Teori BrahmanaTeori masuknya agama Hindu Buddha ke Indonesia yang pertama adalah teori Brahmana. Teori ini dikemukakan oleh Van Leur. Teori ini muncul berdasarkan pengamatan berdasarkan sifat unsur budaya India yang ada pada budaya Indonesia. Pada saat itu, penguasa atau raja di Nusantara mengundang para brahmana (pendeta atau golongan cendekiawan) datang ke Indonesia. Para brahmana kemudian memperkenalkan kebudayaan India yang berasal dari kebudayaan golongan brahmana. Hal ini mempertegas bahwa ajaran agama Hindu datang dan diajarkan oleh golongan brahmana. Para brahmana memiliki hak dan kemampuan membaca kitab Weda (kitab suci agama Hindu) sehingga memahami keseluruhan agama Hindu. Bahasa Sansekerta yang ditemukan di banyak prasasti Indonesia merupakan bahasa yang digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan di India. Hanya golongan atau kasta brahmana saja yang mengerti dan menguasai bahasa tersebut.Teori KsatriaTeori selanjutnya adalah teori ksatria yang merupakan teori dari Cornelis Christian Berg atau C.C. Berg. Bersumber dari Sejarah Indonesia Paket C Kemendikbud Ristek, Berg beranggapan bahwa para ksatria (prajurit dan bangsawan) dari India datang ke Indonesia setelah mengalami kekalahan akibat peperangan di India. Teori ini dibuktikan dengan cerita Jawa kuno, Panji Jawa. Disebutkan bahwa seorang ksatria dari seberang laut dayang ke pulau Jawa untuk mendirikan kerajaan atau merebut posisi tertinggi di sebuah kerajaan dengan menikah dengan putri raja tersebut. Baca Juga: Jadwal Terbaru SNMPTN 2022, Siswa Bisa Buat Akun LTMPT hingga Pekan DepanTeori WaisyaTeori ini dicetuskan oleh N.J. Krom yang menyatakan bahwa agama dan kebudayaan Hindu dari India masuk ke Indonesia dibawa oleh golongan waisya atau pedagang. Para pedagang tersebut datang dan berlabuh di Indonesia selain untuk melakukan kegiatan jual-beli juga mengajarkan kebudayaan dan agama Hindu Buddha. Sambil menunggu angin yang tepat untuk melanjutkan perjalanan, para pedagang tinggal untuk sementara di Indonesia. Namun ada juga pedagang yang memilih tinggal di Indonesia sehingga terbentuk komunikasi yang lebih kuat dengan masyarakat Indonesia.Teori Arus BalikTeori Arus Balik merupakan teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu Buddha ke Indonesia yang masuk dalam pendapat kedua. Teori ini dicetuskan oleh F.D.K. Bosch. Bosch berpendapat bahwa bangsa Indonesia memiliki peran aktif dalam penyebaran agama Hindu. Tidak hanya menerima pengetahuan dari orang lain, bangsa Indonesia juga aktif mencari informasi tentang agama Hindu dan Buddha ke India. Setelah mendapatkan pengetahuan yang cukup, mereka kemudian kembali ke Indonesia dan menyebarkan ajaran Hindu Buddha ke masyarakat. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
JAKARTA - Proses masuknya pengaruh agama Hindu-Budha ke Indonesia bakal dibahas oleh Okezone. Dalam buku Sejarah Indonesia untuk siswa SMA ini menunjukkan proses masuknya pengaruh agama Hindu dan agama Budha ke wilayah nusantara, memang memerlukan analisis yang cukup dalam. Hal tersebut dikarenakan belum terdapat kesepakatan yang bulat diantara para ahli mengenai siapa yang membawa kebudayaan tersebut ke Nusantara. Secara garis besar, peneliti membagi proses masuknya budaya Hindu-Budha berdasarkan beberapa teori. BACA JUGA: Sikap Masyarakat Nusantara Terhadap Masuknya Budaya Hindu-Budha, Ada yang Bersifat Pasif Masuknya agama Hindu-Budha dibawa oleh kolonisasi pada orang-orang India. Teori yang termasuk dalam kelompok pendapat pertama antara lain teori Brahmana, teori Ksatria, Waisya, dan Sudra. Sedangkan teori kedua yang muncul adalah teori arus Balik. Adapun, proses masuknya pengaruh agama Hindu-Budha ke Indonesia menurut teori Brahmana yakni suatu kolonisasi dengan melibatkan penaklukan oleh golongan ksatria. Selain itu, suatu kolonisasi selalu disertai oleh pemindahan segala unsur masyarakat dari tanah asal. Misalnya, sistem kasta, kerajinan, bentuk rumah, tata kota, bahasa, pergaulan. BACA JUGA: Contoh Akulturasi Kebudayaan pada Masa Kerajaan-Kerajaan Hindu- Budha di Nusantara Mereka yang menetap di perkampungan khusus itu kedudukannya tidak berbeda dengan rakyat biasa di tempat itu. Hubungan mereka dengan penguasa hanyalah dalam bidang perdagangan, sehingga tidak dapat diharapkan adanya pengaruh budaya yang membawa perubahan-perubahan dalam bidang tata negara dan agama. Hal ini menjadi lebih jelas, karena sebagian besar pedagang itu adalah pedagang keliling yang berasal dari kalangan masyarakat biasa. Mengingat unsur-unsur budaya India yang terdapat dalam budaya Indonesia, van Leur cenderung untuk memberikan peranan penyebaran budaya India pada golongan brahmana. Para brahmana datang atas undangan para penguasa Indonesia, sehingga budaya yang mereka perkenalkan adalah budaya golongan brahmana. Para brahmana ini kemudian melakukan upacara vratyastoma, yakni upacara inisiasi yang dilakukan oleh para kepala suku agar menjadi golongan ksatria. Pandangan ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Paul Wheatly bahwa para penguasa lokal di Asia Tenggara sangat berkepentingan dengan kebudayaan India guna mengangkat status sosial mereka. Sayangnya dari teori brahmana Van Leur itu masih belum jelas pada yang mendorong terjadinya proses tersebut. Ia berpendapat bahwa dorongan itu adalah akibat kontak dengan India melalui perdagangan. Bukan hanya melalui orang-orang India yang datang, tetapi mungkin juga karena orang-orang Indonesia melihat sendiri kondisi di India.
Our systems have detected unusual traffic from your computer network. Please try your request again later. Why did this happen? IP-address: 132.145.101.69 Time: 2022-08-13T01:41:32+00:00 Our systems have detected unusual traffic from your computer network. Please try your request again later. Why did this happen? IP-address: 132.145.101.69 Time: 2022-08-13T01:41:34+00:00 18 November 2021, 07:45 WIB Sofia | Humaniora
ANTARA/Anis Efizudin Sejumlah umat Budha melaksanakan Pradaksina (berjalan mengelilingi) candi Borobudur saat upacara Upostha Mandala Puja.
ANDA pasti sudah tidak asing dengan candi Borobudur, candi Prambanan, maupun peninggalan lain – berupa prasasti dan lain sebagainya, yang tersebar di Indonesia dan menjadi objek wisata popular. Hal tersebut merupakan bukti bahwa pengaruh agama Hindu dan Budha di Indonesia cukup besar dan menjadi salah satu pembentuk keanekaragaman budaya di tanah air Masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia berawal melalui jalur perdagangan. Pada masa tersebut, sebelum bangsa kolonial datang ke Nusantara, Indonesia melakukan transaksi perdagangan dengan bangsa asing, terutama Tiongkok dan India yang merupakan pusat agama Hindu dan Buddha terbesar di Asia. Baca juga: Selama Nataru Seluruh Wilayah Indonesia Berstatus PPKM Level 3 Melalui jalur perdagangan, agama Hindu dan Buddha mulai hadir di Indonesia. Para pedagang tersebut mengajarkan agama Hindu dan Buddha ke Indonesia. Ada 4 teori yang cukup terkenal dalam menjelaskan masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia. 1. Teori Ksatria Teori ini menyatakan agama Hindu dan Buddha dibawa oleh kaum ksatria yang melalukan ekspedisi militer ke Indonesia. 2. Teori Waisya Teori ini menyatakan kalau agama Hindu Buddha dibawa oleh pada pedagang India ke Indonesia 3. Teori Brahmana Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu Buddha dibawa oleh kaum brahmana dengan 2 cara, yaitu kaum brahmana dari India diundang raja-raja Indonesia dan kaum brahmana datang dari India bersama para pedagang ke Indonesia 4. Teori Arus Balik Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu Buddha dibawa oleh orang Indonesia yang pergi belajar ke India dan ketika kembali dari India, mereka menyebarkan agama Hindu Buddha ke Indonesia. (OL-1) |