Mengapa seorang muslim diwajibkan untuk ikhtiar dan tawakal

tirto.id - Ikhtiar, doa, dan tawakal adalah 3 kunci sukses dunia akhirat dalam Islam sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW. Ketiga hal ini mesti dikerjakan secara berurutan dan tidak dipisah menjadi bagian sendiri-sendiri.

Tiga kunci sukses bagi seorang muslim ini didasarkan pada firman Allah dalam Surah ar-Rad:11, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”

Ayat tersebut menyuratkan, pentingnya seseorang berusaha untuk membuat dirinya atau keadaan sekelilingnya lebih baik. Bahkan, Allah akan menunggu hingga orang tersebut mau berubah, sebelum membukakan jalan ke arah yang positif.

Ikhtiar Sebagai Langkah Pertama

Mengapa seorang muslim diwajibkan untuk ikhtiar dan tawakal

Seorang muslim diwajibkan untuk berikhtiar jika ingin mendapatkan sesuatu. Sebaliknya, bermalas-malasan bukanlah ciri seorang muslim. Dalam "Doa Menghilangkan Rasa Malas" oleh Alhafiz Kurniawan, terdapat doa Nabi Muhammad saw. yang memohon perlindungan Allah untuk dihindarkan dari empat hal: malas, pengecut, pikun, dan pelit.

Doa yang dibaca Rasulullah adalah, "Allâhumma innî a‘ûdzubika minal kasali wa a‘ûdzubika minal jubni wa a‘ûdzubika minal harami wa a’ûdzubika minal bukhli", yang artinya "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari rasa malas, dan aku berlindung kepada-Mu dari sikap pengecut, dan aku aku berlindung pkeadaMu dari pikun, dan aku berlindung kepadaMu dari sifat pelit.”

Dalam riwayat lain, Nabi Muhammad bersabda, "Barangsiapa yang pada waktu sore merasa lelah karena pekerjaan kedua tangannya (mencari nafkah) maka pada saat itu dosanya diampuni.” (H.R. Thabrani).

Doa Setelah Usaha

Ikhtiar atau usaha mestilah mendahului dua hal lain, yaitu doa dan tawakal. Jika seseorang hanya berdoa, tetapi belum berusaha, ia berarti tidak sepenuhnya hendak mengubah nasib. Sebaliknya, usaha tanpa doa berarti melupakan hakikat bahwa manusia tidak berkuasa atas apa pun, kecuali atas izin Allah.

Allah berfirman dalam Surah Al-Mukmin:60, "Wa qāla rabbukumud'ụnī astajib lakum, innallażīna yastakbirụna 'an 'ibādatī sayadkhulụna jahannama dākhirīn", yang bermakna, "Dan Tuhanmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina'."

Pentingnya Tawakal

Setelah berdoa, langkah berikutnya adalah tawakal, atau berserah diri kepada Allah. Hal ini tidak terlepas dari pandangan Islam tentang kemutlakan Tuhan. Seorang muslim yang telah berusaha, lantas berdoa, tidak bermakna keinginannnya akan langsung terpenuhi saat itu juga.

Jika Tuhan memiliki kehendak lain, maka keinginan orang tersebut tidak akan bermakna. Sebaliknya, jika Tuhan sudah berkehendak, hal-hal yang awalnya sulit, akan berubah jadi mudah. Dalam Surah ath-Thalaq:2-3, Allah berfirman, " ... Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan jalan keluar untuknya (atas semua urusan)."

Baca juga artikel terkait ISLAM atau tulisan menarik lainnya Fitra Firdaus
(tirto.id - fds/agu)


Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Agung DH

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Jakarta -

Ikhtiar adalah salah satu senjata ampuh bagi umat muslim untuk berjuang meraih kesuksesan dunia. Sebagaimana yang dikutip dari Muhammad Syafie el-Bantanie dalam buku Agar Doa Selalu Dikabulkan Allah.

Bahkan, beberapa kali Allah SWT menyinggung perihal ikhtiar dalam Al Quran berikut dengan sabda Rasulullah SAW dalam haditsnya. Hal ini membuktikan bahwa ikhtiar merupakan salah satu perkara penting bagi umat muslim.

Berikut sekilas tentang arti ikhtiar dan informasi lainnya

Dikutip dari buku Pasti Bisa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas IX karya Tim Ganesha Operation, ikhtiar adalah perilaku berusaha dengan sungguh-sungguh dengan cara yang baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Usaha tersebut juga diiringi dengan harapan agar usahanya berhasil dengan baik.

Pemahaman tentang ikhtiar tampak jelas dalam analogi dua makhluk Allah SWT yaitu semut dan burung. Keduanya merupakan makhluk Allah yang lemah. Namun, keikhtiaran mereka membawa rezeki dari Allah SWT.

Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW yang pernah menyerupakan orang berikhtiar sebagai burung yang hendak mencari rezeki. Dari Umar bin Khattab, Rasulullah bersabda:

لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً

Artinya: "Seandainya kalian betul-betul bertawakal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang." (HR. Ahmad).

B. Pentingnya ikhtiar bagi kehidupan manusia

Semua keberhasilan bergantung dari cara kita berikhtiar dan beriman kepada takdir dari Allah SWT. Sebagaimana dinukil dari firman Allah SWT dalam surat An Najm ayat 39-42 yang berbunyi,

(39) وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ(40) وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَىٰ(41) ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَىٰ

(42) وَأَنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ الْمُنْتَهَىٰ

Artinya: "dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu),"

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya agar selalu bekerja dan berusaha sekuat tenaga. Beliau ingin agar umatnya mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.

Bahkan Rasulullah SAW pernah menyebut bahwa orang yang berikhtiar https://www.detik.com/tag/ikhtiar itu lebih baik daripada orang yang meminta-minta atau hanya mengharap bantuan orang lain. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasululullah SAW bersabda,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لأَنْ يَحْتَطِبَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ أَحَدًا فَيُعْطِيَهُ أَوْ يَمْنَعَهُ (رواه البخاري)

Artinya: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya. Sungguh, salah seorang dari kalian pergi yang mengambil talinya lalu dia mencari kayu bakar dan dipikulkan ikatan kayu itu di punggungnya. Itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberi maupun tidak memberinya," (HR Bukhari).

Beberapa manfaat atau hikmah dari bersikap ikhtiar bagi kehidupan manusia di antaranya menjadi mandiri atau tidak bergantung pada orang lain, menghargai hasil usaha diri sendiri dan orang lain, serta bermartabat di sisi manusia juga terhormat di hadapan Allah SWT.

Selain itu, seseorang akan selalu merasakan kepuasan hati karena telah berusaha dengan maksimal. Bahkan menjadi orang yang tidak mudah putus asa.

C. Ikhtiar dan tawakal

Tentunya bagi seorang muslim, ikhtiar saja tidaklah cukup. Setiap ikhtiar juga harus diikuti dengan berdoa dan bertawakal kepadaNya.

Menurut H. Supriyanto, Lc., M.S.I dalam bukunya yang berjudul Tawakal Bukan Pasrah, antara tawakal dan ikhtiar tidak bisa dipisahkan antara satu dan lainnya. Sebab, konsep tawakal yang sesungguhnya yaitu dalam mencapai tawakal harus didahului dengan ikhtiar. Artinya, tidak ada tawakal tanpa dibarengi ikhtiar dan ikhtiar tidak sempurna tanpa ada tawakal.

D. Contoh ikhtiar dalam kehidupan sehari-hari

Ikhtiar adalah berusaha sungguh-sungguh dengan cara terbaik, yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut contoh ikhtiar yang bisa diterapkan para murid:

  • Seorang siswa giat belajar karena ingin mendapatkan prestasi yang baik
  • Bekerja keras karena ingin menjadi sukses
  • Bertobat kepada Allah SWT karena ingin mendapatkan ampunanNya
  • Rajin beribadah dengan menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi laranganNya karena ingin mendapatkan rahmat Allah SWT.

Nah, itu dia arti ikhtiar hingga contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, mulai kita terapkan!

Simak Video "Melihat Madrasah di Afghanistan di Bawah Kepemimpinan Taliban"



(rah/row)