Kegiatan menutup pangkal batang dengan tanah dalam proses pemeliharaan disebut

Jenis tanaman pangan tentunya sangat dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

Hal ini lah yang membuat kegiatan budidaya tanaman pangan menjadi sebuah bisnis yang cukup menjanjikan. Apalagi dilihat dari kondisi tanah dan suhu udara Indonesia yang mendukung.

Tidak hanya bisnis, tetapi juga kegiatan yang menarik untuk dilakukan di rumah jika Anda memiliki lahan khusus.

Ada beberapa langkah dasar yang bida dipelajari sebelum memulai budidaya jenis tanaman pangan.

Langkah Dasar Budidaya Tanaman Pangan

Ingin mencapai hasil panen yang memuaskan dimulai dari memaksimalkan pengolahan lahan. Tidak hanya menyuburkan tanah pada lahan sebagai bidang penanaman, terdapat standar khusus untuk membuat lahan lebih baik kondisinya.

Pertama ialah dengan memastikan kawasan lahan dan sekitarnya tidak terkena limbah atau pencemaran racun. Seperti yang kita ketahui, jumlah juga jenis limbah di Indonesia tergolong mengkhawatirkan. Banyak kurang bertanggung jawab dalam mengelola limbah hasil industri.

Ini yang membuat banyak lahan memiliki kondisi kurang baik akibat terkena racun limbah. Pastikan lahan untuk budidaya jauh dari pencemaran beracun.

Jenis dan kualitas benih tanaman pangan sangat beragam. Masing-masing memiliki kelebihan juga kekurangan yang akan memengaruhi hasil penanaman. Namun tetap yang paling utama tentu saja dalam hal pemeliharaan, juga kualitas pengolahan lahan.

Sehingga dalam memilih benih bisa disesuaikan dengan kondisi lahan, cuaca, atau pun bagaimana Anda melakukan perawatan. Terkadang ada benih yang tumbuh baik di sebuah wilayah didukung faktor kualitas lahan dan suhu udara, tetapI di tempat lain tidak begitu baik.

Oleh karenanya Anda bisa mencari banyak informasi seperti review penanaman produk benih dari berbagai merk dengan kondisi yang juga berbeda-beda untuk menemukan produk benih tanaman pangan sesuai kebutuhan.

Langkah berikutnya dalam budidaya tanaman pangan ialah pemupukan dan pemeliharaan. Pemberian pupuk yang tepat akan memberi nutrisi terbaik bagi pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk ini bisa dilakukan secara bertahap menggunakan takaran atau porsi cukup.

Setelah mempelajari cara pemupukan yang tepat, perhatikan proses pemeliharaan yang terdiri dari tiga cara dasar yaitu penyiraman, penyulaman, serta pembubuhan, Penyiraman rutin dilakukan untuk menjaga kelembapan tanah dan tanaman. Informasi lebih lengkap tentang pupuk alami silahkan kunjungi: pupuknaturalnusantara.net

Sementara proses penyulaman ialah membuat benih dan bagian tanaman yang telah tumbuh untuk ditanam kembali menggunakan benih baru. Lalu pembubuhan merupakan proses menutup pangkal batang menggunakan tanah.

Terdapat standar umum dalam pemeliharaan tanaman pangan di antaranya cara pemeliharaan yang disesuaikan dengan jenis tanamannya agar pertumbuhannya maksimal dan memproduksi hasil yang memuaskan. Kemudian jangan lupa beri perlindungan pada tanaman Anda.

Kegiatan bercocok-tanam tidak jauh dari risiko adanya gangguan hama yang merusak atau bahkan menggagalkan pertumbuhan tanaman tersebut. Selain hama, keberadaan hewan-hewan liar yang memakan tanaman ini pun harus diperhatikan.

Ini membuat Anda harus ekstra melakukan pengendalian hama sejak dini. Ada dua cara yang bisa dilakukan yaitu menggunakan cara manual, atau menggunakan cairan khusus seperti pestisida.

Langkah pengendalian ini disebut juga dengan pengendalian OPT [Organisme Pengganggu Tanaman]. Jika ingin menggunakan pestisida, pengaplikasiannya harus secara tepat dari segala hal.

Mulai dari tepat waktu pemberiannya, tepat jenisnya, tepat dosisnya, tepat sasarannya, hingga tepat mutunya. Hindari menggunakan jenis dan bentuk pestisida yang tidak ramah lingkungan, memiliki residu berbahaya bagi manusia dan lingkungan.

Anda bisa gunakan pestisida jenis hayati yang memiliki sifat cepat terurai. Dalam pengaplikasiannya, Anda pun perlu memerhatikan keselamatan diri Anda. Gunakan pakaian dan peralatan pelindung sesuai standar.

Setelah melewati langkah-langkah di atas, saatnya memasuki langkah terakhir dalam kegiatan budidaya tanaman pangan yaitu panen dan pasca panen. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat panen adalah melakukannya di waktu yang tepat.

Melakukan panen di waktu tepat akan membuat tanaman berkualitas lebih baik dan sesuai standar bahan pangan yang aman dikonsumsusi.  Anda bisa mengikuti masa panen menurut patokan waktu standar pada umumnya. Tergantung pada jenis tanaman itu sendiri.

Panen dengan cara yang baik agar hasil panen sempurna sekaligus tidak merusak tanamannya. Kemudian setelah panen baru masuk ke masa pasca panen. Anda harus memerhatikan tempat penyimpanan hasil panen dan pemeliharaan tanaman sehabis panen.

Proses dan Alat Budidaya Tanaman Pangan Budidaya tanaman pangan dilakukan pada hamparan lahan. Teknik budidaya yang digunakan sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya. Di bawah ini adalah serangkaian proses dan teknik budidaya tanaman pangan. 1. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan dilakukan untuk menyiapkan lahan sampai siap ditanami. Pengolahan dilakukan dengan cara dibajak atau dicangkul lalu dihaluskan hingga gembur. Pembajakan dapat dilakukan dengan cara tradisional ataupun mekanisasi.

Standar penyiapan lahan a. Lahan petani yang digunakan harus bebas dari pencemaran limbah beracun. b. Penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan baik agar struktur tanah menjadi gembur dan beraerasi baik sehingga perakaran dapat berkembang secara optimal. c. Penyiapan lahan harus menghindarkan terjadinya erosi permukaan tanah, kelongsoran tanah, dan atau kerusakan sumber daya lahan. d. Penyiapan lahan merupakan bagian integral dari upaya pelestarian sumber daya lahan dan sekaligus sebagai tindakan sanitasi dan penyehatan lahan. e. Apabila diperlukan, penyiapan lahan disertai dengan pengapuran, penambahan bahan organik, pembenahan tanah [soil amelioration], dan atau teknik perbaikan kesuburan tanah.

f. Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara manual maupun dengan alat mesin pertanian.

2. Persiapan Benih dan Penanaman
Benih yang akan ditanam sudah disiapkan sebelumnya. Umumnya, benih tanaman pangan ditanam langsung tanpa didahului dengan penyemaian, kecuali untuk budidaya padi di lahan sawah. Pilihlah benih yang memiliki vigor [sifat-sifat benih] baik serta tanam sesuai dengan jarak tanam yang dianjurkan untuk setiap jenis tanaman pangan! Benih ditanam dengan cara ditugal [pelubangan pada tanah] sesuai jarak tanam yang dianjurkan untuk setiap tanaman.

Standar penanaman a. Penanaman benih atau bahan tanaman dilakukan dengan mengikuti teknik budidaya yang dianjurkan dalam hal jarak tanam dan kebutuhan benih per hektar yang disesuaikan dengan persyaratan spesik bagi setiap jenis tanaman, varietas, dan tujuan penanaman. b. Penanaman dilakukan pada musim tanam yang tepat atau sesuai dengan jadwal tanam dalam manejemen produksi tanaman yang bersangkutan. c. Pada saat penanaman, diantisipasi agar tanaman tidak menderita cekaman kekeringan, ‘   kebanjiran, tergenang, atau cekaman faktor abiotik lainnya. d. Untuk menghindari serangan OPT pada daerah endemis dan eksplosif, benih atau bahan tanaman dapat diberi perlakuan yang sesuai sebelum ditanam. Dilakukan pencatatan tanggal penanaman pada buku kerja, guna memudahkan jadwal pemeliharaan,

penyulaman, pemanenan, dan hal-hal lainnya. Apabila benih memiliki label, label harus disimpan.

3. Pemupukan Pemupukan bertujuan memberikan nutrisi yang cukup bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pemupukan dilakukan setelah benih ditanam. Pupuk dapat diberikan sekaligus pada saat tanam atau sebagian diberikan saat tanam dan sebagian lagi pada beberapa minggu setelah tanam. Oleh karena itu, pemupukan harus dilakukan dengan tepat baik cara, jenis, dosis dan waktu aplikasi. Standar pemupukan a. Tepat waktu, yaitu diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan, stadia tumbuh tanaman, serta kondisi lapangan yang tepat. b. Tepat dosis, yaitu Jumlah yang diberikan sesuai dengan anjuran/rekomendasi spesik lokasi.

c. Tepat cara aplikasi, yaitu disesuaikan dengan jenis pupuk, tanaman dan kondisi lapangan.

Pemberian pupuk mengacu pada hasil analisis kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman yang dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian [BPTP] setempat: a. Penyemprotan pupuk cair pada tajuk tanaman [foliar sprays] tidak boleh meninggalkan residu zat-zat kimia berbahaya pada saat tanaman dipanen. b. Mengutamakan penggunaan pupuk organik serta disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi sik tanah. c. Penggunaan pupuk tidak boleh mengakibatkan terjadinya pencemaran air baku [waduk, telaga, embung, empang], atau air tanah dan sumber air.

d. Tidak boleh menggunakan limbah kotoran manusia yang tidak diberikan perlakuan.

4. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan meliputi penyulaman, penyiraman, dan pembumbunan. Penyiraman dilakukan untuk menjaga agar tanah tetap lembab. Penyulaman adalah kegiatan menanam kembali untuk mengganti benih yang tidak tumbuh atau tumbuh tidak normal. Pembumbunan dilakukan untuk menutup pangkal batang dengan tanah. Standar pemeliharaan tanaman a. Tanaman pangan harus dipelihara sesuai karakteristik dan kebutuhan spesi-k tanaman agar dapat  tumbuh dan berproduksi optimal serta menghasilkan produk pangan bermutu tinggi. b. Tanaman harus dijaga agar terlindung dari gangguan hewan ternak, binatang

liar, dan/atau hewan lainnya.

5. Pengendalian OPT [Organisme pengganggu tanaman]
Pengendalian OPT harus disesuaikan dengan tingkat serangan. Pengendalian OPT dapat dilakukan secara manual maupun dengan pestisida. Jika menggunakan pestisida, pengendalian harus dilakukan dengan tepat jenis, tepat mutu, tepat dosis, tepat konsentrasi/dosis, tepat waktu, tepat sasaran [OPT target dan komoditi], serta tepat cara dan alat aplikasi.

Penggunaan pestisida harus diusahakan untuk memperoleh manfaat yang sebesarnya dengan dampak sekecil-kecilnya. Penggunaan pestisida harus sesuai standar berikut ini. a. Penggunaan pestisida memenuhi 6 [enam] kriteria tepat serta memenuhi ketentuan baku lainnya sesuai dengan “Pedoman Umum Penggunaan Pestisida”, yaitu tepat jenis, tepat mutu, tepat dosis, tepat konsentrasi/dosis, tepat waktu, tepat sasaran [OPT target dan komoditi], serta tepat cara dan alat aplikasi. b. Penggunaan pestisida diupayakan seminimal mungkin meninggalkan residu pada hasil panen, sesuai dengan “Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian Nomor 881/Menkes/SKB/VIII/1996 dan 771/Kpts/TP.270/8/1996 tentang Batas Maksimum Residu Pestisida pada Hasil Pertanian”. c. Mengutamakan penggunaan petisida hayati, pestisida yang mudah terurai dan pestisida yang tidak meninggalkan residu pada hasil panen, serta pestisida yang kurang berbahaya terhadap manusia dan ramah lilngkungan. d. Penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan pekerja [misalnya dengan menggunakan pakaian perlindungan] atau aplikator pestisida. e. Penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup terutama terhadap biota tanah dan biota air. f. Tata cara aplikasi pestisida harus mengikuti aturan yang tertera pada label. g. Pestisida yang residunya berbahaya bagi manusia tidak boleh diaplikasikan menjelang panen dan saat panen. Berdasarkan standar pengendalian OPT, pencatatan penggunaan pestisida harus dilakukan. a. Pestisida yang digunakan dicatat jenis, waktu, dosis, konsentrasi, dan cara aplikasinya. b. Setiap penggunaan pestisida harus selalu dicatat yang mencakup nama pestisida, lokasi, tanggal aplikasi, nama distributor/kios, dan nama penyemprot [operator].

c. Catatan penggunaan pestisida minimal digunakan 3 tahun.

Video yang berhubungan