Mengapa dalam surat al maun orang yang shalat disebut celaka


Page 2

فَوَیۡلࣱ لِّلۡمُصَلِّینَ ۝ ٱلَّذِینَ هُمۡ عَن صَلَاتِهِمۡ سَاهُونَ

"Maka celakalah orang yang shalat,
(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya". (Surat Al-Ma'un: 4 - 5)

Ayat ini dapat difahami terkait dengan ayat-ayat sebelumnya, yang berbicara tentang sifat pendusta agama.

Atau ayat ini merupakan pembahasan baru, tentang orang yang celaka, karena lalai dengan shalatnya.

Baca Juga: Dalil-Dalil Tentang Anjuran Agar Selalu Berdzikir Kepada Allah

Jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka ciri ketiga dari pendusta agama ialah selalu lalai dengan shalatnya.

Atha' bin Dinar seperti dikutip oleh Imam Ibnu Katsir mengatakan, 'Alhamdulillah, Allah swt menyebut عَنْ صَلاتِهِمْ, bukan فِي صَلَاتِهِمْ

Kalimat عَن صَلَاتِهِمۡ dimaknai lalai dengan shalatnya, seperti mengakhirkan waktu shalat, tidak menepati rukun dan syaratnya.

Baca Juga: Keutamaan Kalimat Tauhid, Kebaikan Yang Utama Dalam Islam

Ibnu Abbas ra memahami maksud 'lalai dengan shalatnya', dengan selalu menunda-nunda waktu shalat, tidak menyegerakannya.***


Page 3

SERAMBINEWS.COM - Ternyata tidak semua orang yang melakukan ibadah salat ibadahnya langsung diterima oleh Allah SWT.

Bahkan Allah menyebut orang yang mendirikan salat tersebut berada dalam kondisi celaka karena perbuatan yang dilakukannya.

Penjelasan tentang orang yang salat tapi dia disebut celaka oleh Allah dijelaskan dalam surat Al-Ma'un ayat 4-7. Yang bunyinya sebagai berikut:

Ayat: 4. فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ - ٤

fa wailul lil muṣalliin

Artinya: Maka celakalah orang yang salat,

Ayat: 5. الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ - ٥

alladziina hum 'an ṣalaatihim saahụn

Artinya: (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,

Ayat: 6. الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ - ٦

alladziina hum yuraaụn

Artinya: yang berbuat riya

Ayat: 7. وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ ࣖ - ٧

wa yamna'uụnal-maa'ụn

Artinya: dan enggan (memberikan) bantuan.

• Sahkah Puasa Ramadhan jika Mandi Wajib Setelah Imsak? Begini Penjelasannya

• Venezuela Tangkap Dua Tentara AS, Rencanakan Pembunuhan Presiden Nicolas Maduro

• Nuzulul Quran pada Malam 17 Ramadhan, Ini Amalan yang Dilakukan Rasulullah SAW dan Penjelasannya

• Netizen Pertanyakan Besaran Zakat Fitrah Per Jiwa, Ini Penjelasan Kepala Kemenag Aceh Singkil

Dikuti dari website kemenag.go.id, tafsir dari ayat tersebut sebagai berikut:

Tafsir Ringkas Kemenag

Maka binasa dan celakalah orang yang salat yang memiliki sifat-sifat tercela berikut.

Yaitu orang-orang yang lalai terhadap salatnya, di antaranya dengan tidak memenuhi ketentuannya, mengerjakannya di luar waktunya, bermalas-malasan, dan lalai akan tujuan pelaksanaanya.

Tidak hanya itu, mereka jugalah orang-orang yang berbuat ria, baik dalam salatnya maupun semua perbuatan baiknya.

Dia beramal tanpa rasa ikhlas, melainkan demi mendapat pujian dan penilaian baik dari orang lain.

Dan di samping itu, mereka juga enggan memberikan bantuan kepada sesama, bahkan untuk sekadar meminjamkan barang keperluan sehari-hari yang sepele.

Hal ini mengindikasikan buruknya akhlak mereka kepada orang lain.

Dengan begitu, lengkaplah keburukan mereka. Selain tidak beridabah kepada Tuhan dengan sempurna, mereka pun tidak berbuat baik kepada manusia.

• 15 Keistimewaan 10 Hari Kedua Bulan Ramadan yang Penuh Ampunan, Baca Doa Ini

• Kabar Gembira dari Jerman, Angka Kematian Akibat Corona Menurun, Masjid-masjid akan Segera Dibuka

• 15 Keistimewaan 10 Hari Kedua Bulan Ramadan yang Penuh Ampunan, Baca Doa Ini

Tafsir Kemenag

Dalam ayat-ayat ini, Allah mengungkapkan satu ancaman yaitu celakalah orang-orang yang mengerjakan salat dengan tubuh dan lidahnya, tidak sampai ke hatinya.

Dia lalai dan tidak menyadari apa yang diucapkan lidahnya dan yang dikerjakan oleh anggota tubuhnya. Ia rukuk dan sujud dalam keadaan lalai, ia mengucapkan takbir tetapi tidak menyadari apa yang diucapkannya.

Semua itu adalah hanya gerak biasa dan kata-kata hafalan semata-mata yang tidak mempengaruhi apa-apa, tidak ubahnya seperti robot.

Perilaku tersebut ditujukan kepada orang-orang yang mendustakan agama, yaitu orang munafik.

Ancaman itu tidak ditujukan kepada orang-orang muslim yang awam, tidak mengerti Bahasa Arab, dan tidak tahu tentang arti dari apa yang dibacanya.

Jadi orang-orang awam yang tidak memahami makna dari apa yang dibacanya dalam salat tidak termasuk orang-orang yang lalai seperti yang disebut dalam ayat ini.

Allah selanjutnya menambah penjelasan tentang sifat orang pendusta agama, yaitu mereka melakukan perbuatan-perbuatan lahir hanya semata karena ria, tidak terkesan pada jiwanya untuk meresapi rahasia dan hikmahnya.

Allah menambahkan lagi dalam ayat ini sifat pendusta itu, yaitu mereka tidak mau memberikan barang-barang yang diperlukan oleh orang-orang yang membutuhkannya, sedang barang itu tak pantas ditahan, seperti periuk, kapuk, cangkul, dan lain-lain.

Keadaan orang yang membesarkan agama berbeda dengan keadaan orang yang mendustakan agama, karena yang pertama tampak dalam tata hidupnya yang jujur, adil, kasih sayang, pemurah, dan lain-lain.

Sedangkan sifat pendusta agama ialah ria, curang, aniaya, takabur, kikir, memandang rendah orang lain, tidak mementingkan yang lain kecuali dirinya sendiri, bangga dengan harta dan kedudukan, serta tidak mau mengeluarkan sebahagian dari hartanya, baik untuk keperluan perseorangan maupun untuk masyarakat.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mendirikan Salat Tapi Allah Masih Kategorikan Orang Celaka, Berikut Tafsir Surat Al-Ma'un 4-7

Mengapa dalam surat al maun orang yang shalat disebut celaka
lihat foto
Mengapa dalam surat al maun orang yang shalat disebut celaka

madrasatelquran.com

Dalam surat Al-Maun ayat 4-7, Allah SWT menjelaskan orang-orang yang mendirikan salat tapi dia berada dalam kondisi celaka. 

TRIBUNNEWS.COM - Ternyata tidak semua orang yang melakukan ibadah salat ibadahnya langsung diterima oleh Allah SWT.

Bahkan Allah menyebut orang yang mendirikan salat tersebut berada dalam kondisi celaka karena perbuatan yang dilakukannya.

Penjelasan tentang orang yang salat tapi dia disebut celaka oleh Allah dijelaskan dalam surat Al-Ma'un ayat 4-7. Yang bunyinya sebagai berikut:

Ayat: 4. فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ - ٤

fa wailul lil muṣalliin

Artinya: Maka celakalah orang yang salat,

Ayat: 5. الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ - ٥

alladziina hum 'an ṣalaatihim saahụn

Artinya: (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,

Ayat: 6. الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ - ٦

Tafsir Ringkas Kemenag

Maka binasa dan celakalah orang yang salat yang memiliki sifat-sifat tercela berikut. Yaitu orang-orang yang lalai terhadap salatnya, di antaranya dengan tidak memenuhi ketentuannya, mengerjakannya di luar waktunya, bermalas-malasan, dan lalai akan tujuan pelaksanaanya.

Tidak hanya itu, mereka jugalah orang-orang yang berbuat ria, baik dalam salatnya maupun semua perbuatan baiknya. Dia beramal tanpa rasa ikhlas, melainkan demi mendapat pujian dan penilaian baik dari orang lain.

Dan di samping itu, mereka juga enggan memberikan bantuan kepada sesama, bahkan untuk sekadar meminjamkan barang keperluan sehari-hari yang sepele. Hal ini mengindikasikan buruknya akhlak mereka kepada orang lain. Dengan begitu, lengkaplah keburukan mereka. Selain tidak beridabah kepada Tuhan dengan sempurna, mereka pun tidak berbuat baik kepada manusia.

Tafsir Kemenag

Dalam ayat-ayat ini, Allah mengungkapkan satu ancaman yaitu celakalah orang-orang yang mengerjakan salat dengan tubuh dan lidahnya, tidak sampai ke hatinya. Dia lalai dan tidak menyadari apa yang diucapkan lidahnya dan yang dikerjakan oleh anggota tubuhnya. Ia rukuk dan sujud dalam keadaan lalai, ia mengucapkan takbir tetapi tidak menyadari apa yang diucapkannya.

Semua itu adalah hanya gerak biasa dan kata-kata hafalan semata-mata yang tidak mempengaruhi apa-apa, tidak ubahnya seperti robot.

Perilaku tersebut ditujukan kepada orang-orang yang mendustakan agama, yaitu orang munafik. Ancaman itu tidak ditujukan kepada orang-orang muslim yang awam, tidak mengerti Bahasa Arab, dan tidak tahu tentang arti dari apa yang dibacanya. Jadi orang-orang awam yang tidak memahami makna dari apa yang dibacanya dalam salat tidak termasuk orang-orang yang lalai seperti yang disebut dalam ayat ini.

Allah selanjutnya menambah penjelasan tentang sifat orang pendusta agama, yaitu mereka melakukan perbuatan-perbuatan lahir hanya semata karena ria, tidak terkesan pada jiwanya untuk meresapi rahasia dan hikmahnya.

Allah menambahkan lagi dalam ayat ini sifat pendusta itu, yaitu mereka tidak mau memberikan barang-barang yang diperlukan oleh orang-orang yang membutuhkannya, sedang barang itu tak pantas ditahan, seperti periuk, kapuk, cangkul, dan lain-lain.

Keadaan orang yang membesarkan agama berbeda dengan keadaan orang yang mendustakan agama, karena yang pertama tampak dalam tata hidupnya yang jujur, adil, kasih sayang, pemurah, dan lain-lain. Sedangkan sifat pendusta agama ialah ria, curang, aniaya, takabur, kikir, memandang rendah orang lain, tidak mementingkan yang lain kecuali dirinya sendiri, bangga dengan harta dan kedudukan, serta tidak mau mengeluarkan sebahagian dari hartanya, baik untuk keperluan perseorangan maupun untuk masyarakat.