Jelaskan secara singkat latar belakang dan Kronologi terjadinya peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa Rengasdengklok merupakan salah satu peristiwa yang sangat bersejarah bagi Indonesia.

Peristiwa ini menjadi salah satu faktor dimana Indonesia mencapai puncak kejayaanya pada masa itu.

Jadi bagaimana peristiwa itu bisa terjadi?

Pahami Juga : Sebab dan Akibat Perang Paregreg

Latar Belakang Rengasdengklok

Jelaskan secara singkat latar belakang dan Kronologi terjadinya peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa Rengasdengklok dilatar belakangi karena adanya perbedaan pendapat antara golongan tua dengan golongan muda.

Golongan tua seperti Ir. Soekarno dan Moh. Hatta menginginkan bahwa proklamasi didiskusikan terlebih dahulu dengan PPKI.

Sedangkan, golongan muda memaksa agar cepat-cepat diumumkan kemerdekaan, selain itu golongan muda tidak suka dengan PPKI yang tak ingin negara Jepang ikut campur dan tidak terpengaruh oleh Jepang.

Sebelum itu, golongan pemuda telah mengadakan perundingan di salah satu lembaga bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus.

Dalam pertemuan ini diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang.

Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya tetapi ditolak oleh Soekarno karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.

Kronologi Peristiwa Rengasdengklok

Jelaskan secara singkat latar belakang dan Kronologi terjadinya peristiwa Rengasdengklok

Ir. Soekarno dan Mr. Moh. Hatta diculik sehari penuh di Rengasdengklok. Ini demi kebaikan mereka agar tidak terpengaruh Jepang dan cepat-cepat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa Rengasdengklok ini Ir. Soekarno dan Moh. Hatta memiliki wibawa yang besar dan karena itu golongan muda enggan mendekati mereka.

Berdasarkan pernyataan Soekarno kepada Shudanco Sanggih, bahwa Ir. Soekarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia setelah kembali ke Jakarta.

Esok siangnya, Shudanco Sanggih kembali ke Jakarta dan menyampaikan berita kepada kawan-kawan dan golongan muda bahwa Ir. Soekarno akan bersiap memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Sementara itu, di Jakarta sedang terjadi perundingan antara Perwakilan Golongan Tua (Achmad Subarjo) dengan Perwakilan Golongan Muda (Wikana).

Mereka sepakat bahwa akan melaksanakan proklamasi di Jakarta, dan Laksamana Tadachi Maeda mengizinkan rumah kediamanya sebagai tempat perundingan dan menjamin keselamatan mereka.

Akhir Peristiwa Rengasdengklok

Jelaskan secara singkat latar belakang dan Kronologi terjadinya peristiwa Rengasdengklok

Akhirnya Ahmad Subardjo, Sudiro, dan Yusuf Kunto segera menuju Rengasdengklok. Rombongan tersebut tiba di Rengasdengklok  pukul 17.30 WIB.

Peranan Ahmad Subardjo sangat penting dalam peristiwa kembalinya Soekarno Hatta ke Jakarta, sebab mampu meyakinkan para pemuda bahwa proklamasi kemerdekaan akan  dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00 WIB.

Nyawanya sebagai jaminan. Akhirnya Subeno sebagai komandan kompi Peta setempat bersedia melepaskan Soekarno Hatta ke Jakarta.

Terima kasih teman-teman sudah membaca tentang Latar Belakang dan Sejarah Peristiwa Rengasdengklok.

Semoga bermanfaat. Jangan lupa untuk selalu kunjungi cerdika.com yak 😀

Beri konten ini 5 bintang dong

Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain Soekarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31" terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik.[1][2]

Jelaskan secara singkat latar belakang dan Kronologi terjadinya peristiwa Rengasdengklok

Kamar peristirahatan Bung Karno di rumah Djiaw Kie Siong.

Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chaerul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana tersebut.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di Lapangan IKADA (yang sekarang telah menjadi Lapangan Monas) atau di rumah Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56. Akhirnya, dipilihlah rumah Bung Karno karena di Lapangan IKADA sudah tersebar bahwa ada sebuah acara yang akan diselenggarakan, sehingga tentara-tentara Jepang sudah berjaga-jaga, untuk menghindari kericuhan, antara penonton-penonton saat terjadi pembacaan teks proklamasi, dipilihlah rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Teks Proklamasi disusun di Rengasdengklok, di rumah Djiaw Kie Siong. Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada Kamis tanggal 16 Agustus, sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Wikana dan Mr. Achmad Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Pada tanggal 16 Agustus tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.

Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang "dipinjam" (tepatnya sebetulnya diambil) dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.[3]

 

Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang.

Sebelumnya golongan pemuda telah mengadakan suatu perundingan di salah satu lembaga bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus. Dalam pertemuan ini diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya tetapi ditolak oleh Soekarno karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.

  • (Indonesia) Peristiwa Rengasdengklok Diarsipkan 2007-01-13 di Wayback Machine.
  • (Indonesia) Sekitar Proklamasi 3 oleh Rushdy Hoesein
  • (Indonesia) 16 Agustus 1945 - Film Pendek di Televisi Nasional menjelang 17 Agustus 2008

  1. ^ Adams, Cindy. (2007). Bung Karno, penyambung lidah rakyat Indonesia. Hadi, Syamsu., Yayasan Bung Karno (Jakarta). (edisi ke-Ed. rev). Jakarta: Yayasan Bung Karno. ISBN 979-96573-2-6. OCLC 230895721. 
  2. ^ "Ketika Sukarno Ditodong Pisau, Pedang dan Pistol". Republika Online. Diakses tanggal 2020-12-01. 
  3. ^ "Proklamasi dan Kisah Mesin Ketik Jerman". Majalah Tempo. Diakses tanggal 02 Mei 2021.  Periksa nilai tanggal di: |access-date= (bantuan)

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peristiwa_Rengasdengklok&oldid=20098994"