Mengapa gadis penjual susu itu tidak berani mencampur dagangan dengan air seperti pedagang yang lain?

Jakarta - Khalifah Umar bin Khattabmemilih seorang gadis miskin pemerah susu, bernama Fatimah sebagai menantu. Fatimah dipilih karena kejujurannya. Kelak di kemudian hari cucu Fatimah atau buyut Umar bin Khattab menjadi khalifah. Seperti apa kisahnya?

Umar bin Khattab merupakan khalifah kedua yang berkuasa pada tahun 634 hingga 644. Selama masa kepemimpinannya, Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang adil dan sangat memperhatikan nasib rakyatnya.

Dikutip dalam buku berjudul 'The Khalifah' oleh Abdul Latip Talib, meski memiliki pegawai, namun Umar bin Khattab selalu terjun untuk menyelidiki kehidupan rakyatnya sehingga bisa memastikan tidak ada rakyatnya yang mengalami kesusahan. Hampir tiap malam dia 'meronda', berjalan sendirian untuk memastikan warganya hidup aman dan nyaman.

Suatu malam, di sela 'meronda', Khalifah Umar bin Khattab melepas lelah di ujung lorong di dekat rumah kecil. Terdengar keluhan seorang wanita "Wahai Tuhan, kehidupan kami diimpit kemiskinan. Namun, Khalifah Umar bin Khattab tidak pernah peduli kepada kami."

"Wahai ibuku, janganlah mengeluh. Sesungguhnya, Tuhan itu Maha Adil. Dia memberikan kita rezeki walaupun tidak dibantu oleh Khalifah Umar bin Khattab," Terdengarlah suara seorang gadis.

Tahulah Umar bin Khattab kalau di rumah itu tinggal seorang ibu bersama dengan anak gadisnya. Timbul penyesalan di hatinya karena tidak pernah sampai di tempat ini. Dia merasa bersalah karena tidak membantu keluarga miskin ini.

"Sore tadi ibu, memerah susu kambing. Besok, ibu akan membawa susu itu ke pasar. Semoga kita bisa membeli sedikit makanan dan keperluan kita."

"Saya doakan semoga besok ada orang yang membeli susu kambing kita. Jika ada uang yang tersisa setelah membeli bahan makanan dan keperluan kita, semoga ibu bisa membelikanku pakaian. Pakaianku yang ada sudah robak. Aku malu memakainya keluar rumah."

Umar bin Khattab merasa sedih mendengar ucapan gadis itu.

"Sebelum tidur, jangan lupa masukkan susu itu ke dalam botol. Besok pagi, Ibu akan membawanya ke pasar." Suara wanita itu jelas terdengar oleh Umar bin Khattab.

"Baiklah, Ibu, aku masukkan sekarang," sahut anak gadisnya.

Tiba-tiba, susu yang dituangkan ke dalam botol itu tumpah ke lantai. Dengan perasaan menyesal, gadis itu bersuara,"Maafkan aku, Ibu, karena susu yang aku tuangkan tumpah ke lantai. Jadinya tinggal separuh."

Dengan kesal, Ibunya berkata, "Wahai anakku, kita memerlukan uang untuk membeli makanan dan pakaianmu. Dengan susu yang sedikit itu, tentu tidak akan cukup."

"Wahai Ibu, apa yang harus aku lakukan?" Ucap anak itu sedih.

"Campurkan susu itu dengan air agar bertambah banyak." suruh ibunya.

Mengapa gadis penjual susu itu tidak berani mencampur dagangan dengan air seperti pedagang yang lain?
Ustadz Ferry Yudi Antonis memotivasi peserta Darul Arqam (DA) kelas V SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat). (Azizah/KLIKMU.CO)

Mengapa gadis penjual susu itu tidak berani mencampur dagangan dengan air seperti pedagang yang lain?

KLIKMU.CO – Puasa itu melatih pribadi yang jujur. Jangan ada dusta di antara kita. Demikian petikan materi yang disampaikan Ustadz Ferry Yudi Antonis saat mengawali motivasi kepada peserta Darul Arqam (DA) kelas V SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat), Kamis (14/4).

Ustadz Ferry lantas juga menceritakan kisah tentang gadis penjual susu. Di sebuah pasar ada seorang gadis beserta ibunya menjual susu. Ibu berkata pada anak gadisnya, “Dagangan kita sepi, lihatlah di sana dagangan mereka laris. Padahal susu kita murni, langsung diperah dari kambing. Sedangkan susu mereka dicampur dengan air. Harga susu mereka murah, karena kualitas yang tidak bagus.”

“Bismillah Bu, kalau sudah rezeki pasti tidak akan ke mana,” jawab sang anak.

Cerita selanjutnya, sisa susu tersebut disedekahkan pada fakir miskin di sekitar pasar. Namun, pada malam hari saat mau memerah susu, terbesit keinginan ibu untuk mencampur susu dengan air agar bisa laris seperti dagangan penjual susu yang lain.

Mengapa gadis penjual susu itu tidak berani mencampur dagangan dengan air seperti pedagang yang lain?

“Jangan Bu, jangan mencampur susu dengan air,” cegah sang gadis.

“Ndak apa-apa, ndak ada yang tahu,” ucap ibu.

“Kata Amirul Mukminin, Umar bin Khattab harus jujur,” ucap sang anak lagi.

“Amirul mukminin tidak akan tahu, sebab tidak melihat kita,” jawab sang ibu.

Masih menurut cerita Ustadz Ferry, di balik itu Khalifah Umar bin Khattab melihat dan mendengarkan semua percakapan antara si gadis dan ibu. Karena melihat kejujuran gadis tersebut, akhirnya Khalifah Umar bin Khattab menikahkan gadis tersebut dengan salah satu putranya.

“Itulah buah dari kejujuran,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ustadz Ferry mengungkapkan jujur itu dapat dibagi empat, yaitu jujur pada diri sendiri, jujur pada keluarga, jujur pada lingkungan, jujur pada agama, dan jujur pada Allah.

Kemudian, ia meminta siswa untuk menuliskan sepuluh kebohongan yang pernah dilakukan terhadap keluarga. Siswa pun mengingat-ingat hal yang tidak jujur apa yang pernah mereka lakukan. Banyak di antara mereka yang hanya mampu menulis satu kebohongan. Salah satu siswa yang mampu menulis tujuh hal yang tidak jujur adalah Nadhila fazila Usma Kelas V-D.

Nadhila, panggilan keseharianya, pun diminta ke depan untuk membaca hal yang tidak jujur yang sudah ditulis. Seperti adiknya menangis karena ia pukul, tapi ia tidak mengaku, dimintai ibunya beli apa ternyata malah beli petasan, tidak membersihkan rumah yang menjadi tugasnya, saat zoom sering video dimatikan, saat dicek sama ibunya bilangnya lagi jam kosong, dan masih banyak lagi.

Ustadz Ferry pun menegaskan bahwa Allah maha melihat semua yang manusia lakukan. Oleh karena itu, ia mengajak pada semua peserta DA untuk membiasakan berbuat jujur, terlebih saat bulan puasa adalah momen terbaik memupuk sifat-sifat terpuji.

“Kalau kita jujur akan penuh dengan keindahan,” ujarnya. (Azizah/AS)

Mengapa gadis penjual susu itu tidak berani mencampur dagangan dengan air seperti pedagang yang lain?

Mengapa gadis penjual susu itu tidak berani mencampur dengannya dengan air seperti pedagang yang lain?

Jawaban: Karena ia menjual susu murni sedangkan para penjual lain mencampurkannya dengan air oleh karena itu harganya lebih murah. Karena itu perbuatan curang yang tidak baik walaupun mereka melakukannya secara sembunyi- sembunyi Allah akan tetap tahu.

Siapakah nama khalifah yang menyamar saat mendengarkan percakapan penjual susu?

Mendengar jawaban dari anak penjual susu tersebut sang khalifah Umar sangat kagum, kemudian beliau pulang ke rumah. Keesokan harinya sang khalifah memanggil sanga anak yaitu Ashim bin Umar, kemudian khalifah tersebut menceritakan kisah yang ia dengar semalam.

Seorang wanita salihah dalam Kisah Teladan akhirnya menikah dengan putra sang khalifah yang bernama?

menikah dengan Abdul Aziz bin Marwan. Abdul Aziz adalah Gubernur Mesir.