Gerakan horizontal di dalam kulit bumi yang menghasilkan patahan dan lipatan disebut

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

KOMPAS.com - Ada berbagai peristiwa alami yang terjadi di bumi, salah satu yang kerap terjadi adalah tektonisme. Apa yang dimaksud dengan tektonisme dan apa dampak tektonisme bagi manusia? Berikut adalah penjelasannya!

Pengertian tektonisme

Tektonisme merupakan gejala alami yang berupa peristiwa pergerakan lapisan kerak bumi yang menyebabkan perubahan pada permukaan bumi.

Peristiwa alami karena tektonisme dapat berupa lipatan, pergeseran, ataupun pengangkatan membentuk struktur permukaan bumi.

Tektonisme juga termasuk proses pembentukan permukaan bumi yang diklasifikasikan ke dalam proses alam endogen, atau tenaga dari dalam bumi.  

Baca juga: Dampak Positif Negatif Tenaga Endogen dan Eksogen

Jenis tektonisme

Berdasarkan luas wilayah yang dipengaruhi dan jenis geraknya, tenaga tektonis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga epirogenesa dan tenaga orogenesa. Berikut adalah penjelasannya!

Tenaga Epirogenesa

Tenaga epirogenesa merupakan tenaga yang menyebabkan perubahan permukaan bumi berupa pengangkatan atau penurunan dalam wilayah yang luas dan terjadi dalam dalam rentang waktu yang sangat lama. 

Peristiwa ini dapat mengakibatkan perubahan bentuk pada lapisan batuan, misalnya patahan dan lipatan lapisan bumi.

Tenaga epirogenesa sendiri terbagi menjadi dua, yaitu epirogenesa positif dan negatif. 

Baca juga: Pengertian Gerak Epirogenesa dan Orogenesa

Epirogenesa Positif merupakan gerak penurunan suatu daratan. Akibat gerakan dari gerakan ini adalah naiknya air laut kedaratan.

Epirogenesa Negatif merupakan gerak naiknya daratan, sehingga seolah-olah permukaan air laut menjadi turun atau surut.

Tenaga Orogenesa

Jenis tektonisme selanjutnya adalah tenaga orogenesa. Tenaga Orogenesa merupakan tenaga yang menyebabkan lempeng tektonik bergerak dalam rentang waktu yang relatif singkat dan mencakup wilayah yang lebih sempit.

Proses ini dapat menghasilkan lipatan (fold) dan patahan (fault). 

Baca juga: Teori Lempeng Tektonik

Lipatan (fold), yaitu suatu ketampakan yang diakibatkan oleh tekanan horizontal dan tekanan vertikal pada kulit bumi yang sifatnya elastis.

Pada lipatan, terdapat bagian yang turun dinamakan sinklinal dan yang terangkat dinamakan antiklinal.

Patahan (fault) yaitu bagian kulit bumi yang patah ataupun retak karena pengaruh adanya gerakan vertikal maupun horizontal.

Patahan juga dikenal dengan istilah sesar. Bidang yang mengalami patahan atau retakan disebut dengan bidang patahan.

Sedangkan, bidang patahan yang telah mengalami pergeseran disebut fault. Pergeseran ini bisa terjadi baik secara vertikal maupun secara horizontal.

Baca juga: Gerak Konvergen Lempeng: Pengertian dan Jenis Pergerakannya

Dampak tektonisme terhadap kehidupan 

Terjadinya tektonisme pasti akan berdampak pada kehidupan kita. Berikut adalah dampak positif dan negatif dari terjadinya tektonisme, yaitu: 

Dampak positif tektonisme

Beberapa dampak positif tektonisme, sebagai berikut: 

  • Keanekaragaman bentuk Bumi

Adanya aktivitas tektonisme menyebabkan permukaan Bumi memiliki pegunungan, danau, sungai, palung, dan dataran.

  • Munculnya logam-logam berharga

Aktivitas tektonisme membuat mineral Bumi muncul karena terdorong ke permukaan atau karena tekanan dan suhu yang sangat tinggi akibat pergerakan lempeng tektonik. Hal ini bisa menjadi daya tarik dan sumber penghasilan bagi masyarakat.

  • Ada pembentukkan pegunungan dan juga lembah

Adanya aktivitas tektonik bisa menghasilkan objek-objek dengan pemandangan alam yang indah, gerakan lipatan dan patahan ini bisa menghasilkan tempat-tempat yang berpotensi wisata.

Baca juga: Bagaimana Proses Terjadinya Gempa Tektonik?

Dampak negatif tektonisme

Dampak negatif yang ditimbulkan terjadinya tektonisme adalah munculnya bencana alam berupa gempa bumi, erosi dan longsor.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Di dalam ilmu geologi, ada istilah yang dinamakan dengan tektonisme. Jika dijelaskan secara terperinci, memiliki hubungan yang erat dengan pergerakan lempeng tektonik. Pergerakan lempeng tektonik biasanya akan menyebabkan pergeseran lapisan bumi baik secara vertikal maupun horisontal. Pergerakan tersebut dikenal dengan sebutan tektonisme. Kenampakan yang dihasilkan dari pergeseran lempeng tersebut biasanya menghasilkan patahan maupun lipatan sehingga mengakibatkan perubahan bentuk muka bumi Gerakan tektonik sendiri dibedakan menjadi 2 macam, yaitu gerak epirogenesa dan gerak orogenesa. Nah untuk membedakan kedua gerakan tersebut, di bawah ini akan dijelaskan perbedaannya.

Gerak Epirogenesa

Gerak epirogenesa merupakan gerakan yang terjadi pada lapisan kulit bumi, dan biasanya gerakan tersebut dilakukan secara horisontal (mendatar) dan vertikal (tegak lurus). Gerakan ini diakibatkan oleh pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang berlangsung secara lama, bergerak dengan lambat dan juga berada di wilayah yang sangat luas. Epirogenesa sendiri terbagi menjadi 2 macam gerakan yaitu epirogenesa positif dan epirogenesa negatif.

1. Epirogenesa positif

Adalah gerakan epirogenesa di mana terjadi gerakan turunnya sebuah daratan, sehingga terlihat seolah – oleh permukaan air menjadi naik. Peristiwa ini bisa dengan mudah ditemukan di sungai ataupun di pantai. Contohnya yaitu:

  • Terjadi penurunan di beberapa pulau di Indonesia, seperti di Kepulauan Maluku hingga ke pulau Banda. Setiap tahunnya pulau – pulau tersebut turun sebanyak 1 cm.
  • Turunnya lembah yang terdapat di sungai Kongo, Afrika hingga mencapai 2.000 km di bawah permukaan laut.

2. Epirogenesa negatif

Merupakan gerakan epirogenesa di mana terjadi kenaikan suatu daratan, sehingga terlihat seolah – olah permukaan air menjadi turun. Contoh dari peristiwa ini yaitu:

  • Naiknya daratan tinggi atau plato di Colorado, Amerika Serikat. Mengalami pengangkatan sekitar 1.000 meter sejak 5 juta tahun yang lalu.
  • Terjadi kenaikkan pulau Simeulue pada bagian utara, saat terjadi gempa bumi di Aceh, Indonesia.
  • Pantai Stockholm yang mengalami kenaikan sekitar 1 meter setiap 100 tahun.

Ciri – ciri gerakan epirogenesa dapat dilihat dari karakteristik yang ada, seperti garis pantai. Pada garis pantai menjadi salah satu tanda dari gerakan epirogenesa yang bisa dengan mudah untuk dilihat. Dari garis pantai ini dapat dilihat apakah terjadi penurunan ataupun kenaikan permukaan air laut, jika iya maka telah terjadi pergerakan lempeng tektonik secara epirogenesa.

Gerak Orogenesa

Orogenesa sendiri berasal dari kata oros yang memiliki arti pegunungan dan gennos yang berarti pembentuk. Sehingga gerakan orogenesa bisa diartikan sebagai suatu gerakan yang membentuk pegunungan. Pengertian dari orogenesa yaitu sebuah gerakan yang terjadi pada permukaan bumi dan gerakan tersebut bisa berupa gerakan vertikal maupun gerakan horizontal. Gerakan tersebut mengakibatkan terjadi pergerakan lempeng bumi sehingga permukaan bumi menjadi terangkat atau turun, gerakan ini juga berlangsung secara cepat dan terdapat di wilayah yang sempit. Pada gerakan orogenesa bisa mengakibatkan lipatan dan juga patahan.

1. Lipatan

Lipatan ini merupakan hasil dari gerakan orogenesa yang dilakukan secara horizontal sehingga mengakibatkan bentuk permukaan bumi menjadi berkerut, terlipat dan akhirnya membentuk permukaan bumi menjadi pegunungan. Pada bagian lipatan yang mengarah ke atas disebut dengan antiklin sedangkan bagian yang melipat ke arah bawah disebut lembah lipatan atau sinklin.

Macam – macam lipatan antara lain:

  • Lipatan tegak, adanya pengaruh dari tenaga horizontal atau tenaga radial sama dengan tenaga tangensial.
  • Lipatan miring, adanya tenaga horizontal yang tidak sama.
  • Lipatan rebah, adanya arah horizontal pada satu arah.
  • Lipatan menutup, terdapat tenaga tangensial.
  • Sesar sungkup, terdapat pergerakan yang terjadi pada sepanjang kerak bumi.

2. Patahan

Patahan adalah suatu gerakan horizontal ataupun vertikal sehingga permukaan bumi menjadi retak atau patah. Hak ini disebabkan adanya tekanan yang cukup kuat melewati titik patah batuan dan terjadi sangat cepat.

Macam – macam patahan antara lain:

  • Tanah turun, dataran yang lebih rendah daripada dataran di sekelilingnya akibat patahan. Disebabkan oleh adanya tarikan dari dua arah sehingga kerak bumi menjadi turun.
  • Tanah naik, dataran yang lebih tinggi daripada dataran di sekelilingnya akibat dari patahan. Hal ini disebabkan oleh gerakan tektogenesa horizontal yang memusat (gerakan 2 arah atau lebih sehingga kerak bumi naik).
  • Sesar, patahan yang disebabkan oleh gerak horizontal yang tidak frontal dan sebagian saja yang bergeser. Sesar sendiri dibagi menjadi 2 macam yaitu Sinistral dan Dekstral.
  • Blok Mountain, kumpulan dari pegunungan yang tersusun atas beberapa patahan. Patahan ini terjadi akibat adanya tenaga endogen yang berbentuk retakan – retakan.

Sedangkan bentuk – bentuk dari hasil patahan dapat berupa:

Merupakan  gabungan dari beberapa gunung sehingga membentuk permukaan bumi yang seolah bergelombang dan terdapat lembah serta lekukan di antara gunung. Terdapat 2 macam daratan pegunungan yaitu:

  • Sirkum Pasifik
  • Sirkum Mediterania: Busur dalam dan busur luar

Sebuah daratan yang datar yang berada pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Dataran tinggi ini awalnya bisa berasal dari dataran rendah yang mengalami pengangkatan. Meskipun demikian, dataran tinggi sudah mengalami erosi saat ini. Akan tetapi masih terdapat sisa – sisa dari erosi tersebut berupa puncak – puncak tinggi dengan ketinggian yang sama, seperti di dataran tinggi Bandung, Jawa Barat dan dataran tinggi Karo, Sumatera Utara.

Salah satu bentuk muka bumi yang berupa dataran tinggi, pada bagian atasnya relatif rata dan sudah mengalami erosi. Seperti contoh, Plato Dieng yang berada di Jawa Tengah.

Bentuk muka bumi yang mengalami penurunan. Bentuk dari depresi yang memanjang dinamakan dengan Slenk sedangkan depresi yang membulat disebut dengan Basin. Contohnya seperti depresi Jawa Tengah.

Bentuk muka bumi ini berada di dalam laut dengan kedalaman lebih dari 5.000 meter. Palung laut berbentuk memanjang dan sempit, hal ini disebabkan oleh proses penenggelaman yang terjadi secara terus menerus. Contohnya yaitu Palung Laut Sibolga.

Merupakan pembatas yang terdapat di dasar laut yang memisahkan dua laut dalam. Contohnya berupa Selat Gilbatar dan Ambang Laut Sulu.

Demikian perbedaan antara epirogenesa dan orogenesa. Semoga bisa menambah pengetahuan Anda.