Dampak yang ditimbulkan dari gerakan lempeng di atas adalah

Dampak yang ditimbulkan dari gerakan lempeng di atas adalah

Dampak yang ditimbulkan dari gerakan lempeng di atas adalah
Lihat Foto

pixabay.com

Pegunungan Himalaya yang terbentuk dari gerak konvergen dua lempeng benua

KOMPAS.com – Permukaan bumi terbentuk dari lempeng-lempeng tektonik yang bergerak. Gerak lempeng tektonik yang saling mendekat sehingga dapat menimbulkan tumbukan antar lempeng disebut gerak konvergen.

Menurut teori lempeng tektonik, lempeng tektonik terus-menerus bergerak menciptakan berbagai bentuk permukaan bumi.

Dilansir dari Encylopedia Britannica, lempeng-lempeng tektonik bergerak relatif satu sama lain dengan kecepatan lima hingga 10 sentimeter per tahunnya.

Pengertian gerakan konvergen

Gerakan konvergen adalah gerakan lempeng-lempeng tektonik yang saling mendekati satu sama lain. Lempeng yang terus mendekat, kemudian akan bertemu dan menimbulkan tumbuhan.

Baca juga: Teori Lempeng Tektonik

Apa saja hasil dari gerak konvergen? Gerakan konvergen menyebabkan benturan yang mengakibatkan terciptanya getaran dan gempa bumi, terbentuknya palung, gunung berapi, dan juga pegunungan.

Lempeng tektonik secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu lempeng benua dan lempeng samudra. Gerakan konvergen menghasilkan bentang alam yang berbeda, sesuai dengan jenis lempeng yang mengalami tumbukan.

Gerakan konvergen lempeng samudra dan benua

Gerakan kovergen dapat membuat lempeng samudra dan lempeng benua bertabrakan.

Lempeng benua memiliki densitas atau kepadatan batuan yang lebih tinggi juga umur yang lebih tua. Sedangkan, lempeng samudra memiliki kepadatan yang lebih rendah dan umur yang lebih muda.

Baca juga: Lempeng Tektonik dan Jenisnya di Indonesia

Dilansir dari NOAA Ocean Exploration, tabrakan tersebut menyebabkan tepi lempeng samudra membengkok ke bawah dan dipaksa turun ke dalam mantel sehingga mencair.

Adapun, lempeng benua yang lebih keras sedikit melengkung ke atas dan menciptakan pegunungan. Tabrakan tersebut menghasilkan pegunungan berapi dan disebut sebagai zona subduksi.

Dampak Pergerakan Lempeng Benua. Foto: iStock

Dampak pergerakan lempeng benua berupa konvergensi dapat menimbulkan terbentuknya pegunungan, terbentuknya gunung berapi dan keluarnya magma panas, serta terbentuknya palung dasar samudra.

Konvergensi adalah gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik. Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dan benua, atau antara lempeng benua dan lempeng dasar samudra.

Konvergensi merupakan salah satu dari tiga jenis gerakan lempeng-lempeng tektonik berdasarkan arahnya. Dua jenis pergerakan lempeng lainnya adalah divergensi dan sesar mendatar.

Untuk mengetahui lebih jelas terkait dampak pergerakan lempeng benua berupa konvergensi, divergensi, dan sesar mendatar, simak uraian lengkapnya berikut ini.

Dampak Pergerakan Lempeng Benua: Konvergensi, Divergensi, dan Sesar Mendatar. Foto: Wikipedia

Lempeng benua disebut juga sebagai kerak benua atau sial. Lempeng benua terdiri dari silikon dan aluminium yang memiliki ketebalan sekitar 30 sampai 50 kilometer.

Kerak benua memiliki jumlah silikon yang lebih sedikit. Bagian ini lebih banyak mempunyai materi berat. Sifatnya yang padat membuat lempeng benua bisa digunakan sebagai tempat tinggal manusia, terutama karena tempatnya berada di atas permukaan laut.

Ada enam lempeng benua utama di dunia, antara lain:

  1. Lempeng Benua Afrika yang meliputi Afrika.

  2. Lempeng Benua Antartika yang meliputi Antartika.

  3. Lempeng Benua Indo-Australia yang meliputi Australia hingga India.

  4. Lempeng Benua Eurasia yang meliputi Asia dan Eropa.

  5. Lempeng Benua Amerika Utara yang meliputi Amerika Utara dan Siberia.

  6. Lempeng Benua Amerika Selatan yang meliputi Amerika Selatan.

Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup Lempeng India, Lempeng Arab, Lempeng Karibia, Lempeng Juan de Fuca, Lempeng Cocos, Lempeng Nazca, Lempeng Filipina, Lempeng Scotia, Lempeng laut banda, dan Lempeng Timor.

Pergerakan lempeng menyebabkan pembentukan dan pemecahan benua seiring berjalannya waktu, termasuk juga pembentukan superkontinen atau superbenua.

Superkontinen adalah daratan raksasa yang terdiri dari lebih dari satu inti benua. Superkontinen yang paling dikenal bernama Pangaea, pernah menjadi satu-satunya benua di bumi sekaligus "nenek moyang" benua-benua yang ada saat ini.

Pergerakan Lempeng Tektonik. Foto: Wikipedia

Dikutip dari Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta oleh Hartono, pergerakan lempeng dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan arahnya, yaitu:

Konvergensi terjadi akibat pergerakan lempeng kulit bumi yang saling bertumbukan. Oleh karena itu, salah satu lempeng akan tertekuk dan masuk ke bawah bagian lempeng lainnya. Gerakan ini dapat menimbulkan getaran yang kuat.

Dampak yang ditimbulkan dari konvergensi adalah terbentuknya palung samudera, terbentuknya gunung berapi, dan terbentuknya pegunungan dasar laut.

Contoh bencana alam akibat pergerakan lempeng konvergensi adalah gempa bumi yang mengakibatkan tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004 lalu.

Divergensi adalah dua lempeng yang saling bergerak menjauh. Hal ini diakibatkan oleh terjadi perpecahan pada litosfer. Akibat adanya pergerakan ini, lempeng samudra mengalami pemekaran dasar laut, sedangkan pada lempeng benua, membentuk lembah.

Dampak yang ditimbulkan dari divergensi adalah meluasnya samudra, terbentuknya lapisan permukaan bumi yang baru, aktivitas gempa bumi dan vulkanik laut, dan penyempitan palung pada tepian benua.

3. Sesar Mendatar atau Transform

Sesar mendatar adalah bertemunya dua lempeng, yang menyebabkan terjadinya gesekan secara menyamping sehingga menimbulkan patahan. Hal ini terjadi apabila lempeng bumi bergesekan dalam posisi yang sama datar, sejajar, dan selalu bergerak.

Dampak yang ditimbulkan dari sesar mendatar adalah gempa laut disertai dengan tsunami.