Jelaskan mengenai ketimpangan sosial antara pemilik modal dan buruh sesuai pemahaman anda

Jelaskan mengenai ketimpangan sosial antara pemilik modal dan buruh sesuai pemahaman anda
Photo by Doug Linstedt on Unsplash

Ketimpangan sosial adalah ketidakseimbangan yang terjadi dalam masyarakat. Ketimpangan sosial terlihat jelas dengan adanya jarak atau gap di antara golongan-golongan dalam masyarakat. Meskipun perbedaan merupakan sesuatu yang wajar, tingkat perbedaan dalam kasus ketimpangan sosial terlihat sangat mencolok.

Kamu bisa membaca faktor penyebabnya di Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial.

Terdapat banyak sekali ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat, ketimpangan sosial yang paling kentara ialah di sektor ekonomi.

Contoh ketimpangan sosial di bidang ekonomi yaitu tidak meratanya distribusi kekayaan dan pendapatan serta adanya “privilege” pada golongan kaya yang membuatnya memiliki “hak” istimewa tertentu di berbagai hal dan kesempatan.

Singkatnya, beberapa contoh ketimpangan sosial yaitu:

  1. Ketimpangan antara golongan kaya dan miskin
  2. Ketimpangan pemilik modal dan buruh
  3. Ketimpangan pembangunan
  4. Ketimpangan kesempatanDalam sektor pendidikan contohnya yaitu mahalnya biaya pendidikan, tidak meratanya tenaga pengajar, dan tidak meratanya pembangunan pendidikan

    Dalam sektor kesehatan contohnya yaitu mahalnya biaya kesehatan, tidak meratanya tenaga medis, dan tidak meratanya pembangunan infrastruktur kesehatan

  5. Ketimpangan budaya lokal dan budaya global

Uraian singkat dari masing-masing contoh adalah sebagai berikut.

1. Ketimpangan antara Golongan Kaya dan Miskin

Menurut Soerjono Soekanto, ukuran kekayaan dilihat dari kepemilikan harta, rumah, kendaraan, tanah, cara berpakaian, hingga kebiasaan pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari. Badan Pusat Statistik menentukan indikator kemiskinan dengan melihat persentase jumlah minimal uang yang dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan pokok (papan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).

Timbulnya ketimpangan sosial antara golongan kaya dan miskin dapat disebabkan oleh faktor pertumbuhan masyarakat menengah ke atas yang menanjak naik, adanya krisis global, rendahnya tingkat pendidikan, dan mental miskin yang dimiliki masyarakat.

2. Ketimpangan Pemilik Modal dan Buruh

Pemilik modal adalah individu atau kelompok yang memiliki modal untuk melakukan suatu kegiatan yang terstruktur. Buruh adalah individu yang bekerja dalam kegiatan yang dilakukan pemilik modal.

Bentuk ketimpangan antara buruh dan pemilik modal berkaitan dengan jaminan upah yang diterima buruh. Realitasnya, upah butuh telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. Upah minimum regional (UMR) setiap daerah berbeda-beda. Perbedaan ini disesuaikan dengan faktor-faktor tertentu seperti tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah , kondisi pasar kerja, dan kebutuhan hidup masyarakat di daerah tersebut.

Ketimpangan sosial semakin besar ketika banyak pemilik modal yang tidak memberikan upah sesuai standar upah yang ditetapkan pemerintah daerah.

3. Ketimpangan Pembangunan

Di Indonesia, masih banyak daerah-daerah yang kesulitan untuk memperoleh air bersih, listrik memadai, dan sarana prasarana lainnya. Masih adanya kesulitan memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut menunjukkan masih terjadinya ketimpangan pembangunan.

4. Ketimpangan Kesempatan

Setiap anggota masyarakat seharusnya memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan. Namun, pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang kesulitan untuk memperoleh salah satu bahkan keduanya seperti masyarakat-masyarakat pedalaman dan 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

a. Contoh Ketimpangan Sosial di Bidang Pendidikan

Pendidikan yang dikenal sebagai social elevator yang selalu menjalankan fungsi utamanya yaitu mempersiapkan individu mencari nafkah, mengembangkan bakat, dan melestarikan budaya. Semakin tinggi seseorang mengenyam bangku pendidikan, semakin besar kesempatan untuk dapat melakukan mobilitas sosial vertikal. Contohnya, kesempatan bekerja di perusahaan besar memiliki seorang sarjana dibandingkan lulusan SMA ataupun di bawahnya.

Menurut Mike Verawati Tangka, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial dalam dunia pendidikan sebagai berikut.

1) Pengaruh Globalisasi

Percepatan perubahan sosial akibat globalisasi sering tidak dapat diikuti oleh lembaga pendidikan di daerah.

2) Pembangunan Infrastruktur Pendidikan yang Tidak Merata

Akibat kondisi geografis Indonesia, pembangunan sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia menjadi lebih sulit dan tidak merata.

3) Ketersediaan Tenaga Pengajar

Banyak tenaga pengajar terkonsentrasi di perkotaan, sedangkan di daerah pedesaan, perbatasan, maupun daerah pedalaman masih sangat minim.

4) Mahalnya Biaya Sekolah Setiap Jenjang

Biaya pendidikan yang setiap tahun meningkat menyebabkan masyarakat menengah ke bawah terpaksa bekerja keras agar dapat menyekolahkan anaknya pada jenjang sekolah lanjutan. Lulusan SMA belum tentu dapat melanjutkan ke perguruan tinggi akibat biaya yang mahal.

b. Contoh Ketimpangan Sosial di Bidang Kesehatan

Setiap orang memiliki hak yang sama dalam mengakses layanan kesehatan. Kesehatan merupakan unsur utama dalam kehidupan karena sangat menunjang aktivitas manusia. Kesehatan merupakan salah satu indikator penilaian Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI).

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial dalam dunia pendidikan sebagai berikut.

1) Biaya Kesehatan yang Mahal

Sehat memang mahal harganya. Masyarakat sering terbebani biaya pengobatan. Bahkan, biaya pengobatan menjadi beban kedua bagi pasien selain penyakit yang dideritanya. Kenaikan biaya rumah sakit disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan seperti privatisasi rumah sakit, mahalnya biaya pembuatan obat, dan biaya dokter.

2) Keterbatasan Infrastruktur

Balai pengobatan seperti puskesmas, klinik, dan rumah sakit tidak tersebar merata. Jumlah klinik pengobatan terbatas terutama di daerah-daerah terpencil. Selain itu, keterbatasan alat medis menyebabkan puskesmas dan rumah sakit tidak dapat mengobati beberapa jenis penyakit.

3) Kurangnya Tenaga Medis

Tidak hanya obat dan fasilitas pengobatan yang dibutuhkan, keberadaan tenaga medis yang selalu siap untuk menangani keluhan pasien juga dibutuhkan. Tenaga medis tidak hanya dokter, tetapi juga bidan/perawat, apoteker, dan ahli gizi. Banyak tenaga medis terkonsentrasi di perkotaan, sedangkan daerah pedesaan, perbatasan, dan daerah pedalaman masih sangat kekurangan. Jika kondisi ini berlangsung terus-menerus dapat menimbulkan ketimpangan sosial.

5. Ketimpangan Budaya Lokal dan Budaya Global

Ketimpangan budaya di sini artinya adalah ketidaksepadanan posisi budaya yang dijalani oleh masyarakat. Banyak budaya dari luar negeri diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia sebagai budaya yang kreatif, populer, keren, dan “wah”. Secara tidak langsung, budaya-budaya tersebut menginginkan agar masyarakat terutama generasi muda Indonesia turut mengonsumsi, mengikuti, dan menyukai budaya baru tersebut. Budaya-budaya baru yang diikuti masyarakat dunia inilah yang disebut pop culture (budaya populer).

tirto.id - Penyebab terjadinya ketimpangan pendapatan di kota dan di desa salah satunya adalah perbedaan status sosial di masyarakat. Hal ini adalah bagian faktor penyebab ketimpangan sosial yang secara total terdiri dari 7 faktor.

Adapun 7 faktor tersebut ialah kondisi demografi, kondisi pendidikan, kondisi kesehatan, kemiskinan, kurangnya lapangan kerja, dan perbedaan status sosial di masyarakat. Sebenarnya, faktor terakhir adalah kesimpulan dari sejumlah faktor yang telah disebutkan.

Salah satu contoh kasus ketimpangan sosial di Indonesia misalnya ketika seorang dengan pendidikan rendah akan kesulitan mendapatkan pekerjaan dengan kriteria syarat berpendidikan tinggi.

Bukan hanya dalam bidang pekerjaan, ketimpangan sosial ini ini juga bisa terjadi dalam kesenjangan mendapatkan fasilitas, kesehatan, perumahan, pembangunan, hingga pendistribusian pangan.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk memecahkan ketimpangan sossial ini adalah dengan mengetahui faktor penyebabnya. Dengan mengetahui latar belakang permasalahan, maka langkah dalam pemecahan dapat dilanjutkan untuk analisis lebih lanjut.

Pengertian Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial adalah salah satu kajian dalam studi sosiologi. Menurut ilmu sosiologi penyebab ketimpangan sosial antara lain faktor demografi, ekonomi, hingga pendidikan.

Dalam sosiologi sendiri, arti atau definisi ketimpangan sosial adalah keadaan kesenjangan atau ketidakseimbangan dalam masyarakat dalam mengakses atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

Mengutip BPMPK Kemdikbud, ketimpangan sosial merupakan bentuk dari ketidakadilan terhadap status serta kedudukan yang ada di sebuah wilayah atau lingkungan masyarakat.

Menurut Science Daily, melalui ketidaksamaan sumber daya atau beban yang diterima oleh sebuah status dalam masyarakat, bisa menimbulkan kerugian pada salah satu kelompok tertentu.

Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial

1. Kondisi Demografi

Kondisi demografi memiliki relasi dengan masalah kependudukan antara satu wilayah masyarakat dengan wilayah lainnya yang tentunya memiliki perbedaan.

Demografi ini dapat meliputi jumlah penduduk yang ada pada sebuah wilayah. Jika penduduk lebih padat, maka masalah akan lebih kompleks dibanding wilayah dengan jumlah penduduk lebih sedikit.

Selain itu, ada masalah komposisi penduduk yang meninjau jumlah penduduk produktif dan tidak produktif pada sebuah wilayah. Wilayah dengan pendudukan lebih banyak berusia produktif akan lebih maju dibanding yang lebih sedikit.

Terakhir, demografi menjelaskan persebaran penduduk yang tidak merata. Salah satu contoh di Indonesia adalah kondisi pulau Jawa yang menjadi pusat persebaran orang dari seluruh wilayah untuk mendapatkan pekerjaan. Sedangkan, wilayah lain malah mengirim orang-orang untuk pergi ke pusat dan tidak memajukan daerahnya sendiri.

2. Kondisi Pendidikan

Faktor yang dipengaruhi pendidikan ternyata memiliki pengertian di mana seseorang bisa meningkatkan statusnya ke level yang lebih tinggi dengan mengenyam pendidikan.

Dari pendidikan ini, kualitas SDM tentu akan lebih baik dan ini sangat berguna untuk pembangunan suatu wilayah.

Namun di bidang pendidikan juga punya ketimpangannya sendiri. Di desa dan kota, perbedaan mencolok terlihat terkait fasilitas, kualitas, serta mutu pendidikan.

3. Kondisi Ekonomi

Faktor ekonomi paling kentara menjadi penyebab terjadinya ketimpangan sosial. Jika sebuah daerah memiliki sumber daya alam serta produksi yang melimpah, maka akan lebih tinggi status ekonominya. Sedangkan, wilayah dengan SDA rendah akan tertinggal. Begitu pula dalam sisi individu, orang dengan ekonomi rendah akan lebih susah mendapatkan akses dibandingkan dengan individu dengan ekonomi menengah atau tinggi.

4. Kondisi Kesehatan

Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat diperlukan baik oleh seorang individu atau sebuah kelompok masyarakat.

Ternyata, fasilitas kesehatan yang berbeda dari satu wilayah dengan wilayah lainnya dapat mempengaruhi kualitas SDM di daerah masing-masing. Hal ini akan berpengaruh terhadap perkembangan wilayah-wilayah tersebut.

5. Kemiskinan

Ketidakberdayaan sebuah kelompok masyarakat dalam pekerjaan menimbulkan sebuah kemiskinan. Berbeda dengan orang kaya yang memiliki segala fasilitas untuk terus memberdayakan dirinya, kelompok masyarakat miskin makin tersisih.

6. Kurangnya Lapangan Kerja

Kondisi ini masih menyangkut dengan kehidupan ekonomi sebuah masyarakat. Dari kurangnya lapangan pekerjaan, maka pengangguran akan timbul. Akibatnya kemiskinan dan ketimpangan ekonomi sebuah kelompok masyarakat.

7. Perbedaan Status Sosial di Masyarakat

Perbedaan ini bisa ada karena adanya pelapisan status sosial di masyarakat. Hal tersebut meliputi usia, kekuasaan, kekayaan, serta kualitas SDM.

Sebenarnya, faktor terakhir ini adalah kesimpulan dari berbagai faktor yang sebelumnya disebutkan, mulai dari kondisi demografi hingga kurangnya lapangan pekerjaan yang menyebabkan ketimpangan sosial.

Baca juga: Apa Itu Istilah Modernisasi dalam Sosiologi & Bagaimana Dampaknya?

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan menarik lainnya Yuda Prinada
(tirto.id - prd/agu)


Penulis: Yuda Prinada
Editor: Agung DH
Kontributor: Yuda Prinada

Subscribe for updates Unsubscribe from updates