Pendahuluan Teknologi pengolahan Tanaman Obat terdiri dari beberapa tahapan yaitu sortasi, pencucian, penirisan atau pengeringan, penyimpanan dan pengolahan. Sortasi dilakukan setelah panen pada komiditi tanaman obat. Tanaman obat yang diambil daun, rimpang atau umbi dibersihkan dari kotoran. Bagian tanaman yang sudah dipanen lalu dipisahkan dari bagian yang busuk, tanah, pasir maupun gulma yang menempel harus dibersihkan. Ada beberapa tanaman yang dihasilkan melalui umbi seperti jahe, kunyit, kencur dan keladi tikus. Pencucian dilakukan setelah disortir. Pencucian sebaiknya dengan menggunakan air mengalir dengan mencuci bagian tanaman yang dipanen. Pencucian dapat dilakukan dengan air mengalir dari mata air atau PAM. Pencucian dapat dilakukan dengan cara merendam sambil disikat dengan menggunakan air bersih. Saat dicuci tidak boleh terlalu lama untuk menghindari zat-zat tertentu yang terdapat dalam bahan dapat larut dalam air yang dapat mengakibatkan mutu bahan menurun. Rimpang atau umbi diperbolehkan untuk disikat bagian lekukannya dan bagian daun-daunan cukup dicuci sampai bersih. Setelah pencucian umbi, rimpang dan daun ditiriskan pada rak pengering. Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan air dari suatu bahan dengan menggunakan sinar matahari. Pengeringan dapat memberikan keuntungan antara lain: memperpanjang masa simpan, mengurangi penurunan mutu sebelum diolah lebih lanjut, memudahkan dalam pengangkutan, menimbulkan aroma khas pada bahan serta memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Pengeringan Bahan dapat dilakukan diatas para-para dengan menggunakan sinar matahari dan ditutupi dengan kain hitam juga dapat dilakukan dengan kombinasi antara sinar matahari dengan alat. Bahan Herbal yang sudah dikeringkan disebut Simplisia. Simplisia merupakan hasil pengeringan dari tanaman obat yang belum diolah lebih lanjut atau baru dirajang saja yang kemudian dijemur. Dari simplisia dapat diolah menjadi berbagai macam produk, seperti : serbuk, minyak atsiri, ekstrak kental/oleoresin, ekstrak kering maupun kapsul. Tanaman obat dapat diolah menjadi berbagai macam produk seperti:simplisia, serbuk, minyak atsiri, ekstrak kental, ekstrak kering, instan, sirup, permen dll,sehingga dapat menambah nilai ekonomi tanaman obat sekaligus menambah pendapatan petani. Disamping itu produk yang telah diolah tahan lebih lama disimpan dari pada bentuk segar. Panen dengan hasil yang berlebihan (panen raya) harga akan turun sehingga perlu diolah lebih lanjut. B. Teknologi Pengolahan Jahe Rimpang jahe memilki banyak manfaat antara lain untuk bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biscuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe dapat digunakan dalam industri obat, minyak wangi juga. Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu. Jahe dapat merangsang kelenjar pencernaan, baik untuk membangkitkan nafsu makan dan pencernaan.Jahe yang digunakan sebagai bumbu masak terutama berkhasiat untuk menambah nafsu makan, memperkuat lambung, dan memperbaiki pencernaan. Jahe memiliki kandungan senyawa bioaktif yaittu seskuiterpena, zingiberena, sineol, zingiberal, borneol, geranial, linaool dan limonene. Pengolahan rimpang jahe dapat dilakukan dengan beberapa tahap yaitu mencuci, mengeringkan, menyortir, pengemasan dan penyimpanan. Simplisia jahe yang disimpan dapat dijadikan berbagai produk minuman atau obat. Teknologi pengolahan minuman jahe instan. Cara pengolahan jahe instan yaitu rimpang jahe dikupas hingga bersih, kemudian rimpang tersebut dipotong-potong dengan ukuran agak besar agar mudah dibersihkan. rimpang dicuci tersebut hingga bersih. Rimpang jahe yang sudah dibersihkan lalu dipotong kecil-kecil. Jahe yang telah dipotong kecil-kecil tersebut dicampur dengan air, kemudian di blender sampai halus. Jahe halus yang sudah diblender kemudian diperas menggunakan saringan halus. Air perasan jahe tersebut digunakan sebagai bahan pokok.Air perasan jahe, daun pandan, kayu manis, cengkeh, gula pasir dimasukkan ke dalam panci, kemudian ditambahkan satu gelas air, lalu aduk hingga rata. Campuran bahan yang telah diaduk kemudian direbus. Api yang digunakan untuk merebus jangan terlalu besar. Aduk terus agar tidak lengket/gosong. Jika bahan yang direbus sudah mulai masak, tandanya telah mengkristal dan berwarna putih agak coklat muda, segera angkat lalu biarkan hingga dingin. Jahe instan diayak hingga kristalnya halus dan rata. Kristal jahe yang masih kasar dihaluskan lalu diayak lagi sampai halus dan rata. Jahe instan siap disajikan atau dikemas. Daftar Pustaka Hoesen DSH. 2007. Pertumbuhan dan perkembangan tunas Typhonium secara in vitro. Berita Biologi. 8(5): 413-422. Lai, C.S., Mas, R.H.M.H., Nair, N.K., Majid, M.I.A., Mansor, S.M. & Navaratnam, V. 2008. Typhonium flagelliforme inhibits cancer cell growth in vitro and induces apoptosis: An evaluation by the bioactivity guided approach. Journal of Ethnopharmacology, 118:14-20. Farry B.P dan Murhananto. 1999. Budidaya, Pengolahan, Perdagangan Jahe. Edisi Revisi. Teo CKH dan Ch’ng BI. 1996. Cancer yet they live. Penang, Malaysia. Era Maps Sdn Bhd: 53-70. Sianipar, N. F., Maarisit, W. & Valencia, A. 2013. Toxic activities of hexane extract and column chromatography fractions of rodent tuber plant (Typhonium flagelliforme Lodd.) on Artemia salina. Indonesia Journal Agriculture Sciences. 14: 1-6. Syahid, S. F. & Kristina, N. N. 2007. Induksi dan regenerasi kalus keladi tikus (Typhonium flagelliforme Lodd.) secara in vitro. Jurnal Littri. 13: 142-146. Published at : 25 March 2015
Teknik Dari Pengolahan Produk Kesehatan Khas Daerah bergantung dari bahan baku dan produk akhir yang akan dibuat. Pada dasarnya teknik yang digunakan untuk pengolahan produk kesehatan terdiri atas pengeringan (pembuatan simplisia), penyulingan, dan peracikan. Pengeringan digunakan untuk menurunkan kandungan air pada bahan, baik nabati maupun hewani. Pengeringan bertujuan untuk membuat bahan menjadi awet dan praktis dalam penggunaannya. Proses pengawetan harus tepat agar tidak merusak atau menghilangkan kandungan bahan pentingnya. pentingnya. Berikut ini adalah beberapa Teknik Dari Pengolahan Produk Kesehatan Khas Daerah yang umum digunakan, dengan contoh penerapannya untuk pengolahan rimpang jahe dan teripang. 1. Pembuatan SimplisiaSimplisia adalah bahan alami yang dikeringkan, yang digunakan sebagai obat. Simplisia dapat berupa bahan hewani maupun nabati. Pengeringan adalah proses pengurangan kadar air hingga sekitar 8-10%, bertujuan untuk membuat bahan tahan terhadap jamur. Proses pembuatan simplisia meliputi tahap pencucian, pemotongan (untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil), dan pengeringan. Pengeringan dapat memanfaatkan pengeringan alami atau menggunakan mesin pengering (dryer). Pengeringan alami dapat dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari langsung atau diangin-angin tanpa terpapar matahari langsung. Pada pembuatan simplisia jahe, pencucian dilakukan dengan semprotan air bertekanan atau direndam di air, dan disikat secara hati-hati. Rimpang jahe kemudian dipotong-potong dengan ketebalan 7-8 mm. Potongan tersebut dijemur di atas alas anyaman bambu, tikar atau lantai. Pada waktu pengeringan, potongan-potongan rimpang jahe disebar di atas alas (jangan dalam keadaan menupuk) dan dibalik secara berkala, agar proses pengeringannya merata. Setelah pengeringan, ketebalan potongan rimpang akan menyusut menjadi 5-6 mm. 2. Pembuatan TepungTepung dari bahan nabati maupun hewani untuk produk kesehatan juga dibuat dengan tujuan kemudahan penggunaan dan keawetan. Proses pembuatan tepung ada yang mengolah bahan secara utuh atau hanya filtrat (cairan). Pembuatan tepung dari bahan meliputi tahap pencucian, pomotongan (untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil), pengeringan, dan penghalusan, seperti pada pembuatan tepung tripang atau serbuk jahe. Serbuk jahe merupakan untuk bahan minyak atsiri atau campuran jamu. Pembuatan tepung dengan memanfaatkan filtrat bahan dilakukan pada pembuatan tepung jahe instan untuk minuman kesehatan. Pembuatan tepung teripang dilakukan dengan cara memisahkan daging teripang dengan isi perutnya. Teripang dibelah dengan menggunakan pisau dan dicuci dengan air mengalir sehingga daging teripang betulbetul bersih. Daging tripang lalu dipotong kecil-kecil dan dikeringkan. Daging tripang yang sudah kering dihaluskan dengan blender hingga menjadi tepung teripang. 3. PenyulinganPenyulingan digunakan untuk mengambil kandungan minyak atsiri yang terdapat pada tanaman. Ada tiga jenis teknik penyulingan yaitu metode perebusan, metode pengukusan, dan metode uap langsung. Perbedaan ketiga proses ini adalah pada proses penguapan minyak atsiri dari bahan yang sudah dikeringkan dan dihaluskan menjadi serbuk. Pada ketiga proses tersebut, minyak atsiri menguap bersama uap air, dikondensasi dan dipisahkan miyak dan airnya. Hasil kondensasi berupa campuran air dan minyak atsiri yang sangat mudah dipisahkan kerena kedua bahan tidak dapat saling melarutkan. 4. PeracikanPeracikan adalah penggabungkan beberapa bahan dengan komposisi tertentu. Satu bahan dapat dimanfaatkan menjadi beberapa jenis obat melalui peracikan yang berbeda-beda. Peracikan juga tergantung dari produk kesehatan yang akan dihasilkan. Produk kesehatan yang siap pakai pada umumnya minuman, obat oles atau kompres, dan dalam bentuk pil. Pada prinsipnya peracikan meliputi tahapan persiapan bahan dan alat, penimbangan bahan, peracikan, serta penyajian dalam Teknik Dari Pengolahan Produk Kesehatan Khas Daerah. Baca Juga Demikian Artikel Teknik Dari Pengolahan Produk Kesehatan Khas Daerah Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo:)
|