Hari baik bepergian menurut islam

koranmemo.com - Setiap hari pasti kita punya aktivitas dan rutinitas masing-masing. Contohnya, bepergian.

Aktivitas dan rutinitas seperti bepergian dan lainnya, yang kita inginkan adalah keselamatan.

Bagi orang Jawa, aktivitas dan rutinitas seperti bepergian pun, berupaya menghindari hari jelek.

Yang pasti, setiap kali bepergian, kita berdoa agar berangkat maupun pulang selamat.

Nah, inilah hari jelek yang harus dihindari saat akan bepergian, agar pulang pergi selamat.

Hari jelek yang tidak boleh buat bepergian dan lainnya, Minggu Pahing, Sabtu Pon, Jumat Wage, Selasa Kliwon, Senin Legi, dan Kamis Wage.

Sedangkan hari paling jelek untuk bepergian, Rabu Legi, Minggu Pahing, Kamis Pon, Selasa Wage, dan Sabtu Kliwon.

Hari-hari di atas hanya sebagai pengingat saja. Sebab, apapun yang kita lakukan sudah digariskan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Editor : Muji Hartono

Terkini

PORTAL SULUT - Bagi seseorang yang ingin bepergian wajib berhati-hati, alangkah baiknya melihat terlebih dahulu hari-hari buruk untuk bepergian menurut Primbon Jawa.

Hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Berdasarkan kitab Primbon Jawa, ada sejumlah hari-hari buruk untuk bepergian yang dipercaya oleh sebagian masyarakat Jawa.

Baca Juga: Rejeki Seret dan Hidup Sulit? Mungkin Kamu Sering Melakukan 7 Kebiasaan Ini, Sebaiknya Dihentikan!

Hari-hari tersebut dipercaya dapat memberikan kesialan maupun bencana,  bagi mereka yang ingin melakukan perjalanan atau bepergian.

Hari apakah yang termasuk hari buruk?

Dikutip portalsulut.pikiran-rakyat.com dari kanal youtube Naura Komputer.

Berikut Hari-hari buruk untuk bepergian menurut Primbon Jawa.

1. Hari yang tidak baik untuk bepergian yakni:

Hari baik bepergian menurut islam

Harakah.id – Banyak orang percaya bahwa hari atau waktu bisa menentukan banyak hal. Termasuk dalam bepergian. Rasulullah juga suka memilih hari ketika beliau hendak melakukan sesuatu.

Diriwayatkan dari Sahabat Ka’ab bin Malik:

عن كعب بن مالك رضي الله عنه أنَّ النبيَّ صلى الله عليه وسلم خَرَجَ في غَزْوَةِ تَبُوكَ يَوْمَ الخَمِيس وَكَانَ يُحِبُّ أنْ يَخْرُجَ يَوْمَ الْخَميسِ. متفقٌ عَلَيْهِ . وفي رواية في الصحيحين لقَلَّمَا كَانَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم يَخْرُجُ إِلاَّ في يَوْمِ الخَمِيسِ

“Bahwasanya Nabi Muhammad saw. pergi ke Perang Tabuk pada Hari Kamis, dan beliau sangat suka bepergian keluar rumah di Hari Kamis.”

Tidak ada alasan yang lebih rinci mengenai mengapa Nabi Muhammad saw senang bepergian di Hari Kamis. Namun secara umum, Hari Kamis adalah hari ketika Nabi biasanya berpuasa, selain Hari Senin. Tentu saja, ada beberapa keutamaan di Hari Kamis yang menyebabkan Nabi berpuasa di hari tersebut dan keluar untuk bepergian juga di hari tersebut.

Apakah Nabi tidak pernah bepergian di selain Hari Kamis? Menurut versi riwayat Imam al-Bukhari dan Imam Muslim, Nabi Muhammad saw. memang pernah bepergian di selain Hari Kamis, hanya saja sangat jarang dan bisa dihitung dengan jari. Lalu, jam berapa biasanya Nabi keluar di Hari Kamis?

Dikisahkan oleh Sahabat Shakhr bin Wada’ah:

وعن صخر بن وَداعَةَ الغامِدِيِّ الصحابيِّ رضي الله عنه أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِي في بُكُورِهَا. وَكَانَ إِذَا بَعَثَ سَرِيَّةً أَوْ جَيْشَاً بَعَثَهُمْ مِنْ أوَّلِ النَّهَارِ . وَكَانَ صَخْرٌ تَاجِراً وَكَانَ يَبْعَثُ تِجَارَتَهُ أوَّلَ النَّهَار ، فَأَثْرَى وَكَثُرَ مَالُهُ. رواه أَبُو داود والترمذي، وقال حديث حسن

“Nabi Muhammad pernah bersabda, ‘Ya Allah berkahilah ummatku di pagi hari’. Nabi Muhammad mengirim pasukan ke medan perang di pagi hari atau awal siang. Sebagai seorang saudagar, Nabi juga mengirimkan pedagang-pedagangnya di awal siang. Keuntungan yang diperoleh biasanya banyak.”

Yang dimaksud dengan awwalun nahar atau awal siang adalah waktu-waktu yang biasa kita gunakan untuk shalat dhuha. Yaitu sekitar jam 9 atau 10 pagi. Di waktu-waktu itulah Nabi biasanya keluar dan bepergian untuk sebuah urusan. Maka menurut Imam an-Nawawi dalam kitabnya Riyadus Salihin, keluar untuk bepergian di waktu pagi pada Hari Kamis adalah sesuatu yang disunnahkan.

Hari apa yang tidak boleh bepergian Menurut Islam?

Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda (yang maknanya): ”Barangsiapa bepergian pada hari Jumat, malaikat mendoakan buruk kepadanya agar tidak mendapatkan teman di perjalanan” (HR adDaruquthni). Namun, larangan tersebut bisa hilang apabila terdapat salah satu di antara dua hal berikut: 1.

Bepergian sebaiknya hari apa?

Sebenarnya semua hari itu baik dalam Islam, dan tidak ada larangan untuk bepergian selain hari kamis. Namun Islam juga mengabarkan hari utamanya bepergian yaitu hari kamis. Adapun urutan bepergian yang utama dalam Islam adalah kamis, senin, kemudian sabtu.

Hari apa yang dilarang untuk bepergian?

Yang pasti, setiap kali bepergian, kita berdoa agar berangkat maupun pulang selamat. Nah, inilah hari jelek yang harus dihindari saat akan bepergian, agar pulang pergi selamat. Hari jelek yang tidak boleh buat bepergian dan lainnya, Minggu Pahing, Sabtu Pon, Jumat Wage, Selasa Kliwon, Senin Legi, dan Kamis Wage.

Apa yang dimaksud dengan orang yang sedang safar?

Safar adalah sebuah perjalanan bagi seseorang dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan baik, dengan mematuhi ketentuan- ketentuan Islam meliputi adab, etika, halal haram, amar makruf nahi munkar dan pergaulan. Inilah yang disebut safar syariat.