Nama lain medan nan bapaneh adalah


Page 2

Nama

: Umar Bakri, S.E. Gelar

· Malin Mandaro Tempat /tgl.lahir : Penjalangan, Bukit Kandung

Kab. Solok, 4 Maret 1941 Pekerjaan : Pimpinan Cabang Khusus,

BRI, Jakarta Pendidikan

- SR, 1954 di Bukit Kandung, Solok
- SMEP, 1957 di Batusangkar
- SMA, 1962 di Batusangkar
- Fakultas Ekonomi Universitas Andalas

Jurusan Ekonomi Perusahaan (S-1)
Nonformal
· Kursus Calon Wakil Kepala Cab.BRI, 1974
. TC Credit Officer XII LPPI, 1976
· Kursus Pimpinan II BRI, 1979

Agriculture Credit Management ,
APRACA, Kuala Lumpur, 1981
Kursus Pimpinan III BRT, 1983
Advanced Management Program for
Overseas Bankers, Wharton School, Univer-

sity of Pennsylvania, Philadelphia, 1992
Keluarga
Nama

: Sutan Gelar

: Lolo Basa Nama istri : Chaidar Karim Asal

Saruas, Batusangkar
Anak-anak

- Della Oktarina, S.E.
- Elly Zulferni, SMP
- Fitri Wahyini, Mhs. Fak. Ekonomi Unand

- Fatiha Wahyudi, Mhs. Fak. Ekonomi UI Karier pekerjaan :

- BRI Cabang Padang, 1963-1974


- Pendidikan Calon Wakil Pimpinan

Cabang BRI, 1974-1975 - Wakil Pimpinan Cabang BRI

Tanjung Priok, 1975-1976 - Asisten Manager PT Inter Pacific Financial

Corporation, Jakarta, 1976-1980 - Pimpinan Cabang BRI Balikpapan, 1980-1983 - Kabag Export/Import KCK, BRI, 1983-1985 - Kabag Dana Jasa Bank, Kanwil BRI

Bandung, 1985-1987 - PimpinanCabang BRI Banda Aceh, 1987-1989

Pimpinan Cabang BRI Medan, 1989-1990 - Kaur Internasional Kansus BRI, 1990-1992 - Kaur Bisnis Komersial Kansus BRI, 1992-1993 - Pimpinan Cabang Khusus BRI, 1994-sekarang Alamat rumah : Kav. Marinir Blok AB no 14

Pondok Kelapa, Duren Sawit,

Jakarta Timur
Alamat Kantor : Jl. Jendral Sudirman Kav 44-45

Jakarta Selatan

aki-laki kelahiran Bukit Kandung, nah diikutinya antara lain Agriculture

Solok ini, bernama Umar Bakri, Credit Management Training, di Kuala S.E., dan dibesarkan di Rambatan, Lumpur, Advanced Management ProBatusangkar sampai menamatkan gram for Overseas Bankers di Wharton SMA pada tahun 1962. Terus pindah School, University of Pennsylvania, ke Padang untuk melanjutkan pen

Philadelphia, AS, dan berbagai kursus didikan di Fakultas Ekonomi, Univer- seminar singkat lainnya. sitas Andalas (Unand), jurusan Eko

Pada tahun 1976 ia pernah dinomi Perusahaan.

tugaskan oleh BRI sebagai Assistant "Karena kesulitan ekonomi, baru Manager PT Inter Pacific Financial setahun kuliah setelah ujian naik Corporation, Jakarta, suatu lembaga tingkat persiapan ke C-1 pada tahun keuangan non bank yang bergerak di 1963, saya melamar di BRI. Waktu itu pasar modal, joint venture antara BRI namanya masih BKTN," ujarnya dengan Sanwa Bank, Jepang, dan Cresembari menambahkan, "lowongan dit Commerciale de France, Perancis. kerja saat itu hanya tersedia untuk Pada awal tahun 1981 sebagai Pemimsatu orang, sedangkan yang ikut ujian pin Cabang BRI di Balikpapan, masuk 12 orang. Ternyata sayalah Kalimantan Timur. yang diterima."

Dalam meniti karier, laki-laki ini Sejak itu ia meneruskan kuliahnya menerapkan prinsip dan falsafah hisambil bekerja. Namun praktis selama dup "selalu berusaha mencapai yang 1963-1965 kuliahnya 'mandeg'. terbaik, namun tetap mensyukuri apa"Maklumlah, kuliah umumnya pagi pun yang didapat". Dalam memimpin hari sehingga tidak mungkin dapat ia menempatkan bawahannya sebagai mengikuti kuliah sambil bekerja." mitra kerja. Motonya, “bersama menujarnya. Menyadari keadaan tersebut, capai kesejahteraan anggota melalui mulai tahun 1967 ia pindah ke eks- pencapaian tujuan organisasi". tension Fakultas Ekonomi Unand yang la menikah dengan Chaidar Karim dibuka sejak tahun 1965. Setelah pin- pada tahun 1966, ketika masih kuliah dah ke ekstension ini ia dapat mengi

di Fakultas Ekonomi Unand. Sekarang kuti kuliah dengan tertib, sehingga ta- ia dikaruniai empat orang anak; Della hun 1968 ia berhasil menyelesaikan Oktarina, S.E., Elly Zulferni, Fitri sarjana muda, dan awal tahun 1971 Wahyini, dan Fatiha Wahyudi. menamatkan sarjana penuh (S1), de- Pertama kali ke Jakarta pada tahun ngan total masa kuliah sembilan 1970, waktu itu untuk mengikuti pentahun.

didikan BRI. Kemudian mulai meneKariernya di BRI dimulai dari level tap di sini sejak tahun 1974. Semula paling bawah sebagai pegawai pe- kedatangannya ke Jakarta adalah unlaksana. Dengan bermodalkan ijazah tuk mengikuti pendidikan Calon Wakil sarjana ekonomi itu disertai dengan Kepala Cabang BRI. Sebagai siswa, kemauan belajar yang tak kunjung

seharusnya ia tidak pindah. Namun padam serta kerja keras dan disiplin karena terjadi sedikit kekeliruan dalam pribadi yang tinggi, akhirnya ia ber- isi telegram panggilan dari kantor hasil mencapai pegawai utama/ eselon pusat, yaitu disuruh membawa KPPG dua di BRI.

(Keterangan Penghentian Pembayaran Selama berkarier di BRI, ia telah Gaji), maka oleh Pimpinan Kantor mengikuti berbagai training BRI baik Daerah BRI Padang, telegram tsb., di dalam maupun di luar negeri.

diartikan sebagai perintah pindah. Training di luar negeri yang per

Menurut peraturan di BRI, memang


Page 3

ebagai generasi yang lahir dan sumber daya alam kita sekarang sudah

besar di rantau, nama Wisjnu Mar- kering. Saya yakin sumber daya alam sis, memang belum banyak dikenal kita masih bisa didayagunakan melamasyarakat Minang secara luas. Te- lui upaya penelitian dan pengembatapi, ahli mesin jebolan ITB dan pakar ngan," kata Wisjnu yang meraih gelar Teknologi Struktur Roket dan Satelit Master of Engineering dari Howard dari Lembaga Penerbangan dan Anta- University, Washington DC, 1990 riksa Nasional (Lapan) ini, termasuk lalu. salah seorang putra asal Minangka- Dalam catatan sejarah pribadibau yang selalu mengamati tanah lelu- nya, Lapan merupakan tempat meniti hurnya dari berbagai aspek, terutama karier. Setamat Institut Teknologi Banyang punya kaitan dengan keahlian dung (ITB) 1977, Wisjnu diangkat seyang dimilikinya, yaitu bidang peneliti bagai Staf Penelitian Lapan pada Prodan pengembangan Iptek.

jek Persiapan Swa Sembada Satelit Namun demikian, putra ketiga dan Pengorbitan Roket (Swatsat) dari enam bersaudara pasangan almar- Lapan. Berselang dua tahun, yaitu tahum Kolonel (Purn.) TNI-AL Marsis hun 1979, ia ditugas rangkapkan seRostan asal Koto Gadang, Bukittinggi, bagai Staf Peneliti merangkap Asisten seorang perintis Angkatan Laut IV Te- Pemimpin Projek Penelitian dan penggal pada masa perang kemerdekaan, embangan Energi Angin (Energin). dengan Rezia Marsis asal Limo Kaum, Kariernya terus menanjak dan seTanah Datar, masih menyimpan se- lalu mendapat kepercayaan dari pimjumlah pertanyaan yang membuat di- pinan. Mulai dari menjadi pemimpin rinya merasa risih. Secara nasional, ia sejumlah projek penelitian, mengurusi melihat generasi muda sekarang ku- Unit Korpri, dan memegang jabatan rang berminat terhadap Ilmu Pengeta- struktural sebagai Kepala Bidang huan dan Teknologi (Iptek), padahal Struktur Mekanika Roket dan Satelit di era industrialisasi dan globalisasi di Lapan. Saat ini selain memegang yang sudah masuk ke Indonesia, Iptek jabatan fungsional sebagai peneliti, adalah prospek yang sangat men- ia mendapat kehormatan dan kepercajanjikan. Kemudian secara kedaera- yaan dari pimpinan Lapan dan Penguhan, untuk Sumatra Barat, tentu ada rus Korpri Pusat untuk menjabat Ketua dua hal yang membuatnya prihatin. Unit Korpri tingkat pusat Lapan. Selain Pertama; cara menghargai seseorang itu, ia juga berkecimpung dalam seyang masih selalu berorientasi pada jumlah organisasi profesi dan kemapitih. Kedua; masih adanya suka syarakatan, seperti ICMI, di mana semengagungkan warisan kejayaan ma- karang ia duduk selaku Koordinator sa lalu, seperti ; Ranah Minang adalah Organisasi Satuan (Orsat), yang bergudang tokoh nasional. Akibatnya, kantor di Jl. Pemuda, Jakarta Timur. masyarakat kita terjebak kepada nos- Kedudukan lain yang dipegangnya talgia. Kita menganggap daerah kita adalahPengurus Badan Kejuruan Kesudah mapan, padahal daerah lain dirgantaraan di Persatuan Insinyur Inmelaju terus.

donesia (PII) Pusat, menjadi tenaga "Oke saja kalau ada yang bilang pengajar untuk mata kuliah Kinemabahwa sumbar daya manusia kita itu tika, Dinamika Teknik dan Getaran masih hebat-hebat dan pintar-pintar. Mekanis di Fakultas Teknik UniverTetapi, jangan membuat kita lupa un- sitas Muhammadiyah Jakarta, dan tuk membina generasi berikutnya. Di menjadi salah seorang ketua pada orsamping itu kita jangan pesimis bahwa ganisasi masyarakat sekampung hala

Nama

: Ir. H. Wisjnu Marsis, M.Eng.
Panggilan akrab : Noeke
Tempat/igl. lahir : Jakarta, 18 Oktober 1952
Nagari asal

: Limo Kauni, Tanah Datar Pekerjaan

· Ketua Unit Korpri Lapan

- Peneliti Teknologi Kedirgantaraan Lapan Pendidikan

- SR, Tanjung Balai, Karimun, Riau, 1964
· SMP I, Jakarta, 1967
- SMA III, Jakarta, 1970
- (Ir.), ITB Jurusan Mesin, Bandung, 1977
- (M. Eng.), Howard University,

Washington DC, AS, 1990
Kursus:
- Penataran P-4 Tk. Nasional BP-7 Pusat,

1985 · Tarpadnas Lemhanas-Lapan, 1987

dan 1994 - Sepadya Lembaga Administrasi Negara,

1984 - Diklat Kader Fungsional Jalur B,

DPP Golkar 1986 - English for Science ad Technology Course

(Fresno, California, AS) 1987 - Diklat Kader Cendekiawan DPP Golkar,

1995 Peneliti/riset : - Pengujian Model Turbin Angin VORTEX,

1980 - Pengujian Struktur Dasar Satelit, 1983 - Hybrid Control System for Space Mast

Structures, 1990 - Test dan Eksperimentasi Model Struktur

Muatan Antariksa, 1992 Karier - Staf Peneliti Lapan pada projek Swa

Sembada Satelit (1977-1979) - Ass. Pimpro Peneliti dan Pengembangan

Energi Angin, Lapan (1979-1992) - Pimpro Pengembangan Teknologi Desain Satelit/Kepala Bidang Struktur Mekanika

Roket dan Satelit, Lapan (1991-1994) - Ketua Unit Korpri, Lapan (1994-sekarang)


Page 4

Nama

: H. Wisran Hadi Gelar

: Bagindo Rajo Tempat/tgl.Lahir: Padang, 27 Juli 1945 Jabatan

- Pengasuh Bumi Teater Padang

- Direktur Kerohanian INS Kayutanam Pendidikan

- SR, Padang (1958)
- SMP, Padang (1962)
- Sekolah Guru Agama (1965)

- STSRI-ASRI Yogyakarta (1969) Pekerjaan

- Guru SSRI Padang (1970)
- Dosen Luar Biasa Fak. Sastra Unand
- Dosen Fak. Sastra Universitas Bung Hatta

Padang
- Pendiri dan pengasuh Grup Bumi Teater

· Guru SMA-Plus INS Kayutanam Alamat rumah : Jalan Gelugur H-2,

Komplek Wisma Indah II,
Padang

a tidak marah dikatakan seniman dieksploitasinya menjadi hal-hal yang

sasek. Soalnya, Wisran Hadi me- aneh, unik, romantis, tajam, lucu dan mang anak Buya (ulama) ternama. satir. Ketika kalimat dari kata; kadang Oleh orang-tuanya, H. Darwas Idris, maknanya diplesetkan diucapkan, seseorang ulama kenamaan di Sumatra

mua yang mendengar tertawa, tetapi Barat, sejak kecil ia diharapkan men- sekaligus mentertawakan diri sendiri. jadi Mubalig. Karena itu, setiap Buya Contoh eksploitasi kata itu seperti (begitu Wisran memanggil ayahnya) dalam dialog Datuk Gandang Lambok pergi memberi pengajian, ia sering di entah memang ada datuk itu dalam boncengkan dengan sepeda kumbang naskah "Matrilini" (selesai ditulis berkeliling Kota Padang dari mesjid 1988); "Pakaian kebesaran memang ke mesjid. "Ternyata anak Buya jadi membuat kita keberatan memakainya" anak Randai," katanya tentang perja- (perhatikan kata kebesaran dan kebelanan hidupnya.

ratan serta kata pakaian dan memaWisran Hadi memang pernah jadi kainya). Begitu pula eksploitasi kata calon mubalig, namun kemudian ter- dalam naskah yang lain, 'Jalan Lurus'. sesat dari mimbar ke atas panggung Dua kata 'kebun tuan' (kebun milik teater. Setelah menamatkan Sekolah tuan) dalam pengucapannya di atas Guru Agama (SGA), ia bukannya ma- panggung menjadi 'kebuntuan', dan suk ke IAIN atau perguruan tinggi se- kata gonggongan (permainan gong) jenis, melainkan memilih 'lari' ke bila dibaca bisa mempunyai makna Yogyakarta untuk masuk Akademi gong-gongan (seperti gonggongan Seni Rupa.

anjing). Hebatnya lagi, sekalipun kemudi- Plesetan makna hampir selalu teran ia cukup dikenal sebagai pelukis, dapat dalam setiap naskah Wisran, toh orang lebih mengenal Wisran membuatnya sulit diterjemahkan ke Hadi sebagai penulis naskah dan dra- dalam bahasa Inggris atau Jerman. mawan. Kritikus teater kenamaan Rus

Tetapi yang lebih terkenal dari Wisran tandi Kartakusumah bahkan menju-- Hadi adalah kemampuannya menaflukinya "Pabrik Naskah Dari Padang". sirkan, mulai dari kaba, mitos, sampai Memang, dalam memproduksi nas- sejarah, ke dalam naskah drama. kah drama, sulit mencari orang yang Sehingga karya-karyanya sering mampu mengimbangi produktivitas membuat 'ribut'. Dari sini ia pun dijuWisran. Pendiri dan pimpinan Teater luki (dituduh) sebagai seniman sasek, Bumi ini telah menulis lebih 30 naskah demitefikasi (istilah kritikus sastra drama, dan 10 diantaranya meme- Umar Junus), penjungkirbalik, kontra nangkan hadiah dari Lomba Penulisan

mitos, atau tukang kipeh, bahkan ia Naskah Sandiwara Dewan Kesenian juga dikatakan Malin Kundang. Jakarta.

Wisran dalam pengertian kontroKritikus sastra Prof. Dr. Mursal Es

versial sering membuat 'heboh' karena ten menyebut Wisran Hadi sebagai karya-karyanya sensasional. Penafsirtokoh fenomenal dan kontroversial. an-penafsirannya seperti menyentakAlasannya sangat banyak dan salah kan isu kebudayaan Minangkabau. satu diantaranya, ia mengaku sangat "Imam Bonjol" adalah satu kasus yang percaya pada kata. Wisranlah yang menimbulkan polemik ketika dipenkonsisten mempertahankan kata se- taskan 26 Pebruari 1982. Gambaran bagai unsur yang vital dalam pemen- sosok pahlawan nasional itu berubah tasan teater, bidang yang digelutinya dengan penafsiran Wisran Hadi mensejak 1971. Tetapi kata itu juga sering jadi manusia yang biasa-biasa saja, termasuk dengan 'kenaifan' seorang pemimpin. Begitu juga "Perguruan" yang menggambarkan sosok Tuanku Koto Tuo yang dalam sejarah dikenal sebagai tokoh yang memberi peluang kepada Belanda, di tangan Wisran menjadi sosok yang tegar dan punya sikap untuk tidak memihak. Salah satu komentar waktu itu dari H. Abdul Kadir Usman, S.H., di Harian Singgalang(8/3/1982)yang berjudul: Setelah Imam Bonjol, siapa lagi yang akan dipreteli Wisran? "Suatu pementasan yang menimbulkan Trauma Psychisch. Kesalahanku: Image yang berlebihan, seolah pahlawan itu tanpa cela. Dan Wisran : terlalu berani beriseng-iseng dengan tokoh yang diagungkan."


Page 5

KTT ASEAN.

pai meninggalkan Sarajevo. Presiden tidak dizinkan masuk. Dengan beru"Pada waktu itu keadaan Filipina dengan mantap menandatangani for- saha keras mencari komandan petusangat kacau sehubungan dengan ter- mulir yang berisi pernyataan bahwa gas yang melarang kami dengan jadinya pemberontakan yang di

bantuan protokol Indonesia dan pimpin oleh Kolonel Honassan.

pengawal Presiden RI, akhirnya Akan tetapi hal itu tidak membuat

kami diizinkan masuk setelah gentar Presiden Soeharto. Presi

terlambat tiga menit. Tak apalah den Soeharto merupakan presi

daripada kosong sama sekali." den pertama yang menyatakan

Walaupun sudah berhasil keinginannya hadir guna men

meliput peristiwa penting kedukung penyelenggaraan KTT

giatan Presiden Soeharto di luar tersebut.

negeri, masalahnya tidak selesai "Situasi yang menegangkan

begitu saja. Ada berbagai kendala mewarnai perjalanan kepala ne

yang harus diatasi dalam pengigara. Hal itu mulai terlihat sejak

riman gambar ke Indonesia agar dari keberangkatan dari Manado.

sesuai dengan tuntutan aktualiAparat keamanan terlibat pem

tas. bicaraan serius denga Jenderal

"Pengalaman lain yang sulit L.B. Moerdani selaku Pangab

untuk terlupakan adalah ketika untuk mengatur strategi keda

mengikuti lawatan kepala negara tangan Kepala Negara di Bandara

ke Malta, Iran, Tunisia, Austria, Manila.

serta pertemuan APEC di Seattle, "Begitu roda pesawat me

Amerika Serikat. Pertemuan nyentuh landasan, terlihat mobil

Pemimpin Ekonomi Asia-Pasifik pemadam kebakaran dan ken

ini diikuti oleh 13 kepala negara. daraan satuan pengawal mengi

Oleh sebab itu penjagaan yang kuti jalannya pesawat, begitu

dilakukan aparat keamanan sejuga selama kita berkendaraan

tempat ekstra ketat. menuju ruangan pertemuan di

"Tempat pertemuan ialah di tengah kota Manila. Di tempat

salah satu pulau dekat Seattle tempat strategis kelihatan satuan PBB tidak bertanggung jawab atas yang harus ditempuh sekitar dua jam pengaman berjaga-jaga dengan siaga keselamatan Presiden Soeharto bila dari Kota Seattle. Semua wartawan penuh, seakan perang akan meledak. dalam perjalanan ke Sarajevo terjadi yang berjumlah 300 orang sudah Keadaan ini menyulitkan saya sebagai hal-hal yang tidak diinginkan. harus siap di pelabuhan pukul 03.00 kerabat kerja TVRI untuk mengaba- Maklumlah, Sarajevo merupakan kan- subuh untuk penelitian ulang serta dikan peristiwa tersebut. Di sisi lain cah perang antara Serbia dan Bosnia."

pengecekan peralatan yang dibawa kita dituntut agar tetap mendapatkan Drs. Yazirwan Uyun hampir menuju ke tempat pertemuan. gambar mengenai situasi yang sedang selalu ikut bersama rombongan "Hal yang menggelikan dari peterjadi. Di sini kita merasa ditantang Presiden Soeharto dalam perjalanan meriksaan ini adalah makanan yang dan harus mampu mencari pemecah- ke luar negeri. "Pada suatu waktu da- selalu dibawa bila mengikuti perjaannya. Dan syukurlah akhirnya kita lam meliput kegiatan kepala negara lanan presiden yaitu Pop Mie, diobrakberhasil," katanya menceritakan. di KTT Bumi di Brazil, kendaraan abrik oleh anjing pelacak sekuriti

la melanjutkan: "Saat-saat yang kami terlepas dari rangkaian iring- Amerika Serikat. Perasaan bangga menegangkan juga dirasakan ketika iringan kendaraan presiden karena lainnya yang sulit dilupakan adalah Presiden Soeharto berkunjung ke kesalahan pengemudi. Kesalahan ini kehadiran saya mengikuti konperensi Sarajevo. Suasana mencekam dan pe- berbuntut buruk. Kami tidak diperke- pers ke-15 Pemimpin Ekonomi Asianuh haru disertai kekhwatiran terlihat nankan masuk ke tempat pertemuan," Pasifik yang disampaikan oleh Predi wajah anggota rombongan dan tim cerita lwan. "Bagaimanapun juga kami siden Amerika Serikat. Yang menjadi yang melepas keberangkatan presi- harus berhasil meliput peristiwa ter- tanda tanya sampai sekarang yaitu, den. Sementara Presiden Soeharto sebut. Kami tidak boleh kehilangan sikap Presiden Bill Clinton yang sendiri kelihatan tenang- tenang saja kesempatan yang berharga itu. enggan menjawab pertanyaan di luar mulai dari Bandar Udara Zagreb sam- Namun kami sempat panik karena wartawan korps Gedung Putih, walau


Page 6

Berkaitan dengan rasa tanggung prihatin.

Menurut pengusaha wanita yang jawab dan kecintaannya kepada seni Meski begitu, Yus tidak pernah tetap berseri diusia yang hampir me- budaya Minang dan hal ini juga selaberhenti berpikir dan berusaha agar nginjak kepala enam ini, agama me- ras dengan visi Yayasan Cahaya Ibu, para pedagang berhasil meningkatkan rupakan sendi kehidupan masyarakat sekaligus dalam usaha memeriahkan usahanya. Agar Koppas 'Hias Rias' Minang agar generasi kita di masa HUT ke-50 RI, Yus menggelar cerita dapat lebih dikenal dan ramai dikun- mendatang sudah dibekali iman dan klasik Minang "Opera Cindua Mato". jungi masyarakat, Yus terus meminta taqwa kepada Allah SWT. Dengan Hasil pengumpulan dana ini nantinya kepada pengelola pasar, dalam hal begitu mereka akan mampu menganti- akan digunakan untuk pendanaan ini PD Pasar Jaya, agar Koppas 'Hias sipasi pengaruh-pengaruh era globali- Yayasan Cahaya Ibu. "Selain upaya Rias' dipromosikan. Apa yang telah sasi.

ikut melestarikan seni budaya kita, dilakukan dan diusahakan Yus, ter- Tampaknya wanita aktif ini me- kita juga mengumpulkan dana untuk nyata belum menunjukkan hasil yang mang sangat mencintai seni budaya kepentingan yayasan," katanya. menggembirakan. Hal lain yang diha- bangsanya, terutama seni budaya Menurut pandangan wanita rapkan Yus untuk mewujudkan cita- daerahnya Minangkabau. Tidaklah pengusaha Minang yang sedang mecitanya adalah mendapat cucuran heran sejak awal dia telah punya ren- rintis usaha untuk memajukan dan kredit bunga ren

meningkatkan kuadah untuk modal

litas kerajinan dan kerja yang cukup

perajin Sumatra dari BUMN, se

Barat ini tentang hingga Koppas

kampung halamanbetul-betul hidup

nya, "ada satu hal tumbuh, dan ber

yang mesti tetap kita kembang

pertahankan dari Sebagai orang

Sumatra Barat, yaitu rantau yang masih

adat istiadatnya tetap mengingat

yang spesifik yang dan mencintai

kita kenal dengan kampungnya, ber

Adat Basandi Syara', sama ibu-ibu dari

Syara' Basandi KitaMinang yang lain,

bullah." ia mendirikan se

Satu hal lagi yangbuahyayasan yang

terpikir oleh Yus diberi nama "Ya

tentang pembanguyasan Cahaya Ibu".

nan di Sumatra BaYus terpilih sebagai ketua. Dika- cana untuk mengantisipasi hilangnya rat adalah didirikannya sekolah tinggi takannya bahwa keikut sertaannya di seni budaya daerahnya. Seperti kata- kejuruan teknik dan kejuruan dagang yayasan tersebut, karena program nya: "Dalam arus informasi dan glo- yang bukan universitas. Diharapkan kerja yayasan ini sesuai dengan apa balisai yang kian deras ini, kita mesti nantinya sekolah tersebut akan yang dicita-citakannya, yaitu : punya tameng agar budaya bangsa mampu menghasilkan tenaga-tenaga 1. Memberi bantuan beasiswa kepa- kita tidak luntur oleh pengaruh budaya yang terampil di bidang teknik dan

da anak-anak yang cerdas dan te- asing. Salah satunya adalah menum- dagang. Muaranya nanti akan rampil dari keluarga yang kurang buhkan rasa cinta dan rasa memiliki melahirkan tokoh-tokoh yang akan mampu.

generasi penerus terhadap seni buda- bisa berbicara di tingkat nasional, 2. Meningkatkan dan mengembang- ya nenek moyangnya sendiri." Tidak bahkan bukan tidak mungkin akan

kan kesenian Sumatra Barat. berlebihan jika dia terobsesi untuk bisa berbicara di tingkat internasional. 3. Meningkatkan, mengembangkan, membangun sebuah Balai Budaya "Saya optimis ini akan terwujud,

dan memasarkan embroidery Minang di Jakarta. Gunanya adalah karena saya tahu kualitas dan bakat handicraft dari Sumatra Barat. untuk menampung kreativitas seni dari

orang Minang," wanita dengan filosofi 4. Menanam serta menumbuh kem

generasi muda Minang. "Jika bukan hidup, tidak pernah berprasangka bangkan nilai-nilai agama kepada saya yang berhasil mewujudkan ini buruk dan selalu ingin berbuat terbaik, generasi penerus sejak dini mulai semua, barangkali lewat orang lain ini berkata yakin. dari balita.

yang punya obsesi sama dengan saya,"


Page 7

Nama

: Haji Zainuddin Burhan
Panggilan akrab: Pak Haji
Tempat/igl.lahır: Bogor , 9 Mci 1937 Asal

: Sianok, Bukittinggi Pekerjaan : Direktur PT Jalur Rejeki Pendidikan

- Sekolah Rakyat, Jakarta, 1950
- SMP Taman Siswa, Jakarta, 1953
- SAA,Jakarta, 1956
- Pernah kuliah 4 tahun di Akademi

Bahasa Arab Al Azhar, Jakarta, 1975 Keluarga

Ibu


: Hajjah Roheni Ayah

: Haji Burhan Nama istri : Hajjah Nuraini Nikah

: 1965 Putra - Putri

- Dini Mcilina
- Dra. Sottie Gusnica
- Mila Amalia
- Ade Hatni

Rani Khairani (Tingkat II IPB Bogor)
Alamat Kantor : Jl.Bapa Husen Dalam No.5,

Bandung
Telepon (022) 234021

Fax (022) 234021
Alamat rumah : Jl. Bapa Husen Dalam No.5,

Bandung
Telepon (022) 234021

ntara "wajah" pengusaha dan dinas keadaan terasa semakin baik,

"bawaan" muballigh, nyaris tak dan tamat pada tahun 1956. Maka terpisahkan dari dirinya. Ia memang

bermulalah debut kehidupannya di dikenal sebagai pengusaha yang ulet, bidang farmasi, dengan mendirikan tetapi di mana-mana dan pada kesem- pabrik obat-obatan yang diberi nama patan apapun, ia selalu menyelipkan PT Farmasi di Bulak Rantai, Jakarta pesan-pesan keagamaan. Di dalam

Timur. kegiatan bisnis pun ia selalu berna- Baik kegiatan farmasi maupun sehat, agar berbisnislah secara "bersih" kepemilikan apotek di Jakarta waktu sesuai dengan tuntutan agama Islam). itu, masih banyak dikuasai putra

Haji Zainuddin Burhan, putra Sia- Minang. Namun, perubahan arus nok Bukittinggi kelahiran Kota Hujan ekonomi konglomerasi mulai mengBogor tgl. 9 Mei 1937, ditempa oleh gejala, mengakibatkan perusahaan pengalaman. Pengalaman pertama dengan pola konvensional serta beryang terkesan baginya dan tak terlupa- modal "tanggung" tak kuat bersaing. kan, terjadi di ambang remaja, ketika Perusahaan farmasi Zainuddin hanya ia bersekolah di SMP Taman Siswa bertahan lima tahun, berakhir tahun Kemayoran, Jakarta. Waktu itu bersa- 1970. ma orang-tua ia berdomisili di Tan- Di sinilah keuletan Zainuddin. jung Priok. Daerah pelabuhan itu dulu Kegagalan tak membuatnya patah terkenal "keras" dan "hitam". Tempat hati. la mencari terobosan baru. ajang perkelahian, mayat yang terge- Hanya berselang tiga tahun (1973) letak nyaris saban hari dilorong-lo- pria keras hati ini mendirikan Apotek rong, mati terbunuh. Daerah "hitam", di Tanjung Priok, yang diberi nama di sini (waktu itu) terkesan daerah "P", Apotek "Pelni", tetapi bukan berlokasi termasuk penyebab perkelahian. di RS Pelni. Bukan saja menyerap

Sebagian besar daerah Tanjung banyak tenaga kerja, tetapi sekaligus Priok ketika itu tergolong daerah ku- mengurangi anggaran pengobatan dimuh. Di mana-mana kalau musim dalam Pelni mencapai 50 %. hujan datang, atau air laut sedang pa- Justru pada saat perusahaan ini sang, maka tergenanglah daerah ini. jaya, muncul perpecahan di lingkungDalam suasana serba keras begitulah an pendirinya, menyebabkan apotek Zainuddin Burhan pulang pergi ke itupun akhirnya bubar. Di sinilah kesekolah naik truk, antara Tanjung yakinan agamanya berperan atas diri

, Priok-Kemayoran. Bus kota belum di- Zainuddin, yang menerima cobaan kenal pada masa itu. Sehingga tak ku- itu sebagai ujian Tuhan. Malah, ia rang dari dua tahun, ia naik truk dua menemukan celah lain yang berkali sehari. Untung pada tahun ketiga, prospek. jalur kereta api antara Kemayoran la menggarap perdagangan besar dan Tanjung Priok dibangun dan mu- farmasi. Tender di kantor-kantor reslai beroperasi. Berakhirlah "era truk" mi, baik pemerintah, ABRI dan sipil, dan mulailah Zainuddin menjalani atau di pusat-pusat kesehatan dan rurute ini naik KA. "Terasa benar nikmat- mah sakit ia ikuti. Lima tahun mengnya, setelah dua tahun naik truk terus," geluti kegiatan begitu, akhirnya tahun ujar Zainuddin mengisahkan masa 1980 berhenti pula. Kenapa ? kanak-kanaknya.

"Bathin saya gelisah, dan tidak Tamat SMP, melanjutkan pela- tentram menyaksikan persaingan yang jaran ke SAA (Sekolah Asisten Apo- tidak sehat," katanya. Dalam suasana teker) di Jakarta. Dengan status ikatan demikianlah Zainuddin Burhan men


Page 8

Nama

: Drs. H. Zairin Kasini Tanggal/tgl.lahir : Pariaman, 8 Agustus 1945 Jabatan terakhir :

- Presiden Direktur PT Sutan Kasim Lid.
- Presiden Direktur PT Suka Fajar Lid.
- Direktur PT Nagari Development

Corporation (PT NDC) Pendidikan

- SR Adabiah, Padang (1957)
- SMP Adabiah, Padang (1960)
- SMA Negeri 2, Padang (1963)
- Fakultas Ekonomi Universitas Andalas,

Padang (1969)
- Betriebwirtschaft Lehre Universitact

Hamburg, Jerman (1974)
Alamat Kantor : Jalan Veteran No. 14

Padang
Telp. (0751) 32906

arah yang diturunkan ayahnya, Sejak awal Zairin sudah diberi tugas

memimpin usaha itu dengan jabatan lir kental di dalam diri Drs. H. Zairin Presiden Direktur. Kasim, 50 tahun. Meski sudah bekerja Pada tahun 1974 itu, usaha otosebagai pegawai Kantor Gubernur motif di Jalan Veteran No. 14 Padang Sumbar dengan posisi cukup baik, ini baru berupa tempat pencucian bahkan disekolahkan pula ke Jerman, mobil dan smeering. "Waktu itu hanya menjadi pegawai negeri rupanya kami bertiga ditambah empat karyabukanlah suratan Zairin.

wan. Kerja kami mencuci mobil," ce la menamatkan Fakultas Eko

rita Zairin tentang masa awal perinnomi Universitas Andalas tahun 1969, tisan usaha mereka. ketika masih berusia 24 tahun-alum

Dari perbengkelan sederhana dan nus termuda waktu itu, karena tama

tempat pencucian mobil, PT Sutan tan yang lain rata-rata berumur sekitar Kasim kemudian melangkah dengan 30 tahun. Pada waktu itu Drs. H.

mengageni penjualan kendaraan meHarun Zain, mantan Rektor Unand rek Ford, Dodge, dan American Jeep yang baru saja jadi gubernur, tengah -mobil keluaran Amerika yang waktu gencar-gencarnya merekrut tenaga

itu cukup populer di Indonesia. muda berpendidikan sarjana. Bersama Berkat kerja keras dan dipercaya, sejumlah sarjana Unand yang kemu- PT Sutan Kasim ternyata berkembang dian jadi pejabat di Sumbar, Zairin

dengan cepat. Pada tanggal 3 Juli pun menjadi pegawai dengan jabatan 1980-setelah melewati perjuangan kepala bagian di Kantor Gubernur.

cukup panjang—PT Sutan Kasim men Sekitar setahun jadi pegawai ne- dapat pengakuan dari PT Kramayudha geri, tahun 1970 ia dikirim mengikuti Tiga Berlian (KTB) sebagai dealer resmi tugas pendidikan luar negeri (TPLN) kendaraan Mitsubishi. ke Jerman. "Enam bulan pertama saya Untuk mengurus kedealeran dihabiskan untuk belajar bahasa Jer- dirikanlah PT Suka Fajar Ltd., dengan man," ceritanya tentang pengalaman- Zairin Kasim sebagai Presiden Direknya mengikuti pendidikan di Betrieb tur dan sang Bapak H. Sutan Kasim wirtschaft Lehre (semacam pendidi Komisaris Utama-sama dengan kom kan tinggi lanjutan bidang akuntansi) posisi PT Sutan Kasim. Mereka segera di Universitaet Hamburg.

membangun workshop, show room, Ketika Zairin kembali dari Jer- serta unit spare part di atas tanah seman (1974), H. Sutan Kasim mengam- luas sekitar 1 hektare di Jalan Veteran bil alih NV Tampubolon, sebuah 14 itu. Manajemen pun diperbaiki usaha perbengkelan dan keagenan dan diperkuat dengan masuknya Ir. kendaraan bermotor yang sedang ter- Moyardi Kasim, sang adik yang jelantar. Ini bidang usaha baru bagi H. bolan ITB Bandung dan kini menSutan Kasim yang sebelumnya merin- duduki posisi General Manager. tis usaha di bidang perdagangan kulit, Zairin Kasim mengakui, penunplastik, dan P & D.

jukan sebagai dealer resmi Mitsubishi "Tapi saya melihat ini usaha Motors untuk Sumbar dan Riau ini me yang menantang sekaligus prospektif," rupakan titik lompatan bagi PT Suka alasan Zairin kenapa ia kemudian ber Fajar dan PT Sutan Kasim yang dipim sedia meninggalkan kursi pegawai ne pinnya itu. Tahun 1985 kedua peru geri untuk ikut mengurus PT Sutan sahaan kembar ini membuka cabang Kasim bersama sang ayah serta sepu- di Pekanbaru, dan dua tahun kemu punya Sutan Mohammad Rani Ismael. dian di Kota Solok. Disusul cabang


Page 9

etika mendarat di Singapura ta- seorang akuntan. Zon Saidan ingat hun 1951, ia hanya mempunyai

benar bahwa selama hidupnya hanya uang $ 4.50,- "Bayangkanlah apa dua kali saja ia pernah melamar pekerarti uang sebanyak itu. Saya tidak jaan. Selanjutnya pekerjaanlah yang mempunyai sanak- famili di sana. melamar dia. "Ini merupakan kebangSaya tidur di mesjid. Kadang-kadang gaan tersendiri bagi saya, karena saya saya hanya minum air keran saja dibutuhkan oleh orang lain," katanya. karena tidak punya uang untuk beli Sebenarnya, selama 13 tahun di makanan. Saya benar-benar mulai Singapura ia pernah sekali pulang ke dari nol," demikianlah pengalaman kampung, yaitu ketika akan menikah. yang tidak pernah dilupakan Zon Gadis pilihannya bernama Nini Saidan.

Suarni, berasal dari Lubuk Sikaping. Putra asal Kurai, Bukittinggi ini, Orang-tua gadis itu menetap di Bumeninggalkan kariernya sebagai kittinggi, sedangkan Nini Suarni bermiliter dengan pangkat letnan dua sekolah di Jakarta. "Kami sepakat untuk dalam Divisi Banteng, karena ingin melangsungkan pernikahan di Bukitmenjadi pengusaha. Zon Saidan ke- tinggi. Kini kami dikaruniai empat mudian bermukim di Kota Singa itu orang anak dan lima orang cucu," selama 15 tahun, suatu rentang waktu cerita Zon Saidan. yang cukup panjang.

Pada awal revolusi kemerdekaan, Selama di Singapura, ia bekerja di Zon Saidan pernah ditangkap Sekutu. perusahaan Amerika. Penderitaannya Oleh Sekutu Zon diserahkan kepada berakhir setelah menjadi karyawan Belanda dan dimasukkan dalam penperusahaan Amerika tersebut. jara Muaro. Di sana ia diperiksa di baBahkan setelah 15 tahun dia dipindah- wah ancaman karena ia tertangkap kan memimpin cabang perusahaan sewaktu memberikan perlawanan Amerika itu di Jakarta, sesuatu yang terhadap pasukan Belanda. Setelah membuat dia berbahagia.

ancaman tidak mempan, Belanda lalu Pada permulaan revolusi kemer- membujuknya untuk mau bekerja sadekaan, Zon Saidan bergabung ma dengan janji akan diberi kedudukdengan lasykar Hulubalang. Ketika an. Sekalipun sangat menderita selabarisan dan lasykar dibubarkan, dan ma dalam tahanan, Zon menolak buanggotanya dimasukkan ke dalam ten- jukan Belanda itu. tara resmi, Zon Saidan bergabung Setelah keluar dari penjara, Zon dengan Divisi IX Banteng yang ber- Saidan bekerja sebagai Redaktur pusat di Bukittinggi. Pangkatnya di Majalah Soeara Pemoeda. Sayangnya divisi ini letnan satu. Kemudian se- majalah itu hanya terbit tiga kali saja. telah nasionalisasi, pangkatnya ditu- Tentang masa kanak-kanaknya, runkan menjadi letnan dua. Pada wak- Zon Saidan bercerita: "Saya ditinggaltu itulah ia bertekad berjuang di bi- kan Bapak ketika usia saya masih 11 dang lain. Ada beberapa faktor yang tahun. Bapak saya dahulu mempunyai mendorongnya berangkat ke Singa- rumah sewaan yang didiami oleh pura. Kehidupan yang makin berat orang Belanda yang mempunyai bedan semangat untuk menjadi pengu- berapa toko, dan kebun kopi. saha. Bidang ketentaraan dirasakan- Di sekolah dasar saya suka bernya tidak sesuai dengan panggilan kelahi, bahkan suatu kali pernah mehati nuraninya. Dan benarlah, ia ber- nancap di kepala saya sebuah batu hasil menjalani hidup berikutnya di tulis karena ditusuk lawan. Pak Gurubidang kewiraswastaan sebagai lah yang menolong mencabutnya."

Nama

H. Zon Saidan St. Rajo Labiah
Nama kecil : Zon
Tempat/tgl. lahir : Kurai, Bukittinggi

23 Pebruari 1923 Nagari asal

: Kurai, Bukittinggi Pendidikan

- HIS, zaman Belanda
- Singapore Institute of Commerce
- British College of Accountancy, London.
- The Educational Institute of the American

Hotel and Motel Association Keluarga Ayah

Zaidan
Ibu

: Hj. DJasiah Istri

: Hj. Nini Suarni
Menikah Tahun 1955
Putera-puteri

- Novia, SKKA
- Drs. Hendra Zon (Accountancy)
· Andika Hariyati, SKKA

Dra.Besbarini Maya (Accountancy) Riwayat Pekerjaan

1945-1948 Anggota Lasykar Hulubalang.


1946-1949 Letnan Dua di Divisi Banteng,

Sumatra Tengah,

Anggota Veteran, No. 269050 1951-1952 Pemegang Buku pada John Little

& Co., Singapura 1952-1962 Kepala Indonesian Departement,

American Foreign Insurance

Association, Singapura 1962-1963 American Foreign Insurance

Association, Accounting & Office

Manager, Singapura 1966-1973 Assistant Chief Accountants,

Credit Manager, Hotel Indonesia,

Jakarta 1973-1975 Comptroller PT HII, Jakarta 1973-1980 Akuntan dan konsultan berbagai

hotel, seperti PT HII, Hotel

Borobudur, dll 1975-1977 Financial Consultant,

PT Engineering Ancol 1980-1981 Comptroller Perusahaan Perancis 1993-sekarang Direktur Keuangan

PT Metromini Tanda Jasa

SK Departemen Pertahanan sebagai Veteran Pejuang Kemerdekaan RI - Satyalancana Peristiwa Perang Kemerdekaan

Kesatu dari Menteri Pertahanan RI - Satyalancana Peristiwa Perang Kemerdekaan

Kedua dari Menteri Pertahanan RI - Surat Tanda Jasa Pahlawan dari Presiden

Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI Alamat rumah 1. Bangka Raya No.29,

Pela Mampang, Jakarta


Page 10

donesia" yang diterima secara nasio- usaha sampingan yang ia lakukan, lukan tenaga dan pikiran untuk memenal. Di bawah kepemimpinannya pu- sampai akhirnya masuk menjadi nej administrasi, sumber daya manulalah DPD KNPI Jakarta cukup ber- anggota PT Presiden Taxi tahun 1976, sia dan pengembangan potensi usaha kibar. Malah orientasinya tidak lagi kemudian terus menjadi komisaris. lainnya. “Sebagai usaha yang bergerak sampai tingkat nasional saja, tetapi Sepuluh tahun belakangan, Zul sudah di bidang transportasi, tentu tidak bisa sudah memberikan nuansa interna- dipercaya sebagai Direktur Umum dilepaskan dari fungsi public servis," sional karena dia memandang Jakarta dan Bangsaha.

kata Zul. sebagai ibu kota negara, tentu setaraf

Di sinilah ia merasa betapa pen- la mengakui bahwa berbagai kedengan kota-kota besar lainnya di tingnya seseorang untuk mengaktuali- luhan para pemakai angkutan taxi seluar negeri. Karena itu, dalam studi sasikan potensi dirinya. "Saya sama ring terdengar, tetapi itulah tantangan banding kepemudaan, Zultidak mem- sekali tidak punya latar belakang pen- yang harus dibenahi dan diperbaiki. bawa jajarannya ke berbagai propinsi didikan ekonomi. Pendidikan formal "Bayangkan," katanya, "PT Presiden di Indonesia, melainkan ke berbagai itu kan hanya untuk memenuhi stan- Taxi mengelola 6500 angkutan. Bila ibu kota negara di Asean antara lain; dar pendidikan yang berlaku. Bukti- satu armada dipegang oleh dua orang Kualalumpur, Bangkok dan Manila. nya, Alhamdulillah, saya bisa menja- driver, berarti ada 13.000 orang pe

Berkat kemampuannya itu pula- lankan dengan baik bidang yang saya ngemudi yang mesti diperbaiki lah, Golkar DKI melihatnya sebagai emban di perusahaan ini karena be- mentalnya dalam sisi pelayanan." generasi muda yang cukup potensial. rangkat dengan prinsip : alam ta- Dalam setiap bidang usaha dan Tahun 1984, Zul dipercaya menjadi kambang jadi guru, tutur Zulkarnaen. tugas yang dia emban, Zul memang Sekretaris DPD Golkar. Meski ber- la bahkan membawahi beberapa staf tergolong orang yang gigih dan pankiprah di DKI, Zul juga nimbrung di dengan latar belakang pendidikan sar- tang menyerah. la selalu memiliki Ormas lainnya di tingkat nasional, jana ekonomi dan teknik.

rasa optimirme yang tinggi. “Rasa seperti DPP Gema MKGR, DPP Bidang umum dan pengembang- optimis akan kemampuan diri itulah MKGR, DPP MDI. Sekarang ini, ia du- an usaha yang ia pegang, tentu bukan- yang menjadi motivasi saya. Dan Insya duk sebagai Sekretaris Kelompok Kerja lah suatu pekerjaan mudah. Memer- Allah, saya tidak pernah menyerah (Pokja) Korbid Politik DPP

sebelum mencoba," katanya. Golkar. Sebuah jabatan cukup

la mengambil contoh di Pastrategis, yang dipimpin oleh

dang, ketika tahun 1989 lalu, Drs. Waskito R (salah seorang

Zul ikut mendorong kawanKetua DPP Golkar) dengan

kawannya membuka usaha anggota-anggota antara lain

pertaksian di Ibu Kota Ranah Yudo Soedarsono dan Hari Su

Minang ini dengan nama giman (mantan Dirjen Sospol

Asindo Taksi. Meski hal itu Depdagri).

akhirnya menemui kegagalan, Puaskah pelopor kehadir

namun hikmahnya bagi Zul an usaha angkutan taksi di Pa

cukup besar. “Dulunya kan dang tahun 1989 itu, dengan

banyak orang takut-takut, dan keberadaannya dalam berba

setelah Asindo hadir, yang lain gai organisasi masyarakat dan

pun jadi mengikut," tutur Zul. politik ini? Ternyata tidak. Me

Meski untuk usaha taksinya di nurutnya, seorang politisi yang

bidang ini kegagalan, ia tetap handal mestilah yang juga ma

merasa bangga karena perusatang dari sisi ekonomi. Kalau

haan taksi lain justru bisa maju. tidak, justru membahayakan

Calon anggota DPR-RI untuk karena dikuatirkan politik di

daerah pemilihan NTB tahun jadikan tempat mencari ma

1982 ini, mengamati bahwa kan, dan cenderung kepada

genera' muda sekarang, terpragmatisme.

masuk di berbagai daerah, Makanya, sejalan dengan

mengalami krisis kepercayaan karier organisasi itu, jauh hari

diri. Mereka lebih banyak ia juga sudah memasuki dunia

menggantungkan harapan bisnis. Bermula dari berbagai

kepada pejabat, tokoh-tokoh


Page 11

ia dipanggilbu Sek. "Saya tanya Bapak, Bu Sek itu apa? Rupanya itu panggilan untuk Ibu Sekda," ceritanya sembari tertawa mengenang pengalaman lucu ketika suaminya jadi Sekda Jambi.

Putra pertama mereka, Weno Aulia, lahir di Jakarta 2 Januari 1963, ketika sang suami sedang pendidikan di Amerika. "Bapak pulang tahun 1963, dan kami kembali ke Jambi. Tahun berikutnya, lahir anak kami yang kedua, Eliana Novira. Satu se- tengah tahun kemudian, lahir yang ketiga, Tika Medya, dan Aditya yang bungsu lahir dua tahun berikutnya. Semuanya lahir selama Bapak ber- tugas di Jambi. Jadi bisa dibayangkan repotnya, rata-rata sekali dua tahun saya melahirkan anak," tutur Ny. Zuraida mengenang pengalamannya.

Di saat punya anak yang masih kecil-kecil, Ny. Zuraida harus pula membagi waktunya sebagai Ketua Pertiwi Kodia Jambi selama sang suami menjabat Wali Kota Jambi (19661968). "Waktu itu Weno belum lima tahun, yang bungsu baru lahir," ceritanya. "Jadi," lanjutnya, "saya punya pengalaman betul, Bapak sebagai pejabat sibuk, dan saya harus membagi waktu untuk mengurus keluarga dan anak-anak dengan tugas sebagai pendamping suami."

Pengalaman itulah, aku Ny.

diangkat menjadi Wali Kota Padang yang definitif. Bahkan, jabatan itu dipercayakan kepadanya selama sepuluh tahun atau dua periode.

Sebagai istri pejabat kepala daerah, Ny. Zuraida harus membagi waktu antara mengurus keluarga terutama anak-anak dan peran sebagai ketua berbagai organisasi penunjang tugas suami. "Tapi Bapak selalu mengingatkan, pendidikan anak-anak harus yang diutamakan," katanya. Maklum, waktu suaminya pertama kali menjadi Wali Kota Padang, anak yang tertua baru berusia delapan tahun, dan yang bungsu empat tahun. "Bapak sendiri orangnya juga penuh perhatian,

namun sangat berwibawa di depan Zuraida, yang kemudian membuatnya anak-anak. Biasanya, waktu itu, kami toleran kepada ibu-ibu muda anggota selalu memanfaatkan hari libur untuk Dharma Wanita Kantor Gubernur berkumpul bersama," kisahnya. Sumbar. "Kalau ada istri pejabat yang Sepanjang usia perkawinan mepunya anak kecil, saya sarankan agar reka yang telah 35 tahun (1995), Ny. mencurahkan waktu untuk anak dan Zuraida harus mempunyai peran keluarga, tak usah terlalu sibuk dengan ganda yang tentu sangat berat. Sejauh organisasi," katanya.

ini, tidak ada keluarga yang punya Tahun 1969 keluarga Hasan Basri pengalaman seperti keluarga Hasan Durin pindah ke Padang. "Bapak ber- Basri Durin. Hampir empat belas tatugas di Kantor Gubernur. Kami hidup hun menjadi wali kota, dan sepuluh sederhana. Tekad kami waktu itu, tak tahun menjadi gubernur. usah mengejar pangkat atau kekayaan, Selama itu, Ny. Zuraida di yang penting pendidikan anak-anak

samping berperan sebagai ibu, juga berjalan baik. Tidak ada pikiran Bapak harus mencurahkan tenaga dan memuntuk mencari jabatan yang lebih berikan waktu untuk mengurus bertinggi, yang penting bekerja dengan bagai organisasi penunjang tugas baik. Saya juga siap-siap untuk ikut suami. Di antara jabatan yang pernah menunjang ekonomi keluarga. Saya dipangkunya, Ketua Pertiwi Kodia sudah berencana untuk bekerja. Jambi (dua tahun), Ketua Dharma Kebetulan saya bisa dan hobi menja- Wanita dan Ketua Tim Penggerak PKK hit. Juga sudah ada pikiran untuk Kodia Padang (12 tahun), Ketua PKBI menyambung kuliah lagi di IKIP, nanti Kodia Padang (1975-1983), dan Wakil kan bisa juga jadi guru. Waktu itu sa- Ketua PKBI Sumatra Barat ya pikir, kalau ada apa-apa, mungkin (1983-1988). saya bisa menggunakan kepandaian Kemudian seiring dengan keperitu untuk menunjang ekonomi ke- cayaan yang diemban suaminya, tugas luarga," ceritanya.

Ny. Zuraida di organisasi juga makin Namun ternyata kemudian karier luas dan makin berat tanggung jawabHasan Basri Durin berjalan cepat dan nya. Selain menjabat sebagai Ketua terus menanjak. Tahun 1971, ia di- Bundo kanduang Sumatra Barat (1984 angkat menjadi Pejabat Wali Kota hingga sekarang), ia juga menjabat Padang. Satu setengah tahun kemu- Ketua Dharma Wanita dan Ketua Tim dian, Hasan Basri Durin terpilih dan Penggerak PKK Sumbar, Ketua Dewan


Page 12

DIONI ANSYAH P. ANWAR Ketua Tim Penerbit

Kalau

alau ada anak muda yang penyabar dan pantang menyerah dalam

kondisi apapun. Salah seorang di antaranya. mungkin,. Dioni Ansyah Putra Anwar yang sehari-hari di Lapangan dikenal dengan nama Dioni Anwar.

Putra asal Lubuk Basung kelahiran Jakarta, 12 Juli 1959 itu. Meski sering digarajaikan teman. Namun tekadnya tetap bulat, pantang mundur. Ia adalah salah satu di antara sejumlah perantau Minang yang bertekad menjadi pengusaha mandiri. Padahal selama tujuh tahun ia sudah menjadi pegawai negeri di Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian.

Untuk kepentingan pribadi dan keluarga, mungkin hidup saya sudah bisa terjamin sebagai pegawai negeri. Tetapi saya menyadari dengan kemampuan yang ada, mungkin saya masih bisa memberikan kesempatan kerja kepada orang lain, katanya memberi alasan mengapa dia memilih berhenti sebagai pegawai.

Sebagai pengusaha muda yang bergerak di bidang promosi, percetakan dan penerbitan ia memang sudah jatuh bangun, karena itu ia dijuluki pengusaha muda yang tahan banting. "Saya mungkin sering salah perhitungan, namun semua ini akan menjadi pengalaman berharga buat saya," kata Dioni yang menjadi Ketua Tim Penerbit Buku Profil Tokoh, Aktivis, & Pemuka Masyarakat Minang ini.

Sebagai anak pertama dari 9 bersaudara, Dioni dituntut oleh rasa tanggung jawab yang besar untuk ikut membantu adik - adiknya, juga memikirkan keluarga sekaligus nasib karyawannya. Saya berbuat bukan hanya untuk kepentingan diri dan keluarga pribadi, katanya.

Dia memang pekerja yang giat. Kenapa tidak? Dengan berbagai cobaan dan rintangan yang dihadapi dalam menjalankan perusahaannya, dia kelihatan tidak pernah jera untuk bangun dan bangun. Belajar dari kesalahan masa lalu, barangkali itulah yang pantas dan telah dilakukannya. "Perjalanan hidup saya masih panjang untuk orang lain" optimis dia berujar.

Ayahnya, Anwar Salim sutan Sinaro adalah veteran Pejuang Kemerdekaan RI di Kesatuan Siliwangi dengan pangkat terakhir Kapten. Ibunya Suwarni Rasyidin, putri seorang Perintis Kemerdekaan RI.

Ayah selalu mendidik kami agar setelah besar bisa hidup mandiri dan tidak menyusahkan orang. Dalam hidup tidak usah mencari kaya, tetapi carilah kebahagiaan untuk diri kita dan diri orang lain. "Itulah falsafah ayah yang sangat saya pegang dan kemudian melecut saya untuk bisa mandiri," ujarnya dengan nada datar.

Karena keinginannya yang keras untuk membagi-bagi kebahagiaan dengan orang lain, makanya Dioni menjatuhkan pilihan berhenti di pegawai negeri untuk kemudian mendirikan perusahaan bersama teman-temannya.

Setelah keluar dari Departemen Pertanian tahun 1991, ia kemudian mendirikan sejumlah perusahaan. Antara lain : L'Linka Enterprise, Sombrero Promo dan Permo Promotion. Usaha ini berhasil dijalankan dengan baik dan memberikan pekerjaan kepada lebih kurang 50 generasi muda, itu pun dalam Rekruitmen karyawan, Dioni tidak pernah membeda-bedakan orang berpengalaman atau tidak. Malah ia lebih mengutamakan yang belum berpengalaman untuk kemudian dididik agar menjadi seorang profesioal. Salah satu pekerjaan yang pernah dilakukannya adalah menerbitkan buku 'Development of Indonesia' dalam rangka KTT Non Blok ke 10 yang lalu.

. Kalau saya selalu memperioritaskan orang yang sudah berpengalaman sebagaimana layaknya perusahaan-perusahaan lain. Kapan lagi mereka yang


Page 13

ila wartawan sekarang banyak yang lahir dengan latar belakang pendidikan

tinggi dan malah ada yang menyelesaikan spesialisasi jurnalistik, maka Syafruddin Al adalah wartawan yang datang dengan bakat alam alias otodidak.

Bergabung dengan Harian Umum Singgalang, Padang, akhir tahun 1980, ia tidak langsung menjadi wartawan. Karirnya berawal dari seorang korektor lalu kemudian menjadi lay-outman. Sebelum meloncat ke jajaran Redaksi awal 1983, Syafruddin Al yang bukan (A)ngkatan (L)aut ini, pernah juga bekerja sebagai boy office, tukang lipat koran dan di bagian monting. Kalaulah tidak dilecut oleh keadaan di lingkungan tempat dia bekerja, hingga sekarang ia mungkin masih akan bertahan di bagian pra-cetak surat kabar Harian Singgalang. Tetapi, karena kemauan kerasnya untuk terus belajar, membuat Syaf, panggilan akrab Syafruddin Al; bisa 'naik tingkat menjadi wartawan. Ia benar-benar memanfaatkan alam takambang jadi guru.

Awal kisah putra 'pedalaman' Sungai Geringging, Pariaman, kelahiran 7 Juli 1963 itu menjadi wartawan, adalah karena banyak redaktur yang sering melanggar deadline penurunan naskah. Ia mencoba me-rewreting naskah sendiri, menurunkannya sendiri, me ngoreksinya sendiri dan plus me-lay-out halamannya sendiri. Malah, waktu itu, di pagi-pagi subuh, dia juga ikut melipat koran bersama rekan-rekannya.

Keberaniannya bertindak sebagai redaktur 'pengganti' itu, ternyata tidak luput dari perhatian atasan. Awal 1983, oleh Wakil Pemimpin Redaksi yang waktu itu dipegang Muchlis Sulin Dt. Marajo Basa (sudah almarhum), Syaf kemudian benar-benar dimagangkan sebagai redaktur membina rubrik “Padang Kota Tercinta". Lagi-lagi dia harus bekerja rangkap; ya sebagai redaktur, ya sebagai lay-outman dan kadang, juga turun ke lapangan sebagai reporter. Merasa bekalnya kurang cukup sebagai seorang wartawan karena waktu masuk Singgalang, hanya dibekali ijazah SMP, ia kemudian mengambil sekolah malam di SMA Karya Nasional. Tahun 1985, dua ijazah SMA justru diraihnya sekaligus; SMA Karnas dan ujian Persamaan di Kanwil Depdikbud Sumbar. Meski sudah mampu menapak jenjang redaksi, sepupunya Darlis Syofyan S.H yang kini menjadi Wakil Pemimpin Redaksi Harian Singgalang, terus memotivasinya untuk bekerja keras di samping belajar. "Kalau pun tidak bisa jadi sarjana, kamu harus bisa memiliki kartu mahasiswa dan harus pula menjadi wartawan yang profesional," ujar Syafruddin Al menirukan pesan saudaranya itu.

Tahun 1986, ketika dia sudah makin matang sebagai wartawan, Syaf menyambung kuliahnya ke perguruan tinggi swasta di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STI-Sospol) Imam Bonjol Padang. Tetapi, memang seperti pesan Darlis, ia cuma berhasil sampai 5 semester, lalu menjadi drop-out.

Putra ke-2 dari 4 bersaudara ini, dulunya tidak bercita-cita menjadi seorang wartawan. Setamat SMP di Sungai Geringging tahun 1979, Syaf yang juga akrab dipanggil Ujang ini justru ingin melanjutkan sekolah ke SPG (Sekolah Pendidikan Guru) untuk kemudian bisa menjadi guru. "Saya memang kepingin jadi guru, karena ayah saya Aminuddin pernah gagal menjadi seorang pendidik meski semua persyaratan sudah dipenuhi," ujarnya. Akan tetapi, keinginannya untuk melanjutkan cita-cita sang ayah pun gagal gara-gara tidak mau praktek menari pada waktu menjalankan testing akhir di

SPG Lubuk Alung. Kegagalan ini menyebabkan dia sempat menjadi penganggur. Baru tahun 1980, Syaf diajak bergabung dengan Harian Singgalang sebagai karyawan pra-cetak.

Karir jurnalistiknya di harian ini berjalan baik meski sebagian besar waktunya adalah sebagai redaktur ketimbang menjadi wartawan di lapangan.


Page 14

MAR KARLINA ACHIRUDDIN KUMHAL DJAMIL LATIEF AWALUDDIN LOEKMAN GIN DO LOKMAN ALI LUKMAN HARUN LOKMAN R. BOER MAIZUL ANWAR MANSYUR MALIK MANSYUR SUTAN ASSIN MAR WAN PARIS MASNIDJAR ENDE MASRI RUSTAM MASRI SARIDAM MASRUL MARSUAN MATHIAS AROEF MATSUDDIN ANANG MA WARDI YUNUS MISBAH DJALINS MOHAMMAD GEMPITA MOCHTAR NAM MOTINGGO BUSYE MUCHLIS IBRAHIM MUCHLIS MIIN MUCH LIS MUCHTAR MUHAMMAD ANSYAR MIRFAN RIVAL MUHAMMAD IS MUHAMMAD RANI ISMAIL MUHAMMAD RUSYAD NURDIN MU HAMMAD THAMRIN MUHAMMAD YUSUF DAUD MURADI JUTI MUR NI JAMAL MURSAL ESTEN MUZANI SYUKUR NASROEL CHAS NAS RUL NAWAWI NASRUN SYAHRUN NAZ WAR RISMADI NIBRAS O.R. SALIM NIZAMI SYARIF NOER B. PAMUNCAK NOVYAN KAMAN NUR MAWAN NURSYAH KARTAKUSUMA NUSKAN SYARIF NUSYIRWAN ZEN RAIS ABIN RAINAL RAIS RAUDHA THAIB RAZAK MANAN REFF RIZON RIDWAN GANI ROESDI ROESLI ROSIHAN ANWAR RUSLI DAHLAN RUSTIAN KAMALUDDIN S.M TAUFIQ THAIB SAA FROEDDIN BAHAR SABRI ZAKARIA SAIDANI SAIFUL SULON SJA FAROEDDIN SABAR SJAHRIR MOLOK SYAHRUL UDJUD SJAMSIR JASIN SJAMSIR KADIR SJARIFUDDIN BAHARSJAH SJOFYAN ASNA WI SOFYAN PONDA SUARDIN NURDIN SUHARMAN SUHATMAN IMAM SYAHRIR PAMUNCAK SYAIFUL MUKHTAR SYAMSUL ARIFIN AHMAD TAKRIR AKIP TARMIZI TAHER TAUFIK ABDULLAH TAUFIK MARTHA TIENEKE SARASWATI TOM IBNUR OMAR BAKRI OMAR YUNUS WISJNO MARSIS WISRAN HADI YAZIRWAN UYON YOENIL KAHAR YUSNA IDHAM YUSUA MUKHTAR ZAINAL ABIDIN ZAINUDDIN BURHAN ZAIRIN KASIM ZAKIAH DARADJAT ZAKIR ZON SAIDAN ZUIYEN RAIS ZULKARNAIN DJABAR ZURAIDA HASAN BASRI DURIN


Page 15

MAR KARLINA ACHIRUDDIN KUMHAL DJAMIL LATIEF AWALUDDIN LOEKMAN GIN DO LOKMAN ALI LUKMAN HARUN LOKMAN R. BOER MAIZUL ANWAR MANSYUR MALIK MANSYUR SUTAN ASSIN MAR WAN PARIS MASNIDJAR ENDE MASRI RUSTAM MASRI SARIDAM MASRUL MARSUAN MATHIAS AROEF MATSUDDIN ANANG MA WARDI YUNUS MISBAH DJALINS MOHAMMAD GEMPITA MOCHTAR NAM MOTINGGO BUSYE MUCHLIS IBRAHIM MUCHLIS MIIN MUCH LIS MUCHTAR MUHAMMAD ANSYAR MIRFAN RIVAL MUHAMMAD IS MUHAMMAD RANI ISMAIL MUHAMMAD RUSYAD NURDIN MU HAMMAD THAMRIN MUHAMMAD YUSUF DAUD MURADI JUTI MUR NI JAMAL MURSAL ESTEN MUZANI SYUKUR NASROEL CHAS NAS RUL NAWAWI NASRUN SYAHRUN NAZ WAR RISMADI NIBRAS O.R. SALIM NIZAMI SYARIF NOER B. PAMUNCAK NOVYAN KAMAN NUR MAWAN NURSYAH KARTAKUSUMA NUSKAN SYARIF NUSYIRWAN ZEN RAIS ABIN RAINAL RAIS RAUDHA THAIB RAZAK MANAN REFF RIZON RIDWAN GANI ROESDI ROESLI ROSIHAN ANWAR RUSLI DAHLAN RUSTIAN KAMALUDDIN S.M TAUFIQ THAIB SAA FROEDDIN BAHAR SABRI ZAKARIA SAIDANI SAIFUL SULON SJA FAROEDDIN SABAR SJAHRIR MOLOK SYAHRUL UDJUD SJAMSIR JASIN SJAMSIR KADIR SJARIFUDDIN BAHARSJAH SJOFYAN ASNA WI SOFYAN PONDA SUARDIN NURDIN SUHARMAN SUHATMAN IMAM SYAHRIR PAMUNCAK SYAIFUL MUKHTAR SYAMSUL ARIFIN AHMAD TAKRIR AKIP TARMIZI TAHER TAUFIK ABDULLAH TAUFIK MARTHA TIENEKE SARASWATI TOM IBNUR OMAR BAKRI OMAR YUNUS WISJNO MARSIS WISRAN HADI YAZIRWAN UYON YOENIL KAHAR YUSNA IDHAM YUSUA MUKHTAR ZAINAL ABIDIN ZAINUDDIN BURHAN ZAIRIN KASIM ZAKIAH DARADJAT ZAKIR ZON SAIDAN ZUIYEN RAIS ZULKARNAIN DJABAR ZURAIDA HASAN BASRI DURIN


Page 16

TUKUR-AKTIVIS & PEMUKA AGUS

LATIEF A. R. SOEHOED ACHIRUDDIN LATIEF ADEK JOLI

ADIMIR ADIN ADJI LOEKMAN HAKIM ADJIS MIIN AD HASNAN HABIB AGUSTIAR. AHMAD NAZRI ADLANI ALI AKB NAVIS ALIMIN SINAPA AMINOZAL AMIN AMIR SYARIFUDI A MRIN

KAHI ANI (DR

US WAR IL

MAR ANWAR

BEY A RIEF

AMIC ARMEDI AS AULI

NA BON MA

JID RI RASAD

ASR SOEIN

ASR DJON

ASR SANI

ATW MAALEH AWALO EDIN DJAMIN AZAD AZIS AZHAR DJALOEIS A HAILY AZRUL AZWAR AZWAR ANAS AZWIR DAINY TARA BACHT ILYAS BAHRI YAMSIK BASRIL DJABAR BASRIZAL KOTO BESRI BASARI BUSTANIL ARIFIN BUSTHANUL ARIFIN CHATE BAHAUDDIN CHAIRUL BASRI D.P. DI LABUAN DALIL HAS DALINDRA AMAN DARLINA JOLIUS DARMA YOMAN DARMANSY DARMANSYAH DARNIS HABIB DARUSSAMIN DARRY SALIM DA YAKOB DASRUL LAMSUDDIN DEDDY LUTHAN DEWI FORTU ANWAR DJAMILOS DJAIN DJANIUS DJAMIN DJOEFRI HASAN BA DJUSRIL DJUSAN EDISWAL EDDY FAISAL EDY UTAMA EC WANIZA EMIL SALIM E. H. NIZAR DI KAYO FACHRI AHMAD FAC ZAINUDDIN FAHMI RASYAD FASLI JALAL FARDIMET ABADI FI HAMZENS GAMAWAN FAUZI GUSMAN GAUS GUSMIATI SUID GU ARSAL GUSTIAR AGUS HARSJA W. BACHTIAR HARUN Z HASAN BASRI DORIN HASRIL HARUN HASYIM NING HUSEIN A MAD IKASUMA HAMID ILCHAIDI ELIAS IRMAN GUSMAN IS ANU


Page 17

Dilihat dari sudut kebudayaan, Minangkabau meliputi propinsi Sumatera Barat dan sebagian kawasan disekitarnya. Akan tetapi dewasa ini Minang atau Minangkabau di anggap identik dengan Propinsi Sumatera Barat. Dalam pengertian inilah buku ini memperoleh nama PROFIL TOKOH, AKTIVIS DAN PEMUKA MASYARAKAT MINANG.

Setiap orang pastilah akan menemui kesulitan untuk menentukan kriteria tentang orang Minang yang bagaimanakah yang harus dimasukkan kedalam buku seperti ini?. Kamipun menghadapi kesulitan yang sama ketika menentukan pilihan, tetapi kami menyadari bahwa dalam suatu masyarakat, keberagaman itu tidak dapat dihindari. Begitulah, dalam buku ini akan terdapat berbagai nama dengan berbagai latar belakang yang beraneka ragam, seperti politisi, budayawan, organisator, pedagang dan pengusaha, seniman dan lain sebagainya.

Penerbitan buku PROFIL TOKOH, AKTIVIS DAN PEMUKA MASYARAKAT MINANG ini dimaksudkan sebagai rasa gembira kami menyongsong 50 tahun Indonesia Merdeka. Kami berharap bahwa buku ini sudah terbit pada bulan Juli 1995. Akan tetapi, banyak kesulitan yang menghadang, sedangkan waktu mendesak terus. Akibatnya tidak dapat dihindari beberapa hal yang menyebabkan buku ini akan terasa kurang lengkap. Salah satu diantara kesulitan itu adalah sukarnya menghubungi beberapa tokoh tertentu karena kesibukan mereka. Adapula yang dapat dihubungi, tetapi berkeberatan dimasukkan ke dalam buku ini karena menganggap diri mereka bukan tokoh. Sikap rendah hati ini menyebabkan kami tidak dapat menampilkan beberapa tokoh yang mestinya lebih dari layak untuk ditempatkan di halaman buku ini.

Tidak sedikit pula yang meminta agar hasil penulisan wawancara yang mereka berikan agar dikirim kembali kepada yang bersangkutan untuk diperiksa. Kecuali memakan waktu, kadang-kadang naskah semacam itu mengalami perubahan yang jauh dari wawancara semula. Semua keadaan ini menyebabkan pekerjaan tidak dapat dipacu seperti yang direncanakan.

Masih cukup banyak tokoh yang kami rencanakan untuk ditampilkan didalam buku ini. Sebagian sudah kami wawancara, namun belum sempat dimuat. Kami mengharapkan bahwa dalam penerbitan berikutnya yang merupakan kekurangan itu dapat kami tutup dengan memasukkan tokohtokoh yang belum terlihat dalam edisi ini.

Ketika kami menyiapkan penerbitan buku ini, kami menerima berita duka bahwa pemilik nama yang akan kami masukkan itu telah mendahului kita, yaitu Suwardi Anwar Dt. Tumangguang dan Bustanul Arifin Adam. Melalui tulisan ini kami ingin menyatakan duka cita yang sedalam-dalamnya kepada keluarga almarhum, semoga tetap tabah dan semoga arwah mereka ditempatkan oleh Allah di sisi Nya.

Akhirul Kalam, kami mohon maaf apabila dalam penulisan ini terdapat kesalahan yang kurang berkenan. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi generasi penerus perjuangan bangsa.

DIONI ANSYAH PUTRA ANWAR BAC Ketua


Page 18

Kami atas nama Pemerintah Daerah dan masyarakat Sumatera Barat menyambut baik penerbitan buku PROFIL TOKOH, AKTIVIS DAN PEMUKA MASYARAKAT MINANG, yang dilaksanakan bertepatan dengan Peringatan 50 Tahun Indonesia Merdeka. Karena itu pula, kami mengharapkan penerbitan dan peluncuran buku ini dapat menjadi bagian dari rangkaian Peringatan Ulang Tahun ke 50 Republik Indonesia yang kita cintai ini, khususnya yang diadakan di Sumatera Barat.

Sebagai buku sejenis pertama yang terbit memuat profil tokoh, aktivis dan pemuka masyarakat Minangkabau (Sumatera Barat), momentum penerbitan ini kami nilai sangat tepat, sehingga akan menjadi sumbangan yang mempunyai nilai tersendiri dari tim penerbit.

Lebih penting lagi, sebagai buku yang memuat sejarah, perjalanan dan pengalaman hidup tokoh-tokoh asal Minang yang menonjol dan berhasil dibidangnya; pengusaha, pejabat negara, aparatur pemerintah, ilmuwan, pendidik, seniman, budayawan, wartawan, aktivis dan pimpinan organisasi dan lain sebagainya, kami menilai buku ini sangat penting dan berguna untuk dimiliki, dibaca, dan dipelajari oleh generasi sekarang maupun generasi penerus. Disamping itu buku ini tentu juga mempunyai nilai sebagai dokumentasi sejarah yang sangat berharga, karena dari membaca buku ini akan banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik dari pengalaman para tokoh dan aktivis yang profilnya dimuat dibuku ini.

Kami sangat menghargai prakarsa dan jerih payah seluruh tim penerbit dan para pendukung penerbitan ini. Sebagai buku sejenis yang pertama kali terbit, tentu masih terdapat berbagai kekurangan dan kelemahannya. Kami mengharapkan pula penerbitan ini bukan yang pertama dan terakhir, tetapi akan ada edisi berikutnya baik oleh Tim Penerbit yang sama ataupun oleh penerbit lainnya, sehingga berbagai kekurangan dan kelemahan yang ada dapat terus diperbaiki dan disempurnakan.

Sebagai seorang warga DKI Jaya asal Minangkabau (Sumatera Barat), saya menyambut hangat penerbitan buku PROFIL TOKOH, AKTIVIS DAN PEMUKA MASYARAKAT MINANG ini.

Penerbitan Buku seperti ini, sebuah bunga rampai yang menuliskan profil dan biografi orang-orang asal Minang yang menonjol di bidangnya, sebenarnya sudah lama diharapkan. Tujuannya tentu bukan untuk menonjol-nonjolkan diri, melainkan untuk mengabadikan berbagai karsa dan karya putra-putra Indonesia asal Minangkabau yang bergerak diberbagai lapangan kehidupan; pedagang, pengusaha, pejabat negara, militer, aparatur pemerintah, politikus, wartawan, sastrawan, seniman, atlet, ulama, ninik mamak dan sebagainya.

Pengalaman adalah guru terbaik, Bak kata pepatah Minang: Maambiak contoh ka nan sudah, maambiak tuah ka nan manang; maka rangkaian tulisan biografi atau profil tentang orang-orang yang sukses di bidangnya bisa dijadikan cermin untuk belajar atau memetik pengalaman dan pengetahuan. Oleh karena itu, kami menilai karya yang berupa buku ini mempunyai nilai yang tinggi dan bermanfaat untuk dibaca, disimak dan dipelajari oleh generasi sekarang maupun generasi mendatang.

Saya sangat menghargai karsa dan karya seluruh Tim Penerbit buku ini, yang saya tahu kebanyakan dari mereka adalah anak-anak muda Minang yang kreatif, inofatif, dan penuh semangat. Dengan menerbitkan buku ini, mereka telah ikut mengabadikan sebagian dari karya, usaha dan perjuangan sejumlah orang Minang yang menonjol di bidangnya, baik di tingkat nasional maupun daerah sendiri.

Semoga hasil karya ini berguna bagi bangsa dan negara, serta merupakan sumbangan yang berharga untuk kemajuaan masyarakat dan daerah Sumatera Barat yang kita cintai bersama.

PETUA MASYARAKAT MINANG DI JAKARTA


Page 19

Nama

: Drs. Abdul Latif Tempat/gl.lahir : Banda Aceh, 27 April 1940 Jabatan : Menteri Tenaga Kerja RI

(1993-1998) Pendidikan :

- Akademi Pimpinan Perusahaan (1963) - Fakultas Ekonomi Krisna Dwipayana (1965) Pekerjaan

- Pedagang telur dan bawang (1960) - Kepala Sales Promotion PT Sarinah

Department Store (1963-1971) - Dirut PT IPC Sarinah Jaya (1974-1993) - Direktur Sarinah Jaya Singapura PTE Ltd.

(1976) - Presiden Direktur Alatief Corporation

(sampai 1993) - Presiden Direktur PT NDC, Padang

(1991-1993)
- Menteri Tenaga Kerja (1993-1998)
Alamat Kantor : Departemen Tenaga Kerja RI

Jl. Gatot Subroto, Jakarta
Telp.(021) 5229285, 5256559

ada tahun 1989, kepada sebuah telur yang ia angkut dari Karawang

majalah ibu kota, Drs. Abdul ternyata busuk. Namun, otak dagangLatief sempat mengatakan bahwa ia nya tidak buntu. "Telur busuk itu saya akan mengundurkan diri dari kegiatan jual ke panitia perploncoan mahasisbisnis setelah berusia 52 tahun dan wa, buat melempari para plonco," menyerahkan pengelolaan usahanya kata Latief. kepada para profesional.

Di Akademi Pimpinan PerusahaApa yang dikatakan pengusaha an, Jakarta, Latief sempat duduk sebaMinang kelahiran Banda Aceh, 27 gai Ketua Senat. Bersama beberapa April 1940 ini akhirnya memang men- kawan, ia membuat diktat kuliah. jadi kenyataan. April 1993, Latief "Lalu saya jual kepada teman-teman "terpaksa" melepaskan semua jabat- yang tidak sempat mengikuti kuliah," an bisnisnya. Akan tetapi alasannya tuturnya. Hasilnya, organisasi mahamungkin yang tak terduga: ini karena siswa yang ia pimpin mendapat peia diangkat menjadi Menteri Tenaga masukan uang yang lumayan. Kerja Kabinet Pembangunan VI (1993- Kala muda, Latief ternyata tidak 1998).

hanya berdagang dan baca buku. Ia Ketika diangkat menjadi menteri, juga mengikuti kehidupan kaum mubintang Latief sebagai pengusaha pri- da. "Pada zamannya orang berdansa, bumi sedang bersinar. Berbagai peru- saya juga melakukannya," tuturnya. sahaannya yang bernaung di bawah Oleh karena itu, sebagai anggota Himbendera Alatief Corporation sedang punan Mahasiswa Islam (HMI) ia pada naik daun dengan aset menembus masa Orde Lama sempat mendapat angka Rp. 1 triliun. Saat itu, ia juga su- kritikan keras dari kelompok mahasisdah merintis serta memimpin sebu- wa yang tergabung dalam CGMI/PKI. ah perusahaan baru, PT Nagari Deve- Lulus Akademi (1963), Latief belopment Corporation (PT NDC). Hol- kerja pada Bagian Perencanaan Toserding Company ini ia dirikan bersama ba Sarinah. Sementara itu ia menerussejumlah pengusaha kaya asal Mi- kan kuliah di Universitas Krisna Dwinang, ditujukan untuk menggerakkan payana, Jakarta, sampai memperoleh ekonomi dan bisnis di Sumatra Barat, gelar sarjana ekonomi (1965). Pada kampung halamannya.

tahun 1966, selama lima bulan ia menDipilihnya Abdul Latief oleh Pre

dapat kesempatan latihan di Eibu siden Soeharto menjadi salah seorang Group of Department Store di Tokyo, pembantunya dalam menjalankan pe- Jepang. Di Negeri Sakura itu ia mem

. merintahan, cukup mengagetkan pelajari Management Department banyak orang. Namun kalau dirunut Store & Supermarket dan Hubungan karier dan perjalanan hidupnya sejak dan Pembinaan Industri Kecil dalam muda hingga menjadi aktivis mahasis- hal retail business. Lalu, dengan wa, mulai berdagang, mendirikan sponsor UNDP dan ILO, tahun 1970, Hipmi, membangun usaha hingga jadi Latief berkeliling ke Italia, Swiss, konglomerat, semua itu tidaklah Perancis, Belanda, Jerman Barat, mengherankan.

Austria, Amerika, India, dan MuangBakat dagang tokoh yang berasal thai, untuk studi lapangan tentang dari Pasar Gadang, Padang, ini sudah pengembangan industri kecil dan kelihatan sejak muda. Pada usia 20 teknik pemasaran barang-barang ketahun, Abdul Latief mulai berdagang rajinan. Setahun sesudah itu ia pergi telur dan bawang. Suatu kali ia kena kebeberapa Negara Eropa, Jepang, dan tipu oleh pemasoknya. Setengah truk Hongkong untuk studi pemasaran


Page 20

Nama

: Achiruddin Latief
Gelar adat : Datuak Simarajo
Tanggal lahir : 9 Desember 1930
Tempat lahir : Sungai Tarab, Batusangkar
Kampung asal : Sungai Tarab, Batusangkar Pekerjaan : Swasta Pendidikan

- HIS Zaman Belanda sampai kelas V
- Sekolah Nippon Indonesia Zaman Jepang
- SMP Negeri Batusangkar, Taman Dewasa
- SPMA, Bukittinggi
- SMA di Jakarta
- Lembaga Manajemen Universitas

Indonesia, Jakarta (kursus manajemen) Pendidikan/Pelatihan :

- Pelatihan Kemiliteran Zaman Jepang
- Pelatihan Seineden (Pemuda) zaman Jepang
- Pelatihan Kemiliteran pada awal

kemerdekaan ketika duduk di SMP
- Kepanduan Bangsa Indonesia
- Pendiri dan pengurus Yayasan Amalan yang
menyelenggarakan Pendidikan Anak-anak
di Sumatra Barat
- Pengurus Organisasi ex-Tentara Pelajar

Sumatra Tengah di Jakarta
- Aktif dalam organisasi Veteran Pejuang

Republik Indonesia lainnya
Alamat : Jl. Tanah Abang IV/26, Jakarta
Telepon : 384-4128

chiruddin Latief adalah anak penghargaan veteran pejuang keKepala Nagari (Nagarihoofd)

merdekaan. Sungai Tarab, Batusangkar. Latief, Dewasa ini Achiruddin Latief aktif sang ayah, adalah orang pergerakan dalam kegiatan pendidikan melalui pada zaman kolonial Belanda dan Yayasan Amalan yang didirikannya bergerak di bawah tanah. Dia mempu

bersama kawan dekatnya. Kini yayanyai kebun kopi di lereng Gunung san tersebut sudah mempunyai beMerapi. Di sinilah anggota organisasi

berapa sekolah untuk anak-anak pergerakan yang dikejar-kejar Belan- terutama di kota-kota kabupaten di da disembunyikannya. Akan tetapi, Sumatra Barat. Belanda mencium aktivitas Latief dan Dalam pertemuan dengan Gusegera menangkapnya. Kepala nagari bernur Azwar Anas tahun 1987 diitu dibuang ke Sunda Kecil yang kini sepakati bahwa Yayasan Amalan akan bernama Nusa Tenggara.

menerapkan sistem belajar dan meKetika masa pembuangannya ngajar seperti yang dilakukan oleh Al habis, Latief kembali ke Sungai Tarab.

Azhar di Jakarta, khusus mengenai Atas desakan rakyat, ia diangkat lagi pendidikan di Taman Kanak-Kanak. menjadi kepala nagari. Berkat kepe- Sampai saat ini kerja sama dengan Al mimpinannya, Pemerintah Belanda Azhar tetap berjalan dengan baik. menghadiahinya bintang penghar- Nama Yayasan Amalan sebegaan yang diberikan Gubernur Jen- narnya adalah singkatan nama para deral Belanda di Batavia. Sungguhpun pendirinya yaitu Anas Manaf, demikian, Latief tidak merasa ter- Achiruddin Latief, dan Ali Noerloedin. angkat dengan penghargaan tersebut. Sampai saat ini yayasan tersebut terus la tetap saja seorang anggota perge

berkembang dan menjalankan misirakan sampai akhir hayatnya.

nya dengan baik. Keteladanan sang ayah menjadi Sebagai veteran pejuang kemeracuan morel bagi Achiruddin kemu- dekaan, Achiruddin Latief selalu dian hari. Bersama kakaknya, Awa- mengambil bagian dalam kegiatan luddin Latief, ia terlibat dalam perju- organisasi pejuang. Obsesinya yang angan kemerdekaan dari tahun 1945 paling besar ialah bagaimana memsampai tahun 1950. Sang kakak, Awa- beri penghargaan yang pantas terhaluddin, bahkan diangkat menjadi kap- dap tokoh-tokoh pejuang di daerah ten karena perjuangannya yang luar yang berkaliber nasional. Salah sebiasa, padahal sebelumnya ia bukan- orangnya adalah almarhum Chatib lah anggota tentara. Awaluddin men- Sulaiman, seorang tokoh pejuang dapat penghargaan mulai dari Presi- sejak zaman pergerakan kebangsaan den Soekarno sampai Presiden Soe- yang gugur dalam Peristiwa Situjuh harto, dari Menteri Pertahanan Djoe- pada bulan Januari 1949. anda sampai ke Pangab Try Sutrisno. Chatib Sulaiman adalah salah se

Adapun Achiruddin Latief sendiri orang pelopor pembaharuan pendisudah aktif sejak proklamasi kemerde- dikan pesantren di Padangpanjang, kaan dikumandangkan. la menjadi di mana sebagai guru antara lain memanggota Tentara Pelajar Sumatra Te- perkenalkan musik suling. Selain itu ngah dan ketika Aksi Militer Il dilan- ia adalah salah seorang tokoh PNI carkan Belanda, Achiruddin ikut da- Pendidikan yang didirikan oleh Hatta lam barisan gerilya. Setelah perang dan Sutan Syahrir. Pada zaman Jepang selesai ia terdaftar sebagai anggota ia ditangkap dan ditahan Jepang di demobilisan pelajar dan mendapat Kutacane, Aceh karena dituduh me


Page 21

alam banyak hal, ia mengaku Selatan, 23 September 1933. Setelah

sering mengalami kegagalan. menamatkan SR (sekarang SD) di Sebaliknya, dalam berbagai kesem- Solok, anak ketiga dari sembilan berpatan, dia justru bernasib mujur. Ada saudara pasangan seorang wedana, beberapa contoh, waktu ujian akhir H. Moch. Adin gelar Sutan Bagindo SMP di Bukittinggi dia sama sekali ti- dengan H. Marliah itu, tidak lagi dibedak lulus, tetapi bisa tamat di Padang. sarkan di tengah-tengah keluarganya. Ketika tes bahasa Inggris di Jakarta Dalam situasi negara yang kritis

untuk mengikuti program belajar ke setelah kemerdekaan diproklamasiBIODATA

Amerika tahun 1957 bagi pelajar de- kan, Adimir harus mengikuti penNama

: H. Adimir Adin, M.A. mobilisan (bekas Tentara Pelajar), ia didikan SMP-nya di banyak tempat, Panggilan akrab: Adimir

juga tidak lulus. Namun beruntung seperti di Pariaman, Painan, BukitGelar keluarga : Sutan Rajo Nan Kuniang

bisa mengikuti program ini karena tinggi, dan Padang. Selain harus meTempat/tgl.lahir : Muaro Labuh, Solok,

dua teman dan bekas gurunya di SMA 23 September 1933

nuntut ilmu, Adimir pun mesti ikut Negeri asal

: Kumango, Batusangkar yang dinyatakan lulus, ternyata ter- berjuang membela tanah airnya dari Suku : Piliang Sani

sekat di Padang karena peristiwa PRRI intimidasi pihak kolonial pada waktu Pekerjaan Sekarang :

sedang berkecamuk. Kesempatan Clash II. Akibatnya, meski telah tamat Anggota DPR-RI (FKP) asal Pemilihan

belajar ke Amerika ini pulalah yang Daerah Sunratra Barat

SR tahun 1945, SMP-nya justru baru Pendidikan

mengantarkannya untuk meraih gelar diselesaikan tahun 1951. Yang rada- SR, Solok, 1945

kesarjanaan Master of Arts in Eco- rada aman dan tepat waktu penye- SMP, Padang, 1951

nomics (MA) di University of Denver, lesaian pendidikannya adalah ketika - SMA, Padang, 1954

Colorado, meski sebelumnya dia be- FE - UI sampai tingkat doktoral, 1957

menempuh pendidikan SMA (B) di - MA, University of Denver, AS, 1959

lum pernah memiliki ijazah si. Padang. Sehabis sekolah SMA di Kursus

Kuliahnya di Fakultas Ekonomi Uni- Padang ini, Adimir meninggalkan - Top Management Training, Depperdam, versitas Indonesia, Jakarta, hanya kampung halamannya untuk melan

1969 - KRA IV, Lemhanas, Jakarta, 1970 sampai tingkat doktoral saja.

jutkan kuliah yang lebih tinggi di Fa- Suspi Migas, Angkatan 1, 1973

Kegagalan dan keberuntungan kultas Ekonomi Universitas Indone- SEP London Business School, 1988 yang ia alami sepanjang hidupnya ti- sia, di Jakarta. Karier

dak hanya sebatas itu. Waktu menjadi Meski dia anak seorang wedana, (1961-1964) Kabirol/Sesmenko Pembangunan,

Tentara Pelajar (TP) di Sumatra Barat kehidupan masa kecil Adimir ternyata
Kepala Kantor Cabang MPRS
Jakarta dan Kabiro Khusus

dan sering bergaul dengan tentara, ia tidak begitu menggembirakan. IdeaDepperdatam

bercita-cita kelak menjadi seorang jen- lismenya terhadap negara membuat (1966-1970)Kabag Umum Ditjen Migas deral namun apa daya, postur tubuh- Adimir harus ikut berjuang dalam Bamerangkap Ass. Sekjen Dep.

nya yang pendek menggagalkan hasrat risan Tentara Pelajar (TP) di Sumatra Pertambangan (1974-1978)Kabag Penyusunan Program

itu. Ia harus puas hanya sebagai Ko- Barat. dan Pelaporan Ditjen Migas

mandan Pleton V Tentara Pelajar un- Hidup bersama kedua orang(1975-1992)Anggota Delegasi Perminyakan tuk Painan dan Kerinci.

tuanya hanya dinikmati Adimir ketika Indonesia untuk sidang-sidang

Itulah sekelumit kisah yang dialami sekolah rakyat di Solok. Menjadi peOPEC, Sidang Kerja sama

oleh H.Adimir Adin, M.A. dengan geEkonomi Internasional dan KTT

lajar di Solok ternyata membuahkan Non Blok di Cuba dan India. lar keluarga Sutan Rajo Nan Kuniang kenangan manis buat Adimir. Di seKemudian Wakil Tetap RI dalam ini. Karena mulai besar pada masa kolahnya, ia termasuk salah seorang ECB OPEC di Wina, Austria perang merebut kemerdekaan dan re

anggota orkes gambus karena diam (1978-1989)Sesditjen Migas dan Staf Ahli Menteri Pertambangan dan Energi maja pada saat-saat mempertahankan mang suka bernyanyi.

kedaulatan negara, membuat Adimir Kemampuan dalam olah suara ini dan keluarga harus berpindah-pindah pulalah yang sering dimanfaatkannya tempat di Sumatra Barat. Ia sebenarnya mencari tambahan uang jajan. Ketika berasal dari Kumango, Batusangkar, ayahnya menjadi demang muda tetapi lahir di Muaro Labuh, Solok (sekarang camat) di Singkarak, Adimir


Page 22

menyelesaikan pendidikan teori se- baru datang dari Padang dan bertemu sehingga membuatnya jadi matang. lama satu setengah tahun lagi di FE-UI kakaknya yang menginap di hotel itu. Kematangan bekerja, tidak hanya supaya bisa meraih gelar sarjana. Adimir sendiri juga bertamu kepada didapat Adimir ketika sudah menjadi Karena itu, Adimir menemui profesor kakak sang gadis. Merasa sama-sama pegawai negeri. Ia sejak di TP dahulu pembimbing di Universitas Denver, tertarik, keduanya sepakat untuk me- memang sudah terlatih untuk mengColorado. la memohon untuk tidak nikah. Hingga kini sudah dikaruniai hadapi tugas-tugas berat yang penuh segera dipulangkan ke Indonesia lima orang anak. Empat orang di an- tantangan, ditambah pergaulannya dengan alasan di Sumatra Barat sedang taranya sudah menyelesaikan pen- yang cukup luwes dengan berbagai terjadi pergolakan PRRI. Karenanya, didikan dan malah sudah bekerja. kalangan dalam banyak organisasi. ia minta bisa menyelesaikan program Mengisahkan soal perjalanan karier- Karena itu, organisasi dilihat oleh kesarjanaan.

nya di pemerintahan sampai akhirnya Adimir sebagai penempaan diri seAkhirnya, permohonan Adimir dipercaya menjadi wakil rakyat di seorang. Kalau sejak dahulu hingga dikabulkan. Malah, setelah menyele- DPR dari organisasi politik Golongan dia pensiun dari Departemen Pertamsaikan program ini dengan gelar M.A Karya asal daerah pemilihan Sumatra bangan dan Energi tahun 1992, Adimir (Master of Arts in Economics), ia di- Barat, Adimir adalah penerima sejum- selalu berkecimpung dalam sejumlah tawari lagi oleh pembimbing untuk lah tanda jasa dari pemerintah : organisasi, baik organisasi pelajar, peprogram doktor. Giliran Adimir yang Satyalencana Perang Kemerdekaan I muda, ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi) menolak. "Saya kan dikirim oleh pe- dan Il dari Menteri Pertahanan, Bin- dan lain sebagainya, adalah untuk merintah, jadi rasa idealisme saya ke- tang Gerilya dari Presiden, Satyalen- lebih mematangkan diri. pada bangsa mengharuskan saya pu- cana Penegak dari Menhan, Veteran Adimir sendiri mulanya tak lang untuk segera mengabdi," kata- Pejuang Kemerdekaan RI, Satyalenca- menyangka kalau setelah pensiun, ia nya.

na Karya Satya Kelas II dari Presiden masih diberi tugas di lembaga legisSetelah melapor ke Departemen dan Satyalencana Dwidya Sistha dari latif. Pada Pemilu 1992 lalu, dari orVeteran yang sudah mengambil alih Panglima ABRI.

ganisasi politik Golkar, ia terpilih meurusan mahasiswa demobilisan (bekas Hampir seluruh jabatan dilaluinya wakili rakyat Sumatra Barat di DPR-RI. TP), Adimir diserahkan ke Menko di Departemen Pertambangan & Mengabdi di DPR bagi Adimir tentu Pembangunan yang waktu itu dijabat Energi, namun lika-liku kariernya se- bukan sesuatu pekerjaan asing. Selain oleh Chairul Saleh. Oleh Menko ia di- jalan dengan perubahan-perubahan

jalan dengan perubahan-perubahan pernah menjadi Kepala Kantor Cabang salurkan ke Departemen Perindustrian lembaga ini sejak dikenal sebagai MPRS di Jakarta, toh, di manapun peDasar dan Pertambangan. Di sinilah Departemen Perindustrian Dasar dan kerjaan dilakukan tujuannya adalah ia mulai meniti karier. Dan dalam Pertambangan. Adimir menyebut, untuk kepentingan rakyat juga. Dan tempo satu setengah tahun, berkat jabatan yang pernah ia pegang adalah di DPR, pada mulanya Adimir duduk pergaulannya dengan orang-orang berkat kepercayaan teman dan di Komisi APBN dan sejak 1994 akhir kepercayaan di departemen, Adimir atasannya.

pindah ke Komisi Vi membidangi bisa menduduki jabatan seorang ke- Ketika Sesmenko pindah jabatan, perindustrian, tenaga kerja, dan pala Birol merangkap Sekretaris Adimir diminta menggantikannya. pertambangan & energi. Menko Pembangunan. "Sama sekali Tidak hanya sampai di situ, ketika Meski tinggal di Jakarta, perhatian bukan karena saya dekat dengan Pak sekretaris pribadi Chairul Saleh mau Adimir terhadap kampung halaman Chairul, melainkan sering semobil melangsungkan pernikahan, ia juga juga tidak pernah ketinggalan untuk

, dengan sekretarisnya dari Pejom- diusulkan menggantikan kedudukan memberikan sumbang saran dan pepongan ke kantor menko. Karena sang itu. "Kedua-duanya ternyata diterima mikiran bagi kemajuan Ranah Misekretaris mau pindah jabatan, saya oleh Pak Chairul. Dan sejak itu, sebe- nang. Di matanya kini, peran elite diusulkan sebagai pengganti beliau lum ke kantor, saya harus mendam- Minang di tingkat nasional memang dan ternyata diterima," ujar Adimir pingi Pak Menteri di rumahnya," ujar perlu lebih digenjot dan itu harus dimenolak anggapan bahwa dia orang Adimir.

mulai dari bawah. "Sebelum awak dekat Chairul Saleh.

Semua tugas kepercayaan yang taicia dari daerah lain, maka pembiPada awal karier kepegawaiannya diembankan kepadanya, dapat dise- naan sumber daya manusia Minang ini pulalah Adimir menemukan gadis lesaikan dengan baik. Itulah sebabnya yang dari dulu sangat menonjol, perlu pilihannya secara kebetulan, yaitu Adimir sering memperoleh jabatan- lebih digetarkan dan digerakkan," Yus'ah Basri. Adimir bertemu di se- jabatan lain di departemen, malah

ujarnya.*** buah hotel ketika saat itu sang nona ada yang harus dirangkap-rangkap,


Page 23

orang kawan sekelas saya ialah mantan Bupati Padang Pariaman, Kolonel Anas Malik (almarhum).

"Setelah Marah Adin pindah ke propinsi dan berkantor di Bukittinggi, saya pun ikut pindah. Saya merasa mendapat peluang untuk menggapai cita-cita saya. Saya masuk ke SMA Gajah Tongga yang belajarnya sore hari. Setelah Gajah Tongga dinegerikan, sekolahnya pagi hari. Karena saya harus bekerja pagi, saya terpaksa mundur dari sekolah itu, tetapi cita-cita saya tidak pernah padam."

Adjis mencoba mencari peluang lain.la memohon kepada Marah Adin agar membenarkannya pindah ke Departemen Pertanian di Jakarta, tetapi tidak diizinkan. Pada kesempatan lain Adjis mencoba meyakinkan Marah Adin. "Bapak," katanya memohon, "jika saya terus menjadi pegawai negeri dengan ijazah SMP, niscayalah sampai pensiun hanya paling tinggi menjadi komis. Padahal sebagai anak didik Bapak, saya juga ingin mempunyai kedudukan tinggi seperti Bapak". Waktu itu Marah Adin adalah Kepala Dinas Pertanian Sumatra Tengah.

Setelah Belanda menyerbu dalam Agresi Militer Kedua, Adjis ikut ke pedalaman dengan Marah Adin. Menurut kesan Adjis, Marah Adin ialah seorang yang mempunyai naluri yang sangat tajam dan tepat perhitungannya. Ketika sebuah pesawat Belanda berhasil ditembak pejuang kita di daerah Pasaman, Marah Adin meramalkan bahwa Belanda pasti mengamuk dan akan menghujani daerah ini. Benar saja, besoknya Belanda menyerang Pasaman dengan pesawat udaranya.

Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, Adjis berkobar lagi semangatnya untuk meneruskan sekolahnya. Kali ini ia menemukan kiat baru untuk melunakkan Marah Adin. Melalui Aminoeddin, wakil Marah Adin, Adjis mengemukakan keinginannya untuk pindah ke Jakarta.

Usahanya kali ini berhasil.

Di Jakarta Adjis ditempatkan di Bagian Urusan Pegawai Pusat Jawatan Pertanian. Sambil bekerja, ia berhasil menamatkan SMA. Ini terjadi pada tahun 1954. Begitu mengantongi ijazah SMA, Adjis hengkang dari kedudukannya sebagai pegawai negeri.

"Saya ingin mencari uang," katanya terus-terang. "Saya tidak melihat kemungkinan mendapatkan uang jika terus menjadi pegawai negeri. Setidak-tidaknya begitulah pendapat saya pada waktu itu."

Adjis melanjutkan pendidikannya ke Akademi Perniagaan Indonesia, melanjutkan ke Ekstension Fakultas Ekonomi Universita; Krisna Dwipayana, di mana ia menyelesaikan kuliahnya dengan baik tahun 1964.

Adjis mulai berkenalan dengan bisnis yang sesungguhnya ketika bekerja di NV Usindo. Perusahan ini adalah anak perusahaan Bank Industri Negara (sekarang Bapindo). Tugasnya adalah di bidang hasil bumi antara lain untuk diekspor. Ia belajar secara praktis mengenal perdagangan lokal dan antarpulau serta seluk

beluk ekspor. "Saya benar-benar berterima kasih kepada pimpinan saya waktu itu, karena membuka peluang untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan saya. Pengalaman ini sangat menolong saya dalam mengembangkan usaha saya kemudian hari," demikian diungkapkan Adjis.

Aminoeddin yang dahulu pernah menjadi wakil Marah Adin di Bukittinggi dan membantu kepindahan Adjis ke Jakarta, membuka jalur baru. la bertugas sebagai salah seorang anggota tim mengambilalihan perkebunan Belanda dan Inggris. Aminoedddin memperkenalkan Adjis dengan Drs. Idroes salah seorang stafnya di Perusahaan Negara Perkebunan. Perkenalan ini kemudian membuka kesempatan pula bagi Adjis untuk belajar lebih banyak.

NV Usindo berubah menjadi PN Djaya Bhakti, kemudian PN Tjipta Niaga. Tahun 1967, Adjis keluar dari Tjipta Niaga dan benar-benar mulai berusaha sendiri. Ia mulai dengan membeli karet di perkebunan, bahkan dari daerah yang waktu itu dikuasai oleh Darul Islam di Jawa Barat. lapun mulai mengekspor karet dan damar. Sampai kini kiprahnya di bidang ekspor terus berlanjut. Dua komoditas yang sangat ditekuninya ialah ekspor biang minuman keras dan perabotan bambu ke Belanda. Usahanya meluas ke bidang transportasi dengan kekuatan 17 bus dengan armada yang dinamakannya Domino. Pernah juga ikut dalam President Taxi.

Perdagangan dalam negeri yang masih ditekuninya ialah sebagai distributor gula Kota Surabaya.

"Sewaktu Sumbangan Dana Sosial Berhadiah atau yang dikenal dengan nama SDSB, saya mengalami kemerosotan dalam perdagangan gula. Mungkin merosotnya lebih dari 20 persen. Orang rupanya mengurangi minum gula dan menyisihkan uang untuk membeli SDSB. Kini keadaannya mulai membaik, tetapi kenaikannya tidak secepat merosotnya dulu," cerita Adjis.

Pada tahun 1984 datang menemuinya Wali Kodia Solok Drs. Saidani dan Ketua DPRD Solok Nurmadias Abbas. Kedua tokoh ini memintanya untuk ikut membangun Solok.

"Ibu saya pernah menganjurkan kepada saya untuk membangun rumah untuk keluarga saya di Solok. Ide ini muncul kembali setelah Saidani dan Nurmadias mengimbau saya. Baiklah, saya akan membangun rumah untuk keluarga saya di Solok, tetapi tidak rumah biasa. Rumah itu harus memenuhi imbauan ibu saya dan harus memenuhi imbauan Saidani. Maka saya putuskan untuk membangun sebuah hotel di Solok. Itulah asalmulanya saya membangun Hotel Caredek yang diresmikan oleh Bapak Soedharmono, S.H. Kini Solok sudah punya hotel yang lumayan baik dan keluarga saya dapat menginap di sana bila pulang sekali-sekali ke kampung."

Adjis membangun pula sebuah pabrik sumpit di Solok yang produknya di ekspor ke Taiwan dan Jepang. Sebuah kawasan real estate dibangunnya pula di kota kecil itu. Yang belakangan ini berpatungan dengan seorang sahabatnya. Perumahan ini akan dikembangkan terus walaupun mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.

Adjis pernah mencoba mengembangkan pembibitan kentang. Akan tetapi, usaha ini gagal di tengah jalan karena Departemen Kehutanan tidak mengizinkan penggunaan lahan yang dipakai oleh Adjis. Hal ini merupakan risiko yang harus ditanggung. Dr. Ir. Sjafri Sjafei (sekarang profesor) yang menangani pembibitan ini tidak kurang kecewanya. Seperti diketahui sampai saat ini bibit kentang masih didatangkan dari Belanda. Sekiranya bibit itu bisa diproduksi di dalam negeri, mungkin akan lebih menguntungkan.

Adjis Miin yang menikah dengan Yuniar tahun 1968 telah dikaruniai tiga orang anak. Dua putra kembar dan seorang putri.

Berbicara mengenai pengembangan Sumatra Barat. Adjis mengemukakan bahwa yang paling mungkin dikembangkan ialah pabrik semen. Boleh jadi pengalengan ikan juga bisa diusahakan di Sumatra Barat. Kalau mau meluas ke industri, sebaiknya menurut Adjis ialah mengembangkan Industri yang bahan bakunya ada di Sumatra Barat. Kalau bahan bakunya didatangkan dari daerah lain, tidak akan menguntungkan, akhirnya rugi. Barangkali gagalnya pabrik obat dan pabrik tekstil di Sumbar mungkin erat hubungannya dengan penyediaan bahan baku ini. Kerajinan yang berkualitas, sukar dikembangkan di Sumbar. "Urang awak maunya cepat mendapat duit. Kita kurang berpikir dalam jangka panjang. Saya pernah memesan tas

pandan yang harganya seribu rupiah. Saya katakan kepada perajin bahwa saya berani beli seribu lima ratus rupiah dan dalam jumlah banyak. Hanya saja saya minta agar sisi-sisinya benar-benar sembilan puluh derajat. Barang ini akan saya ekspor. Nah, mereka tidak berani karena kerjanya lama yang berarti uang pun masuknya akan terkendala oleh waktu."

Mengenai pariwisata, Adjis berpendapat bahwa alam kita sangat mendukung pariwisata. Akan tetapi, adat dan agama serta fasilitas kebersihan mungkin merupakan masalah lain. Inilah kendalanya.

"Saya memang rajin mencari uang," kata Adjis, "tetapi uang bukanlah segala-galanya. Saya juga membina rumah yatim piatu, mendirikan Yayasan Pendidikan Komputer di Yogyakarta yang asetnya mungkin sudah lebih setengah milyar. Yang lebih penting lagi, dan ini saya pesankan kepada keluarga saya, jangan lupa berterima kasih kepada Allah SWT. Jangan melupakan, apalagi meniadakan jasa orangorang yang telah membantu kita. Orang-orang seperti Bapak Marah Adin dan Aminoeddin akan selalu ada dalam kamus saya. Jika bekerja sama dengan orang, kiatnya ialah "pasan indak baturuiki,pitaruah indak baunian." Jika kedua belah pihak tidak memegang asas kerja sama ini, kerja sama itu akan bubar dengan sendirinya.

"Selain itu, dalam suatu kerja sama harus jelas batas-batasnya antara usaha pribadi dan usaha bersama. Umpamanya, jika yang diperpatungkan itu dagang mobil, maka masing-masing kita tidak boleh melakukan perdagangan mobil di luar usaha bersama. Tapi kalau yang diperdagangkan sepeda, boleh saja, karena tidak bersangkutan dengan mobil. Itu saja!".

Nana

: Adnil Hasnan Habib Tempavigl. lahir : Maninjau,

3 Desember 1927 Pangkat

: Letnyi Jenderal TNI

(Purnawirawan) Jabatan

Penasihat Menteri Ristek/ketua Teknologi

Bidang Industri-industri Strategis Pendidikan

- HIS, Bukittinggi (1940) - MULO, Bukittingi (1940-1942) - Modern Islamic College, Bukittinggi (1942) - INS, Kayu Tanam (1943) - Tyugakko (SMP), Padang (1945) - SMA - C, Bandung (1955) - Univ. Katolik Parahyangan, Fak. Ekonomi,

Bandung (1955-1958) Militer - Pendidikan Calon Perwira Gyu Gun,

Padang (1945) - Pendidikan Perwira Sumatra, Akmul Yogya

(1945-46) - Voorbereidende Cursus Voor De Hogere

Krijgschool, Jakarta & Cimahi (1950) - Infantry Company Officer's Course

Fort Benning, AS (1952) - Kupalda li. Angk 2, Bandung (1962) - Visa Voyna Akademiya (Higher Militar Academy), Ratna Skola (War College), Beograd, Yugoslavia (1962-1966) -lemhanas Kra-II akuta(tidak selesail (1967) - Naval Post-Graduate School, DEICOS

ebagai seorang prajurit TNI yang

saptamargais, yang ada dalam pikiran Hasnan Habib hanyalah pengabdian. Oleh sebab itu baginya tak ada kata-kata "cuti". Bayangkan, sejak perjuangan fisik dulu, sampai berakhir masa dinas militer aktif, ia nyaris tak pernah cuti.

Ketika pada tahun 1973 diperintahkan cuti oleh Menhankam, ia tak betah. Hanya beberapa hari, ia sudah kembali di Jakarta, dan masuk kerja sebagai biasa, walaupun sebenarnya masih dalam status cuti.

Namun kadang-kadang, kecenderungannya yang seperti itu terbawabawa dalam menilai orang lain. Suatu ketika, ajudannya yang berpangkat kapten minta cuti, Hasnan Habib marah. “Kamu apa tugasnya, apa pengalaman kamu. Belum apa-apa sudah minta cuti," begitu ia mengulangi kalimatnya beberapa tahun yang silam. "Saya marah betul," katanya lagi.

Ketika hal itu ia ceritakan kepada istri sesampai di rumah tentang anakanak muda yang ingin cuti, sang isteri berkomentar : “Kalau kamu tak mau cuti, itu urusanmu. Tetapi kalau bawahanmu minta cuti, ada ketentuan yang mengaturnya. Zaman kini tak lagi sebagai dulu."

Ucapan begitu membuat Hasnan Habib merenung. Besoknya sang ajudan dipanggil lagi. Tentu saja ia datang dengan wajah takut-takut. Dikira akan dibentak lagi. "Mana surat permohonan cutimu kemarin. Biar saya tandatangani," ujar Hasnan Habib. Tentu dia heran.

"Pengalaman itu membuat saya merenung. Saya harus lebih manusiawi. Untuk saya pribadi saya tak perlu meminta cuti tahunan, namun terserah orang lain bila ingin memanfaatkan haknya. Saya menyadari, bahwa keadaan sudah berubah," kata Hasnan.

Jenderalberbintang tiga (kini sudah purnawirawan) kelahiran Ma

ninjau 3 Desember 1926 itu, masih mendapat tugas sebagai Penasihat Menteri Riset dan Teknologi/Ketua Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Bidang Industri Strategis. la juga ditunjuk sebagai Duta Besar Keliling GNB untuk wilayah Amerika, Karibia, dan Amerika Latin. Sebelumnya Hasnan adalah Duta Besar RI untuk Amerika Serikat di Washington.

Melihat posisi yang ditempatinya, baik dalam dinas TNI/AD, di lingkungan Hankam maupun di luar dinas kemiliteran, ia cenderung di tempatkan sebagai "pemikir". Itulah sebabnya barangkali, walaupun sebagai seorang militer selalu siap, ia selalu mengembangkan pemikiran, menganalisis dan mengajukan saran.

Bagi Hasnan Habib, bila ada seorang bawahan menyampaikan suatu informasi, lalu memohon petunjuk atau minta keputusan, sang bawahan akan dimarahi. "Saya atasanmu, dan saya bukan bekerja untuk kamu," begitu selalu ia katakan.

Bila bawahannya menghadapi suatu masalah yang tak bisa diatasi sendiri, ia wajib melapor. Namun tak hanya sekedar melapor, tetapi harus disertai saran-saran, alternatif-alternatif yang mungkin dijadikan bahan pertimbangan untuk menjadi penyelesaian.

Dan kalau namanya alternatif, jangan hanya satu. "Kalau satu, orang itu saya anggap bodoh. Sebab dengan satu alternatif, berarti dia memaksa atasannya menerima atau melaksanakan pikirannya saja," katanya.

Sebagai atasan, Hasnan juga membuka kesempatan kepada ba. wahan agar berani berargumentasi. Kalau tak berani, dianggap tak becus menghadapi tantangan. Untuk itu Hasnan Habib kadang-kadang memberikan kejutan atau memojokkan dia. Agar dia terangsang berani berdialog, tahan, dan kukuh pendirian.

Jabatan - Jabatan Teras Terakhir a. Wakil Asisten-/ Menteri/Panglima AD Jakarta

(1967-69) panghat Kolonel, kemudian

Briglen b. Asisten Perencanaan Umum Hankam

(Asrenum), Jakarta (1969-1973) pangkat

Brigjen-Mayjen c. Deputi Sckjen Wanhankannas (Analisis

Militer), jakarta (1971-1976) d. Kepala Staf Departemen Hankam - Kepala

Stat Administrasi Hankam, Jakarta

(1973-1982) e. Duta Besar LBBP untuk Thailand merangkap

Wakil Tetap RI pada ESCAP (Economic and
Social Commission for Asia and the Pacitic).

Bangkok (1978-1982)
1. Duta Besar LBBP untuk Amerika Serikat,

Washington DC (1982-1985) g. Executive Director, International Monetary

Fund (IMF) dengan negara-negara konsituensi Burma - Fiji - Indonesia - Laos - MalaysiaNepal - Singapore - Thailand - Vietnam,

Washington DC (1982-1983) Lain - lain :

- Anggota MPRS (1966-19680) - Anggota MPR (1973-1978) - Anggota Pengurus Yayasan Ilmu-ilmu Sosial

(1988-93) - Wk. Ketua Komisi Nasionallndonesia untuk kerja sama Ekonomi Pasitic (PECC), (1989-sekarang)

Wk. Ketua Yayasan LIA (1988-sekarang) - Anggota International Institute for Stategic

Studies (1972-sekarang) - Anggota Dewan Penasehat Yayasan

Paramadina (1990-sekarang! - Anggota Dewan Penasehat The Nature

Conservancy" (1992-sekarang) - Co-Chairman CSCAP (Council for Security Cooperation in Asia Pacific) (1993-sekarang) - Anggota Dewan Kehormatan Yayasan Indonesia Executive Service Corp (1993-sekarang) - Anggota Board of Trustees U.S - Indonesia

Society (1994-sekarang) - Widiaswara Lemhanas, Seskoabri, Seskoad

(1988-sekarang) - Aktif dalam Seminar/Simposium di dalam dan luar negeri (+170 karya tulis).

Ini demokratis. Bawahanpun dilibatkan dalam memecahkan setiap masalah yang timbul. Atau secara tak langsung, diajak ikut dalam proses pengambilan keputusan. Namun kalau suatu keputusan sudah diambil, harus diyakini sebagai yang terbaik.

Relevansi pemikiran Hasnan Habib, tak hanya menyangkut satu bidang masalah. Sebagai contoh, ia cepat menguasai isu-isu baru, membuat perkiraan-perkiraan yang jitu.

Setelah tak lagi aktif di bidang Hankamnas, ia lebih banyak menujukan pemikirannya kepada masalah ekonomi. Mengamati pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurutnya menunjukkan ketahanan yang semakin meningkat.

“Mampu menghadapi segala akibat iklim ekonomi luar negeri, walaupun resesi dunia masih berlanjut," katanya dalam suatu kesempatan ketika menjadi Dubes RI di Washington.

Kata Hasnan Habib : "Pembangunan nasional di Indonesia meliputi aspek kebutuhan materiel dan spiritual, yang diarahkan untuk mencapai tujuan Trilogi Pembangunan, yaitu pertumbuhan ekonomi, stabilisasi, dan pemerataan."

la memberikan beberapa contoh sejak awal Pelita 1 hingga Pelita III.

Antara lain inflasi yang 60% bisa ditekan hingga 6,5% dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari2 % menjadi 9,6%. Sedangkan produksi beras dari 10,5 juta ton naik menjadi 23 juta ton, dan produksi minyak mentah yang semula 151,3 juta barrel bisa menjadi 557,2 juta barrel.

Demikian pula penanaman modal dalam negeri yang semula hanya 9,6% menjadi 23,3%. Tetapi ia mengakui, resesi dunia yang berkepanjangan mempengaruhi neraca pembayaran Indonesia, walaupun ekspor dan cadangan devisa selama periode itu meningkat

Perkembangan yang demikian cepat, menurut Has (panggilan akrabnya) merupakan tantangan. "Perlu tenaga manusia yang berdaya guna," katanya. Ia juga memandang perlu memperluas kerja sama dengan negara-negara sahabat. Terutama di bidang perdagangan, penanaman modal, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Dan ternyata, pandangan dan pikiran ekonomi Hasnan Habib beberapa tahun yang lalu yang menjangkau jauh ke depan, sangat relevan dengan pertumbuhan ekonomi selanjutnya, baik di dalam negeri maupun hubungannya dengan perkembangan di luar negeri.

Begitu pulang dari Amerika Serikat, Hasnan ditugaskan sebagai Penasihat Menristek/ Ketua BPPT. Ia mengaku sangat dekat dengan Menristek Prof. Dr. B.J. Habibie. Begitu Konperensi Non Blok selesai, ia mendapat tambahan tugas di bidang diplomasi lagi, sebagai Dubes Keliling GNB untuk kawasan Amerika, Karilia, dan Amerika Latin.

Pada zaman Jepang, Hasnan Habib bersama teman-temannya 12 orang berinisiatif minta dilatih militer oleh Jepang. Disetujui, lalu mereka dipersiapkan untuk Indonesia merdeka. Tetapi ketika Jepangkalah sebelum proklamasi, mereka dibubarkan. Namun setelah proklamasi, bergabung ke dalam kesatuan yang diprakarsai Ismael Lengah. Maka bermulalah karier Hasnan Habib di dalam TNI.

Tentang keberhasilan yang ia capai, menurutnya disebabkan tak pernah berhenti belajar. Tak ada waktu kosong yang tak dimanfaatkan. Ia banyak membaca. "Yang penting, saya tak pernah bersikap menanti, malah sering tugas yang menunggu."

Tanggapannya tentang Sumatra Barat? "Saya merasa bangga dengan pembangunan di Ranah Minang," katanya. "Jalan-jalan sudah bagus hampir mencapai seluruh pelosok. Listrik sudah masuk desa. Ini prestasi. Wajar Parasamya dua kali ke Sumbar."

Peranan Gebu Minang dalam meningkatkan taraf ekonomi Sumatra Barat ia nilai amat positif. Sayang, keberadaan para perantau belum merata untuk aktif di dalam Gebu Minang. Tujuannya sudah baik. Seperti mendirikan BPR, buat mengangkat pedagang kecil agar meningkatkan kemampuan dan kemandirian.

Cuma belum semua rencana terealisasikan. Tentu memakan waktu dan proses. Namun ide ini harus didukung semua pihak. Ini perlu diprioritaskan.

Hasnan Habib yang kini telah pensiun dari dinas militer, terakhir memegang jabatan di Hankam sebagai Kepala Staf Administrasi Hankam, Kaskopkamtib III, dan mewakili ABRI di MPR hingga tahun 1978. Lalu ke bidang diplomasi, Dubes RI di Muangthai, merangkap Wakil Tetap RI pada Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP), sebelum ke Washington.

Hasnan menikah dengan Naida Zastia yang berasal dari Kota Padang, pasangan ini dikaruniai empat orang anak. Senang menikmati musik klasik, gemar membaca, dan juga rajin bermain tenis. Ia juga rajin menulis terutama untuk lembaga pendidikan ABRI. la juga menyandang 19 bintang dan lencana, antara lain Bintang Mahaputra Pratama. ***


Page 24

katan yang dilakukan Nazri Adlani Ketua Yayasan Mukmin Sumut, Ketua tanggung jawabnya tak hanya medengan pihak-pihak yang berwenang Panitia Pembangunan Mesjid Per- nyangkut finansial. Ia pun memikirdi pusat. Berkenaan dengan urutan juangan Medan, Pembina Yayasan kan banyak segi tentang wadah penkelima Panca Upaya nya, di samping Nahlah Club, Pembina ICMI Sumut, didikan yang dirintis oleh almarhum program KKN ke desa terpencil, maka dan penasihat Badan Musyawarah ayahandanya. Berkat kegigihan Nazri, lima fakultas yang ada dalam IAIN Masyarakat Minang di Medan. wadah tersebut tetap berjalan hingga SU, masing-masing punya desa Memang, Nazri Adlani dalam me- kini. binaan.

mimpin IAIN Sumatra Utara di Medan, Kehidupan keluarganya? Ia ber"Masyarakat desa terpencil butuh mengupayakan agar Perguruan Tinggi bahagia dengan sang istri, Ny. Hajjah pertolongan," tukas Nazri Adlani Islam Negeri ini, selalu berorientasi Aniarti, putri Airbangis asal Pariaman, menyimpulkan. Rakyat di desa butuh ke depan. Dengan demikian, para yang membuahkan tiga orang anak, uluran tangan masyarakat kota. Inilah alumni yang dihasilkannya merupa- dua putri dan seorang putra. hakekat IDT dalam mengubahnya kan sarjana yang dapat mengikuti per- Pertemuan mereka unik. Tanpa menjadi desa tak tertinggal.

kembangan zaman, yang mampu me- pacaran, tanpa perkenalan. Bertemu Untuk itu, putra Minang kelahiran nyesuaikan diri dengan laju pem- pertama kali setelah mereka dinyataUjung Gading ini, yang berkiprah di bangunan bangsa.

kan sebagai suami istri pada tahun propinsi tetangga berkunjung ke ber- Putra Minang kelahiran Ujung 1972. Keasyikan dengan tugas sebagai bagai desa bukan hanya sebagai pim- Gading, sebuah kota kecamatan dekat perwira Pembina Mental Rohani Islam pinan pergururan tinggi, tetapi juga perbatasan Pasaman dengan Tapanu TNI/AD, Nazri terlambat kawin. menjadi utusan pemda membawa ber- li Selatan, walaupun sejak masuk dinas Sampai usia 33 tahun ia masih perjaka. bagai pesan gubernur Sumut, Marsi- ketentaraan selaku pembina rohani Sementara ibundanya sudah resah. pature Hutana Be, yaitu tentang pem

Islam ABRI tak lagi pernah menetap Maka akhirnya ia menerima jodoh bangunan desa yang harus diprakarsai di kampung, namun di mana pun be- yang dicarikan oleh orang-tuanya. Ia langsung masyarakat masing-masing. rada ia tetap merasa dirinya sebagai adalah seorang dara tamatan MualliTak hanya itu, untuk kepentingan putra Minang

min Muhammadiyah calon mahasiswi perguruan tinggi Islam yang kini di- Kecintaannya pada kampung IAIN Imam Bonjol Padang, bernama pimpinnya, Achmad Nazri Adlani juga halaman tak pernah pudar. Ia selalu Aniarti, berasal dari Airbangis. melakukan berbagai perjalanan ke memantau perkembangan Ranah Mi- Ketika calon istri yang tak dikenalluar negeri, menghadiri berbagai kon- nang, dan tetap membina pesantren nya itu didatangkan ke Jakarta, terferensi internasional, menandatangani Adlaniyah peninggalan ayahandanya. nyata Nazri langsung jatuh cinta pada berbagai kerja sama, dan menghadiri Untuk itulah ia berinisiatif membuka pandangan pertama. berbagai seminar. Malah, kunjungan 100 hektare lahan sebagai kebun kela- "Saya yakin, pasangan pilihan ke Universitas Ibnu Saud di Riyadh pa sawit, yang dikelola kelompok pe- bunda itu pasti yang terbaik. Tak ada tahun lalu, ia lakukan bersama Rektor- tani Adlaniyah.

orang-tua yang memilihkan yang tak rektor IAIN Bandung dan Semarang Insya Allah tahun ini mulai meng- baik untuk putranya," begitu keyakinmewakili IAIN-IAIN se Indonesia. hasilkan, untuk mendukung dana pe- an Nazri. Dan.... ternyata mereka ru

Kegiatannya di luar kampus juga santren itu, yang setiap tahun jumlah kun hingga kini, dan sampai kapantak kurang. Ia adalah ketua PITI Sumut, santrinya semakin meningkat. Namun

pun. Insya Allah.***


Page 25

Nama

: H. Ali Akbar Navis Tempat/tgl.lahir : Padangpanjang,

17 November 1924 Negeri asal

: Padangpanjang Pendidikan - Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

(1932 - 1943) Pekerjaan 1. Buruh Pabrik Porselen Shiroki Kaisya,

Padangpanjang (1943 - 1945) 2. Kepala Bagian Produksi Pabrik Porselen

Papeberi, Padangpanjang (1945 - 1957) 3. Ketua Sanggar Seniman Arca, Bukittinggi,

(1947-1948) 4. Penasihat Ahli RRI Studio Bukittinggi

(1950-1958) 5. Kepala Bagian Kesenian Jawatan

Kebudayaan Propinsi Sumatra Tengah

(1952 - 1955) 6. Guru gambar dan pekerjaan tangan,

Sekolah Kepandaian Putri Bukittinggi

(1955-1958) 7. Dosen Luar Biasa ASKI Padangpanjang

(1968 - 1972) 8. Anggota DPRD Tk. / Sumbar (1972-1982) 9. Pemimpin Redaksi Harian Semangat,

Padang, (1972-1973) 10. Manajer Umum Percetakan/Penerbitan

Singgalang, Padang, (1982-1984) 11.Dosen Luar Biasa Fakultas Sastra Unand

(1983) 12.Ketua Badan Wakaf RP INS Kayu Tanam

(1969 - 1983) dan (1992 - sekarang) 13.Ketua Lembaga Gebu Minang Perwakilan

Sunibar (1990 - sckarang) 14.Ketua Dewan Kesenian Sumbar

(1993 - sekarang! 15. Anggota Dewan Pertimbangan DPD

Golkar Sumbar (periode 1994 - 1999) Alamat : Jalan Benghuang No. 29, Padang,

Telp. (0751) 32405

astrawan Haji Ali Akbar Navis Dalam ketuaannya kini, penga

rang prosa terkenal Robohnya Surau tahan melihat orang susah, sengsara, Kami ini, ternyata tetap rajin. Ia masih atau teraniaya. Dan itu bukan karena kuat bolak-balik dengan mobil meia dermawan dan suka menolong. nempuh jarak 51 km Padang-kayu"Saya tidak tahan karena saya tidak tanam, untuk mengurus INS. Sekolah bisa menolong," sambungnya. yang didirikan Engku M. Syafei tahun

Ada pengalaman menariknya 1926 itu, kini menerapkan program pada zaman Jepang. Saat itu banyak SMA-Plus. orang sakit dan teraniaya. Tentang “Dalam usia sekarang, tak ada ini, ada satu pengalaman yang paling rasa haru saya. Yang saya cemas, berbekas baginya. Sekali waktu pada justru, bisakah kerja saya selesai. zaman pendudukan Jepang, Navis dan Sebab, banyak kerja saya yang belum teman-teman sekerjanya pernah selesai," katanya. Menurut A.A. Navis, beriur membelikan baju untuk seorang

ada dua hal, sekurangnya, yang memteman wanita yang sangat miskin, buat dia masih bergairah dalam usia karena baju yang dimilikinya sudah 70 tahun. Pertama, untuk bisa compang-camping. Setelah dibelikan

menyelesaikan karangan yang belum baju, wanita tersebut tak pernah rampung. Kedua, mengurus INS, masuk kerja lagi. Dua bulan kemudi- meski yang satu ini dirasakannya an, wanita itu datang dengan berpa- sangat susah. Tetapi, "karangan mesti kaian bagus dan mahal. “Ternyata dia saya yang mengerjakan dan menyesudah menjadi selir Jepang. Luko hati lesaikan," kata A.A. Navis. Karena kami dibuatnya," ceritanya.

itulah, salah satu doanya di Mekah, A.A. Navis yang kini dikenal ketika ia menunaikan ibadah haji atas sebagai sastrawan dan budayawan undangan Menteri Agama, tahun ternama adalah salah seorang otodi- 1994, adalah agar diberi kesempatan dak besar. Pendidikan hanya di- oleh Allah untuk menyelesaikan kerja dapatnya di ruang pendidik INS yang terbengkalai. (Indonesisch Nederlansche School - "Kalau tidak ada lagi pekerjaan, kemudian menjadi Institut Nasional saya bisa muno, pikun. MenyelesaiSjafei), di Kayutanam. "Tidak pernah kan yang susah-susah, itu menggairahdilanjutkan lagi. Kalau dilanjutkan, kan saya," kata penerima SEA Write tentu saya tidak seperti sekarang," Award, penghargaan sastra ASEAN katanya. Maksudnya, sudah jadi pro- dari Kerajaan Thailand, 1992. fesor? Navis tertawa. "Profesor yang A.A. Navis lahir di Kampung bodohnya. Soalnya, sekarang banyak Jawa, Padang panjang, 17 November yang jadi profesor karena sudah lama 1924. Nama pemberian orang-tuanya berdinas, bukan karena prestasi," Ali Akbar. Kawan sama besar, termakatanya.

suk gurunya, memanggilnya Ali atau Tanggal 17 November 1994, Haji Akbar. A.A. Navis mempunyai sauA.A. Navis genap berusia 70 tahun. dara sebapak 16 orang. Sejak kecil ia Usia monumental ini dirayakan terbiasa berpikir dan membaca. "Saya dengan peluncuran dua buku se- tidak suka, tidak pernah punya hobi, kaligus: Otobiografi A.A. Navis dan duduk di lepau kopi," katanya. Surat dan Catatan Haji, pengalaman Kesukaan A.A. Navis pada kesenian A.A. Navis naik haji. Kedua buku itu sudah ada sedari kecil. Orang-tuanya diterbitkan PT Gramedia, diluncurkan yang bekerja di Perusahaan Kereta 30 November 1994, di Padang. Api, juga suka kesenian. Mamaknya


Page 26

ukan karena ia mengaku seba- kasi. Ia justru lebih sering menolak

gai lambang kemakmuran In- mempublikasikan apa yang telah didonesia, makanya H. Aminuzal Amin dermakannya. Bahkan juga tentang Dt. Rajo Batuah, DSNS, banyak dirinya, usaha dan bisnisnya. "Sebut menjadi buah bibir. Juga bukan karena sajalah sebagai pengusaha. Saya hakekayaan dan bisnisnya. Apa yang nya seorang trader, seorang pedagang dibicarakan tentang dirinya khusus- biasa," katanya merendah, ketika dinya di Sumatra Barat dan di kalangan wawancara beberapa tahun silam orang Minang adalah kedermawanan (lihat Singgalang, minggu III, 1987). dirinya dan penampilannya yang low Belakangan Aminuzal Amin sudah profile, dan tak suka menonjolkan tak begitu tertutup lagi. Ketika diwadiri.

wancarai di Regent Hotel of Kuala "Saya memang lambang kemak

Lumpur seusai ia menerima darjah muran Indonesia," katanya. Tapi per- Dato' Setia Negeri Negeri Sembilan nyataannya itu tak berkaitan dengan (DSNS) 19 Juli 1991, ia sudah mau harta atau sejumlah perusahaan yang menyebut sejumlah perusahaan yang ia miliki, melainkan karena postur tu- dikelolanya dan di mana ia menjadi buhnya yang terbilang subur.

share holder (pemegang saham). Dengan tinggi 174 cm, berat badan Ketika ditanya tentang aset perrata-rata 94 kg, sosoknya memang di usahaan dan jumlah share yang ia atas rata-rata orang

Indonesia. miliki di masing-masing perusahaan, Bagi kebanyakan orang Minang, ia langsung berkilah, "itu yang tak sebagian diri Aminuzal adalah misteri boleh saya sebutkan." sekaligus fenomena yang senantiasa Namun, seperti diketahui, bisnis mengundang perbincangan. Ia banyak utama Aminuzal Amin adalah di sekmembantu pembangunan di Sumatra tor minyak bumi. Ia dikenal sebagai Barat, memberikan sumbangan untuk Executive Vice President PT Permindo pembangunan mesjid, menyumbang Oil Trading, perusahaan patungan peralatan dan fasilitas untuk pergu- dengan Pertamina yang bergerak di ruan linggi, ikut membiayai berbagai bidang perdagangan minyak mentah. event kebudayaan dan olahraga, dan Selain itu, ia dikenal sebagai salah sebanyak lagi. Setiap kali menyumbang orang share holder PT Nusa Bank jumlahnya puluhan bahkan ratusan Internasional, dan duduk sebagai juta rupiah.

komisaris Nusa Bank, bank swasta Mesjid Raya Tanah Datar di Paga- devisa dari kelompok usaha Bakrie ruyung di samping kantor Bupati Ta- itu. Bersama Nirwan Darmawan nah Datar yang menghabiskan biaya Bakrie, Aminuzal Amin juga menguapembangunan sekitar Rp.300 juta, sai 90 persen saham PT Bank Nasional, salah satu sumbangannya untuk kam- bank swasta tertua di Indonesia yang pung halaman. Namun, lebih sering berdiri di Bukittinggi (1930) dan kini ia mau disebut "hamba Allah" saja. mempunyai kantor pusat di Jakarta. Tetapi banyak orang tahu, dalam Di samping sektor bisnis, Aminuberbagai kesempatan pengiriman mi- zal Amin Dt. Rajo Batuah juga aktif di si kesenian Minang ke luar negeri, bidang politik sebagai salah seorang Aminuzal-lah yang membiayai. wakil rakyat Sumatra Barat di Lembaga

Memang, putra Minang yang Tertinggi Negara, MPR-RI. Sejak tahun Penghulu Suku Gudam Balaijanggo, 1992, ia tercatat sebagai anggota Pagaruyung, ini berbeda dengan se- Fraksi Karya Pembangunan MPR, mementara dermawan yang haus publi- wakili daerah pemilihan Sumbar.