran

Kota Garut

Disktrik yang mungkin tergabung dalam yang hendak menjadi kota ini, adalah :

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 2011-02-17. Retrieved 2011-05-23. 
  2. ^ http://jabar.bps.go.id/Tabel/penduduk/JumlahPenduduk.html Banyak warga Kabupaten Garut tahun 2007 versi BPS Provinsi Jawa Barat

Pranala luar

  • (Indonesia) Situs Resmi Kabupaten Garut
  • (Indonesia) Informasi Seputar Garut dan Sekitarnya
  • (Indonesia) Informasi Seputar Garut dan Sekitarnya (mobile version)
  • (Indonesia) Inilah Garut
  • (Indonesia) Komunitas BloGGer Garut
  • (Indonesia) Informasi Seputar Lowongan Kerja Garut
  • (Indonesia) Komunitas orang Garut

edunitas.com


Page 18

Koordinat:

Kabupaten Gayo Lues adalah salah satu kabupaten di provinsi Aceh, Indonesia dan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tenggara dengan Dasar Hukum UU No.4 Tahun 2002 pada tanggal 10 April 2002. Kabupaten ini mempunyai di gugusan pegunungan Bukit Barisan, sebagian akbar daerahnya merupakan area Taman Nasional Gunung Leuser yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang sangat terisolasi di Aceh.

Pada mulanya daerah Gayo dan Alas membentuk pemerintahan sendiri terpisah dari Kabupaten Aceh Tengah, maka terbentuklah Kabupaten Aceh Tenggara (UU No. 4/1974) namun karena kesusahan transportasi daerah Gayo akan membentuk kabupaten tersendiri maka terbentuklah Kabupaten Gayo Lues (UU No. 4/2002) dengan ibukota Blangkejeren dan Penjabat Bupati ditentukan Ir. Muhammad Ali Kasim, M.M.

Geografi

Gayo Lues memilki lebar daerah 5.719 km2 dan terletak pada koordinat 3°40'46,13" - 4°16'50,45" LU 96°43'15,65" - 97°55'24,29" BT.

Transportasi

Rencana pembangunan Jalur Ladia Galaska (Samudera Indonesia, Gayo, Alas, dan Selat Malaka) yang menghubungkan Samudera Indonesia dengan Selat Malaka sangat diharapkan dapat memperbaiki tingkat perekonomian warga Gayo Lues. Saat ini, lalu lintas dari Blangkejeren, pusat pemerintahan kabupaten, ke Banda Aceh harus menempuh Area, Sumatera Utara. Meskipun demikian, rencana ini banyak ditentang oleh kalangan pelestari sekeliling yang terkait hidup karena memotong zona utama taman nasional.

Gayo Lues belakang diketahui dengan nama Negeri Seribu Bukit. Nama ini ditabalkan dan dipopulerkan oleh Mohsa El Ramadan, wartawan senior, Pemimpin Redaksi Koran Rajapost Banda Aceh, dan editor buku Memadamkan Bara di atas Ladia Galaska. Buku yang ditulis oleh Muhammad Alikasim Kemaladerna ini adalah sebuah solusi penyelesaian konflik pembangunan jalan Ladia Galaska selang pemerintah dan pemerhati sekeliling yang terkait di Aceh.

Suku

masyarakat Gayo Lues berasal dari berbagai etnik. suku Gayo yang berbicara Gayo, suku Aceh, Alas, Minang, Batak, Pakpak, Devayan dan Jawa serta Batak

Pemerintahan

Daerah Gayo Lues mencakup 57 persen dari daerah lama Aceh Tenggara, dan dibagi menjadi 11 (sebelas) kecamatan dengan perincian sebagai berikut:

Bupati dan Wakil Bupati

  • H. Ibnu Hasyim, S.Sos, MM, (2007-2012)
  • Letkol.(Inf) Firdaus Karim Ali (2007-2012)

Potensi Daerah

Kabupaten yang berpenduduk biasanya Suku Gayo ini sedang berbenah diri untuk mengejar ketertinggalannya dalam pembangunan. Potensi pertanian menjadi prioritas utama pengembangan.

Pertambangan

  • Timah di Kecamatan Pining
  • Emas di Kecamatan Putri Betung dan kecamatan pantan cuaca
  • tambang pasir keramik di kecamatan rikit gaib

Komoditas pertanian

Sebagian komoditas potensial yang dimiliki kabupaten ini adalah:

  • Cabe merah akbar di kecamatan pantan cuaca dan rikit gaib
  • Serai wangi, yang dikembangkan di hutan pinus
  • Tembakau virginia di kecamatan pantan cuaca
  • Kakao di kecamatan pantan cuaca
  • Kopi Arabika di kecamatan pantan cuaca

Pariwisata

  • Pendakian Gunung Leuser
  • Pemandian cairan panas dikecamatan putri betung
  • Cairan terjun Kakak laki-laki siwah
  • wisata ekosistem louser di kecamatan pantan cuaca

Seni Hukum budaya istiadat

  • Tari Saman
  • Tari Bines
  • Didong
  • Dabus

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ http://www.gayolueskab.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=65&Itemid=96

Pranala luar

  • (Indonesia)UU RI No.4 Tahun 2002
  • (Indonesia)Situs Pemda Gayolues

edunitas.com


Page 19

Koordinat:

Kabupaten Gayo Lues adalah salah satu kabupaten di provinsi Aceh, Indonesia dan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tenggara dengan Landasan Hukum UU No.4 Tahun 2002 pada tanggal 10 April 2002. Kabupaten ini mempunyai di gugusan pegunungan Bukit Barisan, sebagian akbar kawasannya merupakan area Taman Nasional Gunung Leuser yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang sangat terisolasi di Aceh.

Pada mulanya kawasan Gayo dan Alas membentuk pemerintahan sendiri terpisah dari Kabupaten Aceh Tengah, maka terbentuklah Kabupaten Aceh Tenggara (UU No. 4/1974) namun karena kesusahan transportasi kawasan Gayo hendak membentuk kabupaten tersendiri maka terbentuklah Kabupaten Gayo Lues (UU No. 4/2002) dengan ibukota Blangkejeren dan Penjabat Bupati ditentukan Ir. Muhammad Ali Kasim, M.M.

Geografi

Gayo Lues memilki lebar kawasan 5.719 km2 dan terletak pada koordinat 3°40'46,13" - 4°16'50,45" LU 96°43'15,65" - 97°55'24,29" BT.

Transportasi

Rencana pembangunan Jalur Ladia Galaska (Samudera Indonesia, Gayo, Alas, dan Selat Malaka) yang menghubungkan Samudera Indonesia dengan Selat Malaka sangat diharapkan mampu membetulkan tingkat perekonomian warga Gayo Lues. Saat ini, lalu lintas dari Blangkejeren, pusat pemerintahan kabupaten, ke Banda Aceh harus menempuh Area, Sumatera Utara. Meskipun demikian, rencana ini banyak ditentang oleh kalangan pelestari sekeliling yang terkait hidup karena memotong zona utama taman nasional.

Gayo Lues selanjutnya diketahui dengan nama Negeri Seribu Bukit. Nama ini ditabalkan dan dipopulerkan oleh Mohsa El Ramadan, wartawan senior, Pemimpin Redaksi Koran Rajapost Banda Aceh, dan editor buku Memadamkan Bara di atas Ladia Galaska. Buku yang ditulis oleh Muhammad Alikasim Kemaladerna ini adalah suatu solusi penyelesaian konflik pembangunan jalan Ladia Galaska selang pemerintah dan pemerhati sekeliling yang terkait di Aceh.

Suku

masyarakat Gayo Lues berasal dari berbagai etnik. suku Gayo yang berbicara Gayo, suku Aceh, Alas, Minang, Batak, Pakpak, Devayan dan Jawa serta Batak

Pemerintahan

Kawasan Gayo Lues meliputi 57 persen dari kawasan lama Aceh Tenggara, dan dibagi menjadi 11 (sebelas) disktrik dengan perincian sebagai berikut:

Bupati dan Wakil Bupati

  • H. Ibnu Hasyim, S.Sos, MM, (2007-2012)
  • Letkol.(Inf) Firdaus Karim Ali (2007-2012)

Potensi Kawasan

Kabupaten yang berpenduduk biasanya Suku Gayo ini sedang berbenah diri untuk mengejar ketertinggalannya dalam pembangunan. Potensi pertanian menjadi prioritas utama pengembangan.

Pertambangan

  • Timah di Disktrik Pining
  • Emas di Disktrik Putri Betung dan disktrik pantan cuaca
  • tambang pasir keramik di disktrik rikit gaib

Komoditas pertanian

Sebagian komoditas potensial yang dimiliki kabupaten ini adalah:

  • Cabe merah akbar di disktrik pantan cuaca dan rikit gaib
  • Serai wangi, yang dikembangkan di hutan pinus
  • Tembakau virginia di disktrik pantan cuaca
  • Kakao di disktrik pantan cuaca
  • Kopi Arabika di disktrik pantan cuaca

Pariwisata

  • Pendakian Gunung Leuser
  • Pemandian cairan panas dikecamatan putri betung
  • Cairan terjun Akang siwah
  • wisata ekosistem louser di disktrik pantan cuaca

Seni Hukum budaya istiadat

  • Tari Saman
  • Tari Bines
  • Didong
  • Dabus

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ http://www.gayolueskab.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=65&Itemid=96

Pranala luar

  • (Indonesia)UU RI No.4 Tahun 2002
  • (Indonesia)Situs Pemda Gayolues

edunitas.com


Page 20

Koordinat:

Kabupaten Gayo Lues adalah salah satu kabupaten di provinsi Aceh, Indonesia dan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tenggara dengan Landasan Hukum UU No.4 Tahun 2002 pada tanggal 10 April 2002. Kabupaten ini mempunyai di gugusan pegunungan Bukit Barisan, sebagian akbar kawasannya merupakan area Taman Nasional Gunung Leuser yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang sangat terisolasi di Aceh.

Pada mulanya kawasan Gayo dan Alas membentuk pemerintahan sendiri terpisah dari Kabupaten Aceh Tengah, maka terbentuklah Kabupaten Aceh Tenggara (UU No. 4/1974) namun karena kesusahan transportasi kawasan Gayo hendak membentuk kabupaten tersendiri maka terbentuklah Kabupaten Gayo Lues (UU No. 4/2002) dengan ibukota Blangkejeren dan Penjabat Bupati ditentukan Ir. Muhammad Ali Kasim, M.M.

Geografi

Gayo Lues memilki lebar kawasan 5.719 km2 dan terletak pada koordinat 3°40'46,13" - 4°16'50,45" LU 96°43'15,65" - 97°55'24,29" BT.

Transportasi

Rencana pembangunan Jalur Ladia Galaska (Samudera Indonesia, Gayo, Alas, dan Selat Malaka) yang menghubungkan Samudera Indonesia dengan Selat Malaka sangat diharapkan mampu membetulkan tingkat perekonomian warga Gayo Lues. Saat ini, lalu lintas dari Blangkejeren, pusat pemerintahan kabupaten, ke Banda Aceh harus menempuh Area, Sumatera Utara. Meskipun demikian, rencana ini banyak ditentang oleh kalangan pelestari sekeliling yang terkait hidup karena memotong zona utama taman nasional.

Gayo Lues selanjutnya diketahui dengan nama Negeri Seribu Bukit. Nama ini ditabalkan dan dipopulerkan oleh Mohsa El Ramadan, wartawan senior, Pemimpin Redaksi Koran Rajapost Banda Aceh, dan editor buku Memadamkan Bara di atas Ladia Galaska. Buku yang ditulis oleh Muhammad Alikasim Kemaladerna ini adalah suatu solusi penyelesaian konflik pembangunan jalan Ladia Galaska selang pemerintah dan pemerhati sekeliling yang terkait di Aceh.

Suku

masyarakat Gayo Lues berasal dari berbagai etnik. suku Gayo yang berbicara Gayo, suku Aceh, Alas, Minang, Batak, Pakpak, Devayan dan Jawa serta Batak

Pemerintahan

Kawasan Gayo Lues meliputi 57 persen dari kawasan lama Aceh Tenggara, dan dibagi menjadi 11 (sebelas) disktrik dengan perincian sebagai berikut:

Bupati dan Wakil Bupati

  • H. Ibnu Hasyim, S.Sos, MM, (2007-2012)
  • Letkol.(Inf) Firdaus Karim Ali (2007-2012)

Potensi Kawasan

Kabupaten yang berpenduduk biasanya Suku Gayo ini sedang berbenah diri untuk mengejar ketertinggalannya dalam pembangunan. Potensi pertanian menjadi prioritas utama pengembangan.

Pertambangan

  • Timah di Disktrik Pining
  • Emas di Disktrik Putri Betung dan disktrik pantan cuaca
  • tambang pasir keramik di disktrik rikit gaib

Komoditas pertanian

Sebagian komoditas potensial yang dimiliki kabupaten ini adalah:

  • Cabe merah akbar di disktrik pantan cuaca dan rikit gaib
  • Serai wangi, yang dikembangkan di hutan pinus
  • Tembakau virginia di disktrik pantan cuaca
  • Kakao di disktrik pantan cuaca
  • Kopi Arabika di disktrik pantan cuaca

Pariwisata

  • Pendakian Gunung Leuser
  • Pemandian cairan panas dikecamatan putri betung
  • Cairan terjun Akang siwah
  • wisata ekosistem louser di disktrik pantan cuaca

Seni Hukum budaya istiadat

  • Tari Saman
  • Tari Bines
  • Didong
  • Dabus

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ http://www.gayolueskab.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=65&Itemid=96

Pranala luar

  • (Indonesia)UU RI No.4 Tahun 2002
  • (Indonesia)Situs Pemda Gayolues

edunitas.com


Page 21

Koordinat:

Kabupaten Gayo Lues adalah salah satu kabupaten di provinsi Aceh, Indonesia dan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tenggara dengan Dasar Hukum UU No.4 Tahun 2002 pada tanggal 10 April 2002. Kabupaten ini mempunyai di gugusan pegunungan Bukit Barisan, sebagian akbar daerahnya merupakan area Taman Nasional Gunung Leuser yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang sangat terisolasi di Aceh.

Pada mulanya daerah Gayo dan Alas membentuk pemerintahan sendiri terpisah dari Kabupaten Aceh Tengah, maka terbentuklah Kabupaten Aceh Tenggara (UU No. 4/1974) namun karena kesusahan transportasi daerah Gayo akan membentuk kabupaten tersendiri maka terbentuklah Kabupaten Gayo Lues (UU No. 4/2002) dengan ibukota Blangkejeren dan Penjabat Bupati ditentukan Ir. Muhammad Ali Kasim, M.M.

Geografi

Gayo Lues memilki lebar daerah 5.719 km2 dan terletak pada koordinat 3°40'46,13" - 4°16'50,45" LU 96°43'15,65" - 97°55'24,29" BT.

Transportasi

Rencana pembangunan Jalur Ladia Galaska (Samudera Indonesia, Gayo, Alas, dan Selat Malaka) yang menghubungkan Samudera Indonesia dengan Selat Malaka sangat diharapkan dapat memperbaiki tingkat perekonomian warga Gayo Lues. Saat ini, lalu lintas dari Blangkejeren, pusat pemerintahan kabupaten, ke Banda Aceh harus menempuh Area, Sumatera Utara. Meskipun demikian, rencana ini banyak ditentang oleh kalangan pelestari sekeliling yang terkait hidup karena memotong zona utama taman nasional.

Gayo Lues belakang diketahui dengan nama Negeri Seribu Bukit. Nama ini ditabalkan dan dipopulerkan oleh Mohsa El Ramadan, wartawan senior, Pemimpin Redaksi Koran Rajapost Banda Aceh, dan editor buku Memadamkan Bara di atas Ladia Galaska. Buku yang ditulis oleh Muhammad Alikasim Kemaladerna ini adalah sebuah solusi penyelesaian konflik pembangunan jalan Ladia Galaska selang pemerintah dan pemerhati sekeliling yang terkait di Aceh.

Suku

masyarakat Gayo Lues berasal dari berbagai etnik. suku Gayo yang berbicara Gayo, suku Aceh, Alas, Minang, Batak, Pakpak, Devayan dan Jawa serta Batak

Pemerintahan

Daerah Gayo Lues mencakup 57 persen dari daerah lama Aceh Tenggara, dan dibagi menjadi 11 (sebelas) kecamatan dengan perincian sebagai berikut:

Bupati dan Wakil Bupati

  • H. Ibnu Hasyim, S.Sos, MM, (2007-2012)
  • Letkol.(Inf) Firdaus Karim Ali (2007-2012)

Potensi Daerah

Kabupaten yang berpenduduk biasanya Suku Gayo ini sedang berbenah diri untuk mengejar ketertinggalannya dalam pembangunan. Potensi pertanian menjadi prioritas utama pengembangan.

Pertambangan

  • Timah di Kecamatan Pining
  • Emas di Kecamatan Putri Betung dan kecamatan pantan cuaca
  • tambang pasir keramik di kecamatan rikit gaib

Komoditas pertanian

Sebagian komoditas potensial yang dimiliki kabupaten ini adalah:

  • Cabe merah akbar di kecamatan pantan cuaca dan rikit gaib
  • Serai wangi, yang dikembangkan di hutan pinus
  • Tembakau virginia di kecamatan pantan cuaca
  • Kakao di kecamatan pantan cuaca
  • Kopi Arabika di kecamatan pantan cuaca

Pariwisata

  • Pendakian Gunung Leuser
  • Pemandian cairan panas dikecamatan putri betung
  • Cairan terjun Kakak laki-laki siwah
  • wisata ekosistem louser di kecamatan pantan cuaca

Seni Hukum budaya istiadat

  • Tari Saman
  • Tari Bines
  • Didong
  • Dabus

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ http://www.gayolueskab.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=65&Itemid=96

Pranala luar

  • (Indonesia)UU RI No.4 Tahun 2002
  • (Indonesia)Situs Pemda Gayolues

edunitas.com