Hubungan antara nada satu dengan nada lainnya yang meliputi interval dan akor disebut

Ilustrasi Gerak Harmoni dan Gerak Akor. Foto: Pixabay.com

Gerak harmoni dan gerak akor mungkin sudah tidak asing terdengar di telinga kamu yang suka bermusik. Kedua gerak tersebut menjadi hal penting dalam bermain musik dan berguna membuat musik menjadi lebih indah.

Mengutip buku Seni Budaya yang ditulis oleh Sem Cornelyoes Bangun, gerak akor adalah perpindahan rangkaian akor yang digunakan untuk mengiringi musik sesuai dengan pertimbangan harmoni. Dengan memerhatikan gerak akor dalam harmoni, lagu akan terdengar indah dan selaras.

Harmoni sendiri berarti keselarasan dalam lagu. Kondisi itu dapat tercipta oleh hubungan yang serasi antara nada dengan nada lain secara vertikal.

Konsep susunan vertikal sendiri merupakan dasar musik barat yang berprinsip pada pergerakan bunyi menuju tonika. Sedangkan harmoni yang tersusun horizontal, lebih menekankan pada sistem nada tertentu (pelog dan slendro) juga dengan perasaan tertentu yang ditentukan oleh pathet. Contoh alat musik dengan harmoni horizontal adalah gamelan.

Untuk mendapatkan harmoni yang baik, kamu perlu memperhatikan dua unsur, yaitu interval dan akor. Berikut uraiannya:

Ilustrasi Gerak Harmoni dan Gerak Akor. Foto : Pixabay.com

Sem Cornelyoes Bangun dalam buku Seni Budaya, mengartikan interval sebagai jarak antara dua nada dalam lagu. Setiap interval dalam tangga nada dengan jarak yang berbeda diberi nama yang berbeda pula. Terdapat dua macam interval, yaitu interval melodik dan interval harmonik.

Interval melodik berfungsi membentuk melodi, sedangkan interval harmonik berguna untuk menciptakan harmoni. Interval melodik tersusun seperti tangga nada dari yang paling rendah ke nada lebih tinggi atau sebaliknya. Dalam interval melodik tersusun birama seperti berikut ini:

Birama 1: Pasangan not diatonik mi-fa berisi satu setengah nada dan karena itu membentuk interval ke-2 kecil (minor).

Birama 2: Pasangan not diatonik mi-sol berisi empat setengah nada dan karena itu membentuk interval ke-3 kecil.

Birama 3: Pasangan not diatonik sol-do berisi enam setengah nada, membentuk interval ke-5 murni.

Birama 4: Pasangan not do-ri dibentuk dari pasangan not diatonik do-re, suatu interval ke-2 besar yang berisi tiga setengah nada. Perluasan re setinggi satu setengah nada menjadi ri mengakibatkan do-ri membentuk interval kedua lebih.

Birama 5: Pasangan si-ru berasal dari pasangan not diatonik si-re yang berisi empat setengah nada. Ini menjadikannya interval ke-3 kecil. Not re yang diturunkan satu setengah nada mengakibatkan pasangan si-ru membentuk interval ke-3 kurang.

Akor merupakan susunan tiga nada atau lebih secara vertikal. Bila dinyanyikan secara serentak, akan menghasilkan nada yang harmonis. Karena tersusun dari tiga nada utama, akor juga sering disebut sebagai trinada.

Nada-nada yang dijadikan sebuah akor dimulai dari nada utama sebagai dasar akor. Kemudian nada kedua berupa nada terts atau nada ketiga dari nada dasar.

Nada ketiga adalah nada kwint atau nada kelima dari nada dasar. Akor terbentuk dengan memperhatikan interval harmonik.

Dalam nada dasar natural akan terlihat susunan akor sebagai berikut:

Tingkat I : c – e – g disebut tonika diberi nama C mayor

Tingkat II : d – f – a disebut supertonika diberi nama D minor

Tingkat III : e – g – b disebut median diberi nama E minor

Tingkat IV : f – a – c1 disebut subdominan diberi nama F mayor

Tingkat V : g – b – d1 disebut dominan diberi nama G mayor

Tingkat VI : a – c1 – e1 disebut submedian diberi nama A minor

Tingkat VII : b – d1 – f1 disebut introduktor diberi nama B dim

Akor tingkat I, IV, dan V memiliki jarak interval antara nada dasar dengan nada terts-nya sebanyak dua. Itu selanjutnya disebut sebagai terts besar (mayor). Jika dari nada c ke e berjarak 2, akor tersebut disebut sebagai akor mayor.

Akor ini disebut sebagai akor utama dan mayor karena digunakan dalam gerak akor utama. Nada dasar pada akor-akor II, III, dan VI memiliki interval terts kecil (minor) terhadap nada kedua. Contohnya, apabila nada d ke f berjarak 1½, akor-akor tersebut disebut sebagai akor minor.

Akor VII disebut juga akor diminished karena jarak antara nada dasar dengan nada ketiganya hanya tiga atau berupa interval kuint kurang (diminished).

Akor II, III, VI, dan VII (akor minor dan akor diminished) dikelompokkan sebagai akor tambahan karena berfungsi sebagai pemanis gerak akor