Mengapa keberagaman menjadi faktor yang dapat mempersatukan masyarakat Indonesia

Senin (19/10), bagaimana budaya ikut menentukan arah kemajuan peradaban suatu bangsa menjadi pembuka wacana para pegawai KPKNL Metro. Tepat pukul 09.00 WIB, para pegawai KPKNL Metro telah tune in di depan perangkat masing-masing untuk mengikuti Webiner Budaya Perekat Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Webinar ini  digelar sebagai salah satu rangkaian Gebyar Daring 14 Tahun Pengelolaan Kekayaan Negara dan Lelang. Nobar di lantai 3 KPKNL Metro menjadi pilihan untuk menyaksikan dan menyimak webinar ini secara bersama, yang tentunya tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegaha penyebaran Covid 19. Bagi para pegawai  yang WFH maupun dalam tugas dinas pun tetap dapat mengikutinya disela penyelesaian tugasnya melalui media smartphone.

Kolaborasi Kanwil DJKN Lampung Bengkulu dan Kanwil DJKN RSK, berhasil dengan apik menyajikan bagaimana budaya yang beragam di Indonesia dapat menjadi pemersatu bangsa. Webinar yang dilaksanakan  melalui media daring ini telah diikuti lebih dari 700 partisipan yang mengakses melalui media Zoom. Untuk memperluas jangkauan peserta, webinar juga dapat disaksikan  melalui kanal Youtube Sekretariat DJKN.  Kepala Kanwil DJKN Lampung dan Bengkulu selaku Moderator telah berhasil membawa webinar ini menjadi menarik untuk disimak.  Isa rachmatarwata, Dirjen Kekayaan Negara menjadi Keynote Speech-nya.  Untuk lebih dalam mengulas tentang budaya sebagai pemersatu bangsa dihadirkan oleh tiga narasumber, yakni Umar Ahmad, Bupati Tulang Bawang Barat, Sudarsono Kepala Kanwil DJKN RSK dan Sadwika Salain, Budayawan Indonesia.

 Budaya merupakan salah satu sudut pandang yang diyakini akan bisa memberikan warna yang lebih baik dalam pelaksanaan tugas DJKN. Budaya diharapkan mampu menjadi jawaban dari ide-ide yang selama ini mentok, dan tidak bisa dikembangkan lagi. Bukan hanya berpedoman pada literatur modern tapi belajar dari budaya yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia, menjadi poin penting yang disampaikan oleh Isa Rachmatarwata, Dirjen Kekayaan Negara, dalam membuka webinar. Indonesia memiliki keragaman budaya yang mampu digali dan dikembangkan untuk menambah varian pada cara kerja dan dalam menghadapi berbagai tantangan yang akan dihadapi oleh DJKN di masa mendatang. “Saya berharap para pegawai DJKN dapat mengkombinasikan kearifan lokal tanpa melepaskan nilai-nilai dasar Kementerian Keuangan,” tegas Isa.

Umar Ahmad, Bupati Tulang Bawang Barat (Tubaba), menjadi narasumber pertama yang menyampaikan materi tentang budaya, beliau menegaskan bahwa dibawah kepemimpinannya, Ia mengubah Tubaba menjadi kapubaten budaya yang berbasis ekologi. Untuk mewujudkan impiannya, pada masyarakat Tubaba ditanamkanlah prinsip ‘nemen’ yaitu pekerja keras, ‘nedes’ tidak kenal menyerah, dan ‘nerima’ yaitu ikhlas,” ungkapnya. Berbagai perubahan telah ia inisiasi, meliputi pembangunan manusia, pembangunan fisik dan non-fisik. Peningkatan kualitas di semua bidang menjadi impian yang diharapkan secepatnya dapat terwujud di Tubaba

Brain biochemist, Sadwika Salain menjadi narasumber berikutnya yang berhasil secara lugas memaparkan kebudayaan nusantara dalam perspektif Brain Plasticity dan Catur Yuga. Bukti-bukti sejarah berupa teknologi arsitektur dan teknologi canggih lainnya di berbagai belahan dunia menunjukkan kemajuan peradaban manusia sejak zaman pra sejarah., dikarenakan kemampuan otak manusia untuk beradaptasi dengan faktor internal dan faktor eksternal dalam pemahaman brain plasticity dan biomagnetic field.

Bagaimana keragaman kearifan lokal yang dimiliki Indonesia mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), disampaikan secara detail oleh Sudarsono, Kepala Kanwil DJKN RSK. Beliau mengaitkan budaya dengan fungsi Aparatur SipiL Negara (ASN) sebagai perekat dan pemersatu bangsa sesuai dengan UU No.5 Tahun 2014. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, ASN harus memiliki kompetensi sosiokultural. Dimana pun ASN bertugas dengan kompetensi yang dimilikinya, diharapkan  ia dapat mudah beradaptasi yang tentunya selalu  menghargai budaya serta adat istiadat setempat dan tetap terjaga produktifitasnya.

Memasuki sesi tanya jawab, terlihat antusiasme para peserta untuk mengetahui lebih jauh tentang budaya dan bagaimana keberagaman budaya dapat mempersatukan bangsa. Setiap pertanyaan yang disampaikan, direspon  narasumber dengan penjelasan dan uraian secara gamblang, yang tentunya semakin membuka cakrawala para peserta webinar akan arti pentingnya budaya. Sesi tanya jawab ini menjadi penutup  Webinar.

Dilihat 92,992 pengunjung

Adakah Sobat SMP di sini yang punya teman berbeda suku ataupun agama? Jika ada, kalian sangat beruntung karena dapat mengenal budaya serta ajaran baru. Selain itu, lingkungan yang majemuk bisa memberikan kalian referensi pertemanan yang lebih luas.

Indonesia adalah negara dengan sejuta keberagaman. Keberagaman yang ada telah menjadi simbol persatuan dan dikemas dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu, kita harus menjaganya agar tetap utuh dan harmonis.

Namun, belakangan ini Indonesia kerap mengalami krisis toleransi. Perbedaan yang ada justru menimbulkan perpecahan. Padahal, perbedaan itu sendirilah yang seharusnya membuat Indonesia menjadi indah karena lebih “berwarna”.

Sebagai warga negara yang baik, kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan menganut paham toleransi. Jangan sampai Indonesia terpecah-belah akibat isu-isu negatif. Ingat kata pepatah, “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.”

Bentuk keberagaman di Indonesia

Indonesia adalah negara yang kaya, baik dari segi sumber daya alam maupun keberagamannya. Ada beberapa bentuk keberagaman di Indonesia, mulai dari keberagaman suku, keberagaman agama, keberagaman ras, dan juga keberagaman anggota golongan.

Keberagaman suku

Indonesia adalah negara kepulauan. Dari geografis yang berbeda-beda tersebut, Indonesia memiliki banyak sekali suku. Suku bangsa atau yang disebut juga etnik dapat diartikan sebagai pengelompokan atau penggolongan orang-orang yang memiliki satu keturunan. Selain itu, kelompok suku bangsa ditandai dengan adanya kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku atau ciri-ciri biologis yang dimiliki.

Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya. Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok suku, lebih tepatnya 1.340 suku bangsa. 

Keberagaman agama

Indonesia adalah negara yang religius. Hal itu dibuktikan dalam sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Kebebasan dalam beragama dijamin dalam UUD 1945 pasal 29 yang menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Di Indonesia sendiri, ada enam agama yang diakui oleh negara. Agama-agama yang diakui oleh negara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan juga Konghucu. Keenam agama harus hidup berdampingan di masyarakat dengan prinsip toleransi antarumat beragama.

Keberagaman ras

Baca Juga  Mengenal 7 Museum Batak di Kawasan Danau Toba

Ras merupakan klasifikasi yang digunakan untuk mengategorikan manusia melalui ciri fenotipe (ciri fisik) dan asal usul geografis. Asal mula keberagaman ras di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor seperti bangsa asing yang singgah di Tanah Air, sejarah penyebaran ras dunia, dan juga kondisi geografis. 

Ada beberapa ras yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Ras Malayan-Mongoloid yang berada di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi. Ras Melanesoid mendiami wilayah Papua, Maluku, dan juga Nusa Tenggara Timur. Selain itu, ada juga ras Asiatic Mongoloid yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, yaitu seperti orang Tionghoa, Jepang, dan Korea. Terakhir, ada ras Kaukasoid, yaitu orang-orang India, Timur-Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.

Keberagaman anggota golongan

Dalam masyarakat multikultural, keberagaman golongan bisa terjadi secara vertikal dan horizontal. Untuk vertikal, terdapat hierarki lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Contohnya seperti status sosial, pendidikan, jabatan, dan sebagainya. Secara horizontal, biasanya anggota golongan setara dan tidak ada hierarki. Namun, hal ini mengakibatkan banyak yang merasa anggota golongannya paling benar sehingga merendahkan anggota golongan lainnya. Contohnya adalah agama, idealisme, adat-istiadat, dan sebagainya.

Pentingnya menjaga toleransi di dalam keberagaman

Meskipun Indonesia adalah negara yang kaya akan perbedaan dan keberagaman, hal tersebut membuat Indonesia rentan terpecah-belah akibat perbedaan yang ada. Perpecahan di masyarakat bisa memicu konflik yang menimbulkan kerugian banyak pihak.

Oleh karenanya, diperlukan sifat toleran dan juga tenggang rasa terhadap perbedaan dan kemajemukan di masyarakat. Sifat toleransi haruslah ditanamkan sejak dini supaya bisa menerima perbedaan yang ada.

Contoh perilaku toleransi seperti memberikan kesempatan kepada tetangga melakukan ibadahnya, tolong-menolong antarwarga ketika melaksanakan hari raya, dan tidak membeda-bedakan tetangga, dan menghargai perbedaan budaya yang ada.

Sikap dan perilaku toleransi terhadap keberagaman masyarakat merupakan kunci untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan, serta mencegah proses perpecahan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Setiap individu hendaknya mengaplikasikan perilaku toleran terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan antargolongan.

Referensi: Modul PPKN SMP Terbuka Keberagaman Suku, Ras, Agama, dan Antargolongan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika untuk kelas VII terbitan Direktorat SMP tahun 2020

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP