Jelaskan alasan Indonesia pernah keluar dari PBB dan akhirnya bergabung kembali

Kalau nggak salah waktu itu indonesia nggak terima bahwa malaysia menjadi dewan keamanan pbb, trus indonesia keluar deh dari pbb, tapi akhirnya bergabung kembali

Jelaskan alasan Indonesia pernah keluar dari PBB dan akhirnya bergabung kembali
Negara yang pernah keluar dari PBB (Foto: Joaquincarbalan/Elements Envato)

Inas Rifqia Lainufar Senin, 13 Juni 2022 - 19:45:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Manakah negara yang pernah keluar dari PBB? Apa alasan negara tersebut keluar dari PBB?

PBB atau Perserikatan Bangsa Bangsa merupakan organisasi internasional yang didirikan setelah perang dunia kedua dan beranggotakan hampir seluruh negara di dunia.

Tujuan didirikannya PBB adalah untuk mendorong perdamaian dunia, mengembangkan dan menjaga hubungan baik antar negara, hingga mendorong kerjasama internasional.

Lalu, kenapa ada negara yang keluar dari PBB? Simak ulasan iNews.id berikut ini.

Negara yang pernah keluar dari PBB

Jika menilik pada buku-buku sejarah, kita tentu sudah mengetahui bahwa Indonesia pernah keluar dari PBB pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.

Menariknya, Indonesia adalah satu-satunya negara yang keluar dari PBB. Bergabung pada tanggal 27 September 1950, Indonesia resmi keluar dari PBB pada 1 Januari 1965.

BACA JUGA:
PBB Resmi Akui Nama Baru Negara Turki, Türkiye

Keluarnya Indonesia dari PBB ini ditengarai oleh pengangkatan Malaysia sebagai Dewan Keamanan PBB. 

Hal tersebut bermula saat PBB berencana membentuk Negara Federasi Malaysia yang beranggotakan Tanah Melayu, Singapura, Sarawak, Brunei, dan Sabah pada tahun 1961, 

BACA JUGA:
PBB Gagal Jatuhkan Sanksi Baru untuk Korut

Indonesia menganggap Negara Federasi Malaysia hanya akan menjadi negara boneka Inggris

Sehingga apabila benar-benar didirikan, Soekarno khawatir akan dibangun pangkalan militer Inggris dan sekutunya di Negara Federasi Malaysia yang dapat mengganggu stabilitas Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Ketegangan antara Indonesia dan Malaysia tetap berlanjut dan semakin memanas setelah PBB mencoba mengakhiri konflik dengan mengangkat Malaysia menjadi anggota Dewan Keamanan PBB. 

Sebelum menyatakan diri keluar dari PBB, Indonesia sebenarnya telah mengirimkan surat ancaman agar PBB menghentikan rencana pengangkatan Malaysia sebagai anggota Dewan Keamanan PBB. 

Namun karena tidak dihiraukan oleh PBB dan Malaysia tetap diangkat menjadi anggota Dewan Keamanan PBB, Indonesia akhirnya benar-benar mengeluarkan diri untuk tetap mempertahankan harga diri bangsa..

Secara resmi, Indonesia melalui Menteri Luar Negeri dr. Soebandrio mengirimkan surat pernyataan keluar dari PBB pada tanggal 20 Januari 1965.

Meskipun mendapat dukungan dari Cina, banyak dari negara anggota PBB yang menyayangkan sikap Indonesia tersebut.

Indonesia yang masih baru saja merdeka dianggap masih membutuhkan bantuan dari banyak pihak untuk ‘membangun sebuah negara’. Benar saja, kondisi perekonomian Indonesia setelah keluar dari PBB semakin mengalami penurunan.

Laju inflasi Indonesia saat itu terbilang sangat tinggi, dimana pada tahun 1966 tercatat mencapai 635,35. Namun inflasi semakin menurun hingga mencapai 85,1 persen pada tahun 1968.

Setelah pergantian kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto, Indonesia kembali bergabung dengan PBB pada tanggal 28 September 1966.


Editor : Komaruddin Bagja

TAG : pbb pbb kecam kebrutalan israel atas palestina indonesia

Jelaskan alasan Indonesia pernah keluar dari PBB dan akhirnya bergabung kembali
​ ​

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah organisasi internasional yang dibentuk untuk mendorong kerjasama antar negara. Badan yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 ini merupakan pengganti Liga Bangsa-Bangsa, sebagai upaya mencegah terjadinya konflik setelah terjadinya Perang Dunia II. Beberapa bulan sebelum resmi didirikan, PBB telah menandatangani sebuah piagam perjanjian yang ditandatangani oleh kelima puluh anggota asli PBB di San Francisco, pada 26 Juni 1945. Penandatanganan itu secara eksplisit menyatakan bahwa Piagam PBB mempunyai kuasa melebihi seluruh perjanjian lainnya.

Isi piagam PBB, tertulis lima tujuan berdirinya United Nations tersebut, yaitu (1) menjamin terciptanya perdamaian dunia, hak-hak manusia dan kemajuan sosial-ekonomi; (2) perselisihan diselesaikan dengan cara damai dan tanpa perang; (3) larangan melanggar kedaulatan negara lain; (4) larangan intervensi terhadap urusan domestik suatu negara; (5) menjalin kerjasama dengan negara-negara yang dinilai dapat mengganggu perdamaian dunia.

Dalam buku Politik Antarbangsa, Hans J. Morgenthau mengatakan bahwa “Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagaimana digambarkan oleh Piagam, menyatukan negara-negara besar dengan sendirinya dengan terperliharanya perdamaian di antara negara-negara sedang dan kecil dengan perantara pemerintah negara besar.”

Namun, masih dalam sumber yang sama, kontribusi PBB sendiri tidak terbukti mampu mencegah terjadinya perang. Tetapi PBB memang mampu melakukan pemendekan waktu perang di lima negara, yaitu di Indonesia pada tahun 1949, Palestina 1949, Mesir 1956 dan 1973, dan di Kashmir 1965. Kemampuan PBB dalam mengulur waktu perang itu karena campur tangan negara-negara besar.

Bergabungnya Indonesia dengan PBB

Lima tahun setelah merdeka, Indonesia resmi menjadi negara anggota PBB ke-60 pada tanggal 28 September 1950. Dengan demikian, Indonesia sudah diakui dunia sebagai negara merdeka, berdiri sama tinggi dengan negara-negara lain, setelah sang Saka Merah Putih berkibar di depan Gedung Markas Besar PBB. Indonesia memiliki hak yang sama untuk ikut mengusahakan perdamaian dunia.

Presiden Soekarno bahkan pernah berpidato di markas PBB di New York, pada 30 September 1960. Pidato Presiden Soekarno yang berjudul ‘Membangun Dunia Baru’ itu disebut sebagai salah satu pidato yang paling kontroversial dalam sejarah sidang umum PBB. Menurut Soekarno, PBB telah gagal menciptakan perdamaian. Sebagai solusi, ia meminta PBB untuk memasukkan Pancasila dalam piagam PBB yang sudah ketinggalan zaman.

“Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa diterimanya kelima prinsip itu dan mencantumkannya dalam piagam, akan sangat memperkuat organisasi ini,” kata Soekarno.

Soekarno juga meminta markas PBB dipindah dari New York. Dia mengusulkan agar dibangun di Asia, Afrika atau Jenewa, di mana jauh dari konflik perang dingin antara Blok Timur dan Barat. Dia mengkampanyekan gerakan Non Blok yang tidak memihak Uni Soviet atau AS. Tapi berdiri di tengah, menjaga perdamaian dunia.

“Bangunlah dunia ini kembali! Bangunlah dunia ini kokoh dan kuat dan sehat! Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan. Bangunlah dunia yang sesuai dengan impian dan cita-cita umat manusia!” teriak Soekarno lantang.

Soekarno Memutuskan Keluar dari PBB

Hari ini, 7 Januari, di tahun 1965, Presiden Soekarno sempat menarik diri dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Alasan utama yang mendasari keluarnya Indonesia dari PBB adalah karena saat itu Malaysia diterima oleh PBB sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan. Soekarno menganggap bahwa Malaysia sebagai negara boneka bentukan Inggris yang mampu mengancam perdamaian di Indonesia.

Benar saja, Federasi Malaya, yang dikenal dengan nama Persekutuan Tanah Melayu sempat ingin menggabungkan Borneo Utara, Sarawak, dan Singapura menjadi satu negara baru. Indonesia sudah curiga hal itu sebagai bentuk memecah belah Asia Tenggara. Sukarno pun geram, ia mengancam Indonesia akan keluar dari PBB jika Malaysia benar-benar dimasukkan sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB. Ketika pada awal 1965 Malaysia benar-benar diangkat sebagai anggota tidak tetap DK PBB, Sukarno hilang kesabaran, dan melayangkan surat pengunduran.

Di tahun yang sama, Indonesia sedang mengalami peristiwa gawat lainnya. Gerakan 30 September yang disingkat G30S mencuat sebagai awal pelengseran Presiden Soekarno. Paul Lashmar dan James Oliver mencatat di bukunya, Britain’s Secret Propaganda War 1948-77, bahwa Inggris juga punya peran besar dalam upaya tersebut. Tujuannya agar sumber daya alam Indonesia bisa dikuasai melalui jalur investasi. Hal itu sangatlah sulit dilakukan di era kepemimpinan Soekarno.

Dua tahun usai tragedi pembantaian anggota PKI dan mereka yang tertuduh, upaya Inggris berhasil. MPRS mencabut status kepemimpinan Soekarno. Ketika pemerintahan digantikan oleh Soeharto, dalam sebuah telegram bertanggal 19 September 1966, Indonesia memberikan pesan kepada Sekretaris Jenderal PBB untuk kembali bergabung.

Keinginan ini disambut hangat sidang Majelis Umum PBB yang digelar pada 28 September 1966. Perwakilan Indonesia kembali aktif di markas PBB. Bantuan internasional kembali mengalir ke Indonesia, juga beragam investasi asing dari Inggris dan negara-negara lainnya.

Presiden Soekarno

Elshinta.com - Sengketa antara Indonesia-Malaysia berusaha diselesaikan melalui berbagai diplomasi. Namun, ketegangan di antara keduanya justru semakin memanas, terutama setelah Malaysia menyatakan merdeka pada 16 September 1960. Rasa tidak puas Soekarno atas berdirinya Malaysia mencapai puncaknya pada 1964.

Ketidakpuasan dari Soekarno terhadap PBB dalam mengakhiri konflik mendorong Indonesia keluar dari PBB. Pada 1 Desember 1964, wakil Indonesia di PBB menyampaikan pernyataan keras kepada Sekretaris Jenderal PBB U Thant.

Isi pernyataan tersebut adalah:

  • Para anggota PBB tidak mendukung Malaysia ke dalam anggota Dewan Keamanan PBB
  • Para anggota PBB akan memilih tetap tinggalnya Indonesia dalam PBB dari pada masuknya Malaysia menjadi anggota Dewan Keamanan PBB
  • Memperingatkan PBB bahwa Indonesia sungguh-sungguh dalam melaksanakan niatnya

Akan tetapi, ancaman tersebut tidak berhasil. Pada 7 Januari 1965, Malaysia diterima sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Akhirnya, Soekarno memutuskan keluar dari PBB. Soekarno bercerita bahwa keinginannya itu sempat ditentang oleh pemerintah-pemerintah dari negara lain. Melalui surat Menteri Luar Negeri Subandrio, Indonesia keluar dari PBB sejak tanggal 1 Januari 1965.

Keputusan tersebut disampaikan melalui surat pada 6 Januari 1965.  Dalam surat itu juga disertakan jaminan bahwa Indonesia akan tetap setia pada prinsip-prinsip kerja sama internasional seperti yang tercantum dalam piagam PBB.

Namun setelah Soeharto mengambil tampuk kekuasaan dari Soekarno, hubungan internasional Indonesia kembali membaik. Indonesia tak lagi berkonfrontasi dengan Malaysia dan kembali aktif di PBB. Indonesia menjadi negara pertama dan satu-satunya yang pernah keluar dari PBB. 

Sumber: kompas.com

Jelaskan alasan Indonesia pernah keluar dari PBB dan akhirnya bergabung kembali

Rabu, 28 September 2022 - 20:35 WIB

Jelaskan alasan Indonesia pernah keluar dari PBB dan akhirnya bergabung kembali

Rabu, 28 September 2022 - 16:35 WIB

Jelaskan alasan Indonesia pernah keluar dari PBB dan akhirnya bergabung kembali

Rabu, 28 September 2022 - 15:47 WIB

Jelaskan alasan Indonesia pernah keluar dari PBB dan akhirnya bergabung kembali

Rabu, 28 September 2022 - 11:23 WIB

Jelaskan alasan Indonesia pernah keluar dari PBB dan akhirnya bergabung kembali

Rabu, 28 September 2022 - 10:47 WIB

Jelaskan alasan Indonesia pernah keluar dari PBB dan akhirnya bergabung kembali

Rabu, 28 September 2022 - 09:59 WIB

Jelaskan alasan Indonesia pernah keluar dari PBB dan akhirnya bergabung kembali

Selasa, 27 September 2022 - 17:10 WIB

Jelaskan alasan Indonesia pernah keluar dari PBB dan akhirnya bergabung kembali

Selasa, 27 September 2022 - 16:19 WIB

Jelaskan alasan Indonesia pernah keluar dari PBB dan akhirnya bergabung kembali

Selasa, 27 September 2022 - 15:35 WIB

Jelaskan alasan Indonesia pernah keluar dari PBB dan akhirnya bergabung kembali

Selasa, 27 September 2022 - 12:18 WIB