Fenomena alam yang terjadi merupakan bukti kebesaran allah taala bagi orang yang

Tujuan merenung itu untuk mengenal keagungan, kemuliaan dan kebesaran Allah SWT.

EPA-EFE/JUSTIN LANE

Anjuran Alquran untuk Memikirkan Pergantian Siang dan Malam

Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran sebagai panduan dan petunjuk bagi umat manusia telah memberi tahu agar manusia memikirkan dan merenungkan fenomena yang terjadi di alam semesta. Salah satunya fenomena tersebut adalah pergantian siang dan malam. 

Baca Juga

Tujuan merenung itu untuk mengenal keagungan, kemuliaan dan kebesaran Allah SWT. Dalam Surah Ali Imran Ayat 190 dijelaskan terdapat tanda-tanda kebesaran Allah pada penciptaan alam semesta dan pergantian siang serta malam.

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal," (QS Ali Imran: 190).

Dalam penjelasan Tafsir Ringkas Kementerian Agama, pada ayat ini Allah menganjurkan manusia untuk mengenal keagungan, kemuliaan, dan kebesaran-Nya. Sesungguhnya dalam penciptaan benda-benda angkasa, matahari, bulan, beserta planet-planet lainnya dan gugusan bintang-bintang yang terdapat di langit dan perputaran bumi pada porosnya yang terhampar luas untuk manusia, dan pergantian malam dan siang, pada semua fenomena alam tersebut terdapat tanda-tanda kebesaran Allah, bagi orang yang berakal yakni orang yang memiliki akal murni yang tidak diselubungi oleh kabut ide yang dapat melahirkan kerancuan.

Tafsir Kementerian Agama menerangkan ayat ini dengan mengutip kisah Nabi Muhammad SAW.

Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah SAW berkata, "Wahai Aisyah, saya pada malam ini beribadah kepada Allah." Jawab Aisyah, "Sesungguhnya saya senang jika Rasulullah berada di sampingku. Saya senang melayani kemauan dan kehendaknya. Tetapi baiklah, saya tidak keberatan."

Maka bangunlah Rasulullah SAW dari tempat tidurnya lalu mengambil air wudhu, tidak jauh dari tempatnya lalu sholat. Pada waktu sholat beliau menangis sampai air matanya membasahi kainnya karena merenungkan ayat Alquran yang dibacanya.

Setelah sholat, beliau duduk memuji Allah dan kembali menangis tersedu-sedu. Kemudian beliau mengangkat kedua belah tangannya berdoa dan menangis lagi dan air matanya membasahi tanah.

Setelah Bilal datang untuk adzan subuh dan melihat Nabi Muhammad SAW menangis ia bertanya, "Wahai Rasulullah, mengapakah Rasulullah menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang terdahulu maupun yang akan datang?"

Nabi menjawab, "Apakah saya ini bukan seorang hamba yang pantas dan layak bersyukur kepada Allah? Dan bagaimana saya tidak menangis? Pada malam ini Allah telah menurunkan ayat kepadaku."

Selanjutnya beliau berkata, "Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ini dan tidak memikirkan dan merenungkan kandungan artinya."

Memikirkan pergantian siang dan malam, mengikuti terbit dan terbenamnya matahari, siang lebih lama dari malam dan sebaliknya. Semuanya itu menunjukkan atas kebesaran dan kekuasaan penciptanya bagi orang-orang yang berakal. Memikirkan terciptanya langit dan bumi, pergantian siang dan malam secara teratur dengan menghasilkan waktu-waktu tertentu bagi kehidupan manusia merupakan satu tantangan tersendiri bagi kaum intelektual beriman. Mereka diharapkan dapat menjelaskan secara akademik fenomena alam itu, sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa Allah tidaklah menciptakan semua fenomena itu dengan sia-sia.

'KITAB ini diturunkan dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana', demikian bunyi awal ayat QS Al-Jaatsiyah. Surah ini menjelaskan mengenai tanda-tanda keesaan Allah yang bisa ditemukan di langit dan bumi.

'Sungguh, pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan dan keesaan Allah bagi orang-orang mukmin'. Dijelaskan pada ayat ke-3 tersebut bahwa ada tanda kekuasaan Allah bagi manusia yang mau percaya.

Selain itu, tidak hanya di langit dan bumi. Tanda-tanda keesaan Allah juga dikatakan pada ayat selanjutnya, yakni terdapat dalam penciptaan manusia. 'Dan pada penciptaan dirimu, pada makhluk yang bergerak dan bernyawa yang bertebaran di bumi, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah untuk kaum yang meyakini'.

Melalui ayat ini manusia diminta mengenal dirinya bahwa dalam penciptaan manusia ada kekuasaan Allah. Dengan menciptakan manusia berawal dari pertemuan sperma dan telur. Semua Allah yang mengatur.

Selain itu, ayat ke-5 surah ini mengatakan, pada pergantian malam dan siang, dan hujan yang diturunkan Allah dari langit. Itu dihidupkan-Nya bumi yang mati.

Pada perkisaran angin juga terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang mengerti. Ayat-ayat tersebut merupakan rambu-rambu, petunjuk bagi manusia yang ingin mengetahui Allah.

Di bumi ada banyak sekali tanda bukti-bukti tentang kuasa Tuhan dalam keindahannya. Ayat ini sebagai rambu perjalanan menuju Tuhan bagi orang-orang yang ingin bertemu Allah.

Lalu, pada ayat ke-6 hingga ayat selanjutnya, dalam surah ini digambarkan bagaimana orang-orang yang tidak mengindahkan rambu serta petunjuk dari Allah. 'Celakalah bagi setiap orang yang banyak berdusta dan banyak berdosa, yaitu orang-orang yang mendengarkan ayat-ayat Allah ketika dibacakan kepadanya, tetapi dia tetap menyombongkan diri seakan-akan tidak mendengar. Maka peringatkanlah dia dengan azab yang pedih'.

Dikatakan pula bahwa celakalah orang-orang yang mengetahui ayat-ayat Allah, tetapi mereka menjadikannya olok-olok. Mereka akan mendapatkan azab.

'Neraka jahanam ada di hadapan mereka. Tidak akan berguna bagi mereka sedikitpun apa yang mereka usahakan, dan tidak bermanfaat apa yang mereka jadikan sebagai pelindung, selain Allah dan mereka mendapatkan azab yang besar'.

Mereka orang yang menyadari ada sesuatu balasan di akhirat, tapi diabaikan karena perhatiannya hanya terfokus pada dunia. Mereka akan mendapatkan siksa yang besar.

Kemudian, pada ayat ke-10, Allah kembali menegaskan bahwa Alquran ialah petunjuk dan orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah akan mendapatkan siksa yang pedih.

Kesimpulan dari ayat-ayat dalam surah ini ialah Alquran sebagai petunjuk sepanjang masa untuk orang bertakwa. Alquran ialah petunjuk yang sempurna yang dapat dimanfaatkan siapa pun, kapan pun, dan di mana pun. Orang yang mengingkari ayat Allah akan mendapat siksa yang pedih.

Ada orang-orang yang mengabaikan Alquran, bahkan yang lebih buruk lagi mereka yang sudah tahu ayat-ayat Alquran tapi mengabaikannya sebagai petunjuk. Selain itu, tanda-tanda kekuasaan dan keesaan Allah dapat ditemukan pada ciptaannya, yakni langit, bumi, bahkan manusia. (Ind/H-1)

TANPA disadari manusia, banyak sekali bukti kebesaran Allah SWT di alam semesta.

Seperti tergambar dalam surat Ar-Rum ayat 20-27.

Ayat di surat tersebut berkali-kali menyebut tanda yang menunjuk kepada sesuatu yang menjadi bukti kehadiran dan kebesaran-Nya dalam setiap bentuk kehidupan di langit dan bumi.

Salah satu yang menjadi bukti utama kebesaran Allah SWT, diciptakannya manusia dari tanah.

Mari kita lihat, dari tanah, apa itu tandanya dari tanah?

Dari tanah maksudnya dari tumbuh-tumbuhan, masuk ke jasmani kita, ke perut kita, beredar ke darah kita antara lain menjadi sperma.

Dari sperma yang sedemikian kecil bertemu dengan ovum.

Manusia ini kemudian bisa bertebaran dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Bahkan, sampai bisa ke bulan dan sebagainya. Siapa yang buat kuasa seperti itu?

Itu salah satu tanda kebesaran Allah SWT.

Tanda kebesaran Allah SWT kemudian dibahas dalam ayat tentang perkawinan.

Bagaimana sepasang manusia yang awalnya berjauhan dan tidak saling mengenal dapat memutuskan hidup bersama dengan sukarela menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangannya.

Hal itu ialah tanda kebesaran Allah SWT.

Di setiap rumah tangga pasti ada gejolak, tetapi melalui pernikahan diharapkan gejolak itu mereda.

Allah SWT menjadikan di antara kamu berdua wahai pasangan, cinta yang nampak dampaknya dalam kehidupan dan kosongnya jiwa dari segala keburukan pasangannya.

Hal tersebut menjadi sumber tiga hal yang kerap disebut sebagai tali-temali pernikahan, yakni amanah, cinta, dan mawadah atau kerelaan untuk menerima seutuhnya.

Tuhan menjadikan itu dalam arti memberi potensi manusia untuk mengusahakan.

Ada dua kata yang digunakan Alquran untuk mengesahkan perkawinan, yaitu nikah dan berpasangan.

Menikah menyatukan, bukan hanya raganya.

Sementara itu, di antara tanda-tanda yang lain ialah perbedaan di kulit dan lidah, bahkan manusia kembar suaranya bisa berbeda.

Juga ketika tidur malam, tentang siapa yang mengatur manusia ketika tidur dan bermimpi.

Sampai sekarang manusia belum juga tahu persis apa itu mimpi.

Hal-hal itu ialah tanda-tanda Allah SWT menunjukkan kebesaran-Nya.

Selanjutnya, memperlihatkan kilat.

Dengan melihat kilat akan timbul rasa takut.

Dia juga senantiasa menurunkan air dari langit untuk memberikan bumi kehidupan.

Pergantian siang-malam menjadi satu contoh.

Setelah manusia mati, Allah SWT akan memanggil mereka dari kuburan.

Kemudian semuanya bangkit dan berduyun-duyun pergi ke suatu tempat yang dinamakan Padang Mahsyar.

Milik-Nya lah segala apa yang ada di langit dan di bumi.

Semua patuh kepada Allah SWT. (Pro/H-2)