Jenis penelitian sosial berdasarkan pendekatan

tirto.id - Setiap disiplin ilmu tidak dapat dipisahkan dari penelitian, termasuk rumpun ilmu sosial. Penelitian (research) adalah salah satu cara untuk menyelesaikan suatu masalah atau mencari jawaban dari persoalan yang dihadapi secara ilmiah.

Karakteristik Keilmuan

Penelitian menggunakan cara berfikir reflektif, berpikir keilmuan dengan prosedur yang sesuai dengan tujuan dan sifat penyelidikan. Penelitian dikatakan ilmiah jika berlandaskan pada karakteristik kelimuan yaitu:

  • Logis/Rasional, penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia.

  • Empiris, menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati orang lain dengan menggunakan panca indera manusia.

  • Sistematis, menggunakan proses dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Para peneliti atau ilmuwan setidaknya harus memahami masalah, menguji masalah, menyiapkan solusi, melakukan uji hipotesis dan memecahkan masalah.

Baca juga: Penelitian Sosial Sosiologi: Definisi, Jenis dan Ciri-cirinya

Metode Penelitian Sosial

Dalam penelitian sosial setidaknya ada dua metode yang sering digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dan metode penelitan kuantitatif.

a. Metode Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif mencakup penggunaan subjek yang dikaji dan kumpulan berbagai data empiris – studi kasus, pengalaman pribadi, introspeksi, perjalanan hidup, wawancara, teks-teks hasil pengamatan, historis, interaksional, dan visual – yang menggambarkan saat-saat dan makna keseharian dan problematis dalam kehidupan seseorang (Denzin dan Lincoln, 2009:2).

Data kualitatif adalah data yang berupa informasi kenyataan yang terjadi di lapangan. Penelitian dengan menggunakan metode jenis ini, biasanya akan menggunakan teknik pengumpulan data dengan dua cara yaitu wawancara mendalam dan pengamatan partisipasi/pengamatan partisipan.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

b. Metode Penelitian Kuantitatif

Penelitian dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang bersifat mengumpulkan data yang dapat diukur, seperti besarnya penghasilan, frekuensi perilaku, dan sebagainya. Penelitian kuantitatif dapat berupa deskripsi statistik atau studi korelasional (hubungan sebab akibat).

Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Pada umumnya penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi, (bukan kedalaman) sehingga metode ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas.

Baca juga: Pengertian Populasi, Sampel, dan Contoh dalam Penelitian Sosial

Baca juga artikel terkait PENELITIAN SOSIAL atau tulisan menarik lainnya Balqis Fallahnda
(tirto.id - bqs/agu)


Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Agung DH
Kontributor: Balqis Fallahnda

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Jenis Penelitian dan Macam Penelitian

Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagai menjadi dua macam, yaitu :

1. Penelitian Kuantitatif

Penelitian dengan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada umumnya penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar.
2. Penelitian Kualitatif

Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Hal ini bukan berarti bahwa pendekatan kualitatif sama sekali tidak menggunakan dukungan data kuantitatif akan tetapi penekanannya tidak pada pengujian hipotesis melainkan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara berfikir formal dan argumentatif. Banyak penelitian kualitatif yang merupakan penelitian sampel kecil.

Bila dilihat dari kedalaman analisisnya, jenis penelitian terbagi atas :

Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistemik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh. Uraian kesimpulan didasari oleh angka yang diolah tidak secara terlalu dalam. Kebanyakan pengolahan datanya didasarkan pada analisis persentase dan analisis kecenderungan (trend).

2. Penelitian Inferensial

Penelitian inferensial melakukan analisis hubungan antarvariabel dengan pengujian hipotesis. Dengan demikian kesimpulan penelitian jauh melampaui sajian data kuantitatif saja. Dalam penelitian inferensial kita dapat berbicara mengenai besarnya peluang kesalahan dalam pengambilan kesimpulan.

Kalau dipandang dari karakteristik masalah berdasarkan kategori fungsionalnya, penelitian dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam sebagaimana diuraikan oleh Isaac dan Michael (1976) yaitu :

Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi. Contoh penelitian deskriptif yang paling populer adalah penelitian survei.

2. Penelitian Perkembangan

Penelitian perkembangan bertujuan mempelajari pola dan urutan perkembangan dan / atau perubahan, sejalan dengan berlangsungnya perubahan waktu. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara longitudinal dan dapat dilakukan secara cross-sectional. Penelitian perkembangan terpusat pada studi mengenai variabel-variabel dan perubahannya dalam periode bulan atau tahun, ddalam usaha memperoleh jawaban atas pertanyaan seperti " Bagaimanakah pola pertumbuhan yang terjadi, kecepatan perubahan, arah, urutan, dan faktor-faktor yang berkaitan yang mempengaruhinya?".

Dalam studi longitudinal (mengikuti perkembangan subjek tertentu secara terus menerus) masalah sampel biasanya menjadi rumit dikarenakan tidak banyak subjek yang dapat diikuti terus menerus perkembangannya dalam jangka waktu bertahun-tahun. Dalam studi cross-sectional dilibatkan lebih banyak subjek akan tetapi banyaknya faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang dapat dianalisis menjadi lebih terbatas. Akan tetapi studi cross-sectional lebih efisien waktu dan lebih murah biayanya dikarenakan rentang waktu perkembangan yang sesungguhnya perlu dipelajari dapat dipersingkat oleh pengambilan sampel untuk kelompok-kelompok periode waktu tertentu saja dari panjang rentang yang sesungguhnya. Kerumitan memang dapat timbul dikarenakan sampel pada masing-masing kelompok periode usia yang dijadikan sampel sangat mungkin tidak betul-betul komparabel (layak dibandingkan).

3. Studi Kasus dan Penelitian Lapangan

Tujuan studi kasus dan penelitian lapangan adalah mempelajari secara intensif latar belakang, status terakhir, dan interaksi lingkungan yang terjadi pada suatu satuan sosial seperti individu, kelompok, lembaga, atau komunitas.

Studi kasus merupakan penyelidikan mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisasikan dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut. Cakupan studi kasus dapat meliputi keseluruhan siklus kehidupan atau dapat pula hanya meliputi segmen-segmen tertentu saja.

4. Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi. Dengan studi korelasional peneliti dapat memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi, bukan mengenai ada-tidaknya efek variabel satu terhadap variabel yang lain

5. Penelitian Kausal-Komparatif

Melalui suatu penelitian kausal-komparatif, hubungan sebab-akibat dapat diselidiki lewat pengamatan terhadap konsekuensi yang sudah terjadi dan menengok ulang data yang ada untuk menemukan faktor-faktor penyebab yang mungkin terdapat disana. Cara ini dapat dikatakan berlawanan dengan metode eksperimental yang mengumpulkan data dibawah suatu kondisi yang sangat terkendali.

Pada hakikatnya penelitian kausal-komparatif adalah "ex post facto", artinya data dikumpulkan setelah semua peristiwa yang diperhatikan terjadi. Kemudian peneliti memilih satu atau lebih efek (variabel dependen) dan menguji data dengan kembali menelusuri waktu, mencari penyebab, melihat hubungan, dan memahami artinya.

6. Penelitian Eksperimental Murni

Penelitian ini murni dilakukan untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat di antara variabel-variabel dengan cara menghadapkan kelompok eksperimental pada beberapa macam kondisi perlakuan dan membandingkan akibat (hasil)nya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan.

7. Penelitian Eksperimental Semu

Penelitian ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni semirip mungkin akan tetapi tidak semua variabel yang relevan dapat dikendalikan dan dimanipulasi. Peneliti harus menyadari betul keterbatasan penelitian ini dan seberapa jauh validitas internal dan eksternalnya.

Karena pengendalian dan manipulasi tidak sepenuhnya berada ditangan peneliti maka ciri unik penelitian ini adalah adanya metode kontrol parsial yang berdasarkan pada identifikasi yang seksama terhadap faktor-faktor yang dicurigai akan mempengaruhi validitas internal dan validitas eksternalnya.

Saifuddin Azwar, 2004, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal.5-11.