Kliping pemandu wisata alam bawah laut

Wilayah pantai di Kab. Gunungkidulmemilikidayatarik yang begitu mempesona, dari ujung barat yaitu pantai             Parangendog hingga ujung timur yaitu pantai Sadeng.  Hampir semua pantai di Kab. Gunungkidul berpasir putih, berbeda dengan pantai-pantai yang ada di Kab. Bantul dan Kab. Kulonprogo.  Inilah yang menjadi kelebihan pantai-pantai di Kab. Gunungkidul, yang menarik banyak wisatawan untuk mengunjunginya.

Pantai – pantai yang ada di Kab. Gunungkidul menurut data dari SAR Satlinmas DIY yaitu sebagai berikut :

Purwosari

1.Giricahyo 2.Klampok 3.Parangendog 4.Bekah

Tanjungsari

1.Parangracuk 2.Baron 3.Pantai Krakal Tengah 4.Ngrawe 5.Kukup 6.Porok 7.Sepanjang 8.Drini 9.Sadranan dan 10.Sarangan11.Krakal 12.Sanglen 13.Nglolang 14.Pondok Rangon 15.Paweden ciut dan16.Watukodok

Tepus

1.Slili 2.Pok Tunggal 3.Ngandong 4.Sundak 5.Siung 6.Banyunibo 7.Watutogo 8.Sawahan 9.Pakundon 10.Muncar 11.Songlibeg 12.Lambor 13.Ngondo 14.Jogan 15.Busung 16.Timang 17.Jagang Kulon 18.Weru 19.Kelosirat 20.Ngetun 21.Klumpit 22.Nguluran 23.Ngungap 24.Pulangsawal 25.Somandeng dan 26.Seruni

Panggang

1.Karangtelu 2.Kesirat 3.Wohkudu 4.Gesing 5.Grigak 6.Nampu dan 7.Ngunggah

Saptosari

1.Langkap 2.Ngedan 3.Pringjono 4.Nguyahan 5.Ngobaran 6.Torohudan 7.Widodaren 8.Ngrawah 9.Butuh dan 10.Ngrenehan

Girisubo

1.Wediombo 2.Sadeng 3.Krokoh 4.Jungwok 5.Botorubuh 6.Greweng dan 7.Sedahan

Beberapa dari pantai tersebut saat ini marak dikembangkan wisata bahari, seperti wisata snorkling.  Namun sangat disayangkan banyak pemandu dan pengunjung yang belum tau bagaimana bersnorkling dengan aman, nyaman, menyenangkan dan tidak merusak alam.  Dengan alasan inilah, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY perlu melakukan sosialisasi dengan harapan tidak ada lagi perilaku baik pemandu maupun pengunjung yang dapat berakibat pada rusaknya ekosistem. 

Sosialisasi Pemandu Wisata Snorkling yang merupakan rangkaian kegiatan Sosialisasi Budaya Kelautan dalam rangka Pengembangan Jiwa Kebaharian Pada Generasi Muda dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2016 di RM. Jogo Segoro, Pantai Ngandong, Kab. Gunungkidul.  Diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri dari pemandu wisata snorkeling dan aparat desa.

Narasumberkegiatanini Antara lain :

  1. Ir. Sri Harnanto, M. Si (DinasKelautandanPerikanan DIY)
  2. Ika Ristiyani, S. Si (Sentra Selam Jogja)

Instruktur kegiatan ini adalah Sih Purwanto, SP (Dinas Kelautan dan Perikanan DIY)

Materi yang disampaikan yaitu :

  1. Budaya Kelautan
  2. Pengenalan Bawah Air
  3. Menumbuhkan Jiwa Kebaharian Pada Generasi Muda

Kegiatan Sosialisasi Pemandu Wisata Snorkling ini dibuka oleh Kepala Bidang Kelautan dan Pesisir, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY; Ir. Sri Harnanto, M. Si dan dilanjutkan dengan memberikan materi tentang Budaya Kelautan yang menitik beratkan pada Sejarah Maritim Indonesia yang berawal dari Kerajaan Sriwijaya, Singosari dan Majapahit hingga Deklarasi Djoeanda dan pengesahan UNCLOS yang merupakan titik puncak diakuinya Negara Indonesia sebagai Negara kepulauan.

Pengenalan Bawah Air disampaikan oleh Ika Ristiani, S. Si dari Sentra Selam Jogja.  Beliau menitik beratkan bagaimana cara bersnorkling yang aman baik bagi pengunjung maupun bagi kelestarian alam.  Snorkling merupakan salah satu wisata bahari yang murah, hanya dengan peralatan yang minimal namun pengunjung sudah bisa menikmati pemandangan bawah air yang menakjubkan, sehingga snorkeling saat ini menjadi wisata primadona yang sangat digemari pengunjung.  Namun dalam bersnorkling harus memperhatikan beberapa hal agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.  Prinsip-prinsip dasar snorkeling yaitu :

  1. Mengendalikan daya apung.
  2. Tidak sendirian.
  3. Tahu carapenggunaan peralatan & bagaimana cara berenangnya.
  4. Bebas dari pengaruh alkohol, narkoba, dll.
  5. Perhatikan lokasi aman untuk masuk dan keluar dari perairan.
  6. Mengenal tumbuhan dan hewan berbahaya di lokasi kegiatan.

Beberapa perilaku yang merusak dalam kegiatan snorkeling, yaitu : menginjak/ mematahkan karang, memegang karang, mengganggu hewan, dan memberi makan hewan.

Untuk keamanan pengunjung, sebagai pemandu snorkeling sebaiknya berperan aktif dengan memberikan informasi yang diperlukan terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan, menyampaikan SOP dalam berkegiatan.  Beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum mulai kegiatan snorkeling yaitu : Pemanasan untuk menghindari kram, Mengenalkan pemakaian Peralatan, Pemberian Informasi tentang apa yang boleh atau tidak dilakukan, Informasi tentang Lokasi kegiatan (adanya arus celah/rip current).  Dan selama kegiatan, pemandu snorkeling sebaiknya menjaga keamanan dan kenyamanan kegiatan, memandu wisatawan secara bijaksana (mempertimbangkan rasio pengawasan), memberikan arahan dan pendampingan, dan yang paling penting adalah selalu mengingat bahwa fungsi pemandu adalah pengawas keselamatan wisatawan.

Informasi lain yang perlu disampaikan oleh seorang pemandu wisata kepada wisatawan yaitu : Kotak P3K, Informasi Rumah sakit/Puskesmas/Dokter terdekat, Adanya kendaraan angkut pasien/ambulance.  Ketersediaan tim/regu keselamatan di lokasi, Adanya Tim SAR yang selalu berjaga di lokasi, Adanya Tim Pertolongan Pertama Korban kecelakaan (Tim EFR) di lokasi kegiatan. Hal ini bertujuan untuk memberikan rasa aman bagi pengunjung jika sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi.

Selain itu, hewan-hewan yang berbahaya yang harus dijauhi saat bersnorkling juga harus disampaikan ke pengunjung, jangan sampai karena ketidak tahuan pengunjung hewan-hewan yang berbahaya tersebut digunakan sebagai mainan karena tidak jarang bentuknya yang lucu dan menarik yang akan berakibat fatal jika disentuh atau terkena racunnya.  Berikut beberapa contoh hewan yang berbahaya dan akibatnya jika tersentuh atau terkena racunnya : ikan scorpion, ikan lepu ayam (lion fish), ubur-ubur, konus (sejenis molusca), bulu babi, ikan pari dan karang api.

Itulah beberapa hal yang perlu diketahui oleh pemandu wisata khususnya wisata snorkeling.  Semoga kegiatan ini bermanfaat baik bagi wisatawan, pemandu maupun lingkungan dengan bersnorkling yang benar, aman, nyaman, menyenangkan dan tidak merusak lingkungan.(Fishprog 2016)