Hal yang dapat muncul dari heterogenitas profesi dan gender kecuali

Pengertian Heterogenitas serta Jenisnya. Masyarakat dan keanekaragamannya (heterogenitas) adalah permasalahan yang memang selalu ada dalam kehidupan ini. Masyarakat terbentuk karena adanya perbedaan, sementara perbedaan sendiri menjadikan kehidupan dalam bermasyarakat menjadi lebih hidup, lebih menarik dan layak untuk diperbincangkan. Berikut adalah penjelasan seputar pengertian Heterogenitas dan Jenis Heterogenitas

Dalam kamus Mariam Webster, heterogenitas memiliki arti kualitas atau keadaan dari keberadaan heterogen. Sementara heterogen memiliki arti yang terbentuk dari bagian-bagian yang berbeda, atau terdiri dari yang tidak sama baik bahan maupun jumlah yang berbeda.

Pengertian Heterogenitas adalah keanekaragaman atau juga kemajemukan. Di Indonesia faktor geografis dan juga sejarah di masa lalu, memiliki tingkat Heterogenitas yang cukup tinggi dan bahkan didaulat sebagai salah satu Negara paling beragam di dunia.

Menurut Gans (1961) Pengaruh heterogenitas pada hubungan sosial bahwa arsitektur dapat mendorong atau mengurangi kontak sosial antara tetangga. Kepercayaan pada efektivitas heterogenitas didasarkan pada asumsi bahwa jika orang-orang yang beragam hidup bersama, mereka pasti akan menjadi tetangga yang baik, sebagai hasilnya mereka akan belajar dan akan

  • Heterogenitas masyarakat berdasarkan profesi/pekerjaan. Masyarakat Indonesia yang besar ini penduduknya terdiri dari berbagai profesi seperti pegawai negeri, tentara, pedagang, pegawai swasta, dsbnya. Setiap pekerjaan memerlukan tuntutan profesionalisme agar dpat dikatakan berhasil. Untuk itu diperlukan penguasaan ilmu dan melatih ketrampilan yang berkaitan dengan setiap pekerjaan. Setiap pekerjaan juga memiliki fungsi di masyarakat karena merupakan bagian dari struktur masyarakat itu sendiri. Hubungan antar profesi atau orang yang memiliki profesi yang berbeda hendaknya merupakan hubungan horisontal dan hubungan saling menghargai biarpun berbeda fungsi, tugas, bahkan berbeda penghasilan.
  • Heterogenitas atas dasar jenis kelamin. Di Indonesia biarpun secara konstitusional tidak terdapat diskriminasi sosial atas dasar jenis kelamin, namun pandangan “gender” masih dianut sebagaian besar masyarakat Indonesia. Pandangan gender ini dikarenakan faktor kebudayaan dan agama. Apabila kita melihat kemajuan Indoensia sekarang ini, banyak perempuan yang berhasil mengusai Iptek dan memiliki posisi yang strategis dalam masyarakat. Maka sudah selayaknya perbedaan jenis kelamin dikatagorikan secara horisontal, yaitu hubungan kesejajaran yang saling membutuhkan dan saling melengkapi. Dari kedua jenis Heterogenitas tersebut dapat ditarik kesimpulan : melalui Heterogenitas memunculkan adanya profesionalisme dalam pekerjaan, keterampilan khusus (skill), spesialisasi pekerjaan, penyadaran HAM, dsbnya.

Nasikun.,Struktur Majemuk Masyarakat Indonesia, dalam Sistem Sosial Indonesia, PT.Raja Grafindo Persada, hal.27-50, Jakarta, 1995

Jakarta -

Pada dasarnya, manusia tidak ada yang sama persis. Ada berbagai perbedaan yang bisa kita temukan misalnya dalam hal budaya, agama, ras, usia, profesi, dan masih banyak lagi. Perbedaan ini disebut sebagai diferensiasi sosial.

Kata diferensiasi berasal dari bahasa Inggris, different, yang artinya "berbeda". Perbedaan ini tidak menunjukkan tinggi rendahnya sesuatu secara vertikal, tetapi dalam dimensi horizontal dengan tingkatan yang sama.

Sosiolog UGM, Nasikun, menyampaikan bahwa struktur masyarakat dapat dilihat secara vertikal maupun horizontal. Dimensi horizontal membentuk ketidaksamaan sosial, sedangkan dimensi vertikal membentuk stratifikasi sosial.

Perbedaan masyarakat secara horizontal dapat dilihat dari beberapa hal. Misalnya berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, jenis kelamin, ras, dan lain-lain. Perbedaan ini tidak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah.

Jenis-Jenis

Mengutip dari buku Sosiologi 2 SMA Kelas XI terbitan Quadra, ada berbagai kategori sosial dalam masyarakat yang merupakan kriteria terjadinya diferensiasi sosial.

Menurut sosiolog Kaare Svalastoga, dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Diferensiasi tingkatan (rank differentiation) muncul karena ketimpangan penyaluran barang atau jasa di suatu daerah. Hal ini menyebabkan barang atau jasa memiliki perbedaan harga. Perbedaan harga itu terjadi karena penyalurannya harus melalui berbagai tangan untuk sampai ke tujuan.

2. Diferensiasi fungsional (functional differentiation) atau pembagian kerja yang muncul karena orang melakukan pekerjaan yang berlainan. Hal ini bisa dilihat di suatu lembaga sosial. Ada perbedaan pembagian kerja yang menyebabkan setiap orang harus melaksanakan kewajiban sesuai fungsi masing-masing.

3. Diferensiasi kultural (cultural differentiation) muncul karena aturan berperilaku yang tepat berbeda menurut situasi tertentu. Hal ini juga disebut dengan norma yang bertujuan mengatur ketertiban masyarakat, yang mungkin berbeda di setiap daerah.

Bentuk Diferensiasi Sosial

Masyarakat pada dasarnya bisa dibedakan atau terdiferensiasi menurut berbagai kriteria, seperti dari ciri fisiologis atau ciri kebudayaan. Beberapa bentuk diferensiasi sosial biasanya dilihat dari perbedaan ras, agama, pekerjaan, jenis kelamin, dan kebudayaan.

1. Diferensiasi ras
Ras adalah kelompok manusia yang berbeda dengan kelompok-kelompok lainnya berdasarkan lokasi geografis, ciri-ciri fisik seperti warna mata, warna kulit, bentuk wajah, warna rambut, bentuk kepala, dan lain-lain.

Beberapa klasifikasi ras diantaranya yaitu australoid, mongoloid, kaukasoid, negroid, dan masih banyak lagi.

2. Diferensiasi agama
Agama adalah sistem keyakinan dan sistem tindakan yang diikuti oleh individu dalam kehidupan mereka. Agama juga merupakan perasaan berkewajiban melaksanakan perintah-perintah Tuhan dan menjauhi larangannya. Sangat banyak agama yang ada di dunia, seperti Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Buddha, Hindu, dan lainnya.

3. Diferensiasi pekerjaan
Pekerjaan merupakan sesuatu yang penting bagi seseorang untuk keberlangsungan hidupnya. Melalui pekerjaan, seseorang bisa mendapatkan imbalan dari hasil kerjanya. Pekerjaan sebagai sesuatu yang melekat pada setiap orang, hakikatnya adalah sama derajat. Artinya, tidak ada pekerjaan yang bermartabat atau tidak bermartabat, semuanya setara dalam rangka kemanusiaan.

4. Diferensiasi jenis kelamin
Jenis kelamin atau gender adalah sesuatu yang dibawa manusia sejak lahir. Secara hakiki, perbedaan laki-laki dan perempuan bersifat horizontal, karena hanya menyangkut bentuk dan sifat dasar.

5. Diferensiasi kebudayaan
Kebudayaan adalah sesuatu yang fungsional bagi kelompok masyarakat tertentu. Maka, yang baik bagi suatu masyarakat belum tentu baik juga bagi masyarakat yang lain. Kebudayaan sebagai rekayasa sosial masyarakat terkait interaksinya dengan lingkungan alam tempat mereka tinggal, bersifat horizontal karena tidak ada yang lebih baik atau unggul.

Bagaimana detikers, apakah kamu bisa menunjukkan contoh diferensiasi sosial di lingkungan sekitarmu?

Simak Video "Ilmuwan Akhirnya Selesai Menguraikan Seluruh Genom Manusia"


[Gambas:Video 20detik]
(lus/lus)

Hal yang dapat muncul dari heterogenitas profesi dan gender kecuali
Kehidupan Masyarakat Indonesia
Dalam masyarakat modern, keanekaragam masyarakat atau heterogenas merupakan suatu kenisacayaan. Hal ini terbentuk karena adanya perbedden tungsi dan ciri dalam kehidupan bermasyarakat. Maksud perbedaan Tungsi yang dimiliki individu dan kelompok dalam masyarakat yaitu berkaitan dengan kontribusi mereka dalam kehidupan bermasyarakat. Tanpa kontribusi mereka, sistem tidak akan berjalan dengan baik. Apabila kita ibaratkan masyarakat sebagai sebuah sistem maka peran atau fungsi individu atau kelompok menjadi elemen atau unsur-unsurnya. Ibarat sebuah mobil adalah suatu sistem, tanpa adanya roda, bahan bakar, kemudi, rem, dan lain sebagainya, semuanya harus berfungsi dengan baik apabila kita menginginkan mobil tersebut dapat melaju dengan baik.

Dalam kehidupan masyarakat, terdapat dua macam heterogenitas, yaitu sebagai berikut.


  1. Heterogenitas berdasarkan profesi atau pekerjaan. Indonesia memiliki penduduk yang banyak dan tempat tinggal mereka terpisah-pisah. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai jenis pekerjaan atau profesi yang disandangnya dalam masyarakat. Selain itu, perkembangan masyarakat yang semakin modern juga menjadi faktor beragamnya profesi. Profesi atau pekerjaan yang terdapat dalam masyarakat, antara lain buruh, pendidik, pedagang, petani, nelayan, pegawai negeri, pegawai swasta, teknisi, dan lain sebagainya. Suatu profesi atau pekerjaan agar dapat dikatakan berhasil jika dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, setiap profesi dituntut memiliki keahlian atau profesionalisme. Dengan demikian, untuk mememuhi tuntutan tersebut, tiap orang harus memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan tentang profesi yang disandangnya. Dalam kehidupan masyarakat, heterogenitas profesi ini memiliki fungsi masing-masing. Meskipun demikian, apapun profesinya, seseorang akan dihargai
  2. Heterogenitas berdasarkan jenis kelamin. Secara konstitusional, di Indonesia tidak ada diskriminasi sosial atas dasar jenis kelamin. Meskipun demikian, pandangan diskriminasi "gender" masih melekat dalam masyarakat Indonesia. Penyebabnya, adanya faktor agama dan kebudayaan masyarakat Indonesia. Jika kita melihat kemajuan Indonesia sekarang ini, sebenarnya sudah tidak selayaknya perbedaan jenis kelamin di masukkan dalam diskriminasi gender. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa di dalam pembangunan Indonesia, peran dan kontribusi perempuan tidak bisa kita abaikan. Untuk itu, diperlukan hubungan kesejajaran antara laki-laki dan perempuan, yaitu saling menghargai, saling membutuhkan, dan saling melengkapi.
Kedua macam heterogenitas di atas, dapat kita masukkan ke dalam hubungan horizontal atau diferensiasi karena keduanya memiliki fungsi (peran) di dalam masyarakat.

Gejala-gejala sosial akibat pengaruh heterogenitas pekerjaan

Peradaban semakin berkembang, baik di kota maupun di desa. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta ditunjang oleh kemajuan transportasi dan komunikasi. Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka semakin beragam jenis pekerjaan yang ada di masyarakat. Suatu pekerjaan yang dulunya tidak ada menjadi ada dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Setiap pekerjaan tentu memerlukan keahlian atau profesionalitas. Untuk itu, lembaga pendidikan yang mengakomodasi kebutuhan tersebut harus disiapkan. Dengan kata lain, pemenuhan kebutuhan dan sarana penunjangnya harus sejalan. Apabila hal itu tidak sejalan, kadang kala muncul suatu kondisi yang kurang kondusif sehingga muncul berbagai hal yang tidak dikehendaki, seperti adanya pengangguran, urbanisasi, kriminalitas, korupsi, dan ketimpangan sosial.

Gejala-gejala sosial akibat heterogenitas jenis kelamin

Pada masyarakat modern, gejala-gejala sosial akibat heterogenitas jenis kelamin lebih ditekankan pada semakin luasnya fungsi dan peran perempuan dan laki-laki dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini tercermin dari banyaknya pekerjaan laki-laki yang dikerjakan oleh perempuan, begitu sebaliknya pekerjaan perempuan juga dikerjakan oleh laki-laki sehingga batas pekerjaan antara laki-laki dan perempuan kian menipis. Hal demikian ditunjang dengan berkembangnya paham demokrasi yang memberi ruang bekerja bagi seluruh jenis kelamin yang menuntut profesionalitas.

Sejak abad ke-20, mulailah muncul laki-laki bekerja sebagai designer, juru masak, dan lain sebagainya yang sebelumnya merupakan profesi perempuan. Begitu pula sebaliknya, banyak perempuan bekerja sebagai pilot, dokter, peniliti, bahkan menjadi kepala eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang dulu merupakan pekerjaan laki-laki sudah menjadi profesi perempuan.