Larutan berikut yang jika dilarutkan dalam air tidak menghasilkan OH amin adalah

Teori asam basa. Dalam kehidupan sehari-hari kita cukup sering menjumpai senyawa asam basa baik dari makanan maupun barang yang digunakan. Salah satunya adalah detergen yang digunakan untuk mencuci pakaian, merupakan zat yang bersifat basa.

Asam basa merupakan larutan elektrolit. Larutan tersebut dapat pula dikenal dengan ciri khas, seperti asam mempunyai rasa masam contohnya cuka dapur, vitamin C, maupun jeruk nipis. Sedangkan basa mempunyai rasa pahit dan licin bila dipegang, seperti detergen, pasta gigi, maupun kapur sirih.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ada beberapa para ahli menjelaskan sifat asam dan basa melalui sebuah teori secara rinci. Setidaknya, ada 3 teori asam basa menurut para ahli antara lain Teori Arrhenius, Teori Bronsted-Lowry, Teori Asam Basa Lewis.

Ahli kimia yang berasal dari Swedia yaitu Svante Arrhenius menghubungkan sifat keasaman dengan ion hydrogen (H+) pada tahun 1884. Asam Arrhenius adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ dalam larutan, misalnya asam klorida (HCl) dan asam asetat (CH3COOH). Dengan persamaan reaksi dari asam klorida dan asam asetat sebagai berikut :

HCl (aq) → H+ (aq) + Cl (aq)

CH3COOH (aq) → Ch3COO– (aq) + H+ (aq)

Berdasarkan persamaan reaksi tersebut maka ciri khasnya adalah dalam pelarut air zat tersebut mengion menjadi hidrogen yang bermuatan positif  dengan lambing H+ dan ion yang bermuatan negative akan disebut dengan sisa asam.

(Baca juga: Daur Biogeokimia dan Jenisnya)

Disamping itu, basa Arrhenius adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH–. Misalnya natrium hidroksida (NaOH) dan ammonium hidroksida (NH4OH). Dimana, persamaan reaksi basa tersebut antara lain

NaOH (aq) → Na+ (aq) + OH– (aq)

NH4OH (aq) → Nh4+ (aq) + OH– (aq)

Basa yang dalam larutan banyak menghasilkan ion OH- disebut basa kuat, sedangkan yang sedikit menghasilkan ion OH- disebut dengan basa lemah. Tidak semua senyawa yang dalam rumus kimianya terdapat gugus hidroksida termasuk golongan basa.

Pada tahun 1923, ahli kimia Johannes Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin Lowry mengembangkan definisi asam dan basa berdasarkan kemampuan (donor) atau menerima (akseptor) proton (ion H+). Menurut konsep Bronsted dan Lowry, zat yang memiliki kecenderungan untuk menyumbangkan ion H+ pada zat lain adalah asam. Sedangkan zat yang memiliki kecenderungan untuk menerima ion H+ dari zat lain adalah basa.

Senyawa yang dapat bertindak sebagai asam basa Bronsted-Lowry disebut amfoter. Perhatikan reaksi berikut ini !

HCl (aq) + NH3 (aq)   →        NH4+ (aq)        +          Cl–(aq)

(asam)        (basa)                   (asam konjugasi)         (basa konjugasi)

Pada reaksi tersebut, asam klorida (HCl) menyumbangkan proton (H+) pada ammonia (NH3) dan membentuk ion ammonium yang bermuatan positif (NH4+) dan ion klorida yang bermuatan negatif (CI–). Sehingga NH3 merupakan basa Bronsted – Lowry karena menerima proton. Pada bagian produk, Cl- disebut dengan basa konjugasi dari HCl dan NH4+ disebut dengan asam konjugasi dari basa NH3.

Pada tahun 1923, Gilbert Newton Lewis seorang ahli kimia dari UC Berkeley mengusulkan teori alternative untuk menggambarkan asam dan basa. Teorinya menjelaskan tentang asam dan basa berdasarkan struktur dan ikatan.

Asam menurut Lewis adalah suatu zat yang mempunyai kecenderungan menerima pasangan electron dari basa. Contoh beberapa asam Lewis adalah SO3, BF3, maupun AlF3. Sedangkan basa menurut Lewis adalah zat yang dapat memberikan pasangan elektron. Basa lewis memiliki pasangan electron bebas, contohnya adalah NH3, Cl–, maupuan ROH. Lewis menjelaskan lebih lanjut bahwa reaksi asam basa merupakan reaksi serah terima pasangan elektron, sehingga terbentuk suatu ikatan kovalen koordinasi.

Hi, Sobat Zenius! Kali ini gue mau sharing materi larutan basa kelas 11. Yukkkkk… Sobat Zenius kelas 11, merapat!

Elo pernah memiliki riwayat penyakit maag gak? Maag merupakan kondisi di mana tubuh memproduksi asam lambung berlebih. Untuk mengobati maag tersebut, elo bisa menggunakan obat maag yang merupakan contoh basa yang bermanfaat untuk menetralisir asam lambung adalah antasida yang ampuh menetralkan kadar asam di dalam lambung. 

Sifat dari obat tersebut adalah basa. Dengan begitu, basa dalam antasida akan bereaksi dengan HCl atau asam lambung dan membuatnya netral. Sehingga, maag elo bisa teratasi.

Larutan berikut yang jika dilarutkan dalam air tidak menghasilkan OH amin adalah
Contoh basa dalam kehidupan sehari-hari (Dok. unsplash.com/freestocks)

Lalu, basa itu sebenarnya apa sih? Kok bisa digunakan sebagai obat maag, cara kerjanya bagaimana? Contoh basa lainnya apa aja? Apa aja ciri ciri larutan basa? Daripada semakin penasaran, langsung aja deh scroll ke bawah untuk mendapatkan jawabannya!

Apa Itu Larutan Basa?

Basa merupakan larutan. Sobat Zenius taukan kalau pH dari asam itu <7, nah sedangkan yang merupakan larutan basa memiliki pH > 7. 

Larutan yang bersifat basa adalah licin jika dilarutkan dalam air dan pada dasarnya zat yang bersifat basa memiliki rasa pahit! Eh tapi elo tidak boleh mencicipi suatu larutan untuk mengetahui apakah larutan tersebut termasuk dalam basa atau bukan. 

Bisa aja kan larutan yang elo cicipi ternyata bersifat korosif, tentu itu termasuk hal yang membahayakan. Untuk mengujinya, elo bisa menggunakan kertas lakmus dan fenolftalein.

Larutan berikut yang jika dilarutkan dalam air tidak menghasilkan OH amin adalah
Kertas Lakmus (Dok. Science Photo Library)

Seorang ilmuwan asal Swedia bernama Svante Arrhenius (1859-1897), menjelaskan bahwa basa zat yang melepaskan ion OH- dalam air.

Jika ada yang bertanya, NaOH asam atau basa? Jawabannya basa. Dan di bawah ini dengan basa Arrhenius digambarkan dalam M(OH)x yang diuraikan di dalam air sbb:

M(OH)x → Mx+ + xOH

Contohnya:

Natrium hidroksida = NaOH → Na+ + OH

Kalium hidroksida = KOH → K+ + OH

Kalsium hidroksida = Ca(OH)2 → Ca2+ + 2OH-

Dan menurut teori arrhenius NH4OH merupakan senyawa basa karena dapat melepaskan ion OH- dalam larutannya. 

NH4OH akan terurai sesuai dengan persamaan reaksi berikut:

NH4OH ⇌ NH4+ + OH-

Ciri-ciri Larutan Basa

Elo udah baca tentang larutan asam belum? Larutan basa memiliki sifat yang sangat berlawanan dengan larutan asam lho. Ciri-ciri larutan basa antara lain, sbb:

  1. Larutan basa menyumbangkan pasangan elektron atau menyumbangkan ion hidroksida (OH-).
  2. Sama seperti larutan asam, larutan basa juga termasuk elektrolit. Tingkat kekuatannya tergantung dari banyaknya ion yang dihasilkan dalam air. Sama seperti larutan asam, basa juga ada yang kuat dan lemah.
  3. Salah satu ciri suatu larutan bersifat basa yaitu memiliki rasa pahit dan licin saat dilarutkan dalam air. Contohnya sabun.
  4. Basa dapat mengubah warna indikator kertas lakmus merah menjadi biru.
  5. Basa dapat mengubah warna fenolftalein menjadi merah muda.
  6. Basa tidak bisa bereaksi dengan logam.
  7. Basa bisa bereaksi dengan asam untuk menjadi garam.

Perlu juga elo ingat bahwa meskipun basa bisa diuji dengan menggunakan indera perasa, yaitu rasa pahit. Tapi, elo tidak boleh asal mencicipi suatu larutan. Hal itu karena larutan basa bisa bersifat korosif dan berbahaya untuk elo.

Kekuatan Basa

Sebelumnya udah gue bahas juga tentang kekuatan asam. Hampir sama dengan kekuatan asam, bahwa kekuatan basa juga ditentukan oleh jumlah ion OH- dan derajat ionisasi. 

Basa yang dilarutkan dalam air akan mengalami reaksi peruraian menjadi ion. Dari situlah bisa ditentukan apakah larutan tersebut termasuk dalam basa kuat atau lemah. Selain itu, kekuatan basa juga bisa ditentukan oleh tetapan kesetimbangannya, yaitu tetapan ionisasi basa (Kb).

Reaksi kesetimbangan larutan basa bisa dituliskan seperti ini:

LOH (aq) ⇌ L+ (aq) + OH- (aq)

Tetapan ionisasi basa (Kb) bisa dirumuskan sbb:

Kb = [L+][OH-] / [LOH]

Basa Kuat

Basa kuat adalah larutan yang menghasilkan banyak ion dan terurai secara sempurna saat dilarutkan dalam air. Karena terionisasi sempurna, sehingga derajat ionisasinya (α=1). Contohnya adalah NaOH, KOH, LiOH, dan Ba(OH)2.

Berikut ini merupakan rumus ionisasi basa kuat:

[OH-] = x . [M(OH)x]

atau,

[OH-] = valensi basa . M

Basa Lemah

Apakah NH4OH basa kuat atau lemah? Jawabannya adalah basa lemah. Basa lemah adalah larutan yang menghasilkan sedikit ion dan sedikit terurai saat dilarutkan dalam air. Derajat ionisasi (0<α<1) Contoh basa lemah selain NH4OH adalah NaHCO3, Al(OH)3, AgOH.

Berikut ini merupakan rumus ionisasi asam kuat:

[OH-] = akar dari Kb.[M(OH)]

atau,

[OH-] =[M(OH)].α

Contoh Soal dan Pembahasan

Setelah kamu memahami tentang penjelasan materi larutan basa, sekarang kita masuk ke contoh soal dan pembahasan. Yuk, coba dan perhatikan soal beserta pembahasannya berikut ini!

Soal:

Tentukan konsentrasi ion OH- dalam masing-masing larutan berikut.

  1. KOH 0,004 M
  2. Al(OH)3 0,1 M jika Kb = 2,5 x 10^-6
  3. NH4OH 0,01 M jika terion sebanyak 5%

Pembahasan:

Larutan KOH merupakan basa kuat, sedangkan Al(OH)3 dan NH4OH termasuk basa lemah.

Larutan berikut yang jika dilarutkan dalam air tidak menghasilkan OH amin adalah

———-

Demikian pembahasan mengenai larutan basa. Nah, sekarang elo udah paham ‘kan sama larutan basa dan rumus ionisasinya? 

Agar lebih jelas lagi, elo bisa banget belajar materi larutan basa di video pembahasan materi Zenius atau untuk mempelajari materi Kimia lain bisa langsung klik banner di bawah. Semoga penjelasan di atas dapat bermanfaat untuk elo, ya. Have a nice day!

Larutan berikut yang jika dilarutkan dalam air tidak menghasilkan OH amin adalah

———-

Baca Juga Artikel Kimia Lainnya

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Sistem Periodik Unsur

Ikatan Kimia dan Jenisnya

Originally Published: February 25, 2021
Updated By: Arieni Mayesha