Jelaskan secara ringkas apa akibatnya bila seseorang tidak punya rasa malu

Siapa sih yang kebal terhadap rasa malu? Mulai dari tersandung di depan banyak orang, salah bicara saat presentasi, atau karena bau badan saat hangout dengan teman-teman, banyak hal yang terjadi sehari-hari dapat memicu respons emosi ini. Meskipun emosi ini tidak dapat dihindari, rasa malu dapat diatasi, lho! Sebelum mengetahui cara mengatasinya, ayo kenali dulu apa itu rasa malu.

Mengapa Kita Merasa Malu?

Sebagai makhluk sosial yang hidup dalam kelompok, manusia secara instingtif memerlukan persetujuan atau approval dari teman kelompoknya supaya individu tersebut tidak dikucilkan. Meskipun dewasa ini, konsep “dikucilkan” bukan hal yang dapat membahayakan nyawa, pada zaman dahulu saat manusia masih berburu dan diburu, hidup terpisah dari kelompok merupakan hal yang sangat berbahaya dan mengancam nyawa.

Secara teori, rasa malu diperlukan untuk mencegah individu melakukan kesalahan yang sama, dan dikucilkan oleh kelompoknya. Karena rasa malu tidak menyenangkan untuk dialami, manusia akan berusaha mencegah rasa malu muncul dengan meminimalisir kesalahan yang dibuat.

Rasa malu yang sewajarnya membantu kamu untuk beradaptasi dalam situasi sosial. Namun, rasa malu juga memiliki dampak negatif bila dialami secara berlebihan. Reaksi malu yang berlebihan sering kali membuat kamu merasa tidak nyaman dalam kegiatan sehari-hari, atau tidak berani mengambil kesempatan yang sudah lama dinanti-nanti. Bahkan, sebuah penelitian terhadap 378 orang dewasa di Amerika Serikat menunjukan bahwa 57% dari koresponden tidak memeriksakan diri ke dokter karena rasa malu, meskipun gejala yang dialami cukup mengkhawatirkan.

Cara Mengatasi Rasa Malu Berlebihan

Penelitian menemukan bahwa rasa malu berlebihan dan berkepanjangan juga dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan meningkatkan risiko depresi dan ansietas. Sekalipun rasa malu tidak dapat dihindari sepenuhnya, efeknya pada psikologis dan kegiatan sehari-hari dapat diminimalisir. Nah, kalau kamu termasuk orang yang pemalu, simak 4 cara mengatasi rasa malu berlebihan, yuk!

●      Kenali Pemicu Rasa Malu

Untuk mengatasi rasa malu, hal pertama yang perlu dilakukan adalah untuk mengenali pemicunya. Psychology Today mengatakan, malu adalah pengalaman yang sangat personal sehingga sulit untuk menentukan standar tertentu akan penyebab rasa malu. Artinya, setiap orang memiliki tingkat rasa malunya masing-masing.

Secara garis besar, pemicu rasa malu terbagi dalam tiga kategori berikut ini:

-          Melakukan Kesalahan yang Tidak Menyalahi Norma Sosial

Dalam konteks ini, biasanya rasa malu muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara harapan dan realita. Contohnya, seorang gadis yang pergi ke pesta ingin terlihat sempurna, anggun dan memukau merasa malu karena ada tissue yang melekat di sepatunya setelah kembali dari toilet. Atau, seorang pekerja yang ingin memenangkan hati bosnya, merasa malu karena pakai jas dengan terbalik saat presentasi.

-          Ketidakmampuan untuk Berbaur dengan Lingkungan

Kebutuhan untuk diterima dan membaur dengan lingkungan sangat besar pada makhluk sosial seperti manusia. Rasa malu yang kedua ini, dipicu oleh rasa berbeda dan tidak dapat berbaur. Contohnya saja pasien kanker yang merasa malu akibat rambut rontoknya, atau penyandang disabilitas yang merasa berbeda karena tidak memiliki anggota tubuh yang lengkap.

-          Melakukan Kesalahan yang Menyalahi Norma Sosial

Seperti saat SD, ketika ketahuan mencontek, muka menjadi panas dan merah, pemicu ketiga adalah saat seseorang ketahuan melakukan sesuatu yang dianggap tidak pantas. Contohnya, narapidana yang menundukan wajahnya saat diliput media. Rasa malu akibat melakukan kesalahan yang menyalahi norma sosial adalah rasa malu yang paling patut dipertahankan, bukan?

Penelitian juga menyebutkan bahwa orang ekstrovert lebih jarang mengalami rasa malu yang berkaitan dengan kesalahan yang tidak menyalahi aturan sosial, sementara introvert memiliki kecenderungan memiliki sifat pemalu yang lebih tinggi. Pengalaman yang buruk atau trauma dapat memperparah rasa malu, bahkan hingga tahap yang tidak rasional sehingga perlu diatasi dengan menyesuaikan pola pikir.

●      Ubah Pola Pikir

Rasa malu, meskipun memberi sensasi yang tidak nyaman, bukanlah emosi yang negatif. Memiliki tujuannya dalam menjaga status sosial, rasa malu bahkan dapat digunakan untuk mengembangkan diri sendiri. Setelah mengetahui alasan atau pemicu, kamu dapat mencoba untuk menghilangkan sifat pemalu dengan melihatnya dari sudut pandang lain. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengajukan pertanyaan seperti:

-          Apakah sebenarnya kamu dapat mengatasi rasa malu, atau bahkan dapat mencegahnya dari awal? Pada pembahasan sebelumnya sudah dibahas mengenai bagaimana mengenali pemicu rasa malu. Setelah mengenal pemicunya, secara otomatis dapat ditemukan apakah rasa malu sebenarnya dapat dicegah atau tidak.

-          Apakah kritik yang kamu terima selalu bermakna negatif? Ada kemungkinan kamu menganggap kritik sebagai suatu hal yang negatif karena sering menjadi malu karenanya. Nyatanya, kritikan justru dapat menjadi hal positif jika kamu menerimanya dengan bijak. Bukan sebagai kebencian, kritik dapat kamu terima sebagai tanda kepedulian orang sekitar agar kamu semakin menjadi lebih baik. Dengan menjadi lebih baik, kamu akan memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi dan mulai melupakan rasa malu berlebihan.

-          Apakah banyak orang mengalami hal yang serupa? Jika kamu pikirkan kembali, mungkin saja banyak orang yang pernah mengalami hal serupa. Artinya, kamu tidak sendirian dan pasti banyak orang yang sudah berhasil melewati masa tersebut. Pertanyaan ini akan membantu kamu menyadari bahwa rasa malu yang kamu rasakan itu normal dan dapat diatasi. Orang lain saja bisa merasa malu, kenapa kamu harus tenggelam dalam rasa malu?

-          Bila teman menceritakan pengalaman seperti ini, apakah yang akan kamu pikirkan? Bila hal ini terjadi pada sahabatmu, besar kemungkinan kamu akan memberikan kata-kata penyemangat dan memberitahu mereka bahwa sepertinya tidak banyak yang menyadari kesalahan yang dibuat, atau bahwa melakukan kesalahan adalah hal yang wajar dan dilakukan semua orang. Lakukan hal yang sama pada diri sendiri dapat membantu mengatasi sifat pemalu. Dengan kata lain, kamu akan mulai berdamai dengan rasa malu dan move on!

-          Bila kamu melihat kejadian tersebut dari sudut pandang orang lain, apakah yang akan kamu pikirkan? Mungkin kesalahan kecil yang membuatmu malu adalah kejadian yang menghibur orang lain dan membuat mereka tersenyum.

Karena rasa malu adalah emosi yang normal, sangat penting untuk menerima fakta bahwa rasa malu itu akan muncul. Hal ini lebih baik dan lebih sehat daripada berusaha terlalu keras menghindari rasa malu. Sama seperti olahraga angkat berat yang membutuhkan proses dari 1 kg menjadi 100 kg, demikian juga dengan mengatasi rasa malu. Membiarkan diri sendiri berada di kondisi yang memicu rasa malu secara bertahap akan membantu kamu untuk mengatasinya.

●      Fokus Pada Diri Sendiri

Psychology Today menyatakan, bahwa rasa malu dapat bertambah parah akibat perasaan bahwa orang lain sedang memperhatikan apa yang dilakukan. Hal ini dapat menghambat perkembangan diri sendiri, lho! Contohnya saja, seorang gadis yang ingin sekali menjadi penyanyi tidak mengambil kesempatan di kompetisi nyanyi karena malu ditonton banyak orang.

Berfokus pada diri sendiri dan apa yang ingin dicapai serta mengurangi fokus terhadap pendapat, ekspektasi, atau respon orang lain dapat membantu kamu mengalihkan energi emosionalmu menjadi energi yang lebih produktif. Menetapkan standar dan target pribadi dapat membantu untuk lebih berfokus pada pengembangan diri sendiri dan mengurangi rasa malu.

Meskipun rasanya orang lain begitu memperhatikan apa yang kamu lakukan, pada kenyataannya mungkin mereka pun sibuk memperhatikan diri sendiri supaya tidak melakukan kesalahan dan merasa malu. Jadi lain kali saat kamu merasa sedang diamati, ingat bahwa mungkin orang lain juga sedang mencoba untuk menghindari rasa malu.

●      Pilih Lingkungan yang Suportif dan Mendukung

Mengatasi rasa malu membutuhkan proses yang tidak singkat. Dalam perjalanannya, hal yang membuat ingin menyerah bisa saja terjadi. Karena itu, memilih lingkungan yang suportif dan mendukung adalah hal yang penting supaya kamu tetap on track dan tidak menyerah.

Lingkungan yang suportif dan mendukung secara sosial adalah lingkungan yang:

-          Saling mendukung, artinya dukungan dilakukan dua arah, tidak hanya memberi tapi juga menerima dukungan.

-          Mendukung komunikasi yang terbuka dan jujur. Kejujuran dan keterbukaan menjadi salah satu landasan kepercayaan dan hubungan.

-          Saling menghormati, termasuk menghormati waktu, privasi, dan keputusan personal serta tidak merongrong atau memonopoli.

-          Tidak mengabaikan perasaan dan kebutuhan. Tidak mengecilkan kebutuhan dan pendapat.

Lingkungan yang suportif dapat kamu temukan di mana saja, baik bersama keluarga, komunitas, teman, atau pacar. Selain dapat mendukung proses perubahan, lingkungan yang suportif juga mengambil banyak andil dalam membentuk perspektif sosial yang sehat. Sebagai contoh, orang yang memiliki social anxiety cenderung merasa bahwa lingkungan sekitarnya memiliki perspektif yang buruk tentang dirinya, dan seringkali muncul akibat trauma dalam situasi sosial.

Misalnya, pengalaman dibicarakan di belakang oleh orang terdekat yang dipercaya dapat menyebabkan dirinya merasa dibicarakan tiap kali berada di tengah banyak orang. Mengubah lingkungan yang suportif dapat membantu menyelesaikan masalah atau trauma terkait situasi sosial.

Rasa malu juga dapat diatasi dengan meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi pikiran negatif. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan persiapan. Penelitian menyatakan bahwa persiapan dapat meningkatkan kesiapan dan kepercayaan diri untuk menghadapi situasi-situasi tak terduga. Persiapan secara emosional dapat dilakukan dengan latihan, mengetahui detail dalam situasi sosial yang akan didatangi, atau merinci hal-hal yang dapat memicu rasa malu.

Selain itu, kamu juga bisa membantu membangun rasa percaya diri kamu dengan menjamin kebersihan diri dengan baik. Bersihkan diri dengan baik dan lakukan perawatan tubuh, serta lengkapi dengan menggunakan Rexona Activ-White Roll On yang akan memberikan perlindungan optimal selama 48 jam dari bau badan, serta dengan formulasi khusus untuk pria, akan memberikan efek 5x mencerahkan kulit ketiak tanpa menyebabkan iritasi. Yuk, jadi lebih baik dengan rasa percaya diri yang tinggi!