Cerita rakyat yang mengandung unsur jenaka yang dapat membangkitkan tawa merupakan pengertian dari

Membaca bagi sebagian orang dilakukan untuk mengisi waktu luang. Banyak sekali genre cerita yang dapat Sedulur baca, salah satunya adalah cerita jenaka. Cerita jenaka adalah cerita yang menghibur dan bisa membangkitkan tawa bagi pembacanya. Tak hanya itu, cerita jenaka biasanya berisi sindiran dan keriangan mengenai sesuatu.

Cerita jenaka menjadi bagian dari sastra dunia. Di dalam sastra Jerman dan Belanda, tokoh cerita jenaka yang terkenal adalah Uilenspiegel. Agar lebih jelas, simak penjelasan mengenai apa itu cerita jenaka, ciri-ciri, dan contohnya di bawah ini.

BACA JUGA: Pengertian Crazy Rich Beserta Asal-usul Penyebutannya

Pengertian cerita jenaka

Pixabay

Cerita jenaka adalah bagian dari cerita rakyat yang mempunyai unsur lucu dan jenaka serta dapat membangkitkan tawa bagi pembacanya. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cerita jenaka yaitu cerita yang menghibur dan membangkitkan tawa, jenaka, sindiran, dan keriangan. Cerita jenaka umumnya dibuat berdasarkan dari kisah kehidupan masyarakat sehari-hari. Sedangkan alurnya hanya akan berpusat pada perilaku tokoh utama.

Tak hanya itu, cerita jenaka biasanya juga bercerita tentang tingkah laku seseorang yang malas, bodoh yang disajikan secara kocak dan penuh humor. Cerita jenaka termasuk fiksi atau dongeng sebagai cerita tentang kejadian lucu yang terjadi di masa silam. Tak heran cerita jenaka menjadi bagian dari cerita rakyat. Jadi, cerita jenaka dapat disebut juga sebagai cerita dongeng jenaka.

Ciri-ciri cerita jenaka

Pixabay

Sebelum membaca contoh dari cerita jenaka, alangkah baiknya mengenali ciri-cirinya. Berikut ciri-ciri cerita jenaka.

  • Mengandung unsur humor yang dapat membangkitkan tawa.
  • Umumnya terdapat watak si pintar, si bodoh, si malas, si cerdik, dan yang lainnya.
  • Isi cerita banyak menggambarkan kelucuan maupun kebodohan watak tokoh utama dari sifat dan perilaku tokoh itu sendiri.
  • Antara perlakuan watak dan kejadian secara kebetulan akan mengubah nasib dari tokoh tertentu.
  • Sering dijadikan sebagai saran hiburan bahkan kritik sosial bagi pembaca maupun pendengarnya.

BACA JUGA: Pengertian Pameran: Unsur, Jenis, Tujuan, Manfaat & Fungsinya

Jenis cerita jenaka

Pixabay

Dalam buku Ajar Bahasa Indonesia Sekolah Dasar karya Meta Br Gintang, M.pd, menerangkan bahwa cerita jenaka dibagi menjadi dua jenis. Berikut penjelasan jenis cerita jenaka.

  1. Cerita jenaka tempatan isinya lebih berkaitan tentang topik tempatan, entah itu segi watak, konflik, latar, dan yang lainnya.
  2. Cerita jenaka dari pengaruh asing. Isi ceritanya banyak terpengaruh dari luar. Misalnya, pengaruh Buddha, Hindu, Islam yang berkembang di masyarakat Melayu.
Cerita rakyat yang mengandung unsur jenaka yang dapat membangkitkan tawa merupakan pengertian dari
Mapel.id

Selain menjadi hiburan, ada beberapa fungsi lain dari cerita jenaka. Berikut beberapa fungsi tersebut.

  • Sebagai sarana hiburan.
  • Berisi saran.
  • Sarana kritik sosial.
  • Sebagai penyedia instruksi dan pendidikan.

Cerita jenaka dan contohnya

Webtoon

Berikut contoh dari cerita jenaka yang kerap dibaca oleh masyarakat sebagai hiburan.

Si Kabayan Ngala Nangka

Pada suatu hari, si Kabayan sedang istirahat dan melamun di depan rumah, sekilas dia memikirkan kacak krotak, tutut, dan ikan yang sudah dia panen kemarin.

“Kabayan, tolong petik nangka, pilih yang sudah tua buahnya,” perintah mertua ke si Kabayan.

Sesampainya di kebun, si Kabayan segera mencari pohon nangka yang berbuah, dia mencari nangka yang sudah tua. Tidak lama dari itu, akhirnya Kabayan menemukan apa yang dia cari, nangka yang sudah tua dan besar, kemudian dia petik. Sebab nangka yang dia temukan itu besar, Kabayan tidak kuat membawanya.

“Ini mah susah membawanya, gak akan kuat saya,” gumamnya dalam hati.

“Bagaimana cara membawanya, ya?” ucapnya lagi.

Kebetulan kebun milik Kabayan tidak jauh dari sungai, maka nangka itu dihanyutkan,

“Udah kamu pulang duluan, kan sudah besar,” perintah si Kabayan ke nangka.

Setibanya di rumah, si Kabayan di tanya oleh mertuanya, “Dapat gak nangkanya?”

“Ya dapat lah, mana besar dan tua lagi,” jawabnya.

“Mana nangkanya, kamu datang tidak membawa apa-apa.” tuturnya.

“Hah, memang belum sampai gitu? Padahal tadi sudah pulang duluan,” jawabnya.

“Kamu jangan bercanda, tidak ada ceritanya nangka bisa pulang sendiri,” mertuanya kesal.

“Yee, yang bodoh itu nangka, sudah tua tidak tahu jalan pulang,” jawab si Kabayan langsung pergi entah ke mana.

BACA JUGA: Internet adalah: Pengertian, Sejarah, Perkembangan & Manfaat

Contoh cerita jenaka singkat

Head Topics

Ada pula contoh cerita jenaka singkat yang perlu Sedulur ketahui. Berikut rinciannya.

Abu Nawas dan Rumah Sempit

Pada suatu hari, ada seorang laki-laki datang ke rumah Abu Nawas. Lelaki itu hendak mengeluh kepadanya mengenai masalah yang sedang dihadapinya. Dia sedih karena rumahnya terasa sempit ditinggali banyak orang.

“Abu Nawas, aku memiliki seorang istri dan delapan anak, tapi rumahku begitu sempit. Setiap hari, mereka mengeluh dan merasa tak nyaman tinggal di rumah. Kami ingin pindah dari rumah tersebut, tapi tidak mempunyai uang. Tolonglah katakan padaku apa yang harus kulakukan,” kata lelaki itu.

Mendengar hal itu, Abu Nawas kemudian berpikir sejak. Tak berapa lama, sebuah ide terlintas di kepalanya.

“Kamu mempunyai domba di rumah?” tanya Abu Nawas padanya.

“Aku tak menaiki domba, jadi aku tak memilikinya,” jawabnya.

Setelah mendengar jawabannya, dia meminta lelaki tersebut untuk membeli sebuah domba dan menyuruhnya untuk menaruh di rumah. Pria itu kemudian menuruti usul Abu Nawas dan kemudian pergi membeli seekor domba.

Keesokan harinya, dia datang lagi ke rumah Abu Nawas. “Bagaimana ini? Setelah aku mengikuti usulmu, nyatanya rumahku menjadi tambah sempit dan berantakan,” keluhnya.

“Kalau begitu, cobalah beli dua ekor domba lagi dan peliharalah di dalam rumahmu,” jawab Abu Nawas.

Kemudian, pria itu bergegas pergi ke pasar dan membeli dua ekor domba lagi. Namun, bukannya seperti yang diharapkan, rumahnya justru semakin terasa sempit.

Dengan perasaan jengkel, dia pergi ke rumah Abu Nawas untuk mengadu yang ketiga kalinya. Dia menceritakan semua apa yang terjadi, termasuk mengenai istrinya yang menjadi sering marah-marah karena domba tersebut.

Akhirnya, Abu Nawas menyarankannya untuk menjual semua domba yang dimiliki.

Keesokan harinya, kedua orang tersebut bertemu kembali. Abu Nawas kemudian bertanya, “Bagaimana keadaan rumahmu sekarang, apakah sudah lebih lega?”

“Setelah aku menjual domba-domba tersebut, rumahku menjadi nyaman untuk ditinggali. Istriku pun tidak lagi marah-marah,” jawab pria tersebut sambil tersenyum.

Akhirnya, Abu Nawas dapat menyelesaikan masalah pria dan rumah sempitnya itu.

Itulah rangkuman pengertian dari cerita jenaka. Cerita jenaka juga dapat disebut sebagai cerita dongeng jenaka karena kisahnya diambil dari kejadian masa lalu yang terjadi di masyarakat.

Mau belanja bulanan nggak pakai ribet? Aplikasi Super solusinya! Mulai dari sembako hingga kebutuhan rumah tangga tersedia lengkap. Selain harganya murah, Sedulur juga bisa merasakan kemudahan belanja lewat handphone. Nggak perlu keluar rumah, belanjaan pun langsung diantar. Yuk, unduh aplikasinya di sini sekarang!

Bagi Sedulur yang punya toko kelontong atau warung, bisa juga lho belanja grosir atau kulakan lewat Aplikasi Super. Harga dijamin lebih murah dan bikin untung makin melimpah. Langsung restok isi tokomu di sini aja!

Cerita rakyat yang mengandung unsur jenaka yang dapat membangkitkan tawa merupakan pengertian dari

Perbesar

Ilustrasi cerita lucu (sumber: iStockphoto)

Konon pada zaman dahulu, seorang Lebai biasa diundang untuk membacakan doa di tempat-tempat orang yang sedang mengadakan hajatan. Sebagai seorang pembaca doa, Lebai biasanya akan mendapatkan hadiah kepala hewan yang disembelih sebagai hidangan hajatan.

Bilamana si empunya hajat ita menyembelih kambing, si Lebai pun mendapatkan lauk kepala kambing untuk dibawanya pulang. Demikian pula, jikalau si empunya hajat menyembelih kerbau atau sapi, si Lebai pun mendapatkan lauk kepala kerbau atau sapi untuk dibawanya pulang ke rumah.

Pada suatu ketika yang bersamaan ada dua orang yang mengadakan hajatan, yaitu di hulu dan di hilir sungai. Si Lebai tempat tinggalnya di seputar tengah-tengah panjang sungai itu. Orang yang berhajat di hulu sungaiitu menyembelih tiga ekor kambing. Sementara orang yang berada di hilir sungai itu menyembelih satu ekor sapi yang gemuk.

Pagi-pagi benar si Lebai telah mengayuh sampannya menuju ke hilir sungai karena mengingat yang dihilir menyembelih seekor sapi yang gemuk. Namun, di tengah perjajanan si Lebai berubah pikiran, kalau hanya mendapatkan seekor kepala sapi, tentu tidak mencukupi untuk lauk makan satu keluarganya yang besar. Sampan kemudian diputar haluan menuju ke hulu sungai yang berhajat menyembelihtiga ekor kambing.

Hanya kurang beberapa puluh meter dari tempat hajatandi hulu sungai itu, si Lebai bimbang lagi, meski di hulu menyembelih tiga ekor kambing, kepalanya kan kecil-kecil. Mana cukup untuk lauk makan satukeluarganya yang besar. Si Lebai pun cepat-cepat memutar sampannya lagi menuju ke hilir sungai.

Demikianlah terus-menerus si Lebai merasa bimbang dan ragu antara memilih mendapatkan tiga kepala kambing yang kecil-kecil dan satu kepala sapi yang gemuk. Ita saja seharian kerja Lebai bolak-balik memutar sampannya menuju ke hulu, balik lagi menuju ke hilir, dan seterusnya.

Si empunya hajat pun menunggu-nunggu datangnya si Lebai. Kalau menunggunya terlalu lama makanan pun akan menjadi basi. Akhimnya, tanpa kehadiran Lebai hajatan pun tetap dilaksanakan. Si Lebai tidak mendapatkanapa pun karena ketika ia sampai di hilir, hajatan telah selesai. Kemudian, dikejamya ke hulu sungai, sampai di sana orang-orang pun baru saja bubaran.Begitulah nasib si Lebai. Sejak itu ia kemudian disebut sebagai Lebai Malang.