Mengapa kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim dan faktor apa yang menyebabkan kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran?

Kerajaan Sriwijaya muncul pada abad ke-7 di Indonesia dan merupakan kerajaan yang bercorak Budha.

Disebut sebagai kerajaan maritim karena: 1. Memiliki letak strategis yaitu di tengah jalur pelayaran perdagangan antara India dan Cina sehingga mampu menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan.

2. Berdekatan dengan Selat Malaka yang merupakan urat nadi penghubung dengan Asia Tenggara.

Kerajaan Sriwijaya memiliki armada kuat dan mampu menjamin keamanan jalur-jalur pelayaran di area Sriwijaya. Selain itu,Kerajaan Sriwijaya memiliki Angkatan laut yang bertugas mengawasi, melindungi kapal-kapal dagang yang berlabuh serta memungut biaya cukai.

Mengapa kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim dan faktor apa yang menyebabkan kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran?

Kemunduran Kerajaan Sriwijaya terjadi karena beberapa hal:

  1. keadaan geografis Kerajaan Sriwijaya berubah karena adanya perubahan lingkungan. Aliran Sungai Musi, Ogan dan Komering banyak membawa lumpur yang mengakibatkan wilayah Kerajaan Sriwijaya tidak lagi dekat dengan pantai dan tidak strategis untuk perdagangan. 
  2. daerah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya banyak yang melepaskan diri. 
  3. melemahnya angkatan laut Kerajaan Sriwijaya, mengakibatkan pengawasan terhadap daerah kekuasaan semakin sulit.
  4. banyaknya serangan dari kerajaan - kerajaan lainnya. Seperti, serangan dari Kerajaan Cola pada tahun 1017 M, terjadinya Ekspedisi Pamalayu yang dilakukan Raja Kertanegara dari Singosari pada tahun 1275 M serta serangan dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1377 M.  

Dengan demikian, kemunduran Kerajaan Sriwijaya disebabkan oleh beberapa faktor hingga akhirnya runtuh oleh serangan dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1377 M. 

Jakarta -

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Budha yang berdiri sekitar abad ke-7 M. Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya di masa kejayaan membentang dari Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, hingga Filipina, sebelum runtuh pada abad 13-14 M. Apa penyebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya?

Kerajaan Sriwijaya berdiri dengan raja pertama Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada abad 9-10 M di bawah kepemimpinan Balaputradewa hingga Sri Marawijaya, seperti dikutip dari Sejarah 8 Kerajaan Terbesar di Indonesia oleh Situ Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM Indonesia.

Pada masa kejayaannya, Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan laut di Asia Tenggara. Tidak heran, wilayah kekuasaannya menjangkau area di luar Indonesia saat ini.

Kerajaan Sriwijaya pada masa kejayaan juga menguasai Selat Malaka yang merupakan jalur utama perdagangan antara India dan China. Maharaja Sriwijaya mendapat kekayaan dari barus, cengkih, cendana, pala, dan gajah. Kapal pengawal pedagang menjaga wilayah perdagangan dari orang yang singgah tanpa izin.

Sementara itu, secara kebudayaan, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pembelajaran Budha. Hal ini disebabkan karena wilayah kerajaan menjadi tempat perteuan pendeta India dan China yang berlayar. Sejumlah pendeta Budha kelak menjadi salah satu sumber sejarah keberadaan Kerajaan Sriwijaya, di antaranya yaitu I-Tsing, Sakyakirti, Dharmakirti, dan Atisa.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya

Peperangan dengan Jawa

Kendati makmur, raja-raja setelah generasi Sri Marawijaya disibukkan oleh peperangan dengan Jawa pada tahun 922 M dan 1016 M.

Tingginya Bea Masuk Pelabuhan

Bea masuk ke pelabuhan dan kondisi politik di Asia Barat dan Asia Tengah mengakibatkan lesunya pelayaran di wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Bea masuk pelabuhan merupakan sumber perekonomian penting bagi Kerajaan Sriwijaya di Sumatra, seperti dikutip dari Sejarah Islam Indonesia I oleh Prof. Dr. Ahwan Mukarrom, MA.

Serangan Kerajaan Cholamandala

Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran ketika diserang Raja Rajendra Chola, penguasa Kerajaan Cholamandala, India. Penyerangan Cholamandala ke Sriwijaya terjadi dua kali pada tahun 1007 dan 1023 M, disusul penawanan raja Sri Sanggramawijaya.

Menurut Mahadewa Adi Seta dalam Mengenal Kerajaan-Kerajaan Besar Nusantara, penyerangan Cholamandala terhadap armada Kerajaan Sriwijaya disebabkan persaingan bidang perdagangan dan perlayaran.

Lepasnya Wilayah Kekuasaan

Penyerangan oleh Kerajaan Cholamandala tersebut membuat Kerajaan Sriwijaya lemah dan banyak daerahnya melepaskan diri dari kekuasaan kerajaan. Sejumlah kekuatan di wilayah Kerajaan Sriwijaya pun mulai berani berekspansi ke luar nusantara, seperti Jambi yang mengirim utusan sendiri ke China pada 1082.

Ekspedisi Singasari

Ekspedisi Pamalayu dari Singasari, Jawa Timur terjadi pada 1275 M. Ekspedisi ini merupakan siasat untuk melemahkan kekuasaan politik dan ekonomi Kerajaan Sriwijaya atas Selat Malaka dan daerah jajahannya. Di samping itu, ekspedisi ini merupakan alat Kerajaan Singasari untuk meluaskan wilayah kekuasaan ke Sumatera.

Ekspansi China ke Asia Tenggara

Ekspansi China ke Asia Tenggara pada masa Kubilai Khan dari Mongol diteruskan oleh dinasti Ming. Ekspansi ini melemahkan kekuatan Kerajaan Sriwijaya yang semula berkuasa hingga Filipina.

Masuknya Pengaruh Islam

Menguatnya koloni muslim di daerah-daerah jajahan Kerajaan Sriwijaya membuat pengaruh kerajaan ini secara perdagangan dan budaya menurun. Salah satu daerah yang kuat terpengaruh kedatangan Islam, yaitu di Aceh Timur.

Pendukungan separatisme darah-daerah jajahan Sriwijaya oleh koloni muslim kelak memicu kemunculan kerajaan-kerajaan kecil bercorak Islam. Contohnya, yakni berpisahnya Kerajaan Samudera Pasai di pesisir Timur Aceh hingga kelak menjadi kerajaan Islam pertama di Indonesia.

Melemahnya Kerajaan Sriwijaya karena faktor-faktor di atas memudahkan penyerangan Kerajaan Majapahit pada kerajaan bercorak Budha tersebut. Nah, itu dia penyebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya. Selamat belajar, detikers!

Simak Video "Berselang Hampir 2 Tahun, Investigasi Jatuhnya Sriwijaya Air Terungkap"


[Gambas:Video 20detik]
(twu/pay)

Mengapa kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim dan faktor apa yang menyebabkan kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran?
Candi Bahal, Bukti Kemegahan dan Kejayaan Kerajaan Sriwijaya. ©2021 Merdeka.com/Bisa Munthe

Merdeka.com - Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim terbesar di Nusantara. Kerajaan ini mulai dikenal pada abad ke-19 ketika para ahli sejarah dan arkeologi mulai menyelidiki sejarah bangsa-bangsa di Asia Tenggara.

Lokasi Kerajaan Sriwijaya hingga kini masih menjadi perdebatan. Ada sejarawan yang menyakini bahwa lokasi Sriwijaya diduga terletak di Palembang, Sumatra. Namun, menurut Van Bemmelen dalam De Geologische Geschiedenis, Sriwijaya terletak di Jambi atau di sekitar teluk serta kota Palembang.

Kerajaan yang didirikan oleh Dapunta Hyang Srijayanegara ini mencapai puncak kejayaannya saat dipimpin oleh Balaputradewa. Setelah berakhirnya pemerintahan di bawah kekuasaan Raja Balaputradewa, Kerajaan Sriwijaya semakin hari semakin mengalami kemunduran. Hal ini bisa terjadi akibat adanya persaingan di bidang pelayaran dan juga perdagangan.

Di samping itu, masih banyak faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya.Lantas, apa saja penyebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya? Simak ulasannya yang dilansir dari journal.ugm.ac.id:

2 dari 4 halaman

Mengapa kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim dan faktor apa yang menyebabkan kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran?

©2018 Fatinia

Kerajaan Sriwijaya mencapai titik kejayaan pada masa kepemimpinan Balaputradewa sebagai raja kesepuluh. Setelah sepeninggalan Balaputradewa, Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran dan menyebabkan kerajaan besar ini runtuh. Ada beberapa penyebab runtuhnya Sriwijaya di antaranya sebagai berikut:

Letak Kota Palembang Semakin Jauh dari Laut

Kota Palembang sebagai ibukota Kerajaan Sriwijaya semakin jauh dari laut dan tidak strategis. Hal ini terjadi karena pengendapan lumpur yang dibawa oleh Sungai Musi yang menyebabkan proses pendangkalan dasar sungai pada Sungai Musi.

Ketika Kota Palembang semakin jauh dari laut, menyebabkan aktivitas kapal-kapal dagang tidak bisa singgah dan melakukan perdagangan.

Berkurangnya Kapal Dagang

Salah satu penyebab runtuhnya kerajaan Sriwijaya adalah berkurangnya kapal dagang yang singgah. Semakin sedikitnya kapal dagang yang singgah berakibat pada aktivitas jual-beli dan perdagangan samakin berkurang. Sehingga, pendapatan Kerajaan Sriwijaya dari pajak kapal juga semakin menurun.

3 dari 4 halaman

Mengapa kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim dan faktor apa yang menyebabkan kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran?
©2021 Merdeka.com/Bisa Munthe

Kondisi ekonomi Kerajaan Sriwijaya yang semakin melemah juga berdampak buruk bagi situasi politik dan pertahanan kerajaan ini. Hal inilah yang menjadikan penguasa Sriwijaya saat itu tidak bisa mengendalikan dengan baik daerah kekuasaannya. Sehingga, banyak daerah yang melepasakan diri dari Kerajaan Sriwijaya.

Banyaknya daerah yang melepaskan diri dari Kerajaan Sriwijaya juga membuat sektor militer semakin melemah, sehingga hal ini dimanfaatkan kerajaan lain untuk menyerang Sriwijaya, dan menjadi penyebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya.

Serangan dari Kerajaan Lain

Melihat kondisi militer Kerajaan Sriwijaya yang semakin melemah, banyak kerajaan lain yang menyerang Sriwijaya, salah satunya serangan dari Raja Teguh Darmawangsa. Pada tahun 990 M, Raja Teguh Darmawangsa menyerang wilayah Kerajaan Sriwijaya bagian selatan.

Tak hanya serangan dari Raja Teguh Darmawangsa, Kerajaan Sriwijaya juga mendapatkan serangan dari Kerajaan Colamandala. Kerajaan yang terletak di India Selatan ini menyerang Sriwijaya secara berangsur-angsur ke wilayah Semenanjung Malaka. Serangan dari Kerajaan Colamandala yang dipimpin oleh Raja Rajendracoladewa ini terjadi pada tahun 1017 M.

Kerajaan Sriwijaya juga mendapatkan serangan dari Kerajaan Majapahit. Serangan yang dipimpin oleh Adityawarman ini terjadi pada tahun 1477. Adanya serangan ini membuat Kerajaan Sriwijaya menjadi taklukkan Kerajaan Majapahit.Serangan ini semakin memperburuk keadaan Kerajaan Sriwijaya yang saat itu sedang berada pada arah kemundurannya.

4 dari 4 halaman

Salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya yaitu tidak adanya raja yang cakap dalam memimpin Kerajaan Sriwijaya. Setelah sepeninggal Raja Balaputra, tidak ada lagi pemimpin yang dapat mengendalikan Kerajaan Sriwijaya dengan baik. Sehingga menyebabkan Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran dan terlihat keruntuhannya secara perlahan.

Perkembangan Agama Islam yang Semakin Pesat

Penyebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya selanjutnya yaitu semakin pesatnya perkembangan agama Islam di Nusantara. Agama Islam semakin berkembang pesat terjadi pada abad ke-12 M, di mana pengaruh agama Islam semakin kuat dan berpengaruh di Nusantara.

Banyaknya kerajaan yang bercorak Islam membuat wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya semakin kecil. Pasalnya, kerjaan-kerajaan bercorak islami tersebut mulai menguasai sebagian wilayah Kerajaan Sriwijaya. Hal inilah yang menjadi salah satu puncak penyebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya.

[jen]