tirto.id - Selama ini, sejarah kerap kali dipersepsikan sebagai ilmu hapalan, mulai dari menghapal nama, tanggal, tahun, atau suatu kejadian tertentu. Aktivitas menghapal pelajaran sejarah ini sering dianggap membosankan. Dalam tahap ekstrem, sejarah bahkan dipandang sebagai topik yang tak penting dikaji atau dipelajari. Anggapan bahwa sejarah merupakan topik remeh dan tak relevan ini sempat mencuat pertengahan tahun lalu. Peter Carey, sejarawan Inggris spesialisasi sejarah modern Indonesia menyatakan urgensi mempelajari sejarah. Tanpa mengetahui sejarah bangsa sendiri, Indonesia tidak akan pernah bisa jadi bangsa berdaulat. Selain itu, jika dipelajari dengan benar, pelajaran sejarah merupakan topik yang menarik dan jauh dari kata membosankan. Seyogyanya, pelajaran sejarah mengajak siswa atau pembacanya merasakan pengalaman nyata dari peristiwa atau pelaku sejarah dalam kejadian tersebut. Secara ilmiah, mempelajari atau mengkaji sejarah harus tunduk pada suatu konsep atau cara berpikir metodik. Dua konsep berpikir yang kerap digunakan dalam mengkaji sejarah adalah cara berpikir diakronik dan sinkronik. Kedua konsep itu saling melengkapi untuk memahami suatu peristiwa sejarah secara komprehensif.Berikut ini penjelasan mengenai cara berpikir diakronik dan sinkronik, sebagaimana dikutip dari Modul Sejarah (2020) yang ditulis Yuliani. Konsep Berpikir Diakronik Sederhananya, konsep diakronik adalah adalah pembabakan sejarah berdasarkan urutan peristiwa dan urutan waktu.Dari sisi bahasa, diakronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu "dia" dan "khronos". "Dia" artinya melintas atau melewati. Sementara itu, "khronos" adalah perjalanan waktu. Dalam pengertian itu, konsep diakronik merupakan landasan berpikir bahwa peristiwa dalam sejarah melintas dalam perjalanan waktu yang teratur. Peristiwanya dinamis, serta melalui proses kausalitas sebab-akibat dan saling mempengaruhi satu sama lain. Cara berpikir diakronik dalam mengkaji sejarah ini memiliki dua unsur, yaitu unsur periodisasi dan unsur kronologis.Pertama, unsur periodisasi memandang bahwa peristiwa sejarah berlangsung dalam urutan kejadian-kejadian tertentu di masa silam. Contoh sejarah yang dipandang berdasarkan periode perkembangan kebudayaan adalah sebagai berikut:
Secara bahasa, sinkronik juga berasal dari bahasa Yunani, yaitu "syn" yang artinya dengan dan "chronos" yang berarti waktu. Singkatnya, konsep sinkronik berhubungan dengan suatu peristiwa tertentu yang terjadi pada suatu masa dalam sejarah. Ciri-ciri konsep berpikir sinkronik dalam mengkaji sejarah terdiri dari poin-poin berikut ini.
Faktor-faktor apa yang menyebabkan hingga kerajaan Gowa tallo di katakan berhasil dakwahnya 2p+2q+4r=2p+q=3q+2r=0tentukan himpunan penyelesaiantolong bantu jawab kak mau dikumpulkan besok Menjelaskan perlawanan rakyat Sriwijaya terhadap voc? Indonesia merdeka tgl.......................1945 analisis kelebihan dan kekurangan presiden ke 1 sampai ke 6 ? Soviet runtuh pada tahun sebutkan contoh bahasa dialek 1) dialek Pesisir, (2) dialek Kundur, (3) dialek Bintan- Karimun, (4) dialek Pecong, (5) dialek Karas-Pulau Abang. denga … apa perbedaan dialek bahasa melayu kepri dengan bahasa melayu riau? Sebutkan waktu ruang dalam peristiwa sejarah proklamasi kemerdekaan RI sudah terjadi 77 tahun yang lalu menjaga dan merawat tanaman disekitar kita merupakan
Konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah adalah a. Kronologis dalam sejarah berarti catatan kejadian, b. Sinkronik memfokuskan kepada struktur suatu peristiwa, c. Konsep ruang adalah segala aspek yang berkaitan dengan lingkungan atau tempat kejadian suatu peristiwa. d. Konsep waktu dalam sejarah yaitu pembagian waktu dalam peristiwa sejarah. PembahasanHai teman-teman BrainlyLovers...!!! Sekarang kita akan membahas konsep berfikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah. Selamat belajar...!!! 1. Konsep Berfikir Kronologis dan Diakronis Konsep berfikir kronologi adalah sebagai catatan kejadian dari sebuah peristiwa yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya peristiwa tersebut. Berfikir secara kronologis atau berfikir secara urut, runtut, berkesinambungan dan teratur dapat memberikan secara utuh tentang suatu peristiwa sejarah. Manfaat berfikir kronologis yaitu kita dengan mudah dapat memahami dan mengetahui makna serta manfaat sebuah peristiwa bersejarah. Diakronis adalah hubungan antara peristiwa yang terjadi dengan peristiwa sebelumnya. Peristiwa yang terjadi tidak terjadi secara tiba-tiba dan berdiri sendiri tetapi ada kaitannya dengan peristiwa terdahulu. Adapun ciri – ciri diakronis diantaranya : a. Mengkaji dengan berlalunya masa b. Menitikberatkan pada pengkajian peristiwa sejarahnya c. Bersifat historis atau komparatif d. Bersifat vertikal e. Terdapat konsep perbandingan f. Cakupan kajian lebih luas Contoh berfikir kronologis : peristiwa proklamasi kemerdekaan RI dilatarbelakangi oleh menyerahnya Jepang kepada sekutu, kemudian para pemuda bereaksi atas menyerahnya Jepang, terjadilah peristiwa Rengasdengklok yaitu penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, dan pada akhirnya diputuskan untuk penyusunan teks proklamasi serta melakukan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. 2. Konsep Berfikir Sinkronik Konsep berfikir sinkronik memiliki arti mempelajari peristiwa sejarah dalam kurun waktu tertentu saja dan merupakan khas ilmu sosial. Cara berfikir ilmu – ilmu sosial sinkronik melebar dalam ruang, serta mementingkan struktur dalam satu peristiwa. Contoh : ketika akan mengkaji mengenai peristiwa pemberontakan DI/TII, maka konsep sinkronik mempelajari peristiwa tersebut dengan lebih detail menggunakan konsep 5 W + 1 H adalah konsep What, When, How, Who, Where dan How. 3. Konsep Ruang Konsep ruang lebih mengutamakan aspek lokasi, tempat dan lingkungan terjadinya sebuah peristiwa bersejarah. Manfaat konsep ruang dalam sejarah adalah dapat membantu untuk membandingkan beberapa peristiwa di lokasi yang berbeda dan menyimpulkan apakah ada keterkaitan antara kedua peristiwa tersebut. Konsep ruang erat kaitannya dengan sejarah lokal yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Contoh : peristiwa Pertempuran Ambarawa yang merupakan sejarah lokal yang kemudian diangkat menjadi sejarah Nasional karena memiliki pengaruh besar terhadap daerah lain dengan tujuan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. 4. Konsep Waktu Konsep waktu adalah pengelompokan sebuah peristiwa sejarah berdasarkan waktu (periodisasi atau pembabakan). Pentingnya konsep waktu karena untuk menghindari anakronis atau bisa diartikan sebagai tumpang tinding peristiwa sejarah yang berlangsung. Periodisasi Masa Pra Aksara (sebelum mengenal tulisan), antara lain : a. Zaman Paleolitikum : Bisa diartikan sebagai zaman batu tua, membuat peralatan dari batu yang masih kasar / belum dihaluskan. b. Zaman Mesolitikum : Bisa disebut juga zaman batu tengah, peralatan sudah dihaluskan tapi hanya sebagian saja. c. Zaman Neolitkum : Masa ini disebut zaman batu muda, peralatan sudah dihaluskan tetapi belum sempurna. d. Zaman Megalitikum : Zaman batu besar, seperti namanya peninggalan masa ini berupa batu besar yang digunakan dalam upacara. Pelajari Lebih Lanjut1. Kajian tentang cara berfikir sejarah bisa coba cek brainly.co.id/tugas/11323841 2. Kajian tentang konsep berpikir diakronik dalam sejarah bisa coba cek brainly.co.id/tugas/13276156 3. Kajian tentang ciri-ciri kronologis dan sinkronis dalam sejarah bisa coba cek brainly.co.id/tugas/6621451 Detail JawabanKelas: 10 Mata pelajaran: Sejarah Bab 1 : Cara Berpikir Sejarah Kode: 10.3.2001 Kata Kunci : Konsep Kronologis, Konsep Sinkronik, Konsep Ruang, Konsep Waktu |