Latihan inti merupakan kegiatan pokok dari kegiatan yang bertujuan untuk

selingan diantara dua kegiatan atau transisi. Urutan gerakan dalam aktivitas jasmani secara formal atau metodik dalam menyampaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :

I. Pendahuluan atau latihan pemanasan atau warming up

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan : a. menaikkan suhu badan, b. menyiapkan baik jasmani maupun rohani agar dapat melakukan latihan inti dengan baik , c. agar tidak terjadi cedera Latihan ini dilakukan dengan cara berjalan, berlari atau permainan sederhana yang memerlukan gerakan tangan, kepala, badan atau kaki. Waktu pemanasan ini sebaiknya jangan terlalu lama, agar anak tidak mengalami kelelahan  5 menit.

II. Latihan inti

Kegiatan ini merupakan kegiatan pokok dari perkembangan fisik. Latihan inti dimaksudkan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut : a. Latihan peregangan dan kelenturan otot Latihan peregangan dan kelenturan tubuh biasanya kita sebut latihan tubuh yang bertujuan untuk melatih penguluran,penguatan, pelemasan, pelepasan. b. Latihan keseimbangan badan Biasanya dilakukan dengan cara bertumpu pada salah satu kaki, meniti di atas papan titian, berjalan jinjit lurus ke depan, maupun berjalan mundur dengan menutup mata. c. Latihan kekuatan dan ketangkasan badan Kegiatan ini dilakukan dengan cara melatih otot-otot tangan dan kaki atau dengan berlari melewati rintangan, bisa juga dengan memindahkan benda dari tempat yang satu ke tempat yang lain. d. Latihan berjalan, berlari, melompat dan meloncat Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara berjalan, berlari, melompat dan meloncat dari tempat yang satu ke tempat yang lain.

III. Latihan penenangan

Latihan penenangan bertujuan untuk mengembalikan suhu badan ke keadaan semula setelah melakukan berbagai kegiatan fisik agar suhu badan anak menjadi turun sehingga siap melakukan kegiatan berikutnya. Latihan penenangan biasa diisi dengan koreksi-koreksi gerakan yang tadi sudah dilakukan, nyanyian-nyanyian atau dengan pemberian rewards. Menurut Widodo Judarwanto 2011 dalam http:childrenclinic.wordpress.com, Stimulasi yang dapat diberikan untuk mengoptimalkan perkembangan motorik anak adalah:  Lakukan stimulasi dan permainan yang bersifat : kemampuan kontrol motorik koordinasi mata dan tangan, kemampuan memecahkan persoalan, emampuan mengikuti petunjuk dan arahan, kemandirian dan kepercayaan diri dan melatih swensitivitas indra peraba.  Keterampilan berolah raga seperti senam atau menggunakan alat-alat olah raga. Dan latihlah gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat dan berlari.  Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot. Jika kegiatan anak di dalam ruangan, pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Selain itu, penyediaan peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong anak untuk memanjat, koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian bawah. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan motorik kasar. Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina secara perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari. Lingkungan luar ruangan tempat yang baik bagi anak untuk membangun semua keterampilan ini.  Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara anak-anak menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan mengumpulkan batu-batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya dan bermain permainan di luar ruangan seperti kelereng. Pengembangan motorik halus ini merupakan modal dasar anak untuk menulis. Berlatih secara rutin keterampilan untuk menulis dan menggambar.  Latihan ketrampilan motorik kasar dan keseimbangan seperti bermasin ayunan, renang, bermain luncuran, berjalan di atas balok titian, bermain ayunan. Pada bayi dilakukan dengan senam bayi atau berlatih keseimbangan dengan balon karet dilakukan posisi duduk, tengkurap dan terlentang di atas ba;on karet tersebut dann dilakukan gerakan atau goyangan dalam 5-15 menit secara kontinyu dan bertahap.  Status gizi dan asupan nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan motorik anak. Pada keadaan kurang energi dan potein KEP, anak menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan tidak mampu berkonsentrasi. Akibatnya, anak dalam melakukan kegiatan eksplorasi lingkungan fisik di sekitarnya hanya mampu sebentar saja dibandingkan dengan anak yang gizinya baik, yang mampu melakukannya dalam waktu yang lebih lama. Untuk melakukan suatu aktivitas motorik, dibutuhkan ketersediaan energi yang cukup banyak. Tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari melibatkan suatu mekanisme yang mengeluarkan energi yang tinggi, sehingga yang menderita KEP Kurang Energi Protein biasanya selalu terlambat dalam perkembangan motor milestone. Sebagai contoh, pada anak usia muda, komposisi serat otot yang terlibat dalam pergerakan kontraksi kurang berkembang pada anak yang kurang gizi. Keadaan ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tulang sehingga terjadi pertumbuhan badan yang terlambat.  Permainan yang sangat membantu mengasah kemampuan motorik halus si kecil, dan yang tak kalah penting mereka menyukainya. Salah satu contohnya adalah memasukkan kunci dalam celah. Caranya : Ambil lima kunci yang besarnya hampir sama. Buatlah sebuah celah pada tutup kaleng yang terbuat dari plastik. Celah ini harus cukup besar sehingga kunci akan lebih mudah masuk ke wadah dengan sedikit dorongan. Kemudian minta sikecil untuk memaskkan kunci-kunci ini ke dalam wadah melalui celah tutup. Kunci yang dimasukkan ini akan mengeluarkan bunyi bila terjatuh ke dalam dasar keleng. Tirukan secara verbal bunyi kunci yang jatuh ini. inta sikecil menjatuhkan semua kunci ini sampai semuanya berada dalam kaleng. Selanjutnya buka tutup kaleng, keluarkan semua kunci dan ulangi masukkan lewat celah seperti langkah awal di atas. Sebagai variasi benda-benda lain dapat digunakan. Misalnya kancing, uang logam dan benda-benda lain yang dapat masuk lewat celah. Benda-benda ini tidak hanya memberikan pengalaman baru untuk si kecil. Kesimpulan Anak Usia Taman Kanak-kanak dimulai dari usia empat tahun sampai dengan usia enam tahun, stimulasi gerakan yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan, dan perkembangan jasmani serta rohani. Agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Perkembangan Motorik di usia tersebut meliputi perkembangan dari unsur pengembangan dan pengendalian gerak tubuhmenggunakan otot-otot halus yang berkoordinasi dengan otak dalam melakukan sesuatu kegiatan motorik kasar merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik berkembang dengan kematangan syarat dan otot. Sedangkan motorik halus meliputig erakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Kemampuan motorik setiap anak berbeda, pada umumnya anak yang mempunyai kemampuan motorik halus baik mengalami kemampuan motorik kasar yang kurang baik begitu juga sebaliknya. Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll. Secara umum terdapat kelompok anak dengan kemampuan motorik halus lebih dominan dan kemampuan motorik kasar lebih dominan. Stimulasi dan intervensi sejak dini untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan motorik harus dilakukan sejak dini sesuai dengan kelebihan dan kekurangannya. Orangtua harus dapat memahami dan mendeteksi kelebihan dan kekurangan kecerdasan motorik anak sehingga dapat meningkatkan prestasi pada kelebihannya tetapi sebaliknya dapat melatih kekurangannya agar tidak lebih tertinggal. Kelebihan motorik halus dan motorik kasar seorang anak bila terdeteksi sejak dini dan dilakukan stimulasi dan latihan lebih rutin sejak kecil akan menghasilkan prestasi besar sesuai dengan kelebihan tingkat motoriknya. Bila tidak dilakukan stimulasi dan latihan Ssejak dini hanya akan menghasilkan sekedar hobi bagi aktifitas yang digelutinya. Daftar Pustaka Awi Muhadi Wijaya 2009. Pentingnya Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini tumbuh Kembang SDIDTK Anak. Jakarta, Depdiknas. Eka Lzaty Rita, dkk 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Pres. Endah, 2008. Perkembangan Motorik-2. Dalam http:amore87.wordpress.com20091105 . Diakses 27 Juli 2012, pukul: 09.57. Hariweni, 2003. Aplikasi Perkembangan Motorik. http:kharicmayanda.blogspot.com201008 . Diakses 29 Juli 2012 pukul: 10.23. Soetjiningsih 2002. Tumbuh Kembang anak. Cetakan II, EGC, Jakarta Tin Herawati 2011. Stimulasi Perkembangan Motorik. Dalam http:ikk.fema.ipb.ac.idv2 index.php?option=com_contentview=articleid=1753 Astimulasi-perkembangan-motorik- dan-kecerdasan anakcatid=203AterbaruItem. Diakses 29 Agustus 2012 pukul 04:12. Toho Cholik Mutohir Gustaf. 2004. Perkembangan Motorik Pada Masa Anak-anak. Jakarta. Proyek Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Olahraga, Dirjen Olahraga. Depdiknas. Widodo Judarwanto 2011. Stimulasi Untuk Mengoptimalkan Perkembangan Motorik. Dalam http:childrenclinic.wordpress.com. Diakses pada 29 Juli 2012 pukul: 10.30. Yudanto 2010. Stimulasi Gerak Dasar Siswa Sekolah Dasar Kelas Bawah. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, Volume 4, Nomor 2, Nopember 2007. FIK UNY Yusuf, 2004. Pentingnya Olahraga sebagai Stimulasi Motorik Anak. Dalam http:www.ibudanbalita.com . Diakses pada 29 Juli 2012 pukul: 10.23.