Musik daerah yang merupakan perpaduan antara musik daerah Betawi dan Cina adalah

Suku Betawi yang tinggal di Jakarta memiliki seni dan budaya yang unik, salah satunya alat musik tradisional yang merupakan pengiring lagu dan pertunjukan seni.  Alat musik suku Betawi sendiri mendapat pengaruh kuat dari etnis lain seperti Tionghoa, Arab, India, dan Sunda.

Pengaruh budaya ini membuat alat musik suku Betawi memiliki kemiripan dengan wilayah lain. Contoh alat musik tradisional dari Betawi adalah gambang kromong. Hingga kini gambang kromong menjadi alat musik yang ditampilkan dalam acara, hiburan, dan pentas seni.

Baca Juga

Alat musik khas dari Betawi adalah gambang kromong yang terdiri dari berbagai alat musik. Gambang kromong terdiri dari gambang, kromong, kongahyan, tehyan, sukong, ningning, suling, gendang, kecrek, kempul, jutao, dan gong.

Mengutip dari budaya-indonesia.org, alat musik ini berawal dari pemimpin komunitas Tionghoa yang diangkat Belanda [kapitan Cina] Nie Hoe Kong. Awalnya orkes gambang kromong memadukan gamelan, gambang, kromong, dan alat musik etnis Tiong hoa seperti sukong, tehyan, dan kongahyan.

Gambang kromong digunakan sebagai hiburan dan perayaan suku Betawi. Alat musik ini dipakai untuk mengiringi teater Lenong, acara pernikahan khas Betawi, pesta, dan upacara ritual.

Orkes gambang kromong merupakan perpaduan antara unsur pribumi dan tionghoa. Lagu-lagu yang dinyanyikan dalam orkes ini adalah lagu-lagu klasik. Contohnya saja Centeh Manis Berdiri, Mas Nona, Gula Ganting, Semar Gunem, Gula Ganting, Tanjung Burung, Kula Nun Salah, dan Mawar Tumpah.

Advertising

Advertising

Alat musik Gambang dibuat dari kayu yang dibentuk sedemikian rupa. Masing-masing bilah kayu bisa menghasilkan nada yang berbeda sesuai ukuran. Gambang dimainkan dengan cara dipukul untuk menghasilkan nada.

2. Orkes Samrah

Orkes Samrah merupaka alat musik dari Betawi yang menggabungkan alat musik modern. Alat modern seperti biola, gitar, harmonium, dan tamborin. Awalnya orkes Samrah berasal dari sebutan orang Melayu. Orkes Samrah biasanya dimainkan oleh kaum pria berusia 30 tahun ke atas. Pemain musik ini tampil memakai jas dan peci.

Orkes ini ada di tahun 1815, ketika suku Melayu tinggal di Batavia. Kemudian suku Melayu memberi pengaruh budaya suku Betawi sehingga tercipta orkes ini.

Mengutip dari Jakarta.go.id, alat musik Samrah merupakan musik pengiring nyanyian dan tarian. Orkes Samrah jadi pengiring lagu Burung Putih, Pulau Angsa Dua, Cik Minah Sayang, Sirih Kuning, Masmura, Kicir-kicir, Jali-jali, dan Lenggang-lenggang Kangkung.

3. Tanjidor

Alat musik Tanjidor adalah alat musik khas Betawi yang populer sampai sekarang. Tanjidor awalnya dimainkan oleh budak-budak Belanda di Batavia. Tanjidor adalah alat musik yang dimainkan kelompok.

Orkes Tanjidor berkembang pada abad ke-19 ketika perkumpulan kaum Betawi lahir. Seperti gambang kromong, tanjidor terdiri dari berbagai alat musik. Ada alat musik pukul seperti tambur, ada juga alat musik tiup seperti tombon, tenor, piston, dan klarinet.

Tanjidor dimainkan bersama dengan lagu daerah seperti Jali-Jali. Kesenian musik ini dimainkan ketika acara khitanan, pernikahan, memperingati kemerdekaan Indonesia, dan tahun baru. Orkes tanjidor biasanya dimainkan sambil berjalan mengelilingi komplek perumahan.

4. Gendhang

Gendhang menjadi alat musik tradisional suku Betawi. Alat ini biasa termasuk perangkat orkes gambang kromong. Cara memainkannya dengan dipukul pada kedua sisi. Gendhang dibuat dari kayu dan kulit kerbau yang sudah dikeringkan.

5. Topeng Betawi

Topeng Betawi adalah alat musik Betawi yang terdiri dari gendhang besar, gendhang kecil, rebab, gambang, bonang, kromong, krecek, gong, saron dan totok. Mengutip dari buku Album Alat Musik Tradisional, Topeng Betawi dimainkan kurang lebih 8 orang. Ada satu penyanyi wanita di bagian olah vokal sementara pemain musik lainnya laki-laki.

6. Terompet

Terompet termasuk alat musik bagian dari orkes gambang kromong dan gamelan wayang Betawi. Cara memainkan alat musik ini dengan cara ditiup.

Baca Juga

Tehyan termasuk alat musik tradisional perangkat gambang kromong. Tehyan dibuat dari kayu dan dimainkan dengan cara digesek. Cara memainkan alat musik ini hampir mirip dengan biola atau rebab.

Ada juga Kongahian dan Sukong yang memiliki bentuk sama seperti tehyan. Ketiga alat musik ini dibunyikan dengan cara digesek. Kongahian, tehyan, dan sukong termasuk alat musik melodi yang dimainkan memakai tongkat bersenar plastik [kenur]. 

8. Ning-nong

Alat musik Ning-nong di Jawa Tengah disebut bonang. Alat musik ini dibuat dari bahan besi atau perunggu. Nong-nong berbentuk 2 buah piringan yang memiliki diamater 10 cm. Piringan ini ditempatkan pada bingkai kayu bertangkai satu.

Cara memainkan ning nong dipukul memakaitongkat besi untuk menghasilkan nada. Supaya menghasilkan irama yang sesuai, tongkat besi dipukul bergantian dari kiri ke kanan atau sebaliknya.

9. Kromong

Mengutip dari lamab kemdikbud.go.id, bentuk kromong seperti alat musik bonang. Kromong terdiri dari 10 gong [pecon] yang dibuat dari perunggu atau kuningan yang disusun 2 baris. Wadah kayu tempat menyimpan kromong di bagian bawah dipasang tali penyangga. Kromong dipukul memakai kayu lonjong yang dibalut kain untuk menghasilkan nada.

10. Kecrek

Kecrek termasuk alat musik Betawi yang digunakan dalam gambang kromong. Alat musik ini terbuat dari 2-4 lempengan logam tipis berupa besi, kuningan, atau perunggu. Lempengan logam ini disusun di atas papan kayu.

Fungsi kecrek sebagai pengatur irama dan bisa menimbulkan efek bunyi tertentu. Instrumen musik ini dimainkan dengan cara dipukul memakai palu khusus atau tongkat dari kayu.

Asked by wiki @ 20/08/2021 in Ujian Nasional viewed by 14435 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in Ujian Nasional viewed by 1785 persons

Asked by wiki @ 14/08/2021 in Ujian Nasional viewed by 1760 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in Ujian Nasional viewed by 1346 persons

Asked by wiki @ 10/08/2021 in Ujian Nasional viewed by 1264 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in Ujian Nasional viewed by 1254 persons

Asked by wiki @ 23/08/2021 in Ujian Nasional viewed by 1057 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in Ujian Nasional viewed by 949 persons

Asked by wiki @ 12/08/2021 in Ujian Nasional viewed by 830 persons

Asked by wiki @ 30/07/2021 in Ujian Nasional viewed by 807 persons

Asked by wiki @ 26/08/2021 in Ujian Nasional viewed by 796 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in Ujian Nasional viewed by 791 persons

Asked by wiki @ 12/08/2021 in Ujian Nasional viewed by 705 persons

Asked by wiki @ 09/08/2021 in Ujian Nasional viewed by 611 persons

Asked by wiki @ 02/08/2021 in Ujian Nasional viewed by 480 persons

Sebuah orkes tradisional Betawi yang merupakan orkes perpaduan antara gamelan, musik Barat dengan nada dasar pentatonis bercorak Cina. Orkes ini memang erat hubungannya dengan masyarakat Cina Betawi, terutama Cina peranakan dan populer di tahun 1930-an. Instrumen gamelan pada gambang kromong terdiri dari: gambang kayu, seperangkat bonang lima nada yang disebut kromong, dua buah alat gesek seperti rebab, dengan resonator terbuat dari tempurung kelapa mini disebut ohyan dan gihyan, suling laras diatonik yang ditiup melintang, kenong dan gendang. Sedangkan instrumen musik dari Barat meliputi terompet, gitar, biola, dan saksofon.

Sekitar tahun 1937 orkes-orkes gambang kromong mencapai puncak popularitasnya, salah satu yang terkenal Gambang Kromong Ngo Hong Lao, dengan pemainnya terdiri dari orang-orang Cina semua. Alat-alat musik dalam orkestra tersebut dianggap paling lengkap, terdiri dari alat-alat seperti berikut: sebuah gambang kayu; seperangkat kromong; empat buah rebab Cina yang berbeda-beda ukurannya; alat petik berdawai disebut Sam Hian; sebuah bangsing bambu; dua buah alat jenis cengceng disebut ningnong; sepasang Pan, yakni dua potong kayu yang saling dilagakan untuk memberi maat [tempo]. Tangga nada yang dipergunakan, bukanlah slendro seperti laras gamelan Jawa, Sunda atau Bali, melainkan modus khas Cina, yang di negeri asalnya dahulu bernama tangga nada Tshi Che; seperti yang di dengar pada gambang.Susunan belanga-belanga kromongnya adalah sebagai berikut :[A] [G] [E] [D] [C]

[D] [E] [C] [G] [A]

Adapun yang disebut "rebab cina", yang berukuran paling besar dinamakan su kong, sesuai dengan laras dawai-dawainya, yang meniru nada su dan nada kong. Rebab dengan ukuran menengah disebut hoo siang, karena dawai-dawainya dilaras menurut nada hoo dan nada siang. Rebab yang paling kecil dinamakan kong a hian, sesuai dengan larasnya meniru bunyi nada-nada Cina. Rebab yang punya ukuran sedikit lebih besar dari kong a hian, ialah yang bernama tee hian, yang larasnya serupa dengan laras kong a hian.

Sam Hian adalah alat berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik seperti memainkan gitar; dan alat itu memainkan jalur melodi [nuclear melody] dalam orkes tersebut. Ketiga dawainya dilaras dengan nama nada dengan notasi demikian, apabila orkes Gambang Kromong memainkan lagu-lagu khas Cina yang disebut Pat fem, maka dipergunakan pula tambahan alat tiup berupa serunai, yakni dai sosa dan cai di [siao sona]. Pada waktu pertama kali muncul di Betawi, orkes ini hanya bernama gambang. Sejak awal abad ke-20, mulai menggunakan instrumen tambahan, yaitu bonang atau kromong, sehingga orkes ini dinamakan Gambang Kromong. Pada masa itu hampir setiap daerah di Betawi memiliki orkes Gambang Kromong, bahkan tersebar sampai daerah Jatinegara, Karawang, Bekasi, Cibinong, Bogar, Sukabumi, Tangerang, dan Serang.

Bagi orang Cina kaya, tauke-tauke atau babah-babah pada masa "Batavia Centrum", sudah merupakan adat dan tradisi, untuk memeriahkan bermacam ragam pesta dan perayaan mereka, dengan memanggil perkumpulan gambang kromong untuk bermain. Misalnya pesta perkawinan, rasanya tidak sempurna kalau belum memanggil orkes seperti itu ke dalam pesta. Musik dan nyanyian dengan iringan gambang kromong, sudah lazim pula dirasakan belum cukup asam garamnya, kalau belum disertai minum arak, brendi atau alkohol. Pemain musiknya terdiri dari orang Betawi asli atau Cina.

Di dalam perayaan tradisional bangsa Cina, yaitu Cap Go Meh tidak lupa dimeriahkan dengan Gambang Kromong. Repertoar Gambang Kromong yang sangat dikenal oleh masyarakat penontonnya, antara lain: Pecah Piring, Duri Rembang, Temenggung Menulis, Go Nio Rindu, Thio Kong len, Engko si Baba, dan lain-lain. Selain itu gambang kromong, biasanya disertai pula dengan lakon-lakon, seperti: Si Pitung, Pitung Rampok Betawi, Bonceng Kawan, Angkri Digantung, dan lain-lain.

Adapun lagu Gambang Kromong yang terkenal adalah Jali-Jali. Sedangkan lagu jenis Nina Bobok kebanggaan Gambang Kromong, berJudul indung-indung. Orkes ini memiliki repertoar asli dalam bahasa Cina, yang disebut sebagai lagu-lagu Phobin. Karena para penyanyinya kebanyakan terdiri dari wanita-wanita pribumi, maka repertoar Phobin tidak dinyanyikan, melainkan dimainkan sebagai "gending" [instrumental]. Hal itu, bukan karena komposisi-komposisi tersebut memang bersifat gending, karena banyak di antaranya yang benar-benar merupakan "Lied" atau lagu untuk nyanyian vokal. Di antara lagu-lagu pobin ialah: Soe Say Hwee Bin [Joo Su Say sudah kembali], Kim Hoa Tjoen [bunga Kim Hoa berkembang], Pek Bouw Tan [bunga Bow Tan nan putih], Kong Djie Lok, Djien Kwie Hwee [pulang kembalinya pahlawan bernama Siek Jin Kwie].

Pada zaman dahulu, masa Hindia Belanda orkes-orkes Gambang Kromong yang bersifat Cina-Indonesia itu, seringkali tidak mempunyai biduanita-biduanita yang dapat menyanyikan Po-bin-po-bin dalam bahasa Cina. Karena itulah lagu itu dimainkan secara instrumental saja, padahal sebagian besar harus dinyanyikan, karena merupakan melodi-melodi vokal. Lagu-lagu berbahasa Indonesia yang dimainkan oleh orkes Gambang Kromong ialah lagu memuja bunga serta tokoh, misalnya Pecah-Piring, Duri Rembang, Temenggung Menulis, Co Nio Rindu, Tion Kong In, Engko si Baba, dan selain itu cerita mengenai peristiwa lampau, umpamanya Bonceng Kawan, cerita Pitung Rampok Betawi, cerita Angkri Digantung di Betawi. Adapun salah satu lagu pengantar tidur yang populer masa itu adalah indung-indung.

Gambang Kromong sebagai sekumpulan alat musik perpaduan yang harmonis antara unsur pribumi dengan unsur Cina. Orkes Gambang Kromong tidak terlepas dari jasa Nie Hoe Kong, seorang pemusik dan pemimpin golongan Cina pada pertengahan abad XVIII di Jakarta. Atas prakarsanyalah, penggabungan alat-alat musik yang biasa terdapat dalam gamelan [pelog dan selendro] digabungkan dengan alat-alat musik yang berasal dari Tiongkok. Pada masa-masa lalu, orkes Gambang Kromong hanya dimiliki oleh babah-babah peranakan yang tinggal di sekitar Tangerang, Bekasi, dan Jakarta. Di samping untuk mengiringi lagu, Gambang Kromong biasa dipergunakan untuk pengiring tari pergaulan yakni tari Cokek, tari pertunjukan kreasi baru dan teater Lenong.

Video yang berhubungan