Panduan duan penatalaksanaan herpes simpleks pdf

Pengobatan infeksi herpes simplex pada pasien immune compromised, profilaksis infeksi herpes simpleks, pengobatan herpes genital parah pada pasien immunocompromised parah, pengobatan infeksi varicella zoster primer dan kambuhan pada pasien immunecompromised, infeksi herpes simplex encephalitis pada neonatus (di atas 6 bulan).

Peringatan: 

minum air yang cukup, gangguan fungsi ginjal (Lampiran 3); kehamilan (Lampiran 4) dan menyusui (Lampiran 5).

Interaksi: 

Lampiran 1 (asiklovir ).

Efek Samping: 

nausea, muntah, nyeri abdominal, diare, sakit kepala,lelah, ruam kulit, urtikaria,pruritis, fotosensitifitas, hepatitis, jaundice, dyspnoea, angiodema, anafilaksis, reaksi neurologi (termasuk pusing, bingung, halusinasi dan mengantuk) gagal ginjal akut, penurunan index hematologi; Pada pemberian intravena dapat terjadi inflamasi lokal yang berat (kadang-kadang menimbulkan ulkus); demam, agitasi, tremor, psychosis dan konvulsi. Dermatitis reversible, peningkatan bilirubin dan perhitungan enzim hati.)

Dosis: 

oral: Pengobatan herpes simpleks: 200 mg (400 mg pada immunocompromised atau bila ada gangguan absorpsi) 5 kali sehari, selama 5 hari (dapat diberikan lebih lama jika muncul lesi baru selama pengobatan atau jika penyembuhan belum sempurna). ANAK di bawah 2 tahun, setengah dosis dewasa. Di atas 2 tahun berikan dosis dewasa. Pencegahan herpes simpleks kambuhan, 200 mg 4 kali sehari atau 400 mg 2 kali sehari, dapat diturunkan menjadi 200 mg 2 atau 3 kali sehari dan interupsi setiap 6-12 bulan.

Profilaksis herpes simpleks pada immunecompromised, 200-400 mg 4 kali sehari. ANAK di bawah 2 tahun, setengah dosis dewasa. Di atas 2 tahun, dosis dewasa.

Pengobatan varisela dan herpes zoster, 800 mg 5 kali sehari selama 7 hari. ANAK, varisela: 20 mg/kg bb (maks. 800 mg) 4 kali sehari selama 5 hari. Di bawah 2 tahun, 200 mg 4 kali sehari. 2-5 tahun 400 mg 4 kali sehari. Di atas 6 tahun, 800 mg 4 kali sehari.

Infus intravena (selama 1 jam): pengobatan herpes simpleks pada immunocompromised, herpes genital berat awal, dan varicella zoster 5 mg/kg bb setiap 8 jam biasanya untuk 5 hari, dosis digandakan menjadi 10mg/kg bb setiap 8 jam untuk varicella zoster pada immunocompromised dan pada ensefalitis simpleks (biasanya diberikan 10 hari pada ensefalitis, dimungkinkan untuk memberikan selama 14–21 hari) Profilaksis herpes simplex pada immunocompromised 5mg/kg bb tiap 8 jam.

Catatan: Untuk menghindari dosis berlebihan pda pasien obesitas, dosis untuk pemberian pa- renteral dihitung berdasarkan berat badan ideal. BAYI sampai 3 bulan, dengan herpes simplex yang sudah menyebar, 20mg/kg bb setiap 8 jam selama 14 hari (21 hari jika melibatkan sistem saraf pusat); varicella-zoster (indikasi tidak terlesensi) 10-20 mg/kg bb tiap 8 jam sekurang–kurangnya selama 7 hari. ANAK 3 bulan-12 tahun herpes simpleks dan varicella zoster 250 mg/m2 setiap 8 jam biasanya 5 hari. Dosis digandakan 500 mg/m2 untuk varicella zoster pada immunocompromised dan ensefalitis simpleks (biasanya diberikan 10 hari untuk ensefalitis, dimungkinkan untuk memberikan selama 14–21 hari). Dosis pada gangguan fungsi ginjal Direkomendasikan untuk mengurangi dosis 24 jam dengan meningkatkan interval dosis baik untuk anak maupun dewasa berdasarkan data dibawah ini:

Bersihan kreatinin 25–50mL/menit: direkomendasikan dosis diberikan tiap 12 jam. Bersihan kreatinin 10–25 mL/menit: direkomendasikan dosis diberikan tiap 24 jam. Bersihan kreatinin 0–10 mL/menit berdasarkan hasil dialisis.

Dengan dialisis peritoneal: setengah dari dosis yang diberikan tiap 24 jam.

Dengan hemodialisis: setengah dari dosis yang diberikan tiap 24 jam.

Pada lansia: jika terjadi gangguan fungsi ginjal maka dosis sehari (24 jam) disesuaikan dengan rekomendasi dosis seperti di atas.

Rekomendasi  regimen sebagai terapi supresif pada wanita hamil dengan herpes genital rekuren adalah acyclovir 400 mg per oral tiga kali sehari atau valacyclovir 500 mg  dua kali sehari. Terapi dimulai pada usia kehamilan 36 minggu. Hal ini penting karena risiko transmisi infeksi pada neonatus dari ibu yang terinfeksi cukup tinggi (30%–50%).[16]