Pengemasan makanan adalah penyimpanan makanan di dalam kemasan supaya makanan terjaga. Tujuan dari pengemasan makanan yaitu:[1] Kemasan terbagi menjadi tiga kategori, yaitu kemasan primer, sekunder, dan tersier. Kemasan primer mengalami kontak langsung dengan produk, bahkan ikut terproses bersama dengan produk. Sedangkan kemasan sekunder dan tersier tidak mengalami kontak langsung dengan makanan. Contoh kemasan primer yaitu kemasan aseptik, kaleng, karton, botol, dan sebagainya. Pada industri pengalengan ikan, kaleng terkadang ikut dipanaskan bersama dengan isinya sambil "memasak" dan mensterilisasi ikan. Karton menjadi kemasan primer pada produk tertentu, misal buah. Sedangkan pada produk lain, karton bisa tergolong kemasan sekunder. Kemasan sekunder menggabungkan produk yang terbungkus kemasan primer. Sedangkan kemasan tersier menggabungkan produk yang terbungkus kemasan sekunder. Kemasan minimal adalah mengurangi jumlah tingkatan kemasan yang membawa produk, sehingga yang biasanya dikemas hingga sampai kemasan tersier, diturunkan menjadi hanya sekunder. Motivasi dalam melakukan hal ini adalah menurunnya biaya produksi dan sampah. Pengemasan tingkat tinggi biasanya dilakukan oleh retailer besar seperti supermarket, dan mereka cenderung menghasilkan sampah kemasan lebih banyak dibandingkan retailer kecil (misal pasar petani).[3] Kemasan aktifKemasan aktif adalah kemasan yang memiliki kemampuan untuk mengindikasikan kondisi atau memberikan informasi tertentu dari suatu produk secara dinamis.[4] Contoh kemasan aktif yaitu:
Lihat Foto KOMPAS.com – Kemasan merupakan bungkus yang berfungsi untuk melindungi suatu produk. Pernahkah kemu mendengar tentang kemasan primer? Kemasan primer adalah kemasan yang bersentuhan langsung dengan produk. Untuk lebih memahami tentang kemasan, simaklah penjelasan di bawah ini! Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong dalam buku berjudul Dasar-dasar Pemasaran (1997), kemasan dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu kemasan primer, kemasan sekunder, dan kemasan pengiriman. Kemasan primerKemasan primer adalah kemasan yang bersentuhan langsung dengan produk. Dalam kata lain, kemasan primer merupakan wadah ditempatkannya suatu produk. Kemasan primer memungkinkan produk untuk dijual secara eceran kepada konsumen. Kemasan primer biasanya terbuat dari bahan yang dapat menahan air dan udara agar tidak masuk ke dalam produk. Atau secara garis besar, kemasan primer menjaga stabilitas produk di dalamnya. Contohnya adalah berbagai kemasan makanan dan minuman (seperti bungkus mi instan, keripik, saos, susu, dan berbagai minuman berasa), botol sampo, botol kecap, gelas plastik, kemasan obat (seperti strip, ampul, botol, dan vial). Baca juga: Kemasan dan Pemasaran Produk Kerajinan Obyek Lokal Kemasan sekunderKemasan sekunder merupakan kemasan yang tidak bersentuhan langsung dengan produk dan bertujuan untuk melindungi kemasan primernya. Kemasan sekunder biasanya tidak berpengaruh pada stabilitas produk karena tidak bersentuhan langsung. Contoh kemasan sekunder adalah kotak karton obat sirup, kaleng susu bubuk, box styrofoam obat, juga kardus yang berisikan produk dengan kemasan primer. Kemasan sekunder memudahkan produk untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Kemasan tersierKemasan pengiriman atau kemasan tersier yaitu kemasan yang berfungsi untuk melindungi kemasan produk, kemasan primer, dan juga kemasan sekunder. Marleen S. Herudiyanto dalam buku Pengantar Teknologi Pengolahan Pangan (2008), menyebutkan bahwa kemasan pengiriman digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan. Kemasan tersier memastikan kemanan produk ketika diangkut dalam jumlah besar untuk dikirim dalam perjalanan yang jauh agar tidak rusak. Contoh kemasan tersier adalah container dan juga peti kemas. Baca juga: Kemasan Produk Kerajinan Bahan Serat Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Baca berikutnya |