Jelaskan latar tempat, waktu, dan suasana pada naskah kerja kelompok

Jawaban:

Drama Menggambarkan Kehidupan Serta Watak Manusia Melalui Tingkah Laku .Kisah yang Diangkat Bisa Fiktif (Khayalan) atau Sesuai Realita.Sebelum Pementasan,Drama Harus Dibuat Naskahnya Terlebih Dahulu .Ini Agar Pemain Mengetahui ALur Cerita ,penokohan serta diaglonya.Naskah Drama Perlu memperhatikan unsur-unsur drama:

1.Alur

Alur Merupakan Rangkaian Peristiwadan Konflik awal,Perkembangan Konflik hingga penyelesaiannya.

Alur cerita dimulai dari pengenalan tokoh, konflik hingga pemecahan masalah.

2.Penokohan

Penokohan dalam drama mencakup nama tokoh, jenis kelamin, watak serta lingkungan sosialnya. Penokohan sangatlah penting dan berpengaruh pada naskah drama.

Penulis harus menentukan mana tokoh yang bersifat baik, tokoh yang menyebabkan konflik serta tokoh yang membantu menyelesaikan konflik.

3.Latar

Latar merupakan keterangan tempat, waktu dan suasana dalam drama. Pemilihan latar perlu disesuaikan dengan jalannya cerita, agar penonton lebih memahami alur cerita.

Latar tempat menggambarkan keterangan tempatnya. Latar waktu menggambarkan waktu terjadinya peristiwa. Latar suasana menggambarkan kondisi ketika peristiwa terjadi.

4.Bahasa

Bahasa Bahasa dalam naskah drama harus disesuaikan dengan penokohan, alur dan latarnya. Bahasa mempermudah penonton dalam menangkap dan memahami jalannya cerita.

Penulis akan menentukan bahasa yang digunakan setelah menentukan tema beserta unsur drama lainnya. Bahasa dalam drama dapat menggambarkan karakter serta peristiwa yang telah terjadi.

Contoh 1.

Judul: Kerja Kelompok

Pemain: Arif, Siska dan Dinda

Latar tempat: halaman rumah Arif

Arif: "Teman-teman, ayo besok kita kerja kelompok Bahasa Indonesia. Tugasnya harus dikumpulkan minggu depan loh,"

Dinda: "Ayo kita kerjakan, lebih cepat selesai lebih baik untuk kita,"

Siska: "Hmmmm.. Hmmmm.." (terlihat gelisah dan berpikir)

Dinda: "Siska, kamu kenapa? Kok tidak menjawab ajakan Arif untuk kerja kelompok?"

Siska: "Hmmmm.. Begini teman-teman, sepertinya besok aku tidak bisa ikut kerja kelompok. Aku harus merawat nenekku yang sedang sakit,"

Arif: "Loh, kok begitu sih Sis? Tadi Dinda kan udah bilang kalau lebih cepat selesai itu lebih baik buat kita semua. Kamu tahu kan kalau menunda pekerjaan itu enggak baik.."

Siska: "Iya, aku tahu Arif. Tapi nenek aku sedang sakit, aku ingin merawatnya. Bagaimana kalau kita kerja kelompoknya besok lusa?"

Arif: "Aku tidak mau! Aku maunya besok! Kalau kamu tidak mau, ya sudah tidak usah ikut!" (marah dan hendak pergi)

Dinda: "Hei! Arif! Jangan pergi dulu, kita bisa kok mengerjakan tugasnya besok lusa. Sekarang kan hari Kamis, sedangkan tugasnya dikumpul Jumat minggu depan. Jadi tidak ada salahnya kalau kita mengerjakannya hari Sabtu.."

Arif: "T-t-t-tapi.." (hendak berkata)

Dinda: "Arif.. Kita harus menerapkan sikap toleransi ke teman kita sendiri. Siska tidak mau kerja kelompok besok, bukan karena dia malas. Tapi ia ingin merawat neneknya yang sedang sakit.." (menyela perkataan Arif)

Arif: (berpikir) "Hmmmm.. Oke.. Baiklah.. Setelah dipikir-pikir, waktunya masih cukup panjang kok. Oke Siska, kita kerja kelompoknya besok Sabtu yaa.."

Siska: "Makasih ya Arif dan Dinda, kalian sudah mau mengerti aku.."

Arif: "Iya Siska sama-sama, maafkan atas perkataanku tadi yaa.."

Dinda: "Nah.. Kalau begini kan jadi enak dan tidak perlu bertengkar.."

Drama di atas, sudah menjelaskan tentang pentingnya sikap toleransi agar tidak saling bertengkar. Drama tersebut sudah memuat latar tempat dan penokohannya, yakni Arif sebagai tokoh yang menimbulkan konflik, Siska sebagai tokoh yang baik dan Dinda sebagai tokoh penengah.

Contoh 2.

Judul: Membantu ibu membereskan rumah

Pemain: Adik, ayah dan ibu

Latar tempat: rumah

Adik: (sibuk bermain mobil-mobilan)

Ibu: "Dik, bisa tolong ibu ambilkan buah di kulkas?"

Adik: "Hmmm.. Enggak bisa bu, aku lagi sibuk mainan mobil-mobilan.."

Ibu: "Ibu minta tolong sebentar saja, nanti setelah itu kamu bisa main lagi,"

Adik: "Minta tolong ayah saja,"

Ibu: "Ayah kan lagi sibuk kerja di rumah. Ayo bantu ibu sebentar saja.."

Ayah: (keluar ruangan kerja menuju kulkas untuk mengambil buah)

Ibu: "Eh ayah, makasih ayah," (menerima buah dari ayah)

Ayah: "Adik, ayah tahu kamu lagi senang bermain mobil-mobilan, tetapi kamu jangan lupa membantu ibu. Kasihan ibu kerepotan di dapur.."

Adik: "Tapi ayah.. Aku kan juga pengin mainan, karena sedang libur.."

Ayah: "Iya.. Ayah tahu, tapi sebagai anggota keluarga, kita harus menerapkan hidup toleransi, yakni dengan membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan.."

Adik: "Oh begitu ya ayah.. Baiklah, mulai sekarang aku akan rajin membantu ibu dan ayah.."

Drama di atas menjelaskan tentang pentingnya sikap toleransi di lingkungan keluarga. Drama tersebut sudah memuat latar tempat dan penokohan, yakni ibu yang bersikap baik, ayah sebagai tokoh penengah dan adik yang memulai konflik.

Terimakasih ^;^

Jawaban Ini Bermanfaat Dan Penting ^;^

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Thanks Everbody

your are the great For your 100%

Jelaskan latar tempat, waktu, dan suasana pada naskah kerja kelompok

Jelaskan latar tempat, waktu, dan suasana pada naskah kerja kelompok
Lihat Foto

bbsulut.kemdikbud.go.id

Ilustrasi drama

KOMPAS.com - Drama menggambarkan kehidupan serta watak manusia melalui tingkah laku yang dipentaskan di depan umum.

Kisah yang diangkat bisa fiktif (khayalan) atau sesuai realita.

Sebelum pementasan, drama harus dibuat naskahnya terlebih dahulu. Ini agar para pemain mengetahui alur cerita, penokohan serta dialognya.

Menurut Duwi Purwati dalam buku Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Potensi (Panduan Menulis Naskah Drama dengan Mudah) (2020), dalam penulisan naskah drama perlu memperhatikan unsur-unsur drama, yakni:

Alur merupakan rangkaian peristiwa dan konflik yang akan terjadi. Alur harus memuat konflik awal, perkembangan konflik hingga penyelesaiannya.

Alur sering juga disebut jalan cerita, mulai dari awal hingga akhir. Umumnya alur cerita dimulai dari pengenalan tokoh, konflik hingga pemecahan masalah.

Penokohan dalam drama mencakup nama tokoh, jenis kelamin, watak serta lingkungan sosialnya. Penokohan sangatlah penting dan berpengaruh pada naskah drama. 

Penulis harus menentukan mana tokoh yang bersifat baik, tokoh yang menyebabkan konflik serta tokoh yang membantu menyelesaikan konflik.

Baca juga: Pengertian dan Karakteristik Drama

Latar merupakan keterangan tempat, waktu dan suasana dalam drama. Pemilihan latar perlu disesuaikan dengan jalannya cerita, agar penonton lebih memahami alur cerita.

Latar tempat menggambarkan keterangan tempatnya. Latar waktu menggambarkan waktu terjadinya peristiwa. Latar suasana menggambarkan kondisi ketika peristiwa terjadi.

tirto.id - Beberapa karya sastra mengandung unsur intrinsik. Salah satu unsurnya adalah latar yang meliputi tempat, waktu, dan suasana.

Dilansir dari Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia, unsur intrinsik adalah komponen-komponen yang membangun sebuah karya sastra seperti cerpen, teks drama, ataupun novel.

Fungsi dari latar, yaitu untuk memperkuat atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap alur suatu cerita. Menurut para ahli, budaya dan suasana dalam cerita juga termasuk latar.

Tidak hanya latar, unsur intrinsik juga meliputi tema, penokohan, alur, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat. Berikut adalah penjelasan tentang perbedaan latar waktu, tempat, dan suasana dalam unsur intrinsik.

Perbedaan latar waktu, tempat, dan suasana

Dikutip dari laman Widya Sastra Kemdikbud, latar waktu adalah keterangan terkait waktu terjadinya peristiwa itu berlangsung. Sementara latar tempat adalah keterangan terkait lokasi terjadinya peristiwa.

Kemudian, suasana adalah keterangan terkait suasananya suatu peristiwa berlangsung. Perbedaan dengan latar waktu, biasanya diawali dengan pertanyaan "kapan". Latar suasana diawali dengan pertanyaan "bagaimana".

Ciri-ciri latar waktu biasanya ditunjukkan dengan adanya jam, siang, dan malam. Tidak jarang, latar waktu juga diawali dengan kata "ketika", "saat", ataupun "diwaktu".

Ciri-ciri latar tempat, yaitu diawali dengan konjungsi "di" ataupun menunjukkan lokasi yang luas dan bisa ditempati. Sementara ciri-ciri latar suasana, yaitu ekspresi dan suasana hati yang dialami oleh tokoh dalam karya sastra.

Contoh latar waktu, tempat, dan suasana

Latar waktu

1. Setiap siang saya makan.

2. Dua tahun lalu kamu pergi ke London.

3. Paman pergi ke New York besok.

4. Saya selalu tidur di bawah pukul 22.00.

5. Tahun depan Reihan dan Ratih mempunyai anak pertama.

6. Matahari terbenam pada sore hari dan terbit pada pagi hari.

7. Ayah pulang dari kantor malam hari.

8. Hari Minggu besok, kakak akan menikah.

9. Dua hari lagi aku akan wisuda.

10. Adik sudah sembuh dari lima hari yang lalu.

Latar tempat

1. Monik bekerja di Jakarta.

2. Kuala Lumpur adalah ibu kota Malaysia.

3. Adik dilahirkan di Rumah Sakit Hermina.

4. Rumah itu dihuni oleh lima orang anggota keluarga.

5. Dian akan menerima vaksin di Mall Kota.

6. Ibu dan ayah membeli sayur di pasar.

7. Lautan paling indah adalah lautan di Yogyakarta.

8. Stasiun terdekat adalah stasuin bekasi.

9. Ibu dan bayinya sedang dirawat di rumah sakit.

10. Dino sedang membaca buku terbaru di perpustakaan.

Latar suasana

1. Ibu terharu melihat Meli wisuda.

2. Suyanto dan keluarga ketakutan menonton film horor.

3. Siswa kelas 1 SMP itu tampak sedih.

4. Tempat itu terkenal sunyi.

5. Bioskop sudah mulai ramai didatangi oleh banyak orang.

6. Ibu sangat cemas karena besok adalah kelahiran anak pertamanya.

7. Ririn merasa gusar karena besok ia ujian kenaikan kelas.

8. Bela sangat senang dengan kado pemberian dari Rina.

9. Rita merasa gundah semenjak Tono pergi dari hidupnya.

10. Tito merasa bersemangat karena besok adalah hari pertamanya untuk bekerja.

Baca juga:

  • Apa Itu Unsur Intrinsik, Unsur Ekstrinsik dalam Cerpen dan Novel
  • Apa Itu "Amanat" dalam Cerpen, Novel, Pantun: Penjelasan & Contoh
  • Apa yang Dimaksud Unsur Intrinsik dalam Cerita dan Puisi?

Baca juga artikel terkait UNSUR INTRINSIK atau tulisan menarik lainnya Ega Krisnawati
(tirto.id - ega/ale)


Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Alexander Haryanto
Kontributor: Ega Krisnawati

Subscribe for updates Unsubscribe from updates