Lembar Informasi Kebahasaan dan Kesastraan Edisi 2, Juli–Desember 2019 Oleh Desi Ari Pressanti, M.Hum. Setidaknya terdapat tiga unsur penting dalam pembacaan puisi, yaitu penghayatan, vokal, dan penampilan. Penghayatan terhadap sebuah puisi berarti memahami secara penuh isi puisi sehingga jiwa dalam puisi dapat menyatu dengan jiwa pembaca. Penghayatan dalam membaca puisi tecermin melalui pemenggalan, nada dan intonasi, ekspresi, serta kelancaran. Membaca puisi merupakan upaya menyampaikan pesan penyair kepada pendengar. Oleh karena itu, pembaca harus mengetahui terlebih dahulu apakah pesan tersebut bernada keras atau lembut. Hal ini akan sangat berpengaruh dalam menentukan nada dan irama pembacaan puisi. Adapun pemenggalan dalam pembacaan puisi tidak sekadar berkaitan dengan pengambilan napas, tetapi juga dengan pemakaian baris-baris puisi. Melalui pemenggalan itulah pendengar atau penonton akan lebih mudah memahami puisi. Melalui pemenggalan itu pula larik-larik puisi dapat sampai kepada pendengar atau penonton secara sistematis. Vokal disebut juga dengan lafal. Vokal berkaitan dengan upaya menyuarakan atau mengucapkan kata atau kelompok kata yang membentuk puisi secara tepat. Ketepatan berkaitan dengan kesesuaian dalam mengucapkan huruf sesuai dengan lambang fonetis bahasa yang digunakan, misalnya fonem /f/ harus dilafalkan dengan tepat, tidak dilafalkan dengan fonem /p/. Vokal meliputi tiga hal, yaitu kejelasan ucapan, jeda, dan ketahanan. Kejelasan ucapan menjadi kriteria utama vokal seorang pembaca puisi. Adapun warna suara seseorang tidak berhubungan langsung dengan kejelasan ucapan. Warna suara berat, tinggi, besar, atau kecil semuanya dapat menghasilkan suara yang jelas apabila pembaca tidak memiliki masalah artikulasi. Ketika puisi dibaca dengan lambat, kejelasan ucapan akan lebih terdengar. Selain kejelasan ucapan, kriteria vokal yang lain adalah jeda. Jeda harus diatur dengan tepat agar pembacaan puisi dapat maksimal. Pembaca harus memperhatikan kapan saat yang tepat untuk mengambil napas dan berapa lama waktu yang diperlukan. Selain itu, masalah ketahanan dan kelancaran juga menjadi kriteria vokal yang baik. Yang dimaksud dengan ketahanan adalah kekuatan vokal dari awal pembacaan sampai akhir pembacaan puisi. Terutama untuk puisi panjang, ketahanan sangat dibutuhkan. Jangan sampai pada akhir pembacaan puisi, kekuatan vokal sudah berkurang. Unsur terakhir adalah penampilan. Penampilan dalam membaca puisi menyangkut persoalan teknik muncul, blocking dan pemanfaatan latar, gerakan tubuh, dan cara berpakaian. Teknik muncul adalah cara yang ditempuh oleh pembaca puisi dalam memperlihatkan diri untuk kali pertama. Teknik ini digunakan agar pembaca puisi menguasai panggung terlebih dahulu. Hal kedua yang harus diperhatikan berkaitan dengan penampilan adalah blocking. Blocking adalah bagaimana pembaca memosisikan tubuh pada saat membaca puisi. Blocking juga berkaitan dengan pemanfaatan latar atau benda-benda yang ada di panggung. Hal ketiga yang harus diperhatikan berkaitan dengan penampilan adalah gerakan tubuh dalam menyesuaikan dengan jiwa puisi yang sedang dibaca. Hal keempat adalah cara berpakaian. Cara berpakaian berkaitan dengan pertimbangan apakah perlu menggunakan pakaian yang mendukung isi puisi. Ketika sedang membacaka puisi kesedihan, misalnya, pakaian yang digunakan berwarna gelap. Lembar Informasi Kebahasaan dan Kesastraan Edisi 2, Juli–Desember 2019 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi diartikan sebagai:
Berikut ini adalah hal yang dibutuhkan oleh pembaca saat membacakan puisi, yaitu:
Kamis, 3 Juni 2021 | 09:41 WIB
Dalam seni tari, terdapat unsur-unsur keindahan yang meliputi wiraga, wirama, wirasa, dan wirupa.
Bobo.id - Secara umum, seni tari adalah salah satu cabang seni yang mengekspresikan makna tertentu melalui gerakan tubuh. Gerakan-gerakan tubuh itu biasanya diiringi oleh lagu atau nyanyi-nyanyian. Dalam seni tari, terdapat unsur-unsur keindahan yang meliputi wiraga, wirama, wirasa, dan wirupa. Apaa pengertian wiraga, wirama, wirasa, dan wirupa dalam seni tari? Yuk, cari tahu kunci jawabannya! Unsur-Unsur Keindahan Seni Tari Wiraga Wiraga berarti raga atau tubuh. Dengan begitu, para penari mampu menguasai penampilan tiap gerakan tubuh. Baca Juga: Pengertian 5 Cabang Seni Beserta Contohnya, Seni Rupa hingga Seni Tari Gerakan itu meliputi kaki sampai kepala yang diekspresikan dengan iringan yang tepat. Mulai dari ketepatan waktu, keteptan gerakan, tempo, dan perubahan gerak. Baca Juga: Mengenal Tangga Nada Diatonis, Ada Tangga Nada Mayor dan Minor Page 2Page 3
Dalam seni tari, terdapat unsur-unsur keindahan yang meliputi wiraga, wirama, wirasa, dan wirupa.
Bobo.id - Secara umum, seni tari adalah salah satu cabang seni yang mengekspresikan makna tertentu melalui gerakan tubuh. Gerakan-gerakan tubuh itu biasanya diiringi oleh lagu atau nyanyi-nyanyian. Dalam seni tari, terdapat unsur-unsur keindahan yang meliputi wiraga, wirama, wirasa, dan wirupa. Apaa pengertian wiraga, wirama, wirasa, dan wirupa dalam seni tari? Yuk, cari tahu kunci jawabannya! Unsur-Unsur Keindahan Seni Tari Wiraga Wiraga berarti raga atau tubuh. Dengan begitu, para penari mampu menguasai penampilan tiap gerakan tubuh. Baca Juga: Pengertian 5 Cabang Seni Beserta Contohnya, Seni Rupa hingga Seni Tari Gerakan itu meliputi kaki sampai kepala yang diekspresikan dengan iringan yang tepat. Mulai dari ketepatan waktu, keteptan gerakan, tempo, dan perubahan gerak. Baca Juga: Mengenal Tangga Nada Diatonis, Ada Tangga Nada Mayor dan Minor
Sebagian dari kalian mungkin sudah pernah mendengarkan, membaca atau bahkan menulis puisi. Puisi sendiri pada umumnya dapat menjadi Secara umum, puisi bisa diartikan sebagai bentuk karya sastra yang memiliki aturan irama, rima, dan penyusunan bait serta baris dengan pemilihan kata yang cermat. Artinya, kata-kata yang digunakan dalam karya sastra ini akan sedikit berbeda dari kata-kata yang kita digunakan sehari-hari. Hal yang sama berlaku ketika kita membacanya. Ada aturan-aturan yang harus dipenuhi. Bukan sembarang mengucap atau membaca layaknya kita membaca buku atau yang lainnya. Kesalahan yang seringkali dilakukan dalam membaca puisi adalah membaca seperti cerita biasa, kurang menjiwai isi puisi, tidak menunjukan tekanan suara yang sesuai isi puisi, serta tak cukup percaya diri saat membacanya. Nah, agar pesan yang ada dalam puisi dapat tersampaikan secara keseluruhan dan maksimal, maka kita harus memperhatikan 4 aspek dalam membaca puisi, diantaranya ekspresi, lafal, tekanan, dan intonasi. Ekspresi Ekspresi adalah mimic wajah yang dibuat sesuai dengan bait tertentu, dimana tergantung kepada isi dan nada puisi yang akan disampaikan. Puisi yang mengisahkan sebuah kesedihan maka ekspresi wajah harus sendu, demikian pula bila puisi mengisahkan suka cita maka ekspresi wajah harus terlihat gembira. (Baca juga: Mengenal Jenis-Jenis Puisi Bahasa Indonesia) Tekanan Dalam membaca puisi perlu diperhatikan tekanan dari kuat lemahnya nada pada kata tertentu. Setiap kata terkadang memiliki tekanan yang berbeda, biasanya semakin penting kata tersebut maka semakin kuat penekanannya. Lafal Lafal adalah kejelasan dalam mengucapkan setiap kata dan hurufnya. Intonasi Intonasi merupakan naik turunnya nada dalam pembacaan puisi. Sama seperti unsur-unsur lainnya, intonasi juga tak kalah penting. Ini karena intonasilah yang akan menentukan bagaimana perasaan pendengar terhadap puisi dan akan memberikan keindahan pada puisi yang dibaca. |