Kondisi sakaratul maut setiap orang berbeda-beda tergantung pada

Imam Ghazali menggambarkan nyawa dicabut dalam mahakaryanya.

Republika/Yogi Ardhi

Imam Ghazali menggambarkan nyawa dicabut dalam mahakaryanya.

Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Siapakah yang ingin mengetahui besarnya penderitaan saat sakaratul maut. Pedihnya tidak dapat diketahui dengan sebenarnya kecuali oleh orang yang telah merasakannya. Kita pada saatnya nanti akan merasakan kepedihan itu.

Maka, saksikanlah bagaimana penuturan sang Hujjatul Islam Imam Ghazali mengenai kala ajal menjelang dalam Ihya Ulumiddin. Sang Imam menyebut sakaratul maut hanya akan dialami makhluk yang memiliki ruh. Ruhlah yang sejatinya merasakan kepedihan sakaratul maut.

Jika badan seseorang terimpa luka, bekas kepedihan fisik itu akan menjalar sampai ke ruh. Jika ia terbakar, rasa sakit yang dialami badan akan terasa jua oleh ruh.

Saat kepedihan pencabut nyawa menyerang ruh, rasanya akan menenggelamkan semuanya. Ruhlah yang ditarik dari badan. Dicerabut dari tiap urat badan, ditarik perlahan dari urat saraf, dari sendi-sendi, dari pokok setiap rambut dan kulit dari ujung kepala hingga tapak kaki. Tergambar betapa menyakitkannya.

Manusia pada hari itu benar-benar kepayahan. Seorang penyair pernah berkata tentang sakaratul maut. "Sungguh kematian itu lebih sakit daripada pukulan dengan pedang, gergajian dengan gergaji, dan guntingan dengan gunting."

Sakit fisik hanya akan terasa jika ada ruh di dalamnya. Sebab, rasa sakit pada fisik sejatinya dirasakan oleh ruh. Lalu, apa jadinya jika ruh itu sendiri yang dicabut?

Sang Imam melanjutkan, akal manusia pada saat itu benar-benar kacau balau. Lisan telah dibisukan, tak sanggup berkata apa-apa tanpa pertolongan Allah SWT. Semua anggota badan telah dilemahkan. Tak ada upaya dan usaha kecuali hanya dari Allah SWT. Persis seperti dzikir yang kita sebut setiap saat.

Jika saja ia mampu berteriak, ia akan berteriak karena rasa sakitnya. Namun, ia tidak sanggup. Jika tersisa kekuatan pada seseorang yang dicabut nyawanya, tentu ia akan mengerahkan semua kekuatan untuk menahan rasa sakit.

Kepedihan itu makin dalam menuju dua biji mata naik terus ke pelupuk mata. Kedua bibir sudah mengerut seperti asalnya. Anak jemarinya berubah menjadi kehijau-hijauan. Jika satu urat saja ditarik, sakitnya pun akan luar biasa. Apalagi, ruh diangkat dari setiap inci urat tanpa kecuali.

Lalu, setiap anggota badan dari seluruh anggota badan mati secara bertahap. Dinginlah kedua tapak kakinya, lalu ke betisnya, kemudian menjalar ke pahanya. Dari setiap badan, ada anggota yang sekarat tahap demi tahap hingga mencapai kerongkongannya.

Jika sudah seperti ini, terputuslah pandangannya pada dunia dan ditutup baginya pintu taubat. Rasulullah SAW bersabda, "Diterima taubat seorang hamba selama belum sekarat." (HR Tirmidzi).

Maka, lihatlah kesaksian Ummul Mukminin Aisyah RA yang menemani Rasulullah SAW hingga saat-saat terakhirnya. Beliau berkata, "Tidaklah aku iri hari kepada seseorang yang Allah memudahkan atas kematiannya sesudah yang aku lihat dari kesulitan wafatnya Rasulullah SAW."

Duhai, betapa berat dan pedihnya sakaratul maut itu. Syaddad bin Aus pernah berkata soal kematian. "Kematian adalah huru-hara yang paling buruk di dunia. Ia lebih sakit dibanding digergaji dengan gergaji atau direbus dalam periuk."

Maka, benarlah jika kematian yang tiba-tiba itu sejatinya sebuah kenikmatan. Rasulullah SAW bersabda, "Kematian secara tiba-tiba adalah kesenangan bagi orang mukmin dan penyesalan atas orang yang berbuat maksiat." (HR Ahmad).

Tidak ada yang lebih baik dibandingkan menyambut kepedihan sakaratul maut dengan terus tegap di atas iman. Kita tak pernah lagi tahu kapankah sakaratul maut itu akan bertamu. Kepedihan apa yang akan menghadap.

Seorang mukmin sejati hakikatnya adalah mereka yang bahagia dengan perjuampaan dengan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang menyukai perjuampaan dengan Allah, niscaya Allah menyukai perjuampaan dengannya, dan siapa saja yang tidak menyukai perjuampaan dengan Allah, niscaya Allah tidak menyukai perjumpaan dengannya."

Lalu, para sahabat berkata, "Kami semua tidak menyukai kematian." Beliau SAW bersabda, "Sesungguhnya orang mukmin jika dilapangkan baginya sesuatu, niscaya ia akan menyukai perjumpaan dengan Allah dan Allah akan menyukai perjumpaan dengannya." (HR Bukhari Muslim).

Tiap kita pun pantas terus berdoa agar detik-detik sakaratul maut kita akan berakhir dengan husnulkhatimah. Sebuah cara yang paling indah untuk memulai perjuampaan dengan Zat yang menciptakan kita dari tanah, lalu memberikan amanah besar untuk mengurus dunia ini.   

Kondisi sakaratul maut setiap orang berbeda-beda tergantung pada

Tanda kematian umumnya dapat diketahui dari napas yang terhenti dan tidak adanya denyut nadi. Selain itu, berbagai perubahan fisik lain juga ditunjukkan oleh orang yang sudah meninggal. Perubahan inilah yang menjadi rujukan dokter untuk menentukan penyebab dan perkiraan waktu kematian.

Banyak faktor penentu untuk menyatakan seseorang tidak lagi bernyawa dan salah satunya adalah gagalnya fungsi organ vital dalam menopang hidup. Setelah meninggal, tubuh juga akan mengalami berbagai perubahan fisik yang disebut sebagai perubahan post-mortem.Pada kasus tertentu yang jarang terjadi, seseorang bisa kembali ”hidup” setelah dinyatakan meninggal. Fenomena ini disebut sebagai mati suri.

Kondisi sakaratul maut setiap orang berbeda-beda tergantung pada

Beberapa Tanda Kematian Sebelum Seseorang Dinyatakan Meninggal

Tanda kematian akan terlihat secara alami dari munculnya perubahan secara fisik dalam beberapa hari atau beberapa jam menjelang kematian. Hal ini umumnya dialami oleh penderita penyakit kronis atau lanjut usia.

Berikut ini adalah beberapa tanda menjelang kematian yang dapat terlihat:

1. Lelah dan mengantuk

Perubahan metabolisme membuat seseorang tampak tidak bertenaga, lemas, dan mengantuk menjelang kematian. Mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur dan bisa jadi tidak sadarkan diri dalam tidurnya.

2. Tidak ingin makan atau minum

Menjelang kematian, seseorang akan menolak makan atau minum dan terlihat kesulitan saat mengonsumsi makanan, minuman, serta obat melalui mulut. Di saat yang bersamaan, tubuhnya pun tidak mampu lagi memproses makanan dengan baik, sebab fungsi pencernaannya melemah.

3. Perubahan napas

Tanda kematian selanjutnya adalah perubahan saat bernapas. Dalam kondisi ini, pernapasan menjadi kurang teratur yang ditandai dengan napas dalam dan cepat, serta terdapat jeda beberapa waktu di sela tarikan napas.

Selain itu, tubuh akan memproduksi dahak secara alami yang akan terbuang melalui batuk. Namun, jika tubuh sudah tidak banyak bergerak dan mendekati kematian, dahak akan menumpuk dan menimbulkan bunyi saat bernapas.

4. Halusinasi dan kebingungan

Halusinasi dan kebingungan bisa menjadi salah satu tanda-tanda kematian, karena adanya perubahan keseimbangan di otak atau pengaruh obat-obatan.

Seseorang bisa saja melihat atau mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak nyata dan bahkan tidak mengenali di mana ia berada, jam berapa, atau bersama siapa.

Kondisi ini dapat menimbulkan rasa gelisah dan susah tidur. Selain itu, halusinasi juga dapat membuat penderitanya merasa frustrasi sehingga bisa memperburuk kondisinya.

5. Tangan dan kaki terasa dingin

Perubahan sirkulasi tubuh menjelang kematian dapat menyebabkan kaki dan tangan terasa dingin. Kulit juga bisa berubah warna kebiruan atau sianosis, karena kurangnya oksigen dalam darah.

6. Frekuensi buang air tidak teratur

Saat mengalami tanda kematian, seseorang akan makan dan minum lebih sedikit sehingga buang air besar dan buang air kecil menjadi lebih jarang. Namun, untuk memastikan mereka tetap bersih, Anda bisa meminta perawat memasangkan kateter atau popok dewasa.

Menjelang akhir hidup, penderita penyakit serius stadium akhir sering kali tidak sadarkan diri selama beberapa hari atau beberapa jam sebelum dirinya dinyatakan meninggal. Meski demikian, kadang mereka masih dapat mengetahui kehadiran dan suara orang yang berada di sampingnya.

Beragam Tanda Kematian secara Medis

Secara medis, ada beberapa tanda yang menjadi panduan dokter untuk menentukan seseorang sudah meninggal, yaitu:

  • Tidak terasa denyut nadi
  • Napas terhenti
  • Tidak ada ketegangan otot
  • Adanya pelepasan kotoran dari usus dan kandung kemih
  • Kelopak mata tertutup sebagian
  • Tidak ada respons terhadap nyeri, misalnya ketika dicubit
  • Mata tidak memberikan reaksi terhadap cahaya

Ketahui Perubahan Tubuh setelah Meninggal (Post-Mortem)

Setelah meninggal, serangkaian perubahan terjadi pada tubuh secara alami. Berbagai faktor eksternal dapat mempercepat atau memperlambat proses perubahan pada tubuh setelah meninggal.

Berikut ini adalah berbagai perubahan yang terjadi pada tubuh manusia setelah meninggal:

  • Rigor mortis, yaitu perubahan otot menjadi kaku setelah kematian
  • Livor mortis, yaitu munculnya lebam berwarna ungu kebiruan pada bagian tubuh, karena hasil pengendapan darah akibat pengaruh gaya gravitasi
  • Tardieu spots, yaitu bintik-bintik pada kulit yang muncul setelah kematian akibat pembuluh darah yang pecah
  • Algor mortis, yaitu perubahan suhu tubuh menjadi dingin setelah kematian. Proses ini hanya terjadi jika suhu sekitar lebih dingin daripada suhu tubuh pada saat kematian
  • Tache noire, yaitu garis horizontal bewarna merah gelap yang muncul di mata ketika kelopak mata tidak tertutup saat kematian
  • Purge fluid, yaitu cairan pembusukan yang keluar dari lubang pada tubuh, seperti mulut, hidung, saluran kemih, dan anus
  • Pembusukan atau dekomposisi, yaitu proses pembusukan yang dibantu oleh bakteri yang berasal dari dalam dan luar tubuh

Tanda kematian setiap orang umumnya berbeda-beda, tergantung penyebab kematiannya. Untuk memastikan penyebab dan perkiraan waktu kematian kerabat atau anggota keluarga, Anda bisa menghubungi dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan.