Hallo sobat semua rumussoal.com kali ini akan menyampaikan Artikel materi tentang Teknik Pengolahan Makanan panas dan dingin – lengkap dengan pengertian, ciri ciri, mekanisme proses dan contoh supaya mudah di pahami. Show Teknik Pengolahan Makanan – adalah salah satu proses dalam pembuatan makanan yang menggunakan teknik pemanasan tertentu untuk menghasilkan makanan yang akan dimasak, sehinga makan akan mudah si santap dengan makanan yang lezat, dan akan meningkatkan nilai gizi dan meningkatkan penampilan pada makanan. Langsung saja simak pemabahasan di bawah ini..? Pengolahan Makanan Adalah
Secara umum mengolah makanan dengan memasak, memanggang, atau membuat kue dengan melakukan pengolahan dalam ilmu makanan dan akan membutuhkan teknik pemrosesan yang khusus yang sesuai dengan sifat-sifat nya. Salah menggunakan teknik pengolahan maka dapat mengurangi rasa dan bahkan nilai gizi makanan dalam pembuatan dengan cara panas dan basah basah. Pengolahan makanan juga dapat melibatkan memasak makanan dengan sedikit air dan minyak dengan metode memasak dalam teknologi panas dan kering. Baca Juga: Not Lagu Ambilkan Bulan Bu 3 Mekanisme Pengolahan Makananpenjelasan singkat di atas maka disini juga akami akan memberikan tiga mekanisme dalam pembuatan dengan pengolahan makanan diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Persiapan makan / makananSaat menyiapkan makanan, semua makanan disiapkan yang diperlukan sebelum diproses, proses persiapan makanan yang disebutkan dalam penelitian ini sebuah kegiatan khusus dengan persiapan makanan atau rempah-rempah. 2. Pemrosesan makanan / makananPemrosesan makanan sebuah rangkaian dan kegiatan yang mengubah bahan makanan mentah menjadi makanan siap saji, dalam pengolahan makanan yang dilakukan oleh juru masak hingga proses memasak. 3. Makanan dan presentasi makananAdalah sebuah proses pendistribusian dalam penyajian makanan yang terjadi setelah semua pemrosesan selesai dan makanan siap akan disajikan. Baca Juga: Not Lagu Cicak Cicak Di Dinding Proses pengolahan MakananDari apa yang sudah kami sampaikan di atas maka kami juga akan menyampaikan ulasan tentang bagai mana proses dalam pengolahan makanan.
Nah demikianlah sobat yang dapat kami sampaikan pembahasan tentang, Teknik Pengolahan Makanan, lengkap dengan makanan panas dan basah, semoga apa yang sudah kami sampaikan dapat berguna dan bermanfaat, sekian dan terima kasih. Baca Juga Artikel Lainnya: Teknik Pengolahan Pangan, Adapun teknik dasar pengolahan bahan pangan dibedakan menjadi dua yaitu teknik pengolahan makanan panas basah [moist heat] dan teknik pengolahan panas kering [dry heat cooking]. Teknik pengolahan makanan panas basah [moist heat] adalah mengolah bahan makanan dengan menggunakan bahan dasar cairan untuk mematangkannya. Suhu cairan pada teknik pengolahan makanan panas basah tidak pernah lebih dari suhu didih. Berikut ini yang termasuk teknik pengolahan pangan panas basah : Teknik merebus [boiling]Adalah mengolah bahan makanan dalam cairan yang sudah mendidih. Cairan yang digunakan dapat berupa air, kaldu, atau susu. Caranya bahan makanan dapat dimasukkan ke dalam cairan yang masih dalam keadaan dingin atau dalam air yang panas. Teknik poachingIalah cara memasak bahan makanan dalam bahan cair sebatas menutupi bahan makanan yang direbus dengan api kecil di bawah titik didih [92° – 96°C]. Bahan makanan yang di-poach ini adalah bahan makanan yang lunak atau lembut dan tidak memerlukan waktu lama dalam memasaknya seperti buah-buahan, sayuran, telur, dan ikan. Cairan bisa berupa kaldu, air yang diberi asam, cuka, dan susu. Adalah teknik merebus bahan makanan dengan sedikit cairan [kira-kira setengah dari bahan yang akan direbus] dalam panci tertutup dengan api dikecilkan secara perlahan-lahan. Efek dari braising ini sama dengan menyetup, yaitu untuk menghasilkan bahan makanan yang lebih lunak dan aroma yang keluar menyatu dengan cairannya. Stewing [menggulai/menyetup]Mengolah bahan makanan yang terlebih dahulu ditumis bumbunya, dan direbus dengan cairan yang berbumbu dan cairan yang tidak terlalu banyak dengan api sedang. Maksud dari dimasak dengan api sedang dan dalam waktu yang lama agar aroma dari bahan masakan keluar dengan sempurna. Pengolahan dengan teknik ini harus sering diaduk secara hati-hati agar tidak mudah hancur. Pada proses stewing, cairan yang dipakai yaitu air, susu, santan, dan kaldu. Teknik mengukus [steaming]Memasak bahan makanan dengan uap air mendidih. Sebelum mengukus bahan makanan alat pengukus yang sudah berisi air harus dipanaskan terlebih dahulu hingga mendidih dan mengeluarkan uap, baru masukkan bahan makanan pada steamer atau pengukus. Uap air panas akan mengalir ke sekeliling bahan makanan yang sedang dikukus. Efek dari teknik ini ialah menjadikan makanan lebih lunak dan lembut. Nilai gizi bahan makanan tidak banyak yang hilang karena tidak bersentuhan langsung dengan air. Makanan yang diolah dengan cara ini yaitu puding, bolu, maupun sayuran, ikan dan ayam. Teknik simmeringTeknik memasak bahan makanan dengan saus atau bahan cair lainnya yang dididihkan dahulu, kemudian api dikecilkan di bawah titik didih dan direbus lama, di mana di permukaannya muncul gelembung–gelembung kecil. Teknik ini biasanya digunakan untuk membuat kaldu yang mengeluarkan ekstrak dari daging yang direbus.
Memasak bahan makanan dengan menggunakan dua buah panci yang berbeda ukuran, Salah satu panci berukuran lebih kecil. Cara ini memang memerlukan waktu yang lama, seperti membuat nasi tim dan cokelat.
Pengolahan makanan adalah proses pengolahan makanan dan minuman yang berasal dari bahan baku tumbuhan atau hewan menjadi produk yang bisa dikonsumsi. Bahan baku yang diubah bisa berupa biji-bijian, daging, dan susu. Proses pengolahan makanan berbeda, tergantung dengan tujuan akhir makanan tersebut akan menjadi apa. Seperti sayuran yang dibekukan, gandum yang digiling untuk menghasilkan tepung, kentang yang digoreng untuk dijadikan keripik, hewan yang disembelih untuk diambil dagingnya.[1] Untuk menghasilkan makanan yang enak, diperlukan tahapan serta proses untuk mengolah bahan mentah agar siap untuk dikonsumsi. Tahapan tersebut dimulai dari proses persiapan bahan mentah, pengolahan, kemudian penyajian. Setelah selesai diolah, makanan tersebut disajikan sedemikian rupa agar menimbulkan selera untuk makan. Penyajian makanan disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan. Contohnya, ada beberapa makanan yang disajikan dalam piring atau mangkuk. Ada juga yang dibungkus menggunakan daun, kertas, plastik, dan ada yang menggunakan wadah tertentu, seperti toples.[2] Teknik pengolahan makanan yang paling umum yaitu pengolahan dengan memanfaatkan panas. Teknik tersebut sudah ada sejak tahun 1830. Tokoh yang memperkenalkan teknik tersebut bernama Nicholas Appert. Dahulu, Nicholas Appert mendapatkan sebuah tantangan dalam sebuah lomba pengawetan makanan pada saat perang antara Prancis dan Inggris. Pasukan Prancis lebih banyak memakan korban, karena kekurangan makanan. Nicholas pun bereksperimen dengan cara memanaskan makanan kaleng, yang membawanya dalam kemenangan dalam lomba tersebut. Teknik tersebut berkembang, hingga menjadi teknologi dalam pengembangan pengawetan makanan kemasan. Dasar teorinya, mikroba menyukai makanan yang bersifat basah seperti ayam, daging, telur, dan susu. Padahal, makanan tersebut mengandung gizi yang tinggi. Nicholas menemukan celah, bahwa mikroba tidak bisa hidup dalam lingkungan yang ekstrem. Dengan suhu yang tinggi, pemanasan dianggap efektif untuk mengawetkan makanan tersebut.[3] Namun, menurut penelitian yang dilakukan oleh Fransesco Berna yang diterbitkan dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences bahwa manusia mulai melakukan pengolahan makanan dengan teknik memasak sudah dari zaman manusia purba sejak 1,9 juta tahun yang lalu. Horminid merupakan spesies Homo Erectus, yang sudah bisa memasak serta mengolah makanan mereka. Hal tersebut dibuktikan dengan jejak penggunaan api yang berjarak 30 meter dari tempat tinggal mereka. Selain itu, banyak ditemukan alat-alat seperti batu di lokasi tersebut. Berdasarkan penelitian, Homo Eresctus mampu menghabiskan aktivitasnya sebanyak 48% hanya untuk makan, sedangkan manusia modern menghabiskan waktu untuk makan hanya 5%.[4] Teknik merebus adalah cara memasak dengan cara memanaskan air atau kaldu hingga mendidih. Setelah air mendidih, makanan dimasukkan ke dalam air hingga matang. Makanan yang diolah dengan teknik merebus di antaranya, memasak telur, sayuran, pasta, hingga nasi pun menggunakan teknik ini.[5] Teknik memasak dengan cara merebus hingga mendidih dapat menghindarkan lemak dari oksidasi agar makanan lebih sehat. Namun, apabila merebus daging hingga mendidih berjam-jam akan mengakibatkan daging kehilangan nutrisinya, dan mengubah sifat proteinnya.[6] PoachingPoaching merupakan salah satu jenis teknik memasak dengan cara merebus dengan suhu 82˚C.[7] Perbedaan dengan teknik merebus yaitu, dalam perebusan makanan dimasukkan dengan cairan yang bukan lemak dengan suhu yang lebih tinggi. Poaching adalah proses memasak yang lembut dan prosesnya lebih lambat.[8] SimmeringSimmering merupakan cara memasak yang dilakukan dengan menggunakan api kecil. Umumnya, makanan yang berair akan dimasak dengan api kecil hingga muncul gelembung-gelembung di permukaan masakan.[9] MenggulaiMenggulai atau stewing merupakan teknik memasak makanan yang lebih dahulu ditumis bumbunya. Bahan yang sudah disiapkan direbus bersama cairan yang memiliki bumbu dengan menggunakan api sedang. Cairan yang digunakan di antaranya, susu, santan, kaldu, dll. Pemakaian garam sebaiknya dimasukkan pada akhir proses stewing.[10] MenumisMenumis merupakan teknik memasak yang biasa digunakan untuk mengolah masakan khas Tiongkok. Menumis menggunakan api yang besar, karena akan menghasilkan masakan lebih cepat matang dan tidak berminyak.[11] MemanggangMemanggang merupakan teknik memasak yang memanfaatkan suhu panas dari api untuk memasak makanan. Makanan ditempatkan secara langsung di atas sumber panas, seperti oven atau bara api. Manfaat dari teknik memanggang dalam proses memasak yaitu mengurangi lemak, menjaga nutrisi, serta rendahnya sodium karena dengan teknik memanggang garam yang diserap oleh makanan akan berkurang kadarnya.[12] Di Indonesia, pengaturan mengenai sikap ketika mengolah makanan sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No 1096/ Menkes / PER/VI/ 2011. Peraturan tersebut berisi tentang bahwa tenaga pengolah makanan ketika sedang bekerja mengolah makanan tidak boleh melakukan kegiatan merokok, makan, menguyah. Selain itu, tidak boleh menggunakan perhiasan, dan memastikan selalu mencuci tangan. Para pekerja juga harus menggunakan pakaian pelindung yang benar ketika mengolah makanan, dan membiasakan diri untuk tidak banyak bicara dan menutup mulut pada saat bersin dan batuk atau menjauhi makanan dengan cara keluar ruangan. Sikap yang sudah diatur ketika mengolah makanan akan berdampak terhadap hasil akhir suatu makanan. Di Amerika Serikat, penyebaran penyakit melalui makanan sebanyak 25% disebabkan oleh proses pengolahan makanan yang terinfeksi dan higiene perorangan yang buruk.[13] Sanitasi terhadap makanan merupakan kewajiban kepada seluruh elemen yang berhubungan dengan makanan, seperti tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan makanan, penyimpanan makanan, dan penyajian makanan. Makanan yang tidak diolah dengan baik akan berdampak terhadap kualitas makanan yang bisa menimbulkan keracunan karena bahan kimia, tumbuhan, atau hewan, juga dapat menimbulkan alergi.[14] Peralatan persiapan sebelum memasak di antaranya talenan, parutan kentang, panci cekung, timbangan, pengocok, pemarut, pengiris, pisau, jarum, kasa penyaring tepung, pengupas, hingga alat untuk membuat lubang.[15] Peralatan pelaksanaan memasakAlat memasak dalam pelaksanaannya, alat perebus, alat penggoreng, alat penumis, alat untuk membuat dadar, alat pembakar, alat untuk broil, alat panggang, alat rebus, hingga alat uap.[15]
Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pengolahan_makanan&oldid=20754249" Video yang berhubungan |