Kritik ilmiah memberikan analisis dan evaluasi yang bersifat

Soal Kritik Karya Seni Rupa kelas 10 SMA/MA - Adik adik semuanya, apa kabar? semoga sehat sehat saja ya, kebetulan kali ini kakak menyediakan untuk adik adik mengenai soal tentang mata pelajaran Seni Budaya yaitu Tentang Kritik karya seni rupa. Soal ini juga dilengkapi dengan Kunci jawaban sekaligus tersedia juga pembahasan. Semoga dengan adanya soal kritik karya seni rupa ini bisa membantu adik adik ya. Semangat!!

Kritik ilmiah memberikan analisis dan evaluasi yang bersifat
Contoh Soal Kritik Karya Seni Rupa kelas 10 SMA/MA

Soal Kritik Karya Seni Rupa

1. Idealnya kritikus karya seni memiliki wawasan sebagai berikut, antara lain …. 

a. memiliki karya seni yang banyak dan mengetahui maknanya 

b. memiliki latar belakang pendidikan seni dan aktif di sanggar seni 

c. memiliki pengalaman mengamati dan menghayati seni 

d. memiliki cita rasa seni secara khusus pada gaya tertentu 

e. propesional dalam memberikan penilaian penerapan seni 


Baca juga - Soal Seni Rupa Tiga Dimensi

2. Kritikus karya seni rupa Indonesia Jim Supangkat berpendapat, bahwa kritik seni rupa adalah ... 

a. memberikan masukan dan komentar terhadap karya seni. 

b. tulisan yang membahas karya seni rupa dalam bentuk ulasan karya. 

c. menguraikan permasalahan pembuatan komposisi seni pada gaya tertentu. 

d. Tulisan yang membahas perkembangan seni terutama pada masa sekarang. 

e. Uraian tentang kelemahan karya seni pada suatu buku atau seorang seniman. 

3. Dibawah ini adalah tujuan kritik seni, antara lain adalah… 

a. memperoleh kepuasan dalam memperbincangkan jenis seni 

b. aktivitas evaluasi pada pernyataan nilai baik karya seni 

c. pemahaman dalam mengartikan konsep seni lukis 

d. upaya penikmatan paka komposisi dan fariasi warna seni lukis 

e. mencari akar permasalan tentang gaya dan jenis seni 

4. Kritik yang cenderung dilakukan untuk mendidik adalah jenis kritik seni… 


Baca juga - Soal Pameran Seni Rupa

5. Jenis kritik ilmiah cocok dipergunakan di… 

6. Ciri kritik Jurnalistik adalah sebagai berikut, kecuali… 

c. memberi keluasaan diskusi 

e. netral dalam kebenaran 

7. Berikut adalah ciri-ciri dari jenis kritik seni rupa.. 

  • Dibuat oleh penulis umum 
  • Bersifat pop 
  • Mudah dicerna 


Baca juga - Soal Kritik Karya Seni Rupa

8. Kritik seni secara sederhana dapat didefinisikan sebagai berikut; 

a. uraian penafsiran dan penentuan nilai terhadap karya seni 

b. orang yang akhli dalam menilai baik/buruk karya seni 

c. orang yang menjelaskan dan penentuan nilai terhadap karya seni 

d. memahami kontek lukisan untuk penentuan nilai jual karya seni 

e. uraian penafsiran dan penentuan komposisi terhadap karya seni 

Baca juga - Soal Jenis dan Fungsi Alat Musik Tradisional

9. Ciri khas kritik akademis terletak pada ... 

10. Di bawah ini adalah kritik populer .... 

a. kritik yang dilakukan guru terhadap muridnya dengan tujuan meningkatkan kematangan teknik dan estetik 

b. kritik yang dilakukan setiap orang yang tertarik terhadap seni 

c. uraian penafsiran dan penentuan nilai terhadap karya seni 

d. kritik yang menampilkan analisis mendalam dengan data data  

e. kritik dilakukan orang umum yang menampilkan analisis mendalam 

11. Merujuk kepada pendapat Jim Supangkat, maka yang berhak mengkritisi adalah ... a. Seniman 


Baca juga - Soal Analisis Alat Musik Tradisional

12. Kritik seni adalah proses yang mengarah kepada penghakiman kualitatif atas karya seni dan hasil dari proses itu, adalah definisi kritik seni menurut ... 

d. Encyclopedia of World Art 

e. Kamus Besar Bahasa Indonesia 

13. Kritik yang cenderung dilakukan untuk menciptakan opini dan timbilnya kegiatan diskusi antara guru dengan peserta didik adalah jenis kritik seni… 

14. Tahapan penyajian kritik seni rupa adalah, kecuali ... 


Baca juga - Soal Apresiasi Pertunjukan Musik Tradisional

15. Penyajian kritik seni yang tidak benar adalah … 

a. pengumpulan data secara terperinci 

b. menguraikan dan mengkaji kualitas unsur pembentuk karya 

c. memberikan kesan, pendapat dan pandangan 

d. merubah privacy seniman agar memperbaiki karyanya 

e. pendapat yang bepijak pada data yang ada 

16. Teori penyajian kritik seni yang dibagi menjadi lima tahapan dikemukakan oleh ... 

17. Tahapan deskripsi pada kritik seni adalah upaya ... 

18. Salah satu aktivitas kehidupan seni adalah kontemplasi, dapat diartikan … 

a. perhatian terhadap masalah 

b. renungan dengan kebulatan pikiran 

c. keyakinan pada sesuatu 

e. memanfaatkan situasi dan kondisi 


Baca juga - Soal Konsep Bentuk dan Jenis Pertunjukan Alat Musik Tradisional

19. Orang yang ahli dalam menilai baik/buruk karya seni adalah ... 

20. Tokoh kritikus yang dijuluki pelukis kucing adalah ... 


Baca juga - Soal Seni Rupa dua Dimensi

Pembahasan : Seorang kritikus harus mempunyai pengalaman mengamati dan menghayati karya seni agar dengan pengalamannya dan kemampuannya dapat memberi kritik secara secara obyektif dan detail. 

Pembahasan : Kritik adalah suatu pembahasan atau mengulas karya yang diwujudkan dalam bentuk tulisan 

Pembahasan : Tujuan kritik seni adalah mengevaluasi tentang baik dan buruknya karya seni yang sejenis 


Baca juga - Soal Seni Rupa Tiga Dimensi

Pembahasan : Kritik pedagogik dilakukan pada proses belajar mengajar 

Pembahasan : Kritik ilmiah dilakukan di perguruan tinggi pembahasannya lebih mendalam dan didukung dengan metodologi dan penelitian karya yang dikritik 

Pembahasan : Ulasan dan uraian tentang seni atau pameran disampaikan oleh penulis untuk dibulikasikan dalam media masa  

Pembahasan : Penulis kritik bukan yang berasal dari ahli kritik tetapi mudah dipahami tanpa mempertimbangkan kritik tersebut tepat atau tidak 

Pembahasan : Kritik adalah berupa tulisan atau uraian tentang penafsiran atau menilai karya seni  

Pembahasan : Kritik akademis menggunakan metodologi dan penelitian sehingga menghasilkan analisa karya yang lebih mendalam. 

Pembahasan : Kritik yang dihasilkan oleh orang yg tertarik di bidang seni tanpa melihat apakah yang dilakukan tersebut tepat adau tidak 

Pembahasan : Apresiator adalah orang yang mampu mengamati, mencermati, memahami, menganalisis dan mengevaluasi pemikiran seseorang melalui karya seni. 


Baca juga - Soal Pameran Seni Rupa

Pembahasan : Pedagogik dilakukan pada saat proses belajar mengajar dilembaga pendidikan 

Pembahasan : Pembuatan kritik dapat dilakukan walaupun tidak sistematis, yang lebih diperlukan tahapan berikutnya adalah evaluasi 

Pembahasan : Setiap seniman mempunyai konsep dalam pembuatan karyanya sehingga mengkritik karya seni tidak sampai merubah privasi senimannya 

Pembahasan : Mengolah data karya menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat agar dimengerti oleh orang yang tidak mengalaminya secara langsung.  

Pembahasan : Kegiatan merenung merupakan aktivitas yang biasa dilakukan oleh seniman dalam rangkan mendapatkan ide atau konsep sebelum menciptakan karya seni.  

Pembahasan : Banyak mengambil thema dan obyek lukisannya dari hewan kucing 

Demikianlah informasi yang bisa kami sampaikan, mudah-mudahan dengan adanya Soal Kritik Karya Seni Rupa kelas 10 SMA/MA ini para siswa akan lebih semangat lagi dalam belajar demi meraih prestasi yang lebih baik. Selamat belajar!! 

Menurut P.A. van Gastel kritik yang pertama dituliskan di dunia ini bentuknya sangat berlainan. Kebanyakan kritik berhubungan dengan seni sastera dan kadang-kadang dituliskan dalam sebuah ceritera, dimana pembaca yang cerdas dapat menangkap isi kritik terhadap karya lain, meski tidak diketemukan secara langsung. Beda antara macam-macam kritik terletak pada cara menimbang yang dipakai. Aristoteles adalah contoh seorang kritikus yang dalam  beberapa hal meletakkan dasar bagi kritik klasik. Baginya harus ada sebuah timbangan yang dapat menimbang sampai di mana suatu karya seni itu dapat dikatakan berhasil atau tidak berhasil. Hal semacam ini yang dilakukan dalam kritik klasik. Ukuran yang pasti ditentukan, dan diukur karya seni tersebut tingkatan nilainya dibandingkan dengan ukuran standar yang telah ditetapkan. Melalui cara ini ditentukan apakah karya seni yang dikritik tersebut dapat dikategorikan sangat baik, baik, kurang baik, atau buruk.

Tata cara menimbang yang klasik semacam itu tampak obyektif, tetapi juga amat canggung. Ukuran-ukuran yang sudah ditentukan menolak perubahan dan perkembangan baru. Berhubung pada dasarnya manusia itu hidup, dan terus mengembangkan diri dengan karya-karyanya, tata cara menimbang yang klasik terasa seolah-olah tidak mau melihat kemajuan dan pembaruan dalam ukuran timbangannya. Hal ini membuat tata cara menimbang klasik dianggap sangat tidak relevan lagi dan tidak dapat dipertahankan tata caranya. Pada akhirnya timbul reaksi terhadap cara menimbang yang klasik dan obyektif itu, yaitu tata cara kritik romantis. Nama romantis digunakan, karena pada saat kemunculannya pada waktu peradaban di Eropa menginjak masa romantis. Kritik romantis menolak hukum timbangan seni yang ortodoks dan tidak dapat diubah. Kritikus romantis menimbang karya seni dengan mengingat daya kreatif yang ada dalam karya itu. Kritikus tidak boleh mengukur karya seni dengan ukuran yang sama sekali tidak dicoba untuk ditepati. Kritik romantis menolak metode yang hanya membanding-bandingkan karya seni pada efek atau akibat yang dapat ditimbulkan kepada pecinta seni. Kritik semacam ini akan membela sepenuhnya sang seniman. Dalam bentuknya yang negatif kemerdekaan itu bisa berubah menjadi kekejian, keonaran, dan kekacauan. Jika mau melaksanakan pendirian kritisi romantis dengan menepati segala konsekuensinya, maka harus diberikan kebebasan sepenuhnya kepada seniman untuk melaksanakan apa saja yang timbul di benaknya, asal saja dapat mencapai efek yang dimaksudkan atas publik. Bentuk timbangan seni semacam ini lupa bahwa semua di dunia ini, termasuk seni, terikat pada dalil kuno yang timbul dengan cara wajar.

Berikutnya cara kritik impresionis. Nama ini timbul dari adanya suatu paham pendapat yang muncul di Perancis, kemudian menyebar ke seluruh dunia. Menimbang seni secara impresionis dalam banyak hal merupakan cara yang moderen pada masanya, dan banyak dipakai para kritisi. Kritikus seni impresionis, tidak memperdalam ukuran seni. Bahkan menimbang karya seni bukanlah tujuan utama. Kritikus seni impresionis sadar dan merasa yakin bahwa kedudukan istimewanya menjadikan sebagai perantara atau penghubung karya seni dengan masyarakat yang kurang memahami seluk beluk seni moderen. Seorang impresionis memakai impresi yang didapatkan untuk menghidupkan dan menjelaskan karya seni dihadapan masyarakat. Bentuk terburuk dari kritik semacam ini adalah kritikus impresionis terlalu banyak menuruti perasaan pribadinya dan tinjauannya menjadi subyektif, sehingga pembicaraannya tidak dapat diikuti lagi, atau justru berbeda pendapat. Bahaya dari kritik impresionis terlalu bersifat perseorangan, sering menjadi meleset dari tujuan sebenarnya.

Selain itu masih ada yang disebut dengan istilah kritik moril. Ketiga tipe kritik di atas meliputi nilai artistic sebuah karya seni, sedangkan dalam kritik moril tumbuh suatu anggapan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah sebagai karya seni yang merupakan bagian dari moril. Kritik moril pernah mempunyai pengaruh yang hebat di dunia ini. Dalam peradaban Barat kritik moril sudah tidak dipakai lagi. Bisa dikatakan bahwa kritik moril masih dapat dijumpai dalam penerbitan buku yang khusus religius atau sosial. Masyarakat Timur perkembangannya berbeda dengan Barat. Bagi masyarakat Timur seni bukan sebagai suatu pernyataan jiwa manusia bebas yang dapat dinikmati dan peninjauannya lepas dari faktor moral kemasyarakatan. Masyarakat Timur lebih erat ikatannya daripada masyarakat Barat. Cara berfikir orang Timur merupakan kesatuan dari berbagai faktor dan fa#ktor-faktor tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan karena semuanya saling berhubungan erat, baik harmonis maupun tidak. Pemisahan antara seni dan moral bagi masyarakat Timur kurang dapat diterima dan dirasakan dengan cara Barat. Kritik moril di Timur jauh lebih berpengaruh daripada Barat.

Melalui landasan yang berbeda Edmund Burke Feldman merumuskan tipe kritik seni secara lain. Uraian di atas mendasarkan kritik seni dalam mencari letak ukuran karya seni, sedangkan Feldman cenderung pada oleh dan untuk siapa kritik seni tersebut ditulis atau diberlakukan, sehingga kritik seni dibedakan oleh Feldman sebagai berikut :

1.    Kritik Jurnalistik

Sesuai dengan namanya, kritik tipe ini disajikan kepada pembaca koran dan majalah. Sudah diketahui bersama, pembaca koran atau majalah adalah masyarakat yang heterogen, mulai pelajar, mahasiswa, pedagang, pegawai negeri, pengusaha, pejabat pemerintah, hingga rakyat jelata. Selain kondisi semacam ini, kritik jurnalistik bagi Koran yang terbit harian atau mingguan akan cepat hadir dan juga dibatasi deadline yang ketat beserta jumlah kolom yang sangat terbatas. Kritik jurnalistik untuk Koran juga harus dipandang sebagai berita, sehingga dengan keterbatasan kolom yang tersedia menjadikan pembahasannya tidak dapat meluas dan mendalam, serta gaya bahasanya menjadi singkat dan padat. Kritik jurnalistik bagi majalah umum yang terbit bulanan, mingguan atau dua mingguan, pengaruh deadline tidak seketat koran, demikian juga dengan jumlah kolom lebih leluasa, namun isi tulisan beserta gaya bahasa yang digunakan masih bersifat umum dan pupoler karena dibatasi komunitas pembacanya, kecuali majalah khusus seni rupa yang tentunya memberi porsi yang lebih besar bagi ulasan atau bahasan tentang seni rupa.

2.    Kritik Pedagogik

Kritik pedagogik dimaksudkan untuk meningkatkan kematangan estetik dan artistik para pelajar. Bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Rupa yang nantinya diharapkan menjadi guru seni rupa ditingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, atau Sekolah Menengah Umum, kritik pedagogik ini sangat penting digunakan untuk memberikan dorongan dan bimbingan kepada anak muridnya. Kritik pedagogik dapat dilakukan secara verbal dengan cara mendiskripsikan karya dari siswa, kemudian menganalisis unsur-unsur yang ada pada karya, menafsirkan dan mengevaluasi karya siswa dengan menjelaskan bagian-bagian mana yang menjadi kelebihan atau yang menarik dari karya untuk dibahas lebih lanjut. Kriteria yang digunakan tidak boleh terlalu kaku dan keras, yang terpenting dari kritik tersebut dapat mendorong siswa supaya lebih kreatif, dan dapat berfikir secara visual atau spatial.

3.    Kritik Ilmiah

Kritik ilmiah berbeda dengan kritik jurnalsistik dan pedagogic seperti yang telah diuraikan di atas, karena sepenuhnya bersifat keilmuan. Pada kritik ilmiah, karya-karya yang dikritik atau dibahas memerlukan data-data yang akurat, kemudian dideskripsikan secara tepat, dianalisa secara cermat menggunakan landasan teori yang dibutuhkan, diinteprestasikan dan penilaian karya secara bertanggung jawab sesuai kaidah-kaidah sebuah penulisan karya ilmiah. Kritik semacam ini dapat dijadikan sebuah penelitian ilmiah yang berwujud skripsi, thesis, bahkan disertasi dengan cara mengikuti metode atau prosedur penelitian ilmiah, dengan tingkat kedalaman pembahasan yang disesuaikan stratanya.

Pada masa lalu kritik ilmiah banyak dimusuhi seniman Indonesia yang berlatar belakan otodidak atau non akademik, karena dianggap kritik tersebut menyimpang dari kodrat seni dengan sifat unity. Karya seni bagi mereka bukan seperti mayat yang diotopsi, boleh dibedah, dicincang, dan diperinci setiap unsur beserta anatominya, karena karya seni merupakan sebuah kebulatan nilai yang harus dihayati secara utuh.

4.    Kritik Populer

Seperti namanya, kritik popular harus bersifat popular, dan dapat dikerjakan oleh orang awam yang tidak pernah belajar atau mengambil spesialisasi dalam bidang seni. Hasil sebuah kritik popular mempunyai tingkat kedalaman yang berbeda-beda, sesuai dengan latar belakang sosial budaya, tingkat pendidikan, pengalaman, dan kepekaannya dalam menanggapi sebuah karya seni.