Tarian merupakan salah satu sarana untuk mengekspresikan perasaan melalui suatu gerakan. Di Indonesia sendiri hampir di setiap daerah memiliki tari tradisional, yang dari sisi penyajiannya mengusung keunikan daerah masing-masing. Tari tradisional merupakan sekelompok karya tari yang sudah cukup lama berkembang dan merupakan warisan dari leluhur. Karya tari ini pada umumnya mempunyai prinsip-prinsip aturan yang sesuai dengan wilayah atau daerahnya dan aturan tersebut sudah mentradisi. Jika mengacu pada Wikipedia, ini adalah tarian yang tumbuh di kalangan rakyat, ragam tarian rakyat tumbuh menurut letak geografis, seperti daerah pegunungan, dan pesisir pantai, hal ini yang membedakan bentuk dan dinamika tariannya. Berdasarkan bentuk penyajiannya, karya tari tradisional dibagi ke dalam beberapa bentuk tari yaitu bentuk tari tunggal, tari berpasangan atau duet, tari berkelompok, drama tari, serta tari bertema. Pertunjukan tari tradisional yang hanya ditarikan oleh seorang penari digolongkan sebagai tari tunggal atau solo. Adapun contohnya adalah Tari Topeng Ronggeng dari Betawi dan Tari Legong dari Bali. Walaupun merupakan tari tunggal, tari-tarian tersebut juga boleh dibawakan secara bersama-sama.
Tari tradisional berpasangan adalah tarian yang dibawakan oleh dua orang, baik pria-wanita, pria-pria, maupun wanita-wanita. Kekuataan tari berpasangan terletak pada kerja sama antar penari baik dari sisi gerak maupun interaksi kedua penari. (Baca juga: Unsur-Unsur Karya Seni Tari) Adapun contoh dari tari tradisional berpasangan atau duet adalah Tari Serampang Dua Belas dari daerah Sumatera Utara, dan Tari Bambang Cakil dari Jawa Tengah. Tari tradisional berkelompok yaitu jenis tarian yang terdiri dari banyak orang atau lebih dari dua penari. Jenis tarian ini sering kali dibawakan untuk acara-acara pertunjukan. Adapun contoh dari tari berkelompok ini antara lain Tari Saman dari Aceh dan Tari Cakalele dari Maluku. Penyajian tari tradisional juga dapat dilakukan secara drama tari. Drama tari merupakan gabungan antara pertunjukan drama dan tari. Sama seperti sebuah pertunjukan drama, drama tari yang dipertunjukan juga memiliki alur cerita yang memiliki konflik, klimaks, dan penyelesaian. Selain menari, pemain dalam drama tari juga harus menguasai kemampuan berekspresi dan penyampaian yang baik agar pesan yang terkandung dalam sebuah gerakan dapat tertangkap maknanya oleh penonton. Salah satu contoh drama tari yang terkenal di Indonesia adalah drama tari Ramayana. Dalam sebuah pertunjukan tema merupakan suatu hal yang sangat penting, karena dengan adanya tema maka sebuah pertunjukan dapat memiliki arah yang jelas. Sama seperti pertunjukan lainnya, sebuah pertunjukan tari dapat disajikan dengan sebuah tema, sehingga dapat lebih dinikmati. Hampir semua tari baik itu tunggal, berpasangan, berkelompok, dan dra tari adalah tari bertema. Disamping itu, dalam sebuah pertunjukan tari tradisional harus ditunjang dengan adanya tata rias maupun tata busana yang memadai sesuai dengan asal usul daerah tari tersebut berasal. Tata rias merupakan hiasan yang digunakan pada wajah, sehingga watak atau karakter dari penari dapat tervisualisasikan kepada penonton. Begitu pun dengan tata busana atau pakaian yang digunakan dalam sebuah penampilan para penari. Dimana, dengan dilengkapi dengan busana yang menunjang maka suasana dalam tari juga bisa terekspresikan dari warna pakaian yang dikenakan.
Jenis Tari Berdasarkan Fungsi dan Tujuannya - Di Indonesia terdapat berbagai macam jenis tari sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa kita. Dari berbagai jenis tarian yang beraneka ragam tersebut, memiliki fungsi dan tujuan berbeda-beda dalam penyajiannya. Berikut ini pembagian jenis tari berdasarkan fungsi dan tujuannya, antara lain. Tari upacara adalah jenis tari yang memiliki fungsi sebagai sarana upacara adat atau keagamaan. Contoh jenis tari upacara, yaitu:
Ada kalanya gerak dan ritme tari menjadi landasan dalam tari sebagai ungkapan rasa gembira. Gembira karena merayakan kemenangan, keberhasilan, dan sebaginya. Tari yang berfungsi sebagai ungkapan rasa gembira ini disebut tari gembira (place dance). Karena sifatnya gembira dan melibatkan banyak orang maka disebut juga dengan tari pergaulan. Contoh tari pergaulan atau tari hiburan, yaitu:
Tari pertunjukan memiliki fungsi atau tujuan untuk disajikan kepada penonton. Tari ini mempunyai kadar garapan yang berfariasi. Yang bermutu sedang disebut Show Dance, sedangkan yang bermutu tinggi disebut Consert Dance. Consert dance memerlukan persiapan dan tanggung jawab yang cukup berat, disamping penyajiannya memerlukan pengolahan koreografi yang matang. Sedangkan Show dance digarap sekedar memenuhi kepentingan acara-acara seperti hajatan, resepsi hari besar, dan sebagainya. Banyak sekali tari upacara yang di garap kembali untuk tari pertunjukan. Contoh tari pertunjukan, yaitu:
4 Contoh Seni Tari Tunggal Daerah Jawa Tengah Jenis Tari Tunggal Nusantara dan Penjelasan Lengkapnya Jenis Tari Berdasarkan Pola Garapan Jenis Tari Berdasarkan Tema atau Isi
Demikian ulasan kami tentang "Jenis Tari Berdasarkan Fungsi dan Tujuannya" yang dapat kami sampaikan. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan bagi pembaca. Terimakasih atas kunjungan anda di situs SeniBudayaku.com. "Mari kita lestarikan seni dan budaya bangsa".
Setiap penyajian tari akan tampak jelas aneka ragam bentuk koreografinya. Seperti kita ketahui ada koreografi yang diperagakan oleh satu orang penari, dua orang penari atau lebih, yang dalam peragaannya bisa sama dan bisa pula berbeda..Keberadaan tari yangdilakukan sendiri, berdua, ataupun kelompok, masing-masing mempunyai suasana, spirit (semangat) dan latar belakang yang berlainan. Apabila isi tarian atau konsep isi tarian bersifat internal, berarti bentuk tarian atau konsep bentuk tarian bersifat eksternal. Artinya yang bersifat internal akan tertangkap oleh kita dengan rasa dan pikiran secara rohaniah, sedangkan yang bersifat eksternal akan tertangkap oleh kita dengan inderawi jasmaniah. Dengan kata lain, isi tarian adalah konsepsi isi yang tak tampak, dan bentuk tarian adalah konsepsi yang tampak dan terdengar dari sebuah tarian. Dengan demikian bentuk tari merupakan manifestasi atau cerminan dari konsepsi tari, dan konsep tari bentuk ini terwujud sebagai elemen-elemen materi obyektif (terlihat dan terdengar) yang saling berhubungan dan menjadi kesatuan yang utuh sesuai dengan fungsinya. Secara konsepsional dalam hal konsepsi bentuk tari, di satu pihak berpijak atau mencerminkan konsepsi isi, dan dilain pihak elemen-elemennya terungkap bertahap dan saling mengisi selaras dengan fungsinya untuk memenuhi kebutuhan sebuah bentuk karya tari. Bentuk tari terdiri dari penyajian, koreografi, karawitan, rias dan busana serta properti tari.Sedangkan penyajian tari mengutamakan isi gambaran tarian, nama tarian, dan juga tatanan yang sudah baku atau mentradisi.Berdasarkan dari pijakan-pijakan itu, maka bentuk penyajian taridapat dibagi menjadi tiga macam yaitu:. 1. Tari Tunggal Bentuk penyajian tari tunggal adalah yang isi gambarannya mengisahkan seorang tokoh dan nama tariannya pun dari nama seorang tokohnya atau julukannya, seperti tokoh Srikandi, Arjuna dan sebagainya. Tari Tunggal adalah tarian yang dilakukan oleh seorang penari. Gerakannya mencapai tingkat kerumitan tertinggi dibandingkan dengan bentuk tari lainnya. Tari Tunggal adalah perwujudan koreografi yang khas dan ditarikan oleh seorang penari. Tingkat kerumitan pengungkapannya relatif lebih tinggi dibandingkan bentuk tari lainnya. Kondisi ini dikarenakan dilakukan oleh satu orang penari, sehingga nilai-nilai estetik tarian yang dilakukannya bertumpuhanya kepada seorang penari. Demikian juga tatanan pada gerak tari tunggal memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi, sulit untuk dilakukan secara rampak. Daya tarik tari Tunggal adalah daya tarik personal yang dimunculkan oleh koreografer dan kepiawaian penarinya. Koreografi dan penarinya menjadi satu-satunya fokus perhatian, baik bagi pemusik yang mengiringi ataupun penonton yang menyaksikan. Kekhususan lainnya adalah keleluasaan wilayah gerak penari yang bisa diolah sendiri berdasarkan kepekaan penarinya, sebagai contoh dalam mengolah ruang (maju-mundur, berputar dan sebagainya), mengatur waktu atau tempo musik (mengolah irama, cepat lambat), mengatur tenaga (kuat-lemah) dan olah rasa/ekspresi (memaknai gerak, tema dan mengintepretasikan isi tari). Berikut ini beberapa contoh bentuk penyajian tari Tunggal: a. Tari Golek (Yogyakarta) Tari Golek adalah tari yang ditarikan oleh remaja puteri. Pengertian remaja puteri adalah seorang wanita yang belum pernah menikah, berumur antara 12 tahun sampai 21 tahun. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menginjak dewasa. Pada saat ini remaja puteri mengalami masa transisi/peralihan dari kanak-kanak ke remaja, sehingga seorang remaja ingin memperlihatkan pribadinya. Dalam masa perkembangan kepribadian seseorang, masa remaja mempunyai arti yang khusus. Dalam rangkaian proses perkembangan, masa ini seseorang tidak mempunyai kedudukan yang jelas. Pada masa inilah remaja mulai mencari-cari atau mulai berfikir tentang potensi pribadiyang akan dipakai sebagai landasan selanjutnya. Untuk memperlihatkan potensi pribadinya dapat dilihat pada gerak muryani busana, seperti ragam tasikan, miwir rikmo, atrap sumping, atrap jamang. Dari gerakan tersebut memberi penjelasan bahwa muryani busana merupakan gerak yang mempunyai makna orang berhias dan berbusana, dari mulai memakai pakaian sampai mengenakan asesoris. Jika dilihat dari struktur geraknya, tari ini didominasi oleh gerak muryani busana. Dari pengkajian yang lebih dalam, ternyata ekspresi gerak ini sangat sesuai dan juga mempunyai makna sebagai penggambaran dunia penarinya (remaja puteri). Pada masa ini perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya. Diri mereka sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya sendiri. Jadi sangat tepat jika esensi tari Golek ini terletak pada gerak muryani busana atau dengan kata lain gerak ini merupakan gerak yang paling representatif. Penggambaran gerak berbusana di dalam tari Golek tidak sekedar meniru orang yang sedang mengenakan pakaian, tetapi di dalamnya mempunyai makna yaitu gerakan mematut diri. Jadi pada hakekatnya, berpakaian atau berdandan dipandang bukan sekedar sebagai penutup tubuh, tetapi di sini lebih menonjolkanunsur estetiknya. Ketika unsur fungsi dan keindahan disatukan pada gilirannya akan memberi kesan sempurna pada penampilan. Dengan sempurnanya suatu penampilan akan muncul kepercayaan diri, yang pada akhirnya akan muncul kesadaran tentang pribadi dengan segala potensinya. Dengan proses yang panjang dari waktu ke waktu akhirnya akan terbentuk suatu kepribadian. Dengan kata lain kepribadian akan terbentuk seiring dengan berjalannya waktu. Pada masa ini terjadi proses pemantapan secara lambat dan teratur. Masa ini merupakan kunci dari perkembangan anak. Pada periode ini anak gadis banyak melakukan instropeksi dan mencari sesuatu ke dalam diri sendiri. Yang pada akhirnya ia akan menemukan ”akunya” dalam diri mereka sendiri dengan sikap keluar pada dunia nyata. Dengan diketahuinya makna yang lebih dalam dari tari Golek, dapat diambil kesimpulan bahwa tari golek bukan sekedar sebuah tari yang menggambarkan seorang remaja putri yang sedang berhias diri. Disini tari golek yang dimaknai sebagai tari tunggal putri yang menggambarkan seorang gadis remaja yang sedang berada dalam liminalitas. Dalam upayanya untuk menemukan jati dirinya ia berusaha menumbuhkan rasa percaya diri yang diekspresikan dengan gerakan yang menggambarkan berhias diri. Pencarian jati diri pada hakekatnya adalah kerja pribadi. Hal ini sejalan dengan tari golek sebagai tari tunggal. Sebagai tari tunggal (yang mulanya adalah satu-satunya pada tari putri), jelas mempunyai keistimewaan bila dibandingkan dengan bentuk tari yang lain.
Page 2
|