Lihat Foto Show KOMPAS.com - Batik adalah karya seni asli Indonesia yang dinobatkan sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, batik bukanlah sekedar kain berwarna dan bermotif melainkan penggambaran filosofi tentang eskistensi dari adat istiadat yang dianut suatu masyarakat. Banyak sekali daerah di Indonesia yang memiliki batik khas, salah satunya adalah Betawi yang sebagian besar tinggal di Provinsi DKI Jakarta. Batik Betawi merupakan batik pesisir yang berkembang pada masa kolonial Belanda saat pedagang luar memasuki Jakarta yang pada masa itu masih bernama Batavia. Baca juga: Pengaruh Penggunaan Pewarna Alami Batik Salah satu motif batik Betawi yang paling sering digunakan adalah motif tumpal. Batik motif tumpal adalah bentuk geometris segitiga sama kaki yang terinspirasi kain Serasa asal India. Sebenarnya motif segitiga pada hiasan kain bukanlah berasal dari India. Motif tumpal atau segitiga telah dikenal sejak zaman prasejarah oleh manusia purba dan digunakan sebagai simbol yang sering ditemukan pada lukisan gua. Makna motif tumpalMotif tumpal memiliki makna penolak bala atau penjauh bencana bagi yang memakainya. Hal ini dikarenakan gambar segitiga tumpal yang runcing mirip dengan gigi buaya. Motif tumpal yang terdiri dari tiga sisi ini memiliki arti magis yaitu keselarasan antara manusia, semesta, dan alam lain atau tuhan. Dilansir dari Medium, motif segitiga secara numerologis satu sisinya menggambarkan kekuatan, sisi berikutnya menggambarkan pembukaan, dan sisi lainnya menggambarkan lahirnya kebijaksanaan. Sehingga motif tumpal selalu dikaitkan dengan cara hidup manusia yang dapat selaras dengan alam sehingga membuka perspektif yang lebih baik dalam hal ketuhanan. Motif tumpal mengajarkan hidup kehidupan yang paripurna, seimbang antara dunia dan Tuhan. Baca juga: Merancang dan Membuat Pola Batik Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Baca berikutnya Jakarta - Hari ini, Selasa (22/6/2021), bertepatan dengan ulang tahun DKI Jakarta. Tahun ini, Ibukota negara kita genap berusia 494 tahun. Seperti provinsi lainnya, Jakarta juga kaya akan budaya. Tak cuma dalam hal seni pertunjukan seperti lenong atau ondel-ondel, tapi juga kreasi batiknya. Perlu diakui bahwa batik khas Betawi memang tak sepopuler dengan batik dari daerah-daerah lainnya di pulau Jawa seperti Pekalongan atau Solo.
Padahal, corak batik Betawi cukup beragam dan sarat filosofi. Belakangan juga bermunculan motif-motif baru hasil pengembangan dari ikon budaya Betawi yang sudah cukup familiar. "Sebenarnya, yang membedakan motif-motif batik Betawi cenderung kepada peninggalan-peninggalan atau simbol-simbol dan ciri-ciri kebetawian seperti ondel-ondel, penari Betawi dan tanaman-tanaman langka yang pernah ada di Jakarta," kata Ketua Batik Betawi Terogong Siti Laela di program Reportase Trans 7 pada 2019 lalu. Seperti batik pada umumnya, batik Betawi terbagi menjadi dua jenis, yakni cap dan tulis. Cara pengerjaannya pun tak jauh berbeda dengan batik dari daerah lain. Prosesnya dimulai dengan proses pencantingan atau pencapan motif, lalu masuk ke tahap pewarnaan.
Selanjutnya, kain batik dijemur sebelum masuk ke proses penghilangan lapisan lilin dengan air panas agar motif terlihat lebih jelas. Pengerjaannya bisa memakan waktu 1-3 minggu, tergantung rumitnya motif yang dibuat. Berikut sejumlah motif batik Betawi serta asal usul dan maknanya seperti dihimpun dari berbagai sumber: 1. Motif Salakanegara
Alam menjadi salah satu sumber inspirasi utama dalam corak batik Betawi. Maka, hadirlah motif salakanagara yang ilham namanya datang dari Gunung Salak. Seperti dikutip dari situs Museum Nusantara, Gunung Salak dipercaya oleh warga setempat memiliki kekuatan yang besar dan mampu menjaga Batavia. Motif ini mengangkat tema kerajaan pertama di Batavia atau Jakarta saat ini yang didirikan Aki Tirem pada 130 Masehi. 2. Motif Nusa Kelapa
Inspirasi alam kembali terlihat pada motif batik khas Betawi lainnya, yakni motif nusa kelapa. Motif ini merupakan gambaran dari situasi Jakarta tempo dulu yang asri, sejuk, banyak hamparan sawah yang luas, sebelum akhirnya hilang karena modernisasi. Namanya berasal dari peta ceila yang dibuat tahun 1482-1521 ketika pemerintahan Prabu Siliwangi. Peta inilah yang menjadi cikal bakal nama Jakarta karena terdapat nama Nusa Kelapa, yang menjadi Sunda Kelapa. Kemudian berubah sebagai Jayakarta hingga Batavia dan berakhir dengan Jakarta. 3. Motif Ondel-Ondel dan Tanjidor
Batik Betawi sempat melalui masa 'krisis identitas' yang panjang lantaran kalah pamor oleh batik dari provinsi lain. Sampai akhirnya, batik Betawi melalui pengembangan sebagai cara agar tetap relevan dengan pasar. Salah satu caranya, mengaplikasikan simbol-simbol populer budaya Betawi dalam corak batik. Contohnya motif ondel-ondel dan tanjidor yang mulai dikembangkan sekitar 20 tahun terakhir. Ondel-ondel bermakna sebagai penolakan bala dan pengusir makhluk halus yang tersesat. Sedangkan tanjidor merupakan pertunjukan musik tradisional khas Betawi. Warna dasar yang biasa digunakan pada motif ini adalah hitam, kuning dan jingga. 4. Motif Ondel-Ondel Pucuk Rebung
Motif ini mengombinasikan inspirasi alam dan keunikan ikon budaya Betawi. Tersirat makna mendalam pula di baliknya. Motif ondel-ondel pucuk rebung menegaskan bahwa masyarakat Betawi merupakan orang yang jujur dan apa adanya. Adapun warna dasarnya seputaran hijau dan biru. Gambar ondel-ondel diletakkan di tengah kain, sedangkan pucuk rebung digambarkan di bagian tepi kain. 5. Batik Marunda
Batik Marunda awalnya dibuat untuk memberdayakan para warga rumah susun di daerah Marunda, Cilincing, Jakarta Utara yang sebelumnya tinggal di kawasan kumuh. Ide ini digagas oleh Iriana Jokowi saat masih menjabat sebagai Ketua Dekranasda DKI Jakarta. Ada beberapa motif batik Marunda, dua di antaranya adalah burung kipasan dan bunga bandotan. Kain itu pun berbeda dengan batik Betawi yang kebanyakan bergambar Monas atau Tugu Nasional. Batik Marunda lebih banyak mengusung flora dan fauna khas Jakarta. Simak Video "Momen Avril Lavigne Terima Bintang Penghargaan Hollywood Walk of Fame" (dtg/dtg) |