Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Ketika mendengar kalimat “gejala sosial dalam masyarakat”, hal apakah yang timbul dalam pikiran kita? Apakah gejala sosial ini sama halnya dengan masalah sosial? Atau gejala sosial merupakan faktor timbulnya masalah sosial dalam masyarakat? Lalu dimanakah peran dan fungsi sosiologi dalam hal ini?

Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini adalah sebagai berikut.

  1. Memahami realitas sosial sebagai gejala sosial dalam masyarakat,
  2. menjelaskan nilai dan norma sosial,
  3. memahami sosialisasi dan pembentukan kepribadian,
  4. menjelaskan penyimpangan sosial, dll.,
  5. mengamati fakta.

Berdasarkan tujuan pembelajaran diatas, yang akan kita pelajari dalam bab ini adalah mengenai penyimpangan sosial sebagai salah satu bentuk gejala sosial yang timbul dalam masyarakat.

Sebelum mengkaji lebih jauh, terlebih dahulu kita akan belajar mengenai definisi gejala sosial.

Gejala sosial adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara dan oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok (Gulo, 2010). Suatu peristiwa atau proses disebut gejala sosial karena perilaku oleh individu yang terlibat di dalamnya saling terkait. Menurut Durkheim, gejala sosial harus dipahami sebagai fakta objektif di luar kehidupan subjektif individu. Gejala sosial antara lain mencakup gejala ekonomi, gejala politik, gejala budaya, dan gejala moral.

Contoh gejala sosial antara lain adalah kemiskinan, kejahatan, perang, kewirausahaan, dan persamaan gender. Setiap gejala sosial menjadi dampak sekaligus penyebab dari gejala sosial yang lain. Misalnya keyakinan agama mempengaruhi praktik ekonomi. Kepentingan ekonomi menentukan teori politik.

Berbagai gejala sosial tersebut, menurut Guglielmo Carchedi, dapat dikelompokkan dalam bentuk gejala sosial yang menentukan (the determinan sosial phenomenon) dan bentuk gejala sosial yang ditentukan (the determined sosial phenomenon).
Gejala sosial yang menentukan merupakan bentuk gejala sosial yang mengkondisikan keberadaan gejala sosial yang ditentukan. Gejala sosial yang ditentukan merupakan bentuk gejala sosial yang menjadi kondisi reproduksi atau menggantikan gejala sosial yang menentukan.

  1. Bentuk dan Jenis Gejala Sosial
  2. Menurut Pitrim A. Sorokin, gejala- gejala sosial dapat dikelompokkan sebagai berikut.
  3. Gejala sosial religius, misalnya perayaan panen padi.
  4. Gejala sosial ekonomi, misalnya gejala menurunnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pengangguran.
  5. Gejala sosial politik. Misalnya, terjadinya praktik politik uang untuk memenangkan pemilu.
  6. Gejala sosial hukum. Misalnya, ketidakdisiplinan pengendara sepeda motor di jalan raya.
  7. Berdasarkan tingkatannya, menurut Norman Blaikie, ada tingkatan gejala sosial yaitu.
  8. Gejala sosial mikro terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sosial sehari-hari.
  9. Gejala sosial meso terjadi pada organisasi, masyarakat, massa dan gerakan sosial.
  10. Gejala sosial makro terjadi dalam entitas sosial yang lebih besar.
  11. Penyimpangan Sosial

Penyimpangan sosial merupakan suatu fenomena dalam masyarakat dimana perilaku warga masyarakat dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan atau norma sosial yang berlaku. Secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa seseorang melakukan tindakan menyimpang apabila menurut anggapan sebagian besar masyarakat (minimal di suatu kelompok atau komunitas tertentu) perilaku atau tindakan tersebut di luar kebiasaan, adat istiadat, aturan, nilai- nilai, atau norma sosial yang berlaku.

Secara umum yang digolongkan sebagai perilaku menyimpang antara lain adalah :

  1. Tindakan yang nonconform, yaitu tindakan yang tidak sesuai dengan nilai- nilai dan norma- norma yang ada. Contohnya, memakai sendal ketika di sekolah atau tempat formal yang lain, membolos atau meninggalkan pelajaran, merokok di sekolah, membuang sampah sembarangan, dsb.
  2. Tindakan antisosial atau asosial, yaitu tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau kepentingan umum. Contohnya, tidak mau berteman dan menarik diri dari pergaulan, keinginan untuk bunuh diri, minum- minuman keras, menggunakan narkotika, terlibat prostitusi dan pelacuran, penyimpangan seksual, dsb.
  3. Tindakan kriminal, yaitu tindakan yang nyata- nyata telah melanggar aturan- aturan hukum tertulis dan mengancam jiwa atau keselamatan orang lan. Contohnya, pencurian, perampokan, pembunuhan, korupsi, pemerkosaan, dsb. Baik yang tercatat di kepolisian maupun yang tidak.

Relativitas Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang dapat didefinisikan secara berbeda oleh masyarakat, bergantung bagaimana kesepakatan kelompok masyarakat itu sendiri dalam menanggapinya. Ada sekelompok masyarakat yang menganggap bahwa perilaku menyimpang itu adalah ketika seseprang melakukan tindakan yang berbeda dari kebiasaan umum. Namun ada pula masyarakat yang menganggap bahwa perilaku menyimpang merupakan tindakan yang dilakukan oleh sekelompok minoritas atau kelompok tertentu yang memiliki nilai dan norma sosial yang berbeda dari kelompok sosial yang lebih dominan. Oleh karena itu, perilaku menyimpang bersifat relatif bergantung bagaimana masyarakat yang mendefinisikannya, nilai- nilai budaya dalam suatu masyarakat, dan masa, zaman atau kurun waktu teretentu.

Teori Perilaku Menyimpang dengan Perspektif Sosiologis

Adapun teori penyimpangan yang berperspektif sosiologis yaitu.

Teori ini berasumsi bahwa penyimpangan adalah suatu akibat dari adanya berbagai ketegangan dalam suatu struktur sosial sehingga ada individu- individu yang mengalami tekanan dan pada akhirnya menjadi menyimpang.

Pada dasarnya untuk mencapai kesuksesan hidup, seseorang harus memiliki cara- cara yang sah dan dibenak mereka akan selalu tersirat mimpi atau keinginan untuk mencapai kesuksesan itu. Akan tetapi, struktur sosial tidak selalu memberikan kesempatan yang sama bagi setiap orang. Hanya golongan  yang memiliki akses yang sah saja yang dapat meraihnya. Hal ini kemudian memunculkan akibat negatif bagi seseorang berupa gejala sosial dengan melakuakn penyimpangan. Sebagai contoh, di Indonesia masih banyak masyarakat yang menjadi pengangguran akibat kurang tersedianya lapangan kerja. Bagi mereka yang mereka memiliki skill dan berpendidikan tinggi akses menuju pekerjaan yang diinginkan lebih mudah. Akan tetapi berbeda halnya dengan sekelompok masyarakat yang  bekerja di lahan prostitusi atau bahkan menjadi perampok sebab mereka tidak memiliki jalan lain untuk meraih keinginan mereka.

  1. Teori Belajar atau Sosialisasi

Teori ini berpendapat bahwa perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses belajar. Menurut Sutherland, penyimpangan adalah konsekuensi dari kemahiran seseorang dalam penguasaan atas suatu sikap yang telah dipelajari dari norma- norma yang menyimpang terutama dari subkultur atau dari teman sebaya yang menyimpang.

  1. Teori Labeling (Teori Pemberian Cap atau Teori Reaksi Masyarakat)

Analisis teori ini dipusatkan pada reaksi orang lain. Artinya, ada orang- orang yang memberi definisi, julukan atau pemberi label (definers/labelers) pada individu- individu atau tindakan yang menurut penilaian orang tersebut adalah negatif. Suatu tindakan menyimpang hanya dapat dipahami dengan menguji reaksi orang lain. Melalui teori ini dapat ditetapkan bahwa perilaku menyimpang adalah tindakan yang dilabelkan kepada seseorang. Dengan demikian dimensi penting dari perilaku menyimpang adalah reaksi masyarakat bukan pada kualitas dari tindakan itu sendiri. Konsekuensi dari tindakan pemberian label ini adalah perilaku menyimpang yang lebih lanjut.

Teori ini berpandangan bahwa setiap manusia cenderung untuk tidak patuh terhadap hukum atau memiliki dorongan untuk melanggar hukum. Perilaku menyimpang adalah konsekuensi logis dari kegagalan seseorang untuk menaati hukum.

Perspektif konflik memahami masyarakat sebagai kelompok- kelompok dengan berbagai kepentingan yang bersaing dan akan cenderung saling berkonflik.

Contoh : konflik yang terjadi antara kaum buruh dengan kaum pengusaha. Kaum buruh menginginkan agar gaji mereka dinaikkan, sementara pengusaha merasa dirugikan jika gaji buruh dinaikkan.

Oleh : Min Hidayah Mustaqimah/ Pendidikan Sosiologi dan Antropologi UNNES 2013

Sumber:
Damsar. 2012. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta : kencana Prenada Media Group.

Horton, Paul.B dan Chester L. Hunt. 2010. Sosiologi Jilid 1 Edisi Keenam. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2013. Sosiologi: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : Erlangga.

Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2007. Sosiologi : Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta : Prenada Media Group.

Contoh Gejala Sosial – Setiap hari, terutama kita yang tinggal di wilayah perkotaan seringkali dihadapkan pada banyak peristiwa. Kadang peristiwa yang muncul adalah peristiwa kecil yang surut hanya dalam waktu hitungan jam. Meski begitu, tidak jarang peristiwa yang muncul merupakan peristiwa besar yang melibatkan banyak orang dan menjadi headline di berbagai media massa.

Sayangnya, kebanyakan peristiwa yang muncul kadang bukanlah peristiwa yang baik, seperti kasus pencurian, hingga tawuran yang terjadi antar para pelajar. Bahkan, saking seringnya peristiwa seperti itu terjadi, kebanyakan orang yang tinggal di kota besar sampai sudah bosan, dan melupakannya dengan cepat.

Ada banyak alasan kenapa peristiwa seperti itu sering terjadi, salah satunya karena kehidupan perkotaan yang keras kadang lebih mudah memicu perselisihan dengan orang lain. Nah, membahas peristiwa yang sering terjadi di masyarakat tersebut sering dikenal dengan nama gejala sosial. Apa sih itu gejala sosial?

Kamu mungkin jarang mendengar istilah satu ini. Bagaimanapun, istilah gejala sosial bukanlah istilah yang umum digunakan dalam percakapan sehari-hari. Buat kamu yang penasaran dengan apa sih gejala sosial itu, yuk simak penjelasan mengenai gejala sosial di bawah ini!

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Pengertian Gejala Sosial

Gejala sosial cukup sering terjadi di Indonesia walaupun cukup sering terjadi, istilah gejala sosial sendiri tetap terdengar aneh di telinga banyak orang. Kalau kamu salah satu orang yang juga asing dengan istilah ini, kamu perlu tahu bahwa gejala sosial adalah berbagai peristiwa yang sering dialami oleh manusia, baik itu peristiwa yang dialami oleh perorangan atau kelompok. Gejala sosial sendiri sangat berkaitan erat dengan yang namanya norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat.

Biasanya, peristiwa yang muncul berkaitan dengan pelanggaran norma yang berlaku di masyarakat setempat. Peristiwa sosial bisa terjadi kepada siapa saja, baik itu perorangan maupun kelompok dan disebabkan oleh banyak hal. Mulai dari tuntutan ekonomi, pergesekan budaya, hingga politik juga bisa muncul sebagai penyebab terjadinya sebuah gejala sosial.

Klasifikasi Gejala Sosial

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Sumber: pexels.com/Cottonbro

Gejala sosial memang merupakan peristiwa yang cukup sering terjadi di wilayah perkotaan dan disebabkan oleh banyak hal. Selain disebabkan oleh berbagai macam alasan, gejala sosial juga diklasifikasikan dalam banyak jenis. Mulai dari gejala sosial akibat ekonomi, politik, psikologis seseorang, budaya, bahkan juga alam sekitar.

1. Gejala Sosial Akibat Ekonomi

Gejala sosial yang pertama adalah gejala sosial yang muncul karena masalah ekonomi di masyarakat. Bisa dibilang, bila dibandingkan dengan gejala sosial lainnya, gejala sosial akibat ekonomi adalah gejala sosial yang paling sering muncul sekaligus menjadi gejala sosial yang paling besar efeknya bagi masyarakat di Indonesia.

Masalah ekonomi yang muncul sendiri bisa bermacam-macam. Mulai dari harga barang kebutuhan pokok yang melambung tinggi, hingga barang kebutuhan yang sulit didapatkan karena stok yang terbatas.

Selain harga barang kebutuhan pokok yang melambung tinggi, masalah ekonomi lain yang terjadi adalah angka kemiskinan dan jumlah pengangguran yang merangkak naik setiap tahunnya.

2. Gejala Sosial Akibat Politik

Bukan hanya ekonomi, gejala sosial juga bisa disebabkan oleh masalah politik. Sesuai dengan namanya, gejala sosial ini muncul di ruang lingkup politik dan pemerintahan, entah itu pemerintah pusat maupun daerah.

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Di negara-negara luar, gejala sosial akibat politik sebenarnya jarang terjadi. Namun, beda ceritanya dengan Indonesia. Di Indonesia sendiri, gejala sosial akibat politik disebabkan oleh maraknya tindak korupsi dan pencucian uang yang dilakukan oleh aparat pemerintah.

3. Gejala Sosial Akibat Masalah Kebudayaan

Selain gejala sosial akibat ekonomi dan politik, gejala sosial juga bisa muncul akibat adanya masalah pada kebudayaan. Hal ini juga terjadi beberapa kali di Indonesia, mengingat negara kita bukan negara homogen, munculnya gejala sosial akibat masalah kebudayaan sebenarnya cukup wajar terjadi.

Di Indonesia sendiri, masalah kebudayaan yang muncul biasanya disebabkan oleh pergesekan budaya dan kurangnya rasa toleransi di masyarakat. Meski cukup wajar, gejala sosial akibat masalah budaya bukan sesuatu yang bisa diabaikan karena dapat memicu terjadinya perpecahan.

4. Gejala Sosial Akibat Lingkungan Alam

Di masa lalu, gejala sosial akibat lingkungan dan alam bukanlah sesuatu yang patut untuk dikhawatirkan. Mengingat orang dulu sangat menghargai alam, maka mereka sangat berhati-hati dalam segala hal yang berhubungan dengan alam.

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Hal itu berbeda dengan orang di zaman sekarang yang justru kurang peduli atau bahkan tega merusak alam demi kepentingan dirinya sendiri. Akibatnya, keseimbangan alam terganggu dan memicu terjadinya banyak masalah. Masalah-masalah inilah yang akhirnya memunculkan gejala sosial akibat lingkungan alam.

5. Gejala Sosial Akibat Psikologis

Tidak hanya alam, penyimpangan perilaku seseorang di lingkungannya juga bisa menyebabkan masalah sosial. Penyimpangan perilaku sendiri bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Baik itu karena sifat mereka yang memang buruk, atau bisa juga karena masalah psikologis.

Sekali dua kali, penyimpangan sosial ini akan membuat orang lain yang berada disekitarnya merasa tidak nyaman dan akhirnya berujung kepada gejala sosial yang terjadi di masyarakat.

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Contoh Gejala Sosial yang Sering Terjadi di Masyarakat

1. Contoh Gejala Sosial Akibat Ekonomi

Masalah ekonomi kebanyakan disebabkan oleh jumlah bahan pokok yang terbatas, sehingga harganya melambung naik. Tidak cukup disitu, ledakan penduduk juga membuat masalah semakin runyam. Seperti yang kamu tahu, saat ini 60 persen orang Indonesia adalah anak muda dan mayoritas di antara mereka berusia diatas 17 tahun dan siap untuk bekerja.

Sayangnya, ledakan penduduk tidak dibarengi dengan lapangan kerja yang mencukupi, sehingga membuat jumlah pengangguran meningkat pesat, begitu juga dengan kemiskinan.

Masyarakat yang kesulitan mencari uang dan membeli bahan pokok, mau tidak mau mulai bertindak nekat dengan melakukan aksi kejahatan seperti perampokan, yang bukan hanya merugikan orang lain, tetapi juga dirinya sendiri.

Salah satu contoh masalah politik yang paling sering terjadi di Indonesia adalah tindak korupsi yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan. Meski pelakunya ditangkap, tetapi tetap saja akan ada kerugian besar yang harus ditanggung oleh banyak pihak, termasuk masyarakat.

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Contohnya adalah korupsi minyak goreng yang terjadi baru-baru ini. Kasus tersebut membuat stok minyak goreng menjadi sangat terbatas dan harganya pun menjadi naik berkali-kali lipat. Jika sudah begitu, yang kerepotan adalah masyarakat.

Mereka terpaksa beralih ke minyak curah yang kualitasnya kurang baik. Kalaupun ada minyak goreng kemasan, mereka harus mengantri berjam-jam dan membayar harga yang lebih mahal dari seharusnya.

3. Contoh Gejala Sosial Akibat Masalah Kebudayaan

Jika dibandingkan dengan negara lain, mayoritas orang Indonesia memang memiliki rasa toleransi yang cukup baik. Namun tetap saja, hal itu tidak menjamin negara kita terbebas dari yang namanya pergesekan budaya. Sekali dua kali, terdapat kasus perselisihan yang diakibatkan oleh rasa toleransi yang kurang dalam diri setiap individu, sehingga kurang menghormati budaya lain yang tidak sejalan dengannya.

4. Contoh Gejala Sosial Akibat Lingkungan Alam

Alam memang bisa menjadi sumber bagi kehidupan manusia. Namun, ibarat pisau bermata dua, alam juga bisa berubah menjadi ancaman yang mengerikan jika manusianya berlaku semena-mena.

Penebangan liar misalnya, membuat hutan gundul dan mudah terbakar. Ketika hutan terbakar, bukan hanya hewan yang dirugikan karena kehilangan tempat tinggal, tetapi juga manusia yang bermukim tidak jauh dari kawasan hutan. Asap hasil dari kebakaran hutan tidak ramah bagi sistem pernapasan manusia. Akibatnya, tidak sedikit warga yang mengalami masalah gangguan pernafasan dan harus dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan.

5. Contoh Gejala Sosial Akibat Psikologis

Tidak ada orang di dunia ini yang terlahir dengan masalah psikologis. Namun tekanan hidup, perilaku orang sekitar, dan lingkungan yang toxic membuat banyak orang mengalami berbagai masalah gangguan psikologis. Mulai dari stress ringan, depresi, hingga masalah kejiwaan lainnya.

Meski jarang disadari, masalah kejiwaan seseorang juga bisa sangat mengganggu bagi orang lain yang berada disekitarnya. Jika kamu memiliki tetangga yang menderita gangguan jiwa, terkadang bisa jadi sangat meresahkan karena perilakunya yang sulit dikontrol dan merusak. Sekali dua kali, orang lain bisa sabar. Namun, jika terlalu sering, warga yang emosi bisa saja terpancing untuk melakukan penyerangan.

Ciri-Ciri Gejala Sosial

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Sumber: Pixabay

Tidak hanya terbagi jadi beberapa bentuk dan contohnya, gejala sosial juga memiliki beberapa ciri-ciri tertentu. Apa saja ciri-cirinya?

1. Bersifat Rumit

Setelah membaca jenis-jenis gejala sosial dan juga contohnya, kamu mungkin bisa menarik kesimpulan bahwa gejala sosial adalah hal yang sangat rumit. Gejala sosial menjadi rumit karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor ekonomi, politik, sosial, budaya, bahkan psikologis.

Tidak hanya itu, gejala sosial juga semakin rumit karena melibatkan banyak hubungan, bukan hanya hubungan dengan sesama manusia, tetapi juga hubungan manusia dengan alam sekitarnya.

2. Memiliki Karakteristik yang Beragam

Setiap gejala sosial yang terjadi di masyarakat memang berbeda satu sama lain. Gejala sosial akibat politik jelas tidak bisa disamakan dengan gejala sosial akibat psikologis. Namun, meski setiap gejala sosial itu berbeda, semuanya tetap saja memiliki hubungan satu sama lain.

Gejala sosial akibat politik misalnya yang memang dilakukan di ranah politik, sedangkan gejala sosial akibat psikologis terjadi di lingkungan tertentu. Namun pada akhirnya, masyarakatlah yang akan tetap menjadi korbannya.

3. Tidak Bersifat Umum

Selain memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain, gejala sosial juga sangat dipengaruhi oleh kondisi masyarakat di suatu wilayah. Mengingat kondisi di setiap wilayah berbeda satu sama lain, maka gejala sosial yang muncul di satu wilayah juga akan berbeda dengan gejala sosial yang muncul di wilayah lain. Pengaruh kondisi masyarakat di suatu wilayah yang berbeda inilah yang membuat gejala sosial bersifat tidak universal atau tidak umum.

4. Sifatnya Dinamis

Hanya karena gejala sosial bersifat tidak umum, bukan berarti masyarakat akan selalu berhadapan dengan gejala sosial yang sama selamanya. Bagaimanapun, kehidupan di suatu wilayah cenderung berubah dari waktu ke waktu.

Perubahan kehidupan ini juga mengubah gejala sosial. Gejala sosial yang muncul sepuluh tahun yang lalu, jelas akan berbeda dengan gejala sosial yang muncul di masa yang akan datang. Perubahan inilah yang membuat gejala sosial bersifat dinamis karena mengikuti perubahan yang terjadi di kehidupan masyarakat.

5. Sifatnya Kontekstual

Ciri lain dari gejala sosial adalah sifatnya yang kontekstual. Gejala sosial dapat disebut kontekstual karena gejala sosial muncul berdasarkan situasi di suatu wilayah. Kebanyakan wilayah perkotaan di Indonesia misalnya, gejala sosial yang muncul diakibatkan oleh permasalahan ekonomi.

Sedangkan, gejala sosial di kota-kota metropolitan dunia kebanyakan justru diakibatkan oleh masalah psikologis dimana warga kota metropolitan dunia memiliki tingkat stres yang tinggi bila dibandingkan dengan warga dari kota-kota di negara berkembang.

6. Sulit untuk Diprediksi

Tidak seperti hujan yang menunjukkan tanda tertentu sebelum benar-benar turun, gejala sosial sifatnya abstrak, sehingga sulit diprediksi kapan datangnya. Tidak jarang, gejala sosial muncul tiba-tiba ditengah masyarakat hanya karena dipicu oleh hal-hal kecil yang sifatnya sepele.

Untungnya, meski gejala sosial yang muncul berefek besar pada masyarakat, tetapi gejala sosial tetap bisa diatasi dengan catatan masyarakat karena mau bekerja sama dan mengikuti norma yang yang sudah ada.

Dampak Negatif dari Gejala Sosial

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Sumber: pexels.com/RODNAE Productions

Gejala sosial memang tidak selalu buruk, tetapi di sisi lain, gejala sosial yang muncul juga bisa memberikan efek negatif kepada masyarakat. Berikut dampak negatif dari gejala sosial yang perlu kamu sadari.

1. Meningkatkan Angka Kriminalitas

Gejala sosial dapat mempengaruhi perilaku masyarakat secara luas. Gejala sosial akibat ekonomi misalnya, akan mempengaruhi psikologis masyarakat yang terkena dampaknya. Mahalnya minyak goreng beberapa bulan lalu misalnya, membuat masyarakat melakukan panic buying, bahkan menimbulkan kericuhan di berbagai wilayah karena masyarakat berebut ingin membeli minyak goreng yang tersisa.

Gejala sosial akibat ekonomi juga membuat banyak anak muda yang tidak memiliki pekerjaan terpaksa melakukan tindak kejahatan, seperti mencuri atau menjual obat terlarang demi bisa mendapatkan uang. Tindakan-tindakan seperti ini jelas melanggar hukum dan membuat angka kriminalitas naik secara signifikan.

2. Meningkatkan Peluang Terjadinya Konflik

Bukan hanya angka kriminalitas yang naik, gejala sosial juga bisa membuka peluang terjadinya konflik di masyarakat. Baik itu konflik antar individu maupun konflik antar kelompok.

Konflik seperti ini jika dibiarkan dapat mengarah pada aksi kekerasan seperti tawuran atau peperangan yang menelan banyak korban jiwa dalam jumlah banyak.

3. Memperbesar Kesenjangan Antar Kelas Sosial

Kesenjangan sosial bukan hal yang baru di Indonesia. Meski tidak terlalu kentara, tetapi kesenjangan sosial seperti ini selalu bisa kamu temukan dimana-mana terutama di kota besar, seperti Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Gejala sosial dapat membuat kesenjangan yang ada antara orang dari kalangan atas dan orang dari kalangan menengah ke bawah menjadi semakin besar. Jika dibiarkan, kesenjangan sosial yang parah di suatu wilayah dapat membuat hubungan antar warganya menjadi tidak harmonis.

Di mana si kaya enggan untuk bergaul dengan kalangan lain yang dianggap tidak setara dengannya. Lama-kelamaan, kalangan lain akan merasa emosi dan berakhir dengan tindak kriminal seperti perampasan atau pencurian yang dilakukan oleh kalangan bawah kepada orang-orang dari kalangan atas.

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Nah, itu dia penjelasan seputar gejala sosial, lengkap dengan contoh gejala sosial, ciri dan dampak negatifnya bagi masyarakat. Sekali lagi, gejala sosial memang bukan sesuatu yang bisa ditebak kapan datangnya dan seberapa besar efeknya kepada masyarakat. Namun, ketika muncul di suatu wilayah, gejala sosial tetap bisa diatasi oleh masyarakat selama mereka berusaha untuk bekerja sama dan mengikuti norma yang sudah ada.

Untuk Grameds yang mau mempelajari semua hal tentang gejala sosial, kamu bisa banget mengunjungi Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu berusaha untuk menyediakan informasi terbaik dan terbaru untuk kamu serta membuat kamu menjadi #LebihDenganMembaca bersama Gramedia.

Penulis: Siti Marliah

Baca juga:

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Gejala sosial yang terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sehari-hari disebut gejala sosial