Buku panduan tesis pascasarjana manajemen pendidikan islam unisnu jepara 2022

UNIVERSITAS INDONESIA PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MAHASISWA DALAM PENULISAN SKRIPSI (Studi Kasus di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta)

TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk memperoleh gelar Magister Humaniora

Disusun Oleh: SITI ROZINAH 0906587464

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM MAGISTER ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI DEPOK JULI 2012

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkah rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Humaniora Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Zulfikar Zen, M.A. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan tesis ini 2. Bapak Fuad Gani, M.A. dan Bapak Taufik Asmiyanto, M.Si yang telah banyak memberikan arahan, masukan dan perbaikan yang berguna sehingga selesainya tesis ini. 3. Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementrian Agama Republik Indonesia, yang telah memberikan beasiswa S2 bidang ilmu perpustakaan. 4. Bapak Dr. Bambang Wibawarta, S.S., M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. 5. Ibu Dr. Laksmi, M.A. selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. 6. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. 7. Bapak Drs.HM. Mujib Qulyubi, MH, selaku Ketua STAINU Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti pendidikan di Universitas Indonesia 8. Kedua orang tua, ibu mertua dan saudara sekeluarga tercinta, yang telah memberikan dukungan moril maupun materil untuk menyelesaikan pendidikan ini.

v Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

9. Suami tercinta, Abdul Wadud, S.Pd.I yang selalu memberikan semangat, setia menemani melewati masa-masa sulit saya dalam menulis tesis. You are the best dear. 10. Kamalia Ilmi Annawa, ‘si bening’ ku tercinta. Kau anugerah dan kebehagiaan bagi ummah. 11. Teman-teman seperjuangan IPI, sahabat/i STAINU Jakarta, serta temanteman seperjuangan yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Saya menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Harapan penulis, kekurangan-kekurangan yang ada dapat disempurnakan dan dilengkapi oleh peneliti-peneliti lain di masa yang akan datang. Semoga tesis ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Depok, 12 Juli 2012

Penulis

vi Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

ABSTRAK

Nama : Siti Rozinah Program Studi : Ilmu perpustakaan dan informasi Judul : Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa dalam penulisan Skripsi (Studi Kasus di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta) Lembaga : STAINU Jakarta

Tesis ini membahas tentang Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa dalam Penulisan Skripsi Studi Kasus di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah 1). mengidentifikasi perilaku pencarian informasi mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan skripsi. 2). menggambarkan pola pencarian informasi mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan informasi. 3). mengetahui hambatan-hambatan dalam proses pencarian informasi yang dilakukan oleh mahasiswa penulis skripsi. Model penelitian ini menggunakan model yang dikenalkan oleh David Ellis tahun 1987 dengan tahapan kegiatan starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring dan extracting. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan mewawancarai 10 (sepuluh) mahasiswa STAINU Jakarta yang menulis skripsi. Hasil dari penelitian ini adalah mahasiswa penulis skripsi menggunakan sumber informasi dari buku, jurnal, individu dan internet. Lokasi perolehan informasi yang dikunjungi adalah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan PBNU dan Perpustakaan STAINU Jakarta. Perilaku pencarian informasi dengan enam tahapan kegiatan dari Ellis dilakukan mahasiswa penulis skripsi. Hambatan yang dihadapi mahasiswa penulis skripsi dipengaruhi faktor individu, antar individu dan lingkungan. Kata kunci

: Perilaku Pencarian Informasi, Kebutuhan Informasi, Skripsi

viii Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

ABSTRACT

Name Study Programe Title

: Siti Rozinah : Library and Information Science : Information Seeking Behavior of Students in Thesis Writing (Case Studies in High School Islamic Religion of Nahdatul Ulama (STAINU) Jakarta)

This thesis discusses information seeking behavior of students in thesis writing (case studies in high school islamic religion of nahdatul ulama (stainu) jakarta) The purpose of this study is 1). identifying information-seeking behavior of students in meeting the needs of thesis. 2). describe the information seeking patterns of students in meeting the information needs. 3). find out the obstacles in the process of information search conducted by the student thesis writers. This study uses a model that was introduced by David Ellis in 1987 with phases of activity starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring, and extracting. This study uses descriptive qualitative method by interviewing 10 (ten) of STAINU Jakarta students who wrote the thesis. The results of this study, students who wrote the thesis using the source information from books, journals, respondents, and internet. Locations visited by the acquisition of information is the National library of Indonesia, NU Libraries and Library STAINU Jakarta. Information-seeking behavior with six phases of the activities carried out student thesis writers. Barriers faced by students thesis writers is influenced by individuals, between individuals, and environmental factors. Key words: Information Seeking Behavior, information needs, thesis.

ix Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL....................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS........................................... iii HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iv KATA PENGANTAR..................................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...................... vii ABSTRAK........................................................................................................ viii ABSTRACK..................................................................................................... ix DAFTAR ISI.................................................................................................... x DAFTAR TABEL............................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii BAB 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang............................................................................................ 1.2.Perumusan Masalah..................................................................................... 1.3.Pertanyaan Penelitian.................................................................................. 1.4.Tujuan Penelitian......................................................................................... 1.5.Manfaat Penelitian.......................................................................................

1 4 4 5 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Informasi.................................................................................................... 2.1.1. Ciri-ciri dan Jenis Informasi……………………………………..... 2.1.2. Sumber Informasi...................…………………………………….. 2.2. Kebutuhan Informasi…………………………………………………….. 2.2.1. Pengertian Kebutuhan Informasi…………….................................. 2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi……….............. 2.3. Perilaku Pencarian Informasi………………………………………......... 2.3.1. Model Perilaku Pencarian Informasi…………………………….... 2.3.2. Kendala dalam Pencarian Informasi…………………………........ 2.3.3. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa………………………… 2.4. Skripsi...........................…….……………………………………….........

6 7 8 9 10 12 14 16 24 25 29

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian…………………………………………………… 3.2. Informan…………......................……………………………................... 3.3. Pengumpulan Data........…………………………………………………. 3.4. Analisis Data…………………………………………………………......

31 32 33 33

x Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

BAB 4. PEMBAHASAN 4.1. Kebutuhan Informasi.................................................................................. 4.1.1. Sumber Informasi............................................................................. 4.1.1.1. Buku Teks.............................................................................. 4.1.1.2. Artikel Jurnal.......................................................................... 4.1.1.3. Individu.................................................................................. 4.1.1.4. internet................................................................................... 4.1.2. Lokasi Perolehan Informasi............................................................. 4.2. Perilaku Pencarian Informasi 4.2.1. Starting............................................................................................. 4.2.2. Chaining........................................................................................... 4.2.3. Browsing.......................................................................................... 4.2.4. Differentiating.................................................................................. 4.2.5. Monitoring........................................................................................ 4.2.7. Extracting......................................................................................... 4.3. Hambatan-hambatan................................................................................... 4.3.1. Hambatan Berasal dari Individu....................................................... 4.3.2. Hambatan yang Berasal dari Antar Individu.................................... 4.3.3. Hambatan yang Berasal dari Lingkungan........................................

35 36 37 38 39 40 42 44 45 46 47 48 49 49 50 50 51

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 5.2. Saran...........................................................................................................

52 53

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

54

xi Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

DAFTAR TABEL

Tabel 1.

Information Search Process (Proses Pencarian Informasi).......................................................20

Tabel 2.

Kode Kategori Penelitian.............................................................34

xii Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Perilaku Pencarian Informasi Model Wilson 1981..............................18 Gambar 2. Perilaku Pencarian Informasi Model ellis 1999...................................24

xiii Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Panduan Wawancara

Lampiran 2.

Reduksi Transkip Wawancara ANH

Lampiran 3.

Reduksi Transkip Wawancara SBY

Lampiran 4.

Reduksi Transkip Wawancara FIA

Lampiran 5.

Reduksi Transkip Wawancara AZ

Lampiran 6.

Reduksi Transkip Wawancara WHY

Lampiran 7.

Reduksi Transkip Wawancara NR

Lampiran 8.

Reduksi Transkip Wawancara FRS

Lampiran 9.

Reduksi Transkip Wawancara AS

Lampiran 10.

Reduksi Transkip Wawancara YSK

Lampiran 11.

Reduksi Transkip Wawancara AAL

xiv Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Perkembangan informasi sangat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan informasi. Tingkat kebutuhan setiap orang berbeda-beda, semakin tinggi tingkat kebutuhan akan informasi maka

perilaku pengguna untuk mencari dan

menemukan informasi juga semakin aktif. Tentunya informasi yang dibutuhkan adalah informasi yang

relevan dan akurat dan dapat membantu mengatasi

masalah yang sedang dihadapi.

Tingkat kebutuhan tersebut mengakibatkan

adanya perbedaan perilaku setiap pengguna informasi dalam melakukan pencarian informasi. Pencarian informasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan informasi. Perilaku pencarian informasi dimulai ketika seseorang merasa bahwa pengetahuan yang dimilikinya saat itu kurang dari pengetahuan yang dibutuhkannya. Untuk memenuhi kebutuhannya maka orang tersebut akan mencari informasi dengan menggunakan berbagai sumber. Tindakan pencarian informasi menggunakan literatur adalah suatu perilaku yang kenyataannya menggambarkan berbagai tujuan. Perilaku dalam pencarian informasi diistilahkan sebagai

information

searching behaviour. Menurut Wilson (2000) “perilaku pencarian informasi adalah upaya pencarian informasi yang digunakan oleh pencari informasi ketika berinteraksi dengan sistem informasi”. Dalam hal ini

pengguna informasi

menyadari adanya kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan kegiatan sehari-hari pengguna informasi. Seperti halnya yang dialami oleh mahasiswa yang dituntut untuk memahami seperangkat pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang dirumuskan dalam kurikulum, dan diwujudkan dalam bentuk matakuliah baik matakuliah pilihan maupun mata kuliah wajib. Pada umumnya, sebagai salah satu tugas akhir mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikannya adalah menyusun karya tulis ilmiah atau yang biasa disebut skripsi. Karya tulis ilmiah tersebut

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

2

merupakan akumulasi pengetahuan yang diperoleh selama kuliah dan diwujudkan dalam bentuk karya tulis (skripsi). Dalam penulisan skripsi mahasiswa dituntut memiliki kemandirian dalam pengerjaannya melalui proses bimbingan yang dilakukan oleh dosen pembimbing. Proses penulisan skripsi memerlukan dukungan informasi yang memadai sebagai sumber penulisannya. Demi kelancaran akhir proses belajar yang dilaluinya, mahasiswa perlu memanfaatkan sumber informasi, baik di perpustakaan ataupun unit informasi lainnya secara efektif dan efisien. Perpustakaan (library) merupakan salah satu tempat untuk mendapatkan berbagai macam informasi. Selain sebagai ruang yang menyediakan koleksi dan layanan informasi, perpustakaan juga menunjang kreasi, diseminasi, penggunaan dan pelestarian data, informasi dan pengetahuan. Perpustakaan mendukung proses pencarian informasi karena melingkupi koleksi yang besar dari berbagai informasi dan dalam hal yang umum yang berkaitan dengan pengorganisasian, pengambilan, akses, penyimpanan, pengarsipan, dan pengawetan informasi. Pada

dasarnya,

perpustakaan

adalah

perpaduan

antara

manusia,

tempat/fasilitas dan informasi. Dikatakan perpaduan di sini karena satu dengan yang lainnya saling ketergantungan. Manusia,

yaitu pengelolanya dan

pemakainya. Tempat/fasilitas merupakan sarana yang digunakan manusia untuk melakukan “transaksi informasi”, sedang informasi - bisa berupa buku, jurnal, majalah, koran dan materi yang lainnya - adalah bahan-bahan yang harus disajikan di perpustakaan. Sehinga dengan keterpaduan tadi akan jelas misi yang diemban oleh sebuah perpustakaan, yaitu antara lain turut mencerdaskan bangsa dengan menyediakan informasi yang diperlukan, melestarikan nilai-nilai budaya bangsa dan berkiprah dalam pengembangan ilmu dan teknologi. Perpustakaan Perguruan Tinggi yang merupakan jantung dari sebuah institusi pendidikan menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan seluruh sivitas akademika dalam proses pendidikan. Library is the heart of educational process. Idealnya, perguruan tinggi yang baik haruslah memiliki perpustakaan yang baik. Begitu pula sebaliknya, perpustakaan yang tidak baik perlu dicurigai memiliki perpustakaan yang tidak baik. Sebagai sebuah jantung pendidikan, perpustakaan perguruan tinggi menggerakan dan mengaliri semua proses belajar

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

3

mengajar di perguruan tinggi. Perpustakaan seperti ini bukan hanya sekedar menunjang proses pendidikan, tetapi juga menjadi sumber informasi (the source of information) Dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi sivitas akademika, keberadaan Perpustakaan Akademik sangat dibutuhkan untuk menunjang proses belajar mengajar pada Perguruan Tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan

tinggi atau badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi

dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama memberikan jalan demi tercapainya tujuan perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi adalah unit kerja yang merupakan bagian yang integral dari suatu lembaga perguruan tinggi induknya, yang bersama-sama dengan unit kerja bagian lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda melaksanakan program Tri Dharma. (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 1991: 1) Menurut Brodjonegoro ( 2003: 7) bahwa setiap perguruan tinggi baik negeri maupun swasta wajib memiliki perpustakaan dan apabila tidak memiliki perpustakaan maka akan dicabut izin berdirinya perguruan tinggi tersebut. Brodjonegoro juga mengatakan diwajibkannya perguruan tinggi memiliki perpustakaan karena peran perpustakaan sangat penting untuk menjadikan perguruan tinggi yang kompetitif, menciptakan lulusan dan karya ilmiah yang bermutu. Namun sampai saat ini ada beberapa perguruan tinggi yang kurang peduli pada pengembangan koleksi perpustakaannya, bahkan bisa dikatakan tidak memiliki perpustakaan. Dengan alasan kurangnya dana yang dimiliki oleh lembaga pendidikan tersebut, penyediaan perpustakaan perguruan tinggi tidak menjadi prioritas. Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Jakarta -yang seterusnya dalam penulisan ini disebut STAINU Jakarta-merupakan sekolah tinggi yang didirikan oleh sebuah yayasan yang bernaung pada organisasi masyarakat yaitu Nahdlatul Ulama (NU). STAINU Jakarta merupakan sekolah tinggi memiliki perpustakaan yang bisa dikatakan belum memenuhi Standar perpustakaan perguruan tinggi. Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) Perpustakaan

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

4

Perguruan Tinggi nomor 7330.2009 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Standarisasi Nasional Nomor 82/KEP/BSN/9/2009 tentang Penetapan 4 (empat) Standar Nasional Indonesia menyebutkan bahwa ”Perpustakaan menyediakan gedung dengan ruang yang cukup untuk koleksi, staf dan penggunanya. perpustakaan harus menyediakan ruang sekurang-kurangnya 0,5 m2 untuk setiap mahasiswa” Ruang penyimpanan koleksi yang dimiliki oleh STAINU Jakarta berada satu ruang dengan administrasi sekolah, karena jumlah koleksi yang dimiliki pun hanya 453 eksemplar dengan jumlah 313 judul. Berdasarkan data di atas penulis ingin meneliti bagaimana mahasiswa di STAINU Jakarta mendapatkan informasi untuk memenuhi kebutuhan dalam penulisan skripsi. Bagaimana pula perilaku mahasiswa STAINU Jakarta dalam mencari informasi yang dibutuhkan, serta kendala-kendala yang dihadapi dalam memperoleh informasi.

1.2. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu penulis ingin mengetahui tentang: 1. Kebutuhan informasi mahasiswa STAINU Jakarta dalam penulisan skripsi. 2. Pola perilaku pencarian informasi mahasiswa STAINU Jakarta dalam penulisan skripsi. 3. Kendala yang dialami oleh mahasiswa STAINU Jakarta dalam memperoleh informasi dalam penulisan skripsi.

1.3. Pertanyaan Penelitian Dari rumusan masalah di atas maka pertanyaa dala penelitian ini adalah: 1. apa saja kebutuhan informasi mahasiswa STAINU Jakarta? Berkaitan dengan penulisan skripsi meliputi sumber informasi, jenis sumber informasi yang digunakan, dan lokasi perolehan sumber informasi. 2. Bagaimanakah perilaku pencarian informasi mahasiswa STAINU Jakarta? Masalah yang akan diteliti adalah kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam pencarian informasi.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

5

3. Apa saja kendala yang dihadapi oleh mahasiswa ketika melakukan pencarian informasi?

1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. untuk mengidentifikasi perilaku pencarian informasi mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan skripsi 2. untuk menggambarkan pola pencarian informasi mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan informasi. 3. untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam proses pencarian informasi yang dilakukan oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta dalam penulisan skripsi.

1.5. Manfaat Penelitian a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu perpustakaan dan informasi, khususnya dalam bidang perilaku pencarian informasi di lingkungan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) Indonesia b. Memberikan masukan bagi pengembangan penelitian lebih lanjut tentang model pencarian informasi bagi para mahasiswa c. Sebagai usulan kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta untuk pengembangan perpustakaan dan memenuhi kebutuhan informasi civitas akademika.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Informasi Informasi adalah data yang diolah dan dibentuk menjadi lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Informasi merupakan pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan keterangan atau pengetahuan. Maka dengan demikian

sumber

menggambarkan

informasi

suatu

adalah

kejadian

atau

data.

Data

kesatuan

adalah nyata.

kesatuan Davis

yang

(2009:71)

mendefinisikan informasi sebagai hasil dari olahan sebuah data yang memberikan pemahaman, wawasan, kesimpulan, keputusan, konfirmasi atau rekomendasi bagi si penerima. Informasi tersebut dapat berupa laporan, analisis, data yang terorganisir dalam output yang dapat dimengerti, respon verbal, grafik, gambar atau video. Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan atau kesimpulan. Suatu keputusan atau kesimpulan yang tidak didukung informasi yang cukup biasanya kurang akurat atau tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan. Informasi juga merupakan suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat seseorang. Suatu kejadian atau suatu gejala alam yang diamati seseorang kemudian dapat direkam baik dalam pikiran orang yang mengamati atau juga dapat terekam di dalam sebuah alat yang dapat menyimpan sebuah fenomena adalah informasi. Kemudian dijelaskan juga bahwa sebuah keputusan yang dibuat seseorang dari hasil pengamatan juga merupakan informasi. Fungsi informasi bisa berkembang sesuai dengan bidang garapan yang disentuhnya. Namun, setidaknya yang utama adalah sebagai data dan fakta yang membuktikan adanya suatu kebenaran, sebagai penjelas hal-hal yang sebelumnya meragukan, sebagai prediksi untuk peristiwa-peristiwa yang mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang. Nyatanya, informasi itu banyak fungsinya. Tidak terbatas pada salah satu bidang atau aspek saja, melainkan menyeluruh, hanya

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

7

bobot dan manfaatnya yang berbeda karena disesuaikan dengan kondisi yang membutuhkannya (Saepudin, 2009).

2.1.1. Ciri-ciri dan jenis informasi Menurut Davis (2009:72) informasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Benar/salah: berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan. 2. Baru: informasi yang dihasilkan benar-benar baru bagi penerimanya. 3. Tambahan informasi yang dapat diperbaharui: memberikan adanya perubahan terhadap informasi yang telah ada. 4. Korektif: digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah 5. Penegasan: dapat dipertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat

Sedangkan untuk jenis informasi Davis juga membaginya ke dalam empat jenis yaitu: 1. Monitoring information: yaitu jenis informasi yang berfungsi untuk mengkonfirmasi tindakan yang diambil. 2. Problem finding information: informasi harus mewakili atau menjawab masalah yang ada. 3. Action information: informasi yang menggambarkan bahwa akan diambil sebuah tindakan. 4. Decision support: hasil dari tindakan yang telah diambil, akan dijadikan bahan untuk mengambil keputusan Informasi sesuai dengan ciri-cirinya berarti memiliki sifat membenarkan yang berhubungan dengan kenyataan. Bila informasi salah tetapi penerima mempercayainya maka informasi itu bisa dikatakan benar. Informasi juga memiliki ciri pembaharuan yakni sesuatu yang baru bagi penerima informasi memperbaharui sat atau memberikan tambahan informasi yang telah ada. Informasi juga dapat dijadikan bahan untuk mengambil suatu keputusan informasi yang didapat kemudian bisa digunakan oleh pengguna untuk memformulasikan sesuai dengan kebutuhannya.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

8

Berbagai keputusan yang diambil manusia dalam menentukan langkah kehidupannya bersandar pada informasi yang dimilikinya baik tentang dirinya, lingkungannya maupun tentang orang lain yang berhubungan dengannya. Informasi itu sangat beragam baik dalam jenis tingkatan, maupun bentuknya. Dengan demikian, maka fungsng pada manfaatnya bagntuinya pun beragam pula karena akan bergantung pada manfaatnya bagi setiap orang yang kebutuhannya berbeda-beda

2.1.2. Sumber informasi Sumber informasi dapat diperoleh dalam dokumen dan non-dokumen. Sumber informasi yang berupa dokumen dapat berbentuk buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian. Sedangkan sumber informasi non-dokumen adalah manusia, yakni teman, pustakawan, pakar, atau spesialis informasi. Seperti yang dinyatakan oleh Menurut Setiarso (1997:5-6) bahwa sumber informasi juga terdapat pada: 1. Manusia: Manusia sebagai sumber informasi dapat kita hubungi baik secara lisan maupun tertulis. Yang lazim digunakan untuk kontak langsung dengan sumber ini ialah pertemuan dalam bentuk ceramah, panel diskusi, konferensi, lokakarya, seminar dan lain-lain 2. Organisasi: Badan atau lembaga penelitian baik milik pemerintah maupun swasta yang bergerak dalam bidang sejenis merupakan sumber informasi penting termasuk industry dan himpunan profesi. Mereka memiliki kemampuan karena mempunyai fasilitas berupa tenaga peneliti, peralatan atau laboratorium, perpustakaan, dan jasa informasi yang tersedia. 3. Literatur: Literatur atau publikasi dalam bentuk terbaca maupun mikro merupakan sumber informasi yang cukup majemuk. Literatur dapat dikelompokkan menjadi: a. literatur primer: bentuk dokumen yang memuat karangan yang lengkap dan asli. Jenisnya berupa makalah, koleksi karya ilmiah, buku pedoman, buku teks, publikasi resmi, berkala, dan lain-lain. b. Literatur sekunder: disebut juga sebagai sarana dalam penemuan informasi pada literatur primer. Jenisnya berupa indeks, bibliografi, abstrak, tinjauan literatur, katalog induk, dan lain-lain

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

9

Sumber informasi merupakan sarana penyimpanan informasi. Sumber informasi yang beraneka ragam bentuk atau wadahnya, perlu diatur dan ditata dengan baik agar mudah dan cepat ditemukan sewaktu-waktu dibutuhkan. Informasi yang kita temukan sehari-hari bersumber dari mana saja dan sumber informasi tersebut adakalanya tidak memiliki tingkat relevansi yang tinggi.

2.2. Kebutuhan Informasi Manusia membutuhkan informasi karena setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh informasi dari manapun dan mereka boleh saja menggunakan dan menuntut hak itu sesuai dengan status dan kedudukannya. Informasi juga memungkinkan orang lebih efektif dan efisien dalam usaha dan pengembangan diri. Vickery (1973:33) mengatakan bahwa kebutuhan informasi dapat dipelajari atau diketahui karena muncul dari kegiatan sehari-hari dari masyarakat. Kebutuhan informasi dari suatu kelompok praktisi dapat diketahui apakah digunakan untuk penelitian atau digunakan untuk kepentingan sendiri. Wilson (2000) juga mengatakan akar permasalahan dari perilaku pencarian informasi adalah konsep kebutuhan informasi. Sebenarnya kebutuhan tersebut merupakan pengalaman subjektif yang hanya ada di benak orang yang memerlukannya, yang karenanya tidak dapat diketahui secara langsung oleh seorang peneliti. Pengalaman akan kebutuhan ini hanya dapat ditemukan melalui proses deduksi dari perilaku atau melalui laporan dari orang yang melakukannya. Lebih lanjut Wilson mengatakan bahwa kebutuhan informasi bukan merupakan kebutuhan primer, tetapi merupakan kebutuhan sekunder yang muncul karena kebutuhan yang sifatnya lebih mendasar dan dikategorikan sebagai kebutuhan

fisiologis dan psikologis. Kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut

merupakan kebutuhan afeksi, kebutuhan fisiologis dan kebutuhan kognitif.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

10

2.2.1. Pengertian Kebutuhan Informasi Khulthau (1991) menguraikan bahwa, Kebutuhan informasi dalam ilmu informasi diartikan sebagai sesuatu yang lambat laun muncul dari kesadaran yang samar-samar mengenai sesuatu yang hilang dan pada tahap berikutnya menjadi keinginan untuk mengetahui tempat informasi yang akan memberikan konstribusi pada pemahaman akan makna. Kesadaran seseorang terhadap sesuatu yang hilang atau yang kurang dalam dirinya akan mendorong keinginan untuk mengetahui sumber informasi. Kesadaran tersebut didukung oleh motivasi. Motivasi merupakan dorongan yang dari diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Tindakan yang dilakukan merupakan perilaku untuk mencari informasi yang dianggap kurang atau dibutuhkan. Wersig dan Windel (1985: 13) menyatakan bahwa kebutuhan informasi didorong oleh apa yang dinamakan sebagai “a problematic situation”. Ini merupakan situasi yang terjadi dalam diri manusia (pada ‘lingkungan internalnya’) yang dirasakan tidak memadai oleh manusia yang bersangkutan untuk mencapai tujuan tertentu dalam hidupnya. Ketidakmemadaian ini menyebabkan ia merasa harus memperoleh masukan (input) dari sumber-sumber di luar dirinya maupun yang telah dimilikinya. Hal yang dimaksud dengan situasi problematik dalam penelitian ini adalah situasi pada saat mahasiswa merasakan kekurangan informasi dalam rangka menulis skripsi. Pada situasi seperti ini mahasiswa merasa memerlukan informasi yang dibutuhkan untuk menulis skripsi mereka, informasi yang mereka butuhkan akan dapat dikategorikan dalam berbagai topik atau subjek yang diperoleh dari sumber-sumber yang berada di luar dirinya. Empat jenis kebutuhan terhadap informasi menurut Saepudin (2009) adalah: 1. Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna informasi yang sifatnya mutakhir. Pengguna berinteraksi dengan sistem informasi dengan cara yang sangat umum untuk meningkatkan pengetahuannya. Jenis pendekatan ini perlu ada interaksi yang sifatnya konstan antara pengguna dan sistem informasi.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

11

2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna yang sifatnya spesifik dan cepat. Informasi yang dibutuhkan pengguna merupakan informasi yang rutin dihadapi oleh pengguna. 3. Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna akan informasi yang mendalam, pengguna informasi mempunyai ketergantungan yang tinggi pada informasi yang dibutuhkan dan relevan, spesifik, dan lengkap. 4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna akan informasi yang ringkas, tetapi juga lengkap khususnya mengenai perkembangan terakhir suatu subyek yang diperlukan dan hal-hal yang sifatnya relevan. Pengguna membutuhkan informasi yang akurat, relevan, ekonomis cepat, tepat, serta mudah mendapatkannya. Pada saat ini pengguna dihadapkan kepada beberapa permasalahan, seperti banjir informasi, informasi yang disajikan tidak sesuai, kandungan informasi yang diberikan kurang tepat, jenis informasi kurang relevan, bahkan ada juga informasi yang tersedia namun tidak dapat dipercaya. Permasalahan tersebut menjadi sebuah tantangan bagi penyedia informasi. Informasi menjadi kebutuhan pokok bagi pengguna tertentu, sehingga jika kebutuhan informasinya tidak terpenuhi akan menjadi masalah bagi pengguna. Informasi dibutuhkan pengguna bertujuan untuk menambah pengetahuan, dan meningkatkan keterampilan yang pada akhirnya dapat merubah sikap dan perilakunya. Kebutuhan informasi bagi setiap pengguna berbeda-beda antara pengguna yang satu dengan lainnya. Kebutuhan informasi bagi pengguna dapat diketahui dengan cara melakukan identifikasi kebutuhan pengguna. Sedangkan menurut Krikelas (1983) konsep tentang kebutuhan informasi dapat dipahami secara umum sebagai suatu kesenjangan antara struktur pengetahuan yang dimiliki dengan yang seharusnya dimiliki. Konsep ini juga dapat dibedakan antara an information needs dan

an information wants. An

information want adalah keinginan terhadap informasi untuk menghilangkan keragu-raguan, sementara an information needs adalah suatu kondisi, baik

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

12

diterima/diakui atau tidak oleh seseorang terhadap informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Selanjutnya

penelitian

terhadap

perilaku

pencarian

informasi

memperhatikan keadaan psikologis yang mampu menimbulkan kebutuhan (needs) saja, tetapi juga harus mengamati terhadap apa yang disebut Belkin ( 1985) sebagai Anomalous state of knowledge (ASK). Kondisi seperti ini yang muncul manakala seseorang merasa pengetahuannya akan sesuatu baik dari kegiatan atau kondisi

kehidupannya

kurang

dari

semestinya.

Ada

kesenjangan

atau

ketidakpastian dalam keseluruhan struktur pengetahuan seseorang yang mendasari kegiatannya. Hal ini dapat menjadi kunci bagi pemahaman tentang kebutuhan informasi seseorang, bagaimana caranya memenuhi kebutuhan itu dan bagaimana akhirnya informasi itu dimanfaatkan (Belkin dan Vickery, 1985). Berdasarkan pada beberapa pendapat di atas, maka dalam penelitian ini tidak diamati secara langsung tentang penyebab sehingga seseorang memerlukan informasi, namun lebih ditekankan pada kegiatan (action) mahasiswa dalam mencari informasi tersebut yang dikaitkan dengan kebutuhannya dalam mengerjakan tugas kuliah.

2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Terciptanya suatu kebutuhan terhadap informasi tentunya disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor yang paling umum mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, termasuk kegiatan profesi, disiplin ilmu yang diminati, kebiasaan, dan lingkungan pekerjaan. Chen dan Hernon menjelaskan secara rinci bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi yaitu: (a) Karakteristik pemustaka: pengalaman usia, latar belakang pendidikan dan cara berpikir. (b) faktor minat seseorang, (c) faktor pekerjaan dan profesi, (d) faktor koleksi, (e) faktor kesukaan dan, (f) sistem pelayanan informasi: akses terhadap layanan informasi dan variasi sumber informasi yang ada di lingkungan pemustaka. Dalam hal ini bahwa orang-orang yang memiliki banyak kegiatan atau orang menuntut pendidikan lebih tinggi akan membutuhkan informasi yang lebih banyak pula dari pada orang-orang pada umumnya. Mahasiswa S1 dan

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

13

Pascasarjana misalnya, tingkat kebutuhan mereka berbeda-beda, semakin tinggi jenjang pendidikan akan semakin banyak pula kebutuhannya. Berdasarkan pada beberapa pendapat tentang kebutuhan informasi, maka kondisi yang amat berpengaruh pada kebutuhan informasi adalah saat seseorang menemui suatu masalah yang tidak atau belum dapat dicari solusinya secara pribadi, sehingga perlu sumber-sumber di luar dirinya yaitu informasi. Mahasiswa dalam melakukan kewajibannya dalam belajar dan mengerjakan tugas sering dihadapkan pada kebutuhan informasi yang relevan dan mutakhir.. informasi yang diperlukan antara lain informasi yang berkaitan dengan bidang atau jurusan yang diambil. Pada umumnya sumber informasi yang dicari dan digunakan adalah sumber-sumber yang mudah terjangkau dan diketahui secara pribadi oleh para pemakai informasi serta mutakhir. Untuk para pengelola informasi harus mampu memberitahukan dan memberikan informasi yang cepat, tepat serta dalam waktu yang singkat. Maka pengetahuan akan kebutuhan informasi pemakai akan sangat membantu pengelola informasi dalam membantu memenuhi kebutuhan pemakai. Laloo dalam Wijayanti (2002) mengelompokkan kebutuhan informasi dan sumber informasi yang digunakan oleh tipe pemustaka yang lebih spesifik lagi berdasarkan jenis pekerjaannya. Dengan pengelompokkan tipe pemustaka yang lebih spesifik, maka teridentifikasi kebutuhan informasi yang lebih rinci dari tiap kelompok pemustaka yang terdiri dari pelajar sekolah, mahasiswa perguruan tinggi, peneliti, dokter, professional bisnis, guru, ibu rumah tangga, buruh, pemimpin keagamaan dan pekerjaan sosial. Dari hasil pengelompokkan ini Laloo menyebutkan kebutuhan informasi mahasiswa meliputi Test, examinations, practical work, field trips, aktivitas ekstrakulikuler, karir, dan sebagainya. Sementara jenis sumber informasi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka tersebut yaitu Buku Teks, buku-buku umum, buku-buku referensi, guru, orang tua, teman sejawat, TV, Radio, koran, internet.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

14

2.3. Perilaku Pencarian Informasi Wilson (2000:49) mengartikan perilaku (behavior) sebagai: 1. Tingkah laku yang ditimbulkan dari diri seseorang 2. Segala sesuatu yang dilakukan oleh benda hidup yang meliputi tindakan dan respons terhadap stimulant. 3. Respon seseorang, sekelompok orang atau spesies dari lingkungannya Perilaku pencarian informasi adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku pencarian informasi merupakan tindakan yang dilakukan oleh pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi. Tindakan setiap orang pasti berbeda. Beberapa faktor akan mempengaruhi cara pengguna mencari informasi. Baik dari segi tingkat kebutuhan yang berbeda maupun dari kemampuan pengguna. Perilaku pencarian informasi berhubungan erat dengan kebutuhan informasi. ada beberapa informasi yang ditemukan tanpa melakukan pencarian, tetapi ketika seseorang membutuhkan informasi dengan sendirinya akan tercipta sebuah perilaku untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Wilson juga menjelaskan bahwa perilaku pencarian informasi adalah Perilaku pencarian informasi (information searching behavior) merupakan perilaku di tingkat mikro, berupa perilaku mencari yang ditunjukkan seseorang ketika berinteraksi dengan sistem informasi. Perilaku ini terdiri dari berbagai bentuk interaksi dengan sistem, baik di tingkat interaksi dengan komputer (misalnya penggunaan mouse atau tindakan meng-klik sebuah link), maupun di tingkat intelektual dan mental (misalnya penggunaan strategi Boolean atau keputusan memilih buku yang paling relevan di antara sederetan buku di rak perpustakaan) . Perilaku pencarian informasi bertujuan untuk mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhan individu. Perilaku pencarian ini dapat menggunakan sumber informasi manual seperti buku atau dengan menggunakan internet. Dalam artikelnya, Wilson berpendapat bahwa penelitian di kalangan perancang dan pembuat sistem informasi selama ini selalu menyamakan “kebutuhan informasi” dengan bagaimana seorang pemakai sistem berperilaku ketika ia berhadapan dengan sebuah sistem informasi. Pertanyaan utama yang menjadi masalah pokok dalam penelitian tentang pengguna sebuah sistem (misalnya, untuk membuat user interface) selama ini adalah “bagaiman seseorang

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

15

menggunakan sebuah sistem informasi?”, dan bukan apa kebutuhan informasinya serta bagaimana perilaku pencarian informasinya dapat dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan lain dengan hidup seseorang. Proses pencarian informasi adalah kegiatan pengumpulan informasisebagai-sesuatu yang kemudian diasimilasikan ke dalam struktur pengetahuan seseorang. Dari sini terlihat bagaimana teori-teori tentang kognisi menjadi bagian dari proses interaksi pemakai dengan sistem informasi, dan bagaiman struktur kognitif pemakai berubah oleh informasi yang ditemukan (Pendit, 2003: 33). Pencarian dan penggunaan informasi terdiri dari suatu rangkaian aktifitas dan perilaku yang kompleks. Penggunaan suatu layanan atau informasi dari perpustakaan hanyalah sebuah fragmen dari keseluruhan proses kegiatan seseorang dalam suatu lingkungan pekerjaan tertentu. Pola perilaku penggunaan informasi seseorang mahasiswa hanyalah merupakan sebagian kecil dari pola pencarian dan peningkatan pengetahuan seseorang. Kenyataan ini memperlihatkan bahwa perilaku pencarian dan penggunaan informasi tidak dapat dilihat hanya dari pengamatan terhadap permintaan informasi ketika seseorang memasuki sebuah perpustakaan atau sistem pelayanan informasi lainnya. Pengertian ‘tradisional’ mengasumsikan bahwa setiap orang yang masuk kesebuah perpustakaan sudah mempunyai gambaran yang sangat jelas dan tepat tentang kebutuhan informasinya, serta sudah dengan jelas dan tepat tentang kebutuhan informasinya, serta sudah dengan jelas dan tepat pula dapat mewujudkan kebutuhan itu menjadi permintaan (demand). Selanjutnya untuk menyimpulkan perilakunya, kita tinggal mendata saja jenis-jenis permintaan itu (atau keseluruhan yang menyertai permintaan itu). Padahal seseorang pemakai walau bagaimana, adalah bagian dari suatu sistem tertentu. Tempat dimana seseorang pemakai hidup dan bekerja akan menentukan perilaku pencarian dan penggunaan informasinya. Jadi, konteks lingkungan responden ini harus pula diamati, dan hal ini tidak dapat dilakukan hanya dengan mendata permintaan informasinya. Wilson (2000) menyatakan bahwa perilaku pencarian informasi tidak hanya ditimbulkan oleh hal-hal yang bersifat kognitif atau berhubungan dengan pemecahan persoalan (pengambilan keputusan), tetapi kebutuhan seseorang untuk

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

16

menjaga status yang dapat dipuaskan dengan perasaan memiliki lebih banyak pengetahuan tentang suatu topik dari bawahannya, juga akan menimbulkan perilak pencarian informasi. Namun pendapat Buckland (1988) menyatakan bahwa perilaku informasi baru timbul, pada saat kebutuhan informasi seseorang telah diekspresikan dalam bentuk permintaan. Perilaku pencarian informasi terjadi karena adanya kebutuhan informasi yang dirasakan seseorang. Kebutuhan tersebut bisa disebabkan oleh desakan dari luar seperti tugas-tugas yang harus diselesaikan, ataupun karena faktor dari dalam yaitu untuk mewujudkan kepuasan dirinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencarian informasi adalah pencari informasi, keadaan/masalah informasi, bidang pengetahuan, sistem penelusuran dan hasil yang didapat. Perilaku pencarian informasi yang akan diteliti lebih ditekankan pada persepsi responden terhadap tingkat pentingnya sumber-sumber informasi yang dibutuhkan, cara responden memenuhi kebutuhan informasinya serta alasan pemilihan sumber-sumber informasi yang dipergunakan.

2.3.1. Model Perilaku Pencarian Informasi Ada beberapa model perilaku pencarian informasi, diantaranya adalah model yang diperkenalkan oleh Wilson berdasarkan pada dua propisisi, yaitu: 1. Bahwa kebutuhan informasi bukan kebutuhan utama atau primer, namun merupakan kebutuhan sekunder yang timbul karena keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. 2. Bahwa dalam usahanya menemukan informasi menghadapi kendala (barries) sebagai variabel perantara (intervening variable), kendala tersebut kemungkinan akan mempengaruhi perilakunya. Model diatas merupakan revisi dari model sebelumnya (1981) yang dikemukakan oleh Wilson. Kerangka dari kedua model tersebut tetap memiliki fokus yang sama yaitu kebutuhan informasi, faktor-faktor penghalang, dan mengenali perilaku penemuan informasi. Perbedaan model diatas dengan model sebelumnya adalah di dalam hal-hal berikut (Saepudin , 2009): 1. Penggunaan istilah intervening variable untuk menjelaskan kendalakendala yang dihadapi dalam proses pecarian informasi.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

17

2.

Menunjukkan lebih banyak tipe perilaku penemuan informasi daripada sebelumnya (pencari aktif tetap menjadi fokus perhatian);

3. Pengolahan dan pemanfaatan informasi; 4. Didukung oleh tiga teori yaitu: a. Teori tentang stres dan cara mengatasi masalah (stress and coping theory), b. Teori tentang resiko dan imbalan, c. Teori belajar sosial Dalam literatur selanjutnya, Wilson menyebut barriers sebagai intervening variables (variabel penghalang). Kendala tersebut adalah: 1. kendala dari dalam individu (diri sendiri) yang meliputi ketidakmampuan memanfaatkan fasilitas, faktor biaya, penguasaan bahasa asing and waktu; 2. kendala dari antar individu (orang lain) yaitu ketika sumber informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa dimiliki oleh orang lain namun mengalami kendala dalam mengakses sumber informasi tersebut; 3. kendala dari lingkungannya yang meliputi fasilitas dalam mengakses informasi, keterbatasan koleksi, waktu perolehan informasi serta politik dan ideology. Dalam melakukan tugas-tugas pencarian informasinya kendala tersebut kemungkinan akan mempengaruhi perilakunya. Wilson dalam Modelnya ingin menunjukkan bahwa keinginan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya mendorongnya melakukan pencarian informasi. Hal yang harus pula diperhatikan adalah bahwa kebutuhan-kebutuhan tersebut timbul karena peran seseorang pada kehidupan sosialnya . Dalam kaitannya dengan penelitian ini peran yang diambil adalah peran mahasiswa STAINU Jakarta dalam pekerjaannya (work-role) yang diberi tugas menyusun skripsi pada di akhir masa perkuliahannya. Lingkungan tempat seseorang melakukan work-role, yakni lingkungan kerja, sosial budaya, ekonomi politik, dan lingkungan fisik akan berpengaruh terhadap perilaku pencarian informasi. Keterkaitan antara kebutuhan, kendala dan perilaku pencarian informasi dapat diuraikan dalam bentuk gembar di bawah ini:

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

18

Gambar 1. Perilaku pencarian informasi model Wilson (1981) Sumber dari Natalya Godbold. (2006). Beyond information seeking: towards a general model of information behavior Information Research, Vol. 11 No. 4, July 2006

Selanjutnya pendekatan berdasarkan “proses kognitif’ seseorang yang sedang mencari informasi menjadi telaah sendiri. Pendekatan yang digunakan adalah information search process (ISP) yang dilihat dari perspektif si pencari informasi. Berdasarkan pendekatan tersebut Kuhlthau (1991: 361-371) berhasil mengisolasi 6 tahapan dalam pencarian informasi sebagai berikut: inisiasi, seleksi, eksplorasi, formulasi, koleksi dan presentasi.

1. Tahap Inisiasi Tahap ini muncul ketika seseorang pertama kali menyadari adanya kebutuhan terhadap informasi tertentu. Tahap inisiasi ditandai oleh perasaan tidak yakin dan tidak pasti, yang mengakibatkan dilakukannya upaya-upaya mengaitkan situasi yang dihadapi dengan simpanan pengalaman yang dimilikinya dari masa lampau yang berhubungan dengan pencarian informasi. 2. Tahap Seleksi Pada tahap ini pencari informasi mulai merasa optimis, karena informasi yang dikumpulkan dapat memenuhi kebutuhannya. Pola pikir mereka mulai diarahkan pada upaya mempertimbangkan informasi yang telah ditemukan dengan berbagai criteria seperti kepentingan pribadi, persyaratan dalam tugas-tugas yang harus diselesaikan, sumber informasi yang tersedia, dan waktu yang tersedia. pada tahap ini seseorang mulai berdiskusi dengan teman-temannya, dan mulai melakukan pemilihan informasi secara lebih sistematis.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

19

3. Tahap Eksplorasi Tahap mengatasi masalah keragu-raguan atau kebingungan yang disebabkan oleh perbenturan antar konsep yang ada dalam struktur kognisinya dengan kenyataan informasi yang didapat. Kebingungan ini terjadi biasanya setelah seseorang tersebut menyelesaikan tahap seleksi yang sudah dijelaskan di atas. Untuk mengatasi masalah tersebut pola pikir mereka mulai diarahkan pada upaya-upaya menemukan titik orientasi yang dapat membantu untuk menemukan sisi pandang yang sesuai dengan kepentingannya. 4. Tahap Formulasi Tahap ini merupakan tahap penentuan, karena perasaan tidak pasti mulai terkikis dan rasa percaya diri mulai tumbuh. Pola pikir mereka sudah terfokus untuk memilih ide-ide dari informasi yang dikumpulkan untuk membentuk perspektif tentang topik yang sedang ditekuninya. Bila tahap ini sudah terlampaui, maka akan berlanjut pada Tahap Interaksi. 5. Tahap Interaksi Menurut Kuhlthau pada tahap ini terjadi suatu “interaksi antara pemakai dengan sistem informasi yang paling intensif dan efisien”, dalam tahap ini pola pikir mereka dikonsentrasikan pada upaya memperjelas, memperluas, dan mengumpulkan informasi tentang topik yang digelutinya. Mereka mulai mencatat segala informasi yang dianggap relevan dengan bidangnya. 6. Tahap Presentasi Ini merupakan tahap puncak dari pencarian informasi yang akan berakhir dengan dua kemungkinan merasa puas atau sebaliknya. Apapun yang terjadi, seseorang dalam tahap ini telah berani dan merasa siap untuk menyajikan pendapatnya sendiri dalam bentuk karya tulis. Pola pikir yang dihasilkan merupakan sintesa dari berbagai sumber informasi dan juga mulai melibatkan egonya berupa pendapat pribadi berdasarkan pijakan informasi sebelumnya. Berdasarkan tahap-tahap tersebut dapat dinyatakan bahwa pola pencarian informasi sifatnya berjenjang, dimulai dari suatu yang serba tidak jelas, serba tidak pasti sampai pada tahap adanay titik kejelasan dari informasi yang dicarinya. Secara lebih terperinci proses pencarian yang dilihat dari sudut pandang kognisi pencari informasi dapat dilihat dalam table berikut ini:

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

20

Table No. I INFORMATION SEARCH PROCESS (Proses Pencarian Informasi) Tahap-tahap dalam ISP

Perasaan yang muncul Pola pikir yang Tindakan yang dalam suatu tahap muncul pada setiap biasanya dilakukan tahap setiap tahap

1. Inisiasi

Ketidakpastian

Umum/ samar

2. Seleksi

Optimisme

Penuh pertimbangan

Berdiskusi, memulai seleksi

3. Eksplorasi

Kebingungan/ Frustasi

-

Mencari informasi yang relevan

4. Formulasi

Kejelasan

Lebih sempit/ lebih jelas

5. Koleksi Pengumpulan

Keyakinan

Peningkatan tertarik

6. Presentasi

Lega, puas atau juga Lebih jelas, lebih kecewa terfokus

Samar- Mencari Informasi latar belakang

rasa Mencari informasi secara lebih terfokus

Sumber: Kuhlthau, “Inside the Search process: Information seeking from the user’s prospective” dalam Jurnal of The American Society for Information Science (JASIS) 42 (4) 1991 halaman 367.

Model selanjutnya adalah behavioral model of information seeking strategies yang diperkenalkan David Ellis pada tahun 1987 dari hasil analisis pola-pola pencarian informasi dikalangan peneliti bidang ilmu-ilmu sosial. Hasil penelitian ini merupakan pola pencarian informasi yang terdiri dari enam tahap yaitu: starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring, dan extracting. Kemudian pada tahun 1993 model ini dikembangkan Ellis bersama dengan Cox dan Hall dengan membandingkan pola pencarian informasi peneliti bidang ilmu sosial dengan peneliti bidang fisika dan kimia sehingga menghasilkan depalan tahapan pencarian informasi yang terdiri dari starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring, extracting, verifiying dan ending.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

21

Berikut ini kedelapan tahapan pencarian informasi (Ellis, Cox dan Hall, 1993:359-365): 1. Starting Starting merupakan titik awal pencarian informasi atau pengenalan awal terhadap rujukan. Seringkali informasi ditemukan pada saat starting merupakan topik penelitian yang dapat dikembangkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Pada saat starting digunakan penelusuran sebagai berikut: a. Rujukan awal (starter references) Rujukan awal merupakan titik awal untuk mendapatkan bahan rujukan selanjutnya. Biasanya didapatkan dari atasan, teman sejawat atau dari kumpulan

catatan

yang

dibuat

sendiri

mengenai

rujukan

yang

berhubungan dengan topik yang diminati. b. Tinjauan atau synopsis artikel (preview or synoptic articles) Preview atau ulasan artikel digunakan tidak hanya sebagai sumber rujukan menuju bahan primer tetapi juga sebagai kerangka untuk dapat memahami isi dari bahan rujukan c. Sumber Sekunder (secondary resources) Sumber sekunder seperti abstrak, indeks dan catalog subjek digunakan untuk mencari informasi dalam rangka memilih topik penelitian yang diminati oleh peneliti. 2. Chaining Chaining diidentifikasikan sebagai hal yang penting pada pola pencarian informasi. Kegiatan ini ditandai dengan mengikuti mata rantai atau mengaitkan daftar literature yang pada rujukan inti. Chaining dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: a. Backward chaining Merupakan cara tradisional yakni mengikuti daftar pustaka yang ada pada rujukan inti, sehingga rujukan selanjutnya merupakan rujukan-rujukan yang pernah disitir pada rujukan inti. Dengan melakukan cara mengaitkan ke belakang, akan dihasilkan efek bola salju, sehingga hanya dengan menggunakan satu rujukan inti saja akan didapatkan beberapa rujukan lain

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

22

yang tidak akan berbeda jauh dengan masalah yang dibahas pada rujukan inti. b. Forward chaining Mencari rujukan lain berdasarkan subjek atau nama pengarang dari rujukan inti yang telah ada dengan mengaitkan ke depan. Cara ini dilakukan dengan menggunakan sarana bibliografi. Ciri-ciri chaining adalah: a. Mencari bahan rujukan berdasarkan daftar literature yang tertera pada rujukan inti. b. Mencari bahan rujukan di luar dafrtar rujukan inti, akan tetapi tetap berpedoman pada subjek atau pengarang yang ada pada rujukan inti. 3. Browsing Merupakan tahap kegiatan yang ditandai dengan kegiatan pencarian informasi dengan cara penelusuran semi terstruktur karena telah mengarah pada bidang yang diamati. Kegiatan pada tahap ini efektif untuk mengetahui tempattempat yang menjadi sasaran potensial untuk ditelusuri. Browsing dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain melalui abstrak hasil penelitian, daftar isi jurnal, jajaran buku di perpustakaan atau toko buku, bahkan juga buku-buku yang dipajang pada pameran atau seminar. 4. Differentiating Merupakan kegiatan membedakan sumber informasi untuk menyaring informasi berdasarkan sifat kualitas rujukan. Kriteria untuk memilih rujukan yang akan digunakan adalah: a. Topik kajian b. Pendekatan yang digunakan c. Kualitas atau jenis perlakuan Identifikasi sumber-sumber informasi terutama ditekankan pada subjeksubjek yang dipilih dan selanjutnya akan mengambil bahan-bahan dan topik yang diminati.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

23

5. Monitoring Merupakan

kegiatan

yang

ditandai

dengan

kegiatan

memantau

perkembangan yang terjadi terutama dalam bidang yang diminati dengan cara mengikuti sumber secara teratur. Monitoring dapat dilakukan dengan cara yaitu: a. Melalui hubungan formal (informal contact) Digunakan sebagai pra seleksi sumber dan bahan yang akan digunakan. Cara ini merupakan ajang untuk bertukar informasi, baik dengan sejawat maupun pakar bidang tertentu. b. Membaca jurnal (monitoring journal) Biasanya monitoring dilakukan terhadap sumber inti dalam jumlah kecil tetapi telah terseleksi dan diikuti secara seksama. Misalnya beberapa judul majalah yang dipilih sesuai dengan bidang yang diminati, diikuti perkembangannya setiap terbit, minimal dari judul-judulnya saja seperti pada current content. c. Monitoring katalog (monitoring material published in book form) Kegiatan ini dapat dilakukan dengan melihat daftar terbitan secara berkala, preview atau bibliografi berkelanjutan dan melakukan akses secara berkala ke perpustakaan. 6. Extracting Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini terutama diperlukan pada saat harus membuat tinjauan literatur. Sumber informasi yang digunakan pada extracting ini adalah jurnal terutama jurnal-jurnal yang sudah standar, katalog penerbit, bibliografi subjek, abstrak dan indeks. 7. Verifying Ditandai dengan kegiatan pengecekan atau penilaian apakah informasi yang didapat telah sesuai atau tepat dengan yang diinginkan. Sebagai perbandingan peneliti bidang ilmu sosial tidak melakukan tahapan ini, berbeda dengan peneliti bidang fisika dan kimia yang melalui tahapan ini dengan melakukan pengujian untuk memastikan seandainya ada kesalahan-kesalahan pada informasi yang diperoleh.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

24

8. Ending Tahap ending juga merupakan kategori perilaku yang tidak dijumpai pada kajian Ellis (1987). Merupakan tahap akhir dari pola pencarian informasi biasanya dilakukan bersamaan dengan berakhirnya suatu kegiatan penelitian.

Gambar 2. Proses tahapan perilaku pencarian informasi model Ellis dan dikomparasikan dengan proses tahapan perilaku pencarian informasi model Kuhlthau oleh Wilson (1999). Sumber dari Natalya Godbold. (2006). Beyond information seeking: towards a general model of information behavior Information Research, Vol. 11 No. 4, July 2006

Dalam penelitian ini, model perilaku pencarian informasi yang digunakan adalah model yang diuraikan oleh Ellis (1987) yang

terdiri dari starting,

chaining, browsing, differentiating, monitoring, dan extracting yang merupakan pola pencarian informasi peneliti ilmu-ilmu sosial. Keenam tahapan yang akan dimanfaatkan ini dianggap cukup untuk dijadikan acuan dalam penelitian ini.

2.3.2. Kendala dalam Pencarian Informasi Pada saat penulisan skripsi, dapat dipastikan bahwa mahasiswa akan mengalami suatu kendala dalam pencarian informasi. Kendala tersebut disebabkan oleh faktor internal pencari informasi sendiri –dalam hal ini adalah mahasiswaatau disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Tentu saja kendala-kendala tersebut akan berbeda bagi setiap mahasiswa. Segala tindakan

manusia

didasarkan pada suatu keadaan dipengaruhi oleh lingkungan, pengetahuan, situasi dan tujuan yang ada pada diri manusia (Wersig & Windel, 1985). Wilson (2000) seperti yang sudah dijelaskan di atas mengatakan bahwa dalam pencarian informasi untuk memenuhi kebutuhannya mahasiswa akan menemukan

kendala

baik

dari

individu,

antar

individu

maupun

dari

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

25

lingkungannya. Begitu juga dengan Kaniki (1991) yang mengatakan bahwa perilaku pencarian informasi tenyata sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti situasi dalam pengambilan keputusan, bagaimana cara menjawab pertanyaan, faktor yang didapat dilapangan, serta faktor mengerti tidaknya terhadap apa yang dicari.

2.3.3. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Model yang menggambarkan pola kebutuhan dan perilaku penemuan informasi juga dihasilkan melalui sebuah penelitian yang dilakukan oleh Qureshi, Zafar, dan Khan (2002) terhadap mahasiswa dari beberapa univeristas di Pakistan. Penelitian ini menggunakan beberapa karakteristik perilaku mahasiswa yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap perilaku membutuhkan informasi dan perilaku penemuan informasi. Karakteristik-karakteristik perilaku mahasiswa tersebut adalah: pemahaman mahasiwa terhadap informasi, kondisi lingkungan mahasiswa, partisipasi mahasiswa, kemampuan mahasiswa dalam menggunakan media informasi, latar belakang budaya dan pendidikan mahasiswa, evaluasi diri mahasiswa, dan minat mahasiswa. Adapun beberapa ciri yang didefinisikan sebagai kategori pencarian informasi oleh mahasiswa adalah sebagai berikut: 1. Segala bentuk aktivitas mahasiswa yang berhubungan dengan sejawat (teman) maupun pada dosen yang berkaitan dengan pencarian informasi. 2. Segala bentuk aktivitas mahasiswa yang berkaitan dengan unit informasi baik formal maupun tidak formal seperti ke perpustakaan untuk

membaca

buku,

majalah

ilmiah,

meminjam

buku,

menggandakan (fotokopi) segala sumber informasi di perpustakaan. 3. Segala bentuk kontak mahasiswa kepada petugas perpustakaan dalam kaitannya dengan pencarian informasi. 4. Segala kegiatan mahasiswa baik yang Nampak maupun yan tersembunyi yang berkaitan dengan pencarian informasi.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

26

5. Pilihan bentuk informasi yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi yang ada di unit informasi. 6. Penggunaan segala alat bantu pencarian informasi seperti katalog, indeks, bibliografi, dan sebagainya. Pada konteks penelitian ini, pengertian kebutuhan informasi adalah segala aktivitas mahasiswa STAINU Jakarta yang dikaitkan dengan segala permintaan bentuk informasi nyata yang dikembangkan dalam beberapa indikator sebagai berikut (Darmono, 1995): 1. Jumlah pemakaian buku, majalah ilmiah yang berkaitan dengan keperluan penulisan tugas kuliah, 2. Jumlah buku dan majalah ilmiah yang difotokopi yang berkaitan dengan keperluan penulisan tugas kuliah, 3. Frekuensi kunjungan ke perpustakaan (unit informasi) 4. Frekuensi kunjungan ke unit informasi lain (toko buku), 5. Rata-rata waktu yang dihabiskan untuk mencari informasi dalam satu hari. Mangacu pada sistem perkuliahan di Perguruan Tinggi (termasuk STAINU Jakarta) yang menekankan pada keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran mereka, maka tuntutan kebutuhan informasi untuk menunjang perkuliahan sangat diperlukan. Tuntutan kebutuhan informasi dari mahasiswa salah satunya disebabkan oleh pendekatan proses belajar yang mereka lakukan. Perilaku dalam pencarian informasi oleh mahasiswa perlu dikaitkan dengan keseluruhan pola belajar mereka, secara umum beberapa pendekatan belajar yang dilakukan oleh mahasiswa dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Pendekatan Surface Pendekatan teori belajar tersebut didasarkan pada motivasi yang muncul dari dalam diri peserta didik. Tujuan belajar adalah hanya untuk dapat lulus sesuai dengan batas minimum yang diperkenankan. Strategi pendekatan belajar yang digunakannya hanya dengan menghapal atau rote learning. Menurut Entwistell (1989) rote learning meliputi pengulangan materi yang dipelajari secara mekanis dan sering kali tanpa berpikir sampai materi tersebut kemudian dapat diingat kembali dalam bentuk dan struktur yang sama. Dengan cara tersebut maka rote learning tidak menggunakan pendekatan konseptual dan kritis terhadap materi

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

27

ajar

yang

diberikan,

sehingga

tidak

mempersiapkan

mahasiswa

untuk

menggunakan materi tersebut dalam konteks yang baru. Namun rote learning penting untuk tugas belajar di mana materi memang tidak mungkin dipelajari secara meaningfull learning atau belajar secara kritis (Joyce dan Weil 1985). Dalam konsep belajar tersebut, peserta didik melakukan kegiatan yang terbatas hanya pada tugas-tugas yang ditentukan dala proses pembelajarannya di ruang kuliah. Mereka melihat tugas sebagai suatu tuntutan yang harus dipenuhi dan tidak memandang tugas sebagai suatu keseluruhan yang berhubungan satu dengan lainnya. Mahasiswa yang menggunakan strategi pendekatan ini umumnya meluangkan waktu untuk belajar kurang dari 3 jam dalam 1 hari. 2. Pendekatan Deep Learning Pendekatan ini didasarkan pada motivasi intrinsik yang tumbuh pada diri peserta didik. Mahasiswa sebagai peserta didik tertarik dengan bahan pelajarannya karena adanya dorongan dari dalam diri si mahasiswa itu sendiri. Dalam belajar mereka berusaha untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam dari materi ajar yang diikutinya. Kegiatan tersebut dilakukan secara mendalam dan terukur dengan tiga ciri utama sebagai berikut: a. Peserta didik akan berusaha mencari hubungan antar masing-masing informasi yang ada di dalam bahan pelajaran dan mencari hubungan antara bahan pelajaran yang sedang dipelajari dengan pengetahuan yang sudah dimiliki. Mereka juga menggali hubungan yang ada antar teori yang satu dengan yang lain, antara fakta dengan kesimpulan. b. Membuat gambaran menyeluruh dari materi ajar yang sedang dipelajari, dengan cara menggabungkan bahan yang dibahas secara terpisah, atau menyusunnya menjadi suatu kesatuan. c. Berfikir secara kritis. Hal ini berarti bahwa mahasiswa berani membentuk pendapat pribadinya mengenai bahan yang sedang dibahas atau dibacanya berdasarkan fakta atau logika dari pernyataan yang diuraikan oleh penulis dalam buku ajar atau pengajarnya itu sendiri dalam proses pembelajaran di depan kelas. Selain itu motivasi mahasiswa dalam belajaran adalah untuk memuaskan keingintahuannya dengan cara mencari penyelesaian suatu tugas yang sebanyak-banyaknya yang dapat dimengerti. Kepuasan dalam

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

28

belajar diperoleh jika arti pribadi terwujud melalui hubungan dari informasi baru dengan pengetahuan yang ada. Mahasiswa dengan pendekatan belajar ini mempunyai minat membaca yang luas dan biasanya meluangkan waktu untuk belajar selama tiga jam atau lebih setiap hari. 3. Pendekatan Achieving Pendekatan dalam proses belajar ini didasarkan pada motivasi berprestasi yaitu meraih ranking atau nilai setinggi-tingginya. Strategi belajar yang digunakan berkaitan dengan penggunaan waktu dan sarana belajar sebaik mungkin. Mahasiswa dengan pendekatan balajar ini melihat kampus sebagai suatu tempat untuk meraih prestasi setinggi mungkin. Belajar secara terorganisir, terstruktur dengan menyesuaikan batas akhir pada suatu tugas. Pengertian dalam belajar lebih pada bukti dan tahap-tahap dalam argumentasi, kemudian menghubungkan bukti tersebut dengan kesimpulan yang didapat. Ketiga jenis pendekatan belajar inilah yang secara umum dilakukan oleh mahasiswa dalam proses belajarnya. Dalam strategi belajar, mahasiswa terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok yang tergantung dengan silabus dari tugastugas yang diberikan dosen serta kelompok yang lebih mandiri dalam strategi belajarnya. Kelompok yang lebih mandiri melakukan kegiatan yang bersifat deep level processing dalam proses belajarnya. Termasuk kelompok ini adalah mahasiswa yang sedang melakukan penulisan skripsi. Informasi yang dibutuhkan mahasiswa akan berlainan antara satu dengan lainnya. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap kebutuhan informasi yang diperlukan oleh mahasiswa antara lain adalah perbedaan jurusan, perbedaan jenjang serta adanya perbedaan tugas yang dibuatnya. Akan tetapi setelah mahasiswa memperoleh informasi dari perpustakaan dan mulai memanfaatkannya dalam pemakaian informasi terekam (buku) ternyata akan sangat bervariasi. Pada saat mahasiswa membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan tertentu, saat seperti itulah mahasiswa dihadapkan pada situasi problematik. Situasi ini muncul akibat adanya kesenjangan (anomalous) antara keadaaan pengetahuan yang ada di dalam dirinya dengan kenyataan kebutuhan informasi yang diperlukannya. Kesenjangan tersebut akhirnya melahirkan perilaku tertentu

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

29

dalam proses pencarian informasi dan oleh Belkin dinyatakan sebagai situasi problematik akibat adanya kondisi ASK- seperti yang telah dijelaskan di atas- dari si pencari informasi (Kuhlthau, 1991:362)

2.4. Skripsi Karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan Tugas Akhir (skripsi). Tugas Akhir (Skripsi) sebagaimana yang tertuang dalam pendahuluan Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Indonesia (2009) adalah karya ilmiah yang disusun menurut kaidah keilmuan dan ditulis berdasarkan kaidah Bahasa Indonesia, di bawah pengawasan atau pengarahan dosen pembimbing, untuk memenuhi kriteria-kriteria kualitas yang telah ditetapkan sesuai keilmuannya masing-masing. Tugas Akhir dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan suatu program studi. Tugas Akhir yang dimaksud dalam pedoman ini mencakupi, tetapi tidak terbatas pada, skripsi, tesis, disertasi, dan rancangan yang dihasilkan oleh sivitas akademika Universitas Indonesia. Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan/ fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku. Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

30

pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian. Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan ketrampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. Adapun karakteristik skripsi sebagai berikut: 1. Merupakan karya ilmiah sehingga harus dihasilkan melalui metode ilmiah. 2. Merupakan laporan tertulis dari hasil penelitian pada salah satu aspek kehidupan masyarakat atau organisasi (untuk ilmu sosial). Hasil penelitian ini dikaji dengan merujuk pada suatu fenomena, teori atau hasil-hasil

penelitian

yang

relevan

yang

pernah

dilaksanakan

sebelumnya.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

31

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan terhadap mahasiswa STAINU Jakarta untuk mengetahui gambaran kebutuhan informasi dan perilaku pencarian informasi. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memberi gambaran secermat mungkin mengenai individu atau kelompok tertentu tentang keadaan dan gejala yang terjadi (Koentjaraningrat, 1990). Dalam penelitian deskriptif penulis hanya mengembangkan konsep dan menghimpun data, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa (Singarimbun, 1989). Metode penelitian kualitatif deskriptif ini juga dianggap tepat untuk mengkaji kebutuhan informasi yang mendasari perilaku pencarian informasi, karena: a. Tujuan penelitiannya adalah mengungkap fakta kehidupan sehari-hari responden; b. Dengan mengungkap fakta yang ada, peneliti dapat memahami kebutuhan yang mendorong responden melakukan pencarian informasi; c. Dengan mengenali kebutuhan informasi responden, penulis dapat memahami makna informasi untuk kehidupan responden; d. Dengan pengetahuan-pengetahuan di atas penulis akan mampu memahami responden sebagai pemakai informasi dengan lebih baik. Pemahaman ini kemudian dapat membantu dalam merancang jasa yang lebih efektif (Wilson, 2000) Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan interepretatif, yaitu pendekatan yang mencoba menerjemahkan pandanganpandangan dasar interpretatif, serta mempertimbangkan individu dengan segala kebutuhannya, persepsi, minat dan keinginan masing-masing. Karenanya metodologi yang diusulkan adalah metodologi yang memfokuskan pada pemahaman (verstehen) daripada pengukuran (parameter). Dalam kaitannya dengan penelitian mengenai kebutuhan, dan perilaku pencarian informasi

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

32

mahasiswa, pendekatan ini bukan memeriksa unsur-unsur benda yang dibutuhkan oleh mahasiswa STAINU Jakarta, melainkan memeriksa mahasiswa yang membutuhkan informasi, dan yang berperilaku tertentu dalam pencarian informasinya.

3.2. Informan Untuk mengadakan penelitian, maka harus ditentukan objeknya dengan baik, sehingga dapat diperoleh data yang dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa dalam Penulisan Skripsi di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta, maka yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah mahasiswa STAINU Jakarta. Berdasarkan pada objek yang telah ditetapkan di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa STAINU Jakarta yang sedang menulis skripsi. Informasi mengenai mahasiswa yang sedang menulis skripsi diperoleh dari bagian administrasi yang berupa data

mahasiswa dan jadual

bimbingan yang dikeluarkan bidang akademik kepada mahasiswa STAINU Jakarta. Mahasiswa STAINU Jakarta yang sedang menulis skripsi berjumlah 19 orang berdasarkan data pengajuan judul skripsi yang telah disetujui. Sedangkan jumlah informan dalam penelitian ini didasarkan pada pernyataan Powell (1999) yang mengatakan bahwa tidak ada formula yang paling benar memberikan pedoman mengenai besarnya sampel. Kedalaman dan kekayaan data merupakan hal yang dianggap paling penting, karena pemahaman terhadap masalah yang diteliti merupakan tujuan utama penelitian kualitatif. Hal yang dilakukan penulis terhadap responden adalah menggali data sampai elemen-elemen penting dalam penelitian mengalami ‘kejenuhan’. Kejenuhan dalam hal ini adalah suatu keadaan tidak ada data baru yang diperoleh selama pengumpulan data. Siapa yang diambil sebagai sampel diserahkan pada pertimbangan pengumpul data (penulis) yang menurut dia sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Dalam kaitannya dengan penulisan tesis ini, penulis mengidentifikasi mahasiswa yang penulisannya sudah sampai pada tahap kesimpulan. Mahasiswa

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

33

yang sudah sampai pada tahap ini dipilih dengan asumsi bahwa mereka sudah memiliki pengalaman lebih banyak dalam pencarian informasi dan diharapkan akan mampu mengekspresikan kebutuhan dan perilaku pencarian informasinya.

3.3. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara mendalam (micro moment time line interview). Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, dan menggunakan panduan wawancara sebagai pedoman wawancara. Sebetulnya peneliti sendiri merupakan instrument pengumpulan data (human instrument) dan akan lebih baik bila dibekali dengan catatan dan tape recorder. Metode wawancara ini dilakukan dengan cara meminta responden untuk mengungkapkan masalah yang dihadapi dan kegiatan yang mereka hadapi untuk menghadapi masalah tersebut, dalam bentuk rangkaian kejadian. Kemudian setiap kejadian yang mereka lakukan, informan diminta untuk mengungkapkan masalah yang muncul dalam diri mereka. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data ini adalah penulis sendiri dengan berbekal panduan wawancara yang menggunakan pertanyaan terbuka, tape recorder, dan alat tulis. Topik panduan wawancara telah ditentukan terlebih dahulu, namun kata-kata yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan merupakan kata-kata yang diungkapkan oleh responden

3.4. Analisa Data Dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah-langkah dan analisa data sebagai berikut: 1. Proses analisa data dilakukan setelah dilaksanakan wawancara dengan responden 2. Hasil wawancara dituangkan didalam transkrip kata demi kata, kemudian transkrip direduksi dengan hanya mencatat informasi yang bermanfaat untuk tahap analisis. 3. Tahap analisa data meliputi:

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

34

a. Pengorganisasian informasi dilakukan dengan: mengkategorikan data, menentukan pola (pattern) data secara umum (commonalities) ke dalam bentuk pernyataan. b. Reduksi

data

dan

pengkodean

data

(data

reduction/coding)

dikelompokkan berdasarkan kategori yang telah ditentukan pada tahap pengorganisasian informasi dan dilakukan pengkodean data. Adapun pengkodean pada kategori-kategori perumusan masalah dalam penelitian ini disajikan pada table di bawah ini: Tabel 2. Kode kategori penelitian Rumusan Masalah Kebutuhan Informasi

Kode SI

Kategori Sumber

informasi

yang

digunakan LO

Lokasi perolehan sumber informasi

Perilaku

Pencarian ST

Starting

Informasi

Hambatan

CH

Chaining

BR

Browsing

DI

differentiating

MO

monitoring

EX

Extracting

pencarian HAM (i)

Hambatan dari individu

informasi HAM (a)

Hambatan antar individu

HAM (l)

Hambatan dari lingkungan

4. Membandingkan data dengan teori-teori sebelumnya. Pada tahap ini

penulis melakukan interpretasi atas data dan hubungan yang ada dalam penelitian dengan teori maupun hasil penelitian sebelumnya. Kemudian dicoba mencari pengertian yang lebih luas dari hasil analisa.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

35

BAB 4 PEMBAHASAN Pada penelitian ini, penulis mewawancarai 10 (sepuluh) orang informan yang seluruhnya adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta yang menulis skripsi. Pembahasan hasil wawancara akan disajikan pada sub-sub bab di bawah ini dengan urutan pembahasan sebagai berikut: kebutuhan informasi, perilaku pencarian informasi dan hambatan yang dihadapi informan dalam penulisan skripsinya. 4.1. Kebutuhan Informasi Kebutuhan informasi merupakan suatu keadaan yang terjadi dalam struktur kognisi seseorang yang dirasakan ada kekosongan informasi sebagai akibat tugas yang dikerjakan atau untuk memenuhi rasa ingin tahu. Kekurangan tersebut perlu dipenuhi dengan informasi baru yang sesuai dengan kebutuhannya, kebutuhan informasi dipengaruhi oleh faktor yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor eksternal misalnya tugas yang harus diselesaikan, sedangkan faktor internal misalnya adanya rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong seseorang untuk memenuhi kepuasan rasa ingin tahunya yang diwujudkan dalam bentuk kebutuhan. Faktor eksternal dapat bersifat kondisional, artinya latar belakang lingkungan dan pengalaman berpengaruh terhadap kebutuhan informasi. Kebutuhan informasi jika dikaitkan dengan pendekatan belajar yang dilakukan mahasiswa dapat dinyatakan bahwa seseorang yang telah menempuh skripsi pada umumnya berada pada tahap deep level processing (Ford, 1986). Penulisan skripsi merupakan tingkatan dimana seseorang telah menunjukkan kemampuan untuk menganalisa serta berani mengemukakan pendapatnya sendiri. Dalam penulisan skripsi mahasiswa dituntut untuk mampu mengemukakan pendapatnya secara ilmiah yang didukung oleh akumulasi pengetahuan tertulis sebelumnya sebagai landasan berpijak ilmiah. Diduga bahwa kebutuhan mahasiswa penulis skripsi relatif tinggi daripada mahasiswa yang tidak dihadapkan tantangan yang beratnya setara dengan penulisan skripsi.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

36

Dalam proses penulisan karya ilmiah termasuk dalam penulisan skripsi, informasi merupakan kebutuhan yang diperlukan untuk membangun kerangka penelitiannya dan sekaligus digunakan sebagai dasar pijak secara ilmiah dari skripsi tersebut. Kebutuhan informasi mahasiswa penulis skripsi adalah kebutuhan yang bersifat mendesak dan tidak dapat ditunda. Pada umumnya kebutuhan informasi yang dilakukan untuk menunjang suatu profesi tidak dibatasi waktu, hal ini sangat berbeda dengan kegiatan penulisan skripsi. Penulisan skrispsi mahasiswa dibatasi ruang dan waktu, kemungkinan jika penulisan skripsi selesai maka kebutuhan mereka terhadap informasi akan menurun dan mungkin akan berakhir. Kebutuhan informasi untuk mencapai kegiatan tertentu bersifat temporer. Akan tetapi setelah berakhirnya kegiatan tersebut, seseorang akan beralih menghadapi tantangan pekerjaan lain dalam situasi dan konteks yang mungkin berbeda. Proses ini akan terus berlanjut, sehingga kebutuhan informasi itu sendiri tidak akan pernah berakhir, akan tetapi mungkin permintaan informasi tersebut berubah sifat dan jenis informasi yang dibutuhkannya sejalan dengan berubahnya tantangan dan jenis pekerjaan yang dilakukannya. Informasi dikategorikan dalam subjek-subjek yang direkam dalam sumber yang berbentuk dokumen maupun yang tersimpan pada lokasi-lokasi tetentu. Pada penelitian ini hanya beberapa faktor yang akan dibahas berkenaan dengan kebutuhan informasi mahasiswa yaitu sumber informasi dan lokasi perolehan informasi.

4.1.1. Sumber informasi Sumber informasi yang digunakan oleh mahasiswa dalam penulisan skripsinya, yaitu yang berbentuk dokumen misalnya buku teks, artikel jurnal dan skripsi, dan sumber non-dokumen yang berupa pangkalan data (internet) dan individu seperti pejabat di tempat mahasiswa melakukan penelitiannya.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

37

4.1.1.1. Buku teks Hasil wawancara menunjukkan bahwa buku merupakan acuan dalam bentuk dokumen yang banyak digunakan mahasiswa dalam penulisan skripsinya. Alasan akan pemilihan buku ini adalah ketersediaan. “Pertama-pertama pastinya buku dulu yang dipake, karena lebih mudah dicarinya. Kalau ga ada di perpus bisa cari di toko buku” (FIA) “Pertama kali yang aku cari ya buku dulu, karena buku itukan dah wajib banget ya, dan dah pasti ada diperpustakaan mana aja” (AZ)

Hal ini dikonfirmasikan kepada informan lain yaitu AS, YSK, AAL dan ANH bahwa buku merupakan bahan utama yang digunakan untuk penulisan skripsi, karena tempat-tempat -terutama perpustakaan- yang mereka kunjungi sebagian besar koleksinya adalah buku. Temuan tersebut sesuai dengan pendapat para ahli yang mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi antara lain faktor ketersediaan dan faktor kemudahan perolehannya (Mangindaan, 1993 dalam Wijayanti, 2001) Alasan lain dalam pemilihan buku sebagai acuan utama untuk penulisan skripsi adalah karena metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsinya adalah metode kepustatakaan, seperti yang diungkapkan oleh SBY dan WHY. “sumber utama aku menulis skripsi ya dari buku, soalnya skripsiku kan penelitian kepustakaan, jadi yang aku kumpulin ya buku” (SBY) “metode penelitian skripsiku kepustakaan, jadi pastinya ya pake buku sama jurnal aja” (WHY) Lain halnya dengan NR yang menggunakan kitab-kitab klasik sebagai acuan utama dan buku teks ‘pada umumnya’ sebagai bahan informasi tambahan. Sedangkan informan FRS menggunakan jurnal sebagai sumber utama dalam penulisan skripsinya, karena buku-buku yang membahas tentang subjek yang dibahas dalam skripsinya sangat terbatas.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

38

“karena penelitian saya tentang pendidikan fiqih, yang pertama saya pake kitab-kitab klasik dari mazhab imam Syafi’i. Untuk tambahannya ya dari buku-buku tentang pendidikan”(NR) “sumber utamaku ya dari jurnal aja, karena di perpustakaan terbatas bukubuku yang berhubungan dengan judul skripsiku”(FRS) 4.1.1.2. Artikel jurnal . Jurnal untuk bidang tertentu secara khusus dapat menghasilkan berbagai macam informasi baru sesuai dengan frekuensi terbitnya. Dengan demikian jurnal juga mengembangkan pengetahuan baru sebagai hasil temuan para ahli yang menuangkannya ke dalam jurnal yang bersangkutan (Yusup, 2009:442). Artikel jurnal ilmiah merupakan pilihan berikutnya setelah buku. Alasan pemilihan sumber ini karena informasi yang dicakupnya. “Saya pilih jurnal karena bahasannya lebih “matang” ya sebagai hasil penelitian, lebih aplikatif dan up to date”(FRS) Soalnya masalah yang saya angkat dalam skrispsi saya tu banyak banget dibahas di jurnal-jurnal itu, jadi saya lebih suka baca-baca jurnal karena lebih jelas yang dibahasnya”(AZ) Hal serupa juga diungkapkan oleh YSK, ANH dan AAL yang menyatakan bahwa bahasan dalam jurnal lebih mudah dimengerti karena merupakan hasil dari penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ahli dan lebih fokus dalam pembahasannya. Ketersediaan jurnal di perpustakaan juga menjadi alasan dalam pemilihan jurnal sebagai sumber informasi tambahan dalam penulisan skripsi. Hal ini dikonfirmasikan oleh AS dan FIA yang memanfaatkan artikel dalam jurnal yang tersedia di perpustakaan STAINU Jakarta dan PBNU. “aku juga kumpulin bahan dari artikel-artikel yang ada dijurnal pendidikan Islam yang ada di perpustakaan PBNU, disana lumayan banyak bahasan tentang pendidikan akhlak”(AS) “Kalau jurnal aku pakenya yang ada di perpustakaan PBNU, ternyata banyak juga artikel-artikel yang berhubungan sama judul skripsiku”(FIA)

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

39

Perpustakaan PBNU tiap bulannya mendapat kiriman jurnal tentang pendidikan islam dari Kemenag RI dan lembaga otonom milik NU yang konsen di bidang pendidikan. Jurnal banyak dipilih oleh mahasiswa penulis skripsi karena dianggap informasi yang ada di dalamnya sudah memiliki kekayaan informasi yang terkandung dalam isi jurnal tersebut dan sudah menjalani beberapa tahap kelayakan dari tim editor yang isinya ada di jurnal itu sendiri. Jadi, jurnal sebagai terbitan berkala pada tingkat informasinya akan dicari dan ditelusuri untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan informasi bagi segenap masyarakat baik itu mahasiswa, dosen bahkan peneliti lainnya

4.1.1.3. Individu Sumber non-dokumen yang berupa individu juga dijadikan sumber yang bermanfaat bagi mahasiswa. Keterbatasan informasi dalam bentuk dokumen disiasati dengan pencarian informasi dalam bentuk non-dokumen yakni individu yang dianggap memiliki informasi yang sahih dan dapat dipertanggungjawabkan. Individu yang dijadikan sumber oleh mahasiswa penulis skripsi adalah pada umumnya orang-orang yang berada dalam lingkungan tempat penelitian. FIA, AS, ANH, FRS, dan AZ dalam penulisannya menggunakan metode studi kasus di sekolah-sekolah, dan yang menjadi sumber informasinya adalah pihak yayasan, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum dan siswa. Individu lainya adalah para nelayan yang dijadikan oleh YSK sebagai sumber informasinya terkait subjek yang dibahas dalam skripsinya. “karena skripsiku tentang ‘kesadaran masyarakat nelayan akan pendidikan’ jadinya aku ya langsung wawancara para nelayan yang ada di daerah tempat tinggalku.”(YSK) Sama halnya dengan NR yang menjadikan seorang tokoh agama sebagai sumber utama informasinya dalam menulis skripsi.

“sebenarnya sumber informasi utama saya K.H. R. Abdul Aziz Amin, karena saya mengulas biografi dan pemikiran beliau tentang konsep pendidikan fiqih”(NR)

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

40

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa sumber informasi dari individu bisa siapa saja baik dari pejabat, nelayan dan tokoh agama. Pemilihan sumber informasi ini atas dasar kebutuhan yang berkaitan dengan subjek yang akan diteliti oleh mahasiswa. Pada saat wawancara dengan para mahasiswa penulis skripsi, penulis tidak menanyakan satu per satu subjek yang dibahas oleh mereka. Namun dengan adanya arahan dari penulis yang meminta para mahasiswa untuk menceritakan adakah sumber informasi dari individu, dengan sendirinya subjek yang dibahas oleh para mahasiswa penulis skripsi itu terungkap. 4.1.1.4. Internet Sumber informasi yang berasal dari internet juga diakses oleh mahasiswa penulis skripsi, karena dianggap sumber informasi yang paling lengkap. Pada saat sekarang, teori belajar sudah semakin kompleks perkembangannya. Banyak kemajuan menarik dari teori belajar yang

lebih komprehensif dibandingkan

dengan teori belajar sebelumnya dan teori belajar juga semakin beragam dan canggih, terutama dikaitkan dengan perkembangan media belajar yang tersedia. Seperti yang dikatakanYusup (2009:237) bahwa belajar dengan melibatkan informasi dalam berbagai media, termasuk media internet dan situs-situsnya, semakin menunjukkan pengaruhnya terhadap belajar dan efek-efeknya. Sumber internet ini biasanya berupa tulisan/ artikel dan berita-berita terbaru tentang perkembangan bidang pendidikan islam.

“ambil artikel dari internet juga, buat nambahin referensi gitu. Yang kayak gitu aku jamin mahasiswa lain juga pasti googling kalau mau cari bahanbahan untuk bikin tugas. Karena di internet kan itu semua lengkap, apa saja yang kita cari pasti ada”(AZ) “internet ngebantu banget untuk tambahin referensi skripsi. Lagian di perpustakaan PBNU juga ada fasilitas internet kenapa tidak dimanfaatkan” (NR) Alasan menggunakan internet sebagai sumber informasi selain buku dan jurnal adalah karena mudah diakses dimana saja mereka berada. Seperti FIA, dan AS yang mengakses sumber informasi internet dari tempat tinggalnya. Sedangkan

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

41

YSK, AAL, ANH mengakses sumber informasi internet dari tempat kerja mereka. Lalu SBY dan WHY dapat meluangkan waktunya pergi ke warnet.

“aku ngenet dari rumah, pake modem aja. maklum ibu rumah tangga jadi biar mengurangi banyak keluar rumah untuk cari buku ke perpustakaan aku lebih banyak browsing dari internet” (FIA) “Di tempat kerja kan ada akses internet, kalau kejaan sudah beres ya dimanfaatkan buat googling cari-cari bahan skripsi” (YSK) “aku sama dengan ning –yang dimaksud adalah informan WHY-samasama anak kosan, ga punya laptop apalagi modem. Jadi kalau mau akses internet ya bisanya ke warnet” (SBY) Meski internet menawarkan kelengkapan dan kemudahan mengakses informasi, bagi FRS menggunakan internet sebagai sumber informasi untuk skripsinya bukan prioritas utama dan sangat membatasi pemakaian internet. “pemakaian internet saya batasi, karena terus terang sejauh ini saya kurang begitu ‘sreg’ dengan internet. Saya merasa kurang ‘pas’ jika mengerjakan karya ilmiah referensinya dari internet. Kalo dipresentasikan ya kira-kira 5% saya pake internet untuk skripsi saya. Cuma buat tambahan aja”(FRS) Dari pendapat FRS bahwa informasi yang ada di internet masih belum dapat dikatakan terjamin keakuratan dan kevalidannya. Karena semua orang bisa menulis di situs internet tanpa ada yang mengawasi informasi yang diunggah oleh seseorang. Sebagai gambaran, latar belakang dari para mahasiswa penulis skripsi berbeda-beda. Mereka tidak hanya berstatus mahasiswa namun sebagian mereka ada yang sudah menikah seperti AS dan FIA, dan bekerja seperti YSK, AAL, ANH dan FRS. Hanya SBY, WHY dan NR yang berstatus mahasiswa saja. Pemenuhan kebutuhan informasi yang dilakukan mahasiswa penulis skripsi dalam pencariannya dapat dilakukan dari beberapa sumber yang menurut mahasiswa akan mereka temukan. Sumber informasi yang menurut mahasiswa dapat memenuhi kebutuhan informasi yang diinginkannya yaitu: buku, jurnal, individu dan internet. Seperti yang dikatakan Wilson (2000) pencarian informasi

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

42

disebabkan untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Dalam melakukan pencarian, seseorang dapat berinteraksi dengan sistem informasi yang manual seperti buku, jurnal, majalah atau dengan sistem komputer seperti internet.

4.1.2. Lokasi perolehan informasi Berkaitan dengan lokasi perolehan informasi, kemudahan dan kelengkapan koleksi menjadi alasan untuk pemilihannya. Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menjadi lokasi perolehan informasi pertama yang dikunjungi mahasiswa penulis skripsi. Perpusnas dipilih oleh mahasiswa penulis skripsi karena lokasinya berdekatan dengan kampus STAINU Jakarta.

“pertama kali cari bahan buat skripsi aku ke Perpusnas dulu karena kan lebih deket dari kampus, aku langsung cari yang tentang pendidikan secara umum”(AZ) “Meski kurang yakin kalau di perpusnas itu buku tentang pendidikan islam itu lengkap, tetap yang pertama saya datangin ya Perpusnas biar kliatan aja usahanya untuk mencari bahan”(FIA) “kita lebih sering ke Perpusnas sama ke perpustakaan PBNU, karena lokasinya berdekatan sama kampus dan kosan kita”(WHY dan SBY) Beberapa mahasiswa juga menggunakan Perpustakaan Nasional sebagai alternatif pencarian informasi selain perpustakaan STAINU Jakarta yang sangat terbatas koleksinya. Perpustakaan PBNU juga menjadi pilihan untuk memperoleh informasi bagi mahasiswa penulis skripsi.

“karena perpus di kampus sangat kurang koleksinya, maka saya putuskan untuk hunting buku saja ke Perpusnas. Namun di Perpusnas koleksinya kurang lengkap, jadi saya putuskan untuk membeli buku di toko buku terdekat seperti Gunung Agung dan Gramedia, ga jarang juga saya cari buku di loakan di Senen”(FRS). “kebetulan di Perpustakaan STAINU yang ada hanya buku tentang kurikulum Aswaja. Jadi untuk bahan lainnya aku coba ke Perpusnas, tapi paling sering aku ke perpus Ma’arif NU sama perpus PBNU”(ANH)

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

43

Dari 10 (sepuluh) mahasiswa yang diwawancara ada 2 (dua) mahasiswa yang tidak pernah mengunjungi Perpusnas selama menulis skripsi yaitu AAL dan NR. Menurut AAL sudah merasa cukup mendapatkan berbagai informasi dari tempat penelitiannya dan tempat-tempat yang berkaitan dengan subjek yang ditulis dalam skripsinya. Sedangkan NR tidak mendatangi Perpusnas sebagai lokasi pencarian informasi untuk skripsinya karena yang dibutuhkan adalah kitabkitab klasik dan interaksi langsung dengan tokoh agama yang berkaitan dengan subjek yang ditulisnya. NR lebih sering mengunjungi perpustakaan PBNU untuk pemenuhan kebutuhan informasinya yang terdapat dalam kitab-kitab klasik.

“untuk bahan-bahan skripsi lebih banyak saya dapatkan dari Perpustakaan BNN, Perpustakaan Mapenda Kemenag RI dan orang-orang yang terlibat dalam Yayasan Annur H. Supono Mustajab di Semarang. Tiga tempat itu yang saya jadikan lokasi pencarian informasi tentang narkoba dan penyembuhannya. Kalau untuk analisis dari segi agamanya saya langsung ke Perpus PBNU dan STAINU. (AAL) “aku langsung ke Perpus PBNU untuk cari-cari kitab tentang pendidikan fiqih. Untuk pembahasannya kan aku wawancara dengan kiayi Abdul Aziz langsung dan kadang pinjem koleksi buku-buku beliau yang berkaitan dengan fiqih” (NR) Dari keterangan-keterangan mahasiswa di atas terlihat bahwa pemilihan lokasi perolehan informasi lebih kepada ketersediaan koleksi yang dituju. Ketersediaan informasilah yang mendorong mahasiswa memanfaatkan suatu lembaga informasi, namun tidak semua lembaga informasi mampu menyediakan kebutuhan pemakainy. Baik perpustakaan nasional atau perpustakaan milik lembaga swasta maupun toko buku sama-sama mempunyai keterbatasan dalam koleksi maupun dalam pelayanan. Oleh karena itu demi memenuhi kebutuhannya akan informasi mahasiswa penulis skripsi mempunyai banyak pilihan lembaga informasi dengan koleksi-koleksinya.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

44

4.2. Perilaku Pencarian Informasi Perilaku pencarian informasi merupakan upaya-upaya yang dilakukan oleh seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasi yang dirasakannya. Perilaku pencarian informasi terjadi karena adanya kebutuhan informasi yang disebabkan oleh kekosongan informasi tertentu dalam struktur kognisinya. Perilaku pencarian informasi ditandai dengan terjadinya interaksi antara si pencari informasi dengan unit informasi baik formal maupun tidak normal, bahkan ke perorangan. Perilaku pencarian informasi dipengaruhi oleh latar belakang, pekerjaan yang sedang dilakukan serta kondisi lingkungan.

4.2.1. Starting Starting adalah kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan seorang pengguna informasi saat pertama kali mencari tahu tentang suatu bahasan tertentu dengan melakukan overview terhadap literatur-literatur yang ada dalam suatu bidang atau mencari tahu orang-orang yang ahli dalam suatu bidang tertentu. Pada saat mahasiswa mulai menetukan topik penelitian untuk penulisan skripsi, pada saat itu ia sebenarnya sudah mulai merasakan adanya kebutuhan informasi yang terlihat dalam orientasi pencarian informasi yang dilakukannya. Hal Pertama yang dilakukan oleh hampir semua informan dalam mencari infomasi adalah dengan mendatangi koleksi karya ilmiah-dalam hal ini yang dimaksud adalah skripsi- baik yang ada di koleksi STAINU Jakarta maupun dari universitas lain. Namun ada informan lainnya dalam menentukan topik penelitiannya berdasarkan kebutuhan dari satu lembaga, ada juga yang dapat dari teman sejawat. “Aku baca skripsi-skripsi yang ada di STAINU saja, setelah itu baru aku dapat ide buat nentuin judul..(FIA) “Dari skripsi yang udah ada di STAINU, terus aku juga liat-liat skripsi yang ada di UIN Jakarta”..(AS) “Awalnya dari kebutuhan akan panduan kurikulum mata pelajaran mulok Aswaja untuk tingkat MTs. Waktu itu saya diminta dari Ma’arif NU untuk membuat materinya dulu. Jadi sebelum saya buat materinya saya buat out line nya dulu. Dari situ saya terpikir kenapa ga sekalian aja saya jadikan bahan untuk materi skripsi saya”. (ANH) Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

45

“Karena aku sudah bingung mau ngebahas apa untuk skripsi, akhirnya aku minta saran dari teman-teman”..(AZ) 4.2.2. Chaining Chaining adalah mengikuti rangkaian kutipan-kutipan atau mengikuti rangkaian hubungan-hubungan referensial antar bahan informasi. Pada tahap ini mahasiswa penulis skripsi akan mengikuti mata rantai atau mengaitkan literatur dari rujukan awal. Dalam chaining terdapat istilah backward chaining yang memberikan efek bola salju, yaitu dengan berbekal kutipan dan daftar pustaka yang termuat dalam buku atau artikel yang digunakan sebagai referensi awal, akan memungkinkan mahasiswa penulis skripsi menemukan bahan rujukan sebanyakbanyaknya. Strategi menelusur sitasi atau daftar pustaka merupakan salah satu cara paling mudah untuk menelusur informasi. Kutipan dan daftar pustaka menyediakan keterangan tentang sumber-sumber informasi lain yang membahas bahasan yang sama atau berkaitan. Dengan begitu ini adalah cara cepat untuk bisa mengumpulkan sumber-sumber informasi mengenai suatu bahasan.

“dari artikel yang aku baca, rujukannya aku liat di daftar pustaka. Abis itu aku cari referensinya. Paling enak kalau referensinya yang dari internet, bisa langsung ketemu. Tapi kalau dari buku asli jarang banget ketemunya”(WHY) “Dari skripsi-skripsi yang aku baca, aku dapat banyak referensi tentang skripsiku itu. Sebagian aku dapat bukunya dari perpus, tapi kebanyakannya aku dapat dari jurnal di internet”(AS) “kalau untuk referensi aku usahain cari langsung buku aslinya, setelah aku liat di daftar pustaka langsung aku cari. Soalnya aku ga mau asal nyantumin referensi atau istilahnya asal co-pas gitu”(YSK) “ga sih, kalau udah dapat banyak dari artikel-artikel yang ada, aku ga nyari-nyari lagi buku aslinya. Langsung aja aku cantumin referensinya sesuai yang ada di artikel”(FIA)

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

46

Lain halnya dengan ANH, AAL dan NR karena penelitian mereka lebih banyak mendapatkan informasi dari sumber utama, maka bisa dikatakan proses chaining ini tidak dilakukan.

“aku ga lakuin proses itu, soalnya menurutku referensi-referensi yang aku pake itu sumber utama semua”(ANH) “Kalau dari kitab aku ga tau daftar pustakanya dimana, yang ada kan syarah dari suatu kalimat. Syarah itu yang aku pake. Lagipula aku lebih banyak menganalisis dari hasil-hasil interaksi aku dengan pak Kiayi”(NR) “kebanyakan aku pake buku-buku semacam panduan yang dikeluarkan oleh BNN, jadi kurasa ga perlu lagi mencari referensi aslinya”(AAL) Selain backward chaining terdapat forward chaining yaitu penelusuran sumber informasi melalui indeks artikel majalah, katalog koleksi khusus atau bibliografi khusus. Seluruh mahasiswa yang diwawancarai tidak melakukan proses ini, karena ketidak mengertian mereka dan tidak pernah memperhatikan referensi yang ada dalam indeks atau katalog.

4.2.3. Browsing Browsing merupakan pencarian semi terarah pada wilayah dari bahasan yang lebih spesifik yang diminati. Aktivitas yang termasuk dalam kelompok kegiatan ini adalah seperti menelusur daftar isi sebuah jurnal atau menelusur jajaran buku dengan tema tertentu di rak buku perpustakaan. Setelah selesai dengan literature overview dan menentukan apa yang akan menjadi tema skripsinya, informan memperbanyak sumber informasi pada suatu tema tertentu dengan strategi chaining, lalu melanjutkan pencarian dengan merambah pada sistem informasi dan sumber informasi yang menyimpan atau memuat informasi-informasi yang diinginkan. Setelah pencarian informasi mengidentifikasi pokok bahasan (atau menentukan tema dalam penelitian ini) dari apa yang dicarinya, pencari informasi akan meneruskan pencarian dengan mempersempit arah pencarian dengan melakukan browsing. Kegiatan ini

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

47

dilakukan para mahasiswa penulis skripsi setelah mereka mendapatkan tema untuk skripsinya. “ya aku langsung browsing lah, untungnya referensinya gampang dicari. Jadi ga lama-lama nyarinya dan akhirnya dapat bahan-bahan yang sesuai”(SBY) “abis itu aku browsing di internet artikel-artikel yang berkaitan dengan tema skripsi”(FIA) “ya abis itu aku langsung cari buku-buku yang aku butuhkan”(FRS) “ya aku browsing tapi ga terlalu banyak temuannya yang sesuai”(AZ) “pastinya ya, langsung cari-cari bahan setelah dapet judul buat skripsi”(AS) 4.2.4.

Differentiating Kegiatan memilah dan memilih bahasan sumber informasi berdasarkan

derajat kepentingan dan ketepatan serta relevansinya dengan kebutuhan infomasi, sehingga terpilih bahan sumber informasi yang paling tepat dan paling relevan. Kegiatan ini sudah dimulai sejak saat para mahasiswa melakukan literature overview. Para informan juga melakukan googling pada saat mencari tambahan rujukan untuk memperkaya bahasan skripsinya, juga melakukan penyeleksian informasi. “ya dipilih lah mana yang paling relevan, mana yang Cuma sekedar tambahan, ga semuanya aku pake”(YSK) “pilih-pilih juga sih akhirnya, meski dapatny Cuma sedikit aku tetep pilih yang paling cocok sama tema skripsiku”(FRS) “yang aku pilih-pilih Cuma yang aku dapet browsing dari internet, kalau dari buku-buku semuanya aku pake”(WHY) “dari hasil googling aku baca dulu terus pilih-pilih mana yang pas untuk jadi referensi”(AS) Kegiatan memilah dan memilih yang dilakukan oleh WHY, juga dilakukan oleh ANH dan AAL. Namun untuk

SBY, FIA, NR dan AZ, mereka tidak

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

48

melakukan kegiatan ini karena menurut mereka pada saat browsing pemilihan itu secara tidak langsung sudah dilakukan.

“kalau sudah dapat bahan referensi baru langsung aku baca, dan kalau sesuai sama tema skripsi ya langsung aku pake. Kalau ga sesuai ga jadi aku ambil. Gitu aja sih, jadi ga nyari banyak-banyak terus diseleksi”.(SBY) “Kan waktu cari-cari bahan sudah langsung pilih yang sesuai dengan tema skripsi. Kalau harus dipilih lagi jadi sedikit dong referensinya”(AZ) “Ya aku pake semuany hasil pencarian bahan, sayang sudah cape-cape nyari. Makanya waktu googling sama cari buku ya harus selektif”(FIA) “aku pake semuanya, karena waktu nyari-nyari referensi kan aku langsung fokus nyari tentang pendidikan fiqih”.(NR) 4.2.5.

Monitoring Termasuk dalam kelompok kegiatan ini adalah membaca jurnal secara

berkesinambungan atau dengan tetap bertukar informasi dengan rekan sejawat dalam keilmuan atau dengan bertukar informasi dengan pakar dalam bidang tertentu. Memantau perkembangan terakhir mengenai pokok bahasan yang menjadi fokus penelitian, adalah salah satu fitur perilaku pencarian informasi yang dilakukan oleh para ilmuwan ilmu sosial. Hal ini ditemukan oleh David Ellis pada penelitiannya. Perilaku ini sayangnya tidak ditemukan pada penelitian ini. Kemungkinan hal ini terjadi karena skripsi adalah karya ilmiah yang tingkat pemaparannya hanya cukup sampai pada tingkat deskriptif. Dari 10 (sepuluh) mahasiswa yang diwawancarai tidak ada yang secara khusus melakukan pemantauan terhadap perkembangan informasi tentang tema skripsi. Pada penelitian ini hanya ditemukan bahwa informasi yang mereka dapatkan adalah informasi terbaru. Sebagian mahasiswa penulis skripsi sering mengikuti diskusi-diskusi yang diadakan organisasi kemahasiswaan. Dalam diskusi itulah kemungkinan mereka bertukar informasi mengenai teori-teori yang berkembang di bidang pendidikan islam.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

49

4.2.6.

Extracting Extracting adalah mengidentifikasi secara selektif

bahan sumber

informasi yang telah didapat untuk mendapatkan informasi yang diminati. Proses extracting dilakukan seiring dengan perkembangan penyusunan skripsi informan. Seperti yang dikatakan oleh Ellis, enam tahap perilaku pencarian informasi tidak harus selalu terjadi secara berurutan. Bagitupun dalam penelitian ini ditemukan bahwa extracting secara khusus tidak dilakukan oleh mahasiswa. Proses extracting dilakukan para mahasiswa tidak hanya setelah selesai mengumpulkan sumber-sumber informasi, tapi proses penyusunan skripsi memang menuntut para mahasiswa untuk melakukan proses extracting sambil terus mengumpulkan sumber-sumber informasi lainnya. Seiring dengan itu para mahasiswa masih terus mencari sumber-sumber informasi lain untuk memperkaya bahasan dalam skripsinya. Setiap tahapan pengerjaan skripsi juga selalu menuntut untuk mencari sumber-sumber informasi tambahan di luar yang sudah didapatkan.

4.3.

Hambatan-hambatan Dalam

memenuhi

kebutuhan

informasinya,

seringkali

seseorang

mengalami hambatan. Faktor-faktor penghambat tersebut dapat berupa faktor yang ada di dalam lingkungan organisasi tempat mahasiswa berada, antara lain budaya, keadaan keuangan dan teknologi informasi (Wilson, 1997) Hambatan yang dialami oleh pencari informasi telah banyak dikaji oleh beberapa ahli, salah satunya adalah Wilson (1997) yang meneliti tentang intervening variables (variabel penghalang) pada pencarian informasi dalam bidang kesehatan. Dalam penelitiannya variabel penghalang atau penghambat ini dapat berupa sifat pemakai itu sendiri, juga faktor-faktor lain yang ada di sekitarnya seperti faktor-faktor sosial atau role-related factor dan faktor lingkungan. Kadang-kadang ketiga faktor ini bersama-sama menjadi penghalang seseorang dalam pencarian informasinya. Namun pada orang lain mungkin hanya salah satu faktor yang menjadi penghambat.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

50

4.3.3. Hambatan berasal dari individu Hambatan yang paling krusial pada mahasiswa adalah masalah biaya. Biaya merupaka hambatan dalam pemerolehan informasi. Biaya transportasi untuk berkunjung ke tempat penelitian dan biaya untuk fotocopi skripsi dianggap hambatan yang paling utama oleh sebagian mahasiswa. “yang susah pas mau fotocopy referensi, uangnya kurang. Namanya tinggal di kosan harus hemat-hemat. Dibagi-bagi buat makan, ‘ngenet’ sama fotocopy” (W HY) “Yang paling boros ya waktu fotocopi bahan yang ga bisa dipinjem dari perpus, sama bolak-balik ‘ngeprint’kalau mau bimbingan”(AZ) “masalah biaya sih yang paling penting. Apalagi kalau harus bolak-balik wawancara ke beberapa tempat penelitian, berat di ongkos” (SBY) Hambatan lainnya yang dialami oleh mahasiswa adalah keterbatasan waktu untuk menulis skripsi, dikarenakan beberapa dari

mahasiswa yang

diwawancarai adalah mengajar dan karyawan. “Waktu buat nulis yang paling susah, kalau pulang kerja sudah cape banget, jadi males buat mulai nulis”(ANH) “Aku nulis skripsi ini butuh waktu berbulan-bulan, soalnya sudah repot sama kerjaan, belum lagi kalau harus lembur. Mau pake fasilitas kantor buat nulis skripsi juga ga enak. Jadi ya molor terus skripsinya”(FRS) “Kalau pagi aku kan ngajar, siangnya masih harus kuliah. Paling bisa nulis skripsi ya malam, itu juga kalau ga cape”(AAL) 4.3.4. Hambatan yang berasal dari antar individu Hambatan antar individu seringkali muncul ketika sumber informasi yang diperlukan adalah individu, atau ketika hubungan antar individu diperlukan untuk mengakses informasi (Wilson, 1999). Dalam penelitian ini mahasiswa menyebutkan bahwa responden atau informan yang akan dibutuhkan informasinya sedang bertugas, sulit untuk berkomunnikasi dan ketidakpahaman responden dalam mengisi angket.

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

51

“Pa kiayi sering banget keluar kota, jadi kalau wawancara sering ketundatunda”(NR) “Paling susah kalau komunikasiny”(YSK)

mau

wawancara

nelayan.

Susah

diajak

“Responden ku kan siswa MTs, waktu ngisi angket mereka banyak ga ngertinya, jadi aku mesti jelasin ke tiap-tiap anak yang aku kasih angket. Cape banget deh pokoknya”(AS) 4.3.5. Hambatan yang berasal dari lingkungan Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa situasi tempat kegiatan pencarian informasi merupakan faktor penghambat berlangsungnya pencarian informasi. Di samping itu lingkungan yang lebih luas (wider environment) juga dapat menjadi masalah penghambat (Wilson, 2000) Dalam penelitian ini faktor yang dapat dikategorikan sebagai faktor lingkungan yang disebut-sebut sebagai penghambat perolehan informasi adalah ketersediaan koleksi dan pelayanannya pada lembaga informasi, dan kualitas akses internet. “karena di Perpus STAINU kan buku-bukunya Cuma sedikit, jadi kita kalau mau ngerjain tugas kuliah apalagi skripsi harus cari ke perpus lain. Nah masalahnya di perpusnas juga agak berbeli-belit pelayanannya, bikin kita makin malas datang ke sana”(WHY) “sayangnya di STAINU buku-bukunya kurang lengkap, jadi kita sebagai mahasiswa harus inisiatif mencari bahan buat tugas-tugas ke tempat lain. Kalau hanya mengandalkan dari internet belum tentu dapat yang pas”(ANH) Aku lebih seringnya ke perpustakaan PBNU, karena koleksi kitab-kitabnya lengkap, tapi sayangnya kitab-kitab itu ga boleh dipinjam, harus baca di tempat. Makanya lebih banyak ngabisin waktu berjam-jam buat baca, BT juga sih”(NR) “pake internet juga belum tentu langsung dapat, kadang kita kesulitan pake kata kunci, tapi lebih sering karena jaringannya yang lemah. Itu yang bikin lama kalau browsing di internet”(FIA)

Universitas Indonesia

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

52

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai perilaku pencarian informasi mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan penulisan skripsi di STAINU Jakarta yang telah dilakukan ini dapat diketahui kesimpulannya sebagai berikut: 1. Kebutuhan informasi Kebutuhan informasi mahasiswa penulis skripsi berdasarkan sumber informasi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan penulisan skripsi yaitu: buku teks yang menjadi acuan utama, jurnal sebagai bahan tambahan, individu baik dari pejabat sekolah, tokoh agama, nelayan dan siswa dijadikan sebagai informan/responden, dan artikel-artikel yang di unduh dari internet. Kebutuhan informasi berdasarkan lokasi perolehan informasi yang paling pertama dikunjungi adalah Perpustakaan Nasional yang letaknya berdekatan dengan kampus STAINU Jakarta. Sedangkan perpustakaan PBNU digunakan untuk mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan pendidikan agama seperti fiqih dan akhlak. 2. Perilaku pencarian informasi Model tahapan pencarian informasi yang ditemukan oleh Ellis yakni starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring dan ekstracting merupakan perilaku pencarian informasi para mahasiswa penulis skripsi. Dari 6 (enam) tahapan ini ada 2 (dua) tahapan yang tidak dilakukan secara khusus oleh mahasiswa penulis skripsi yakni monitoring dan ekstracting. Dua tahapan ini secara tidak langsung dilakukan pada saat proses pencarian informasi dan penulisan skripsi. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan mahasiswa penulis skripsi melakukan tahapan kegiatan perilaku pencarian informasi dari Ellis ini.

Universitas Indonesia Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

53

3. Hambatan-hambatan Hambatan yang dihadapi mahasiswa penulis skripsi yang paling siginifikan adalah yang berasal dari lingkungan yaitu ketersediaan koleksi yang sangat terbatas di perpustakaan STAINU Jakarta sehingga mahasiswa penulis skripsi harus mencari sumber informasi di lembaga informasi lain. Serta jaringan internet yang kurang memadai menambah keterbatasan mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan informasinya. 5.2. Saran Sebagai lembaga pendidikan mencetak para pendidik, STAINU Jakarta perlu mengembangkan perpustakaan yang layak dan memberikan pelayanan yang berkualitas dengan menambahkan koleksi baik berupa buku teks dan jurnal dengan terbitan terbaru yang disesuaikan dengan kebutuhan baik mahasiswa maupun dosen yang berkaitan dengan mata kuliah yang ditawarkan. Selain

itu

perlu

disediakannya

sarana

penelusuran

yang

dapat

memudahkan para mahasiswa dan dosen mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhannya. Jaringan internet yang memadai juga diperlukan untuk membantu kinerja civitas akademika STAINU Jakarta.

Universitas Indonesia Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

54

DAFTAR PUSTAKA

Davis, Gordon B. (2009).

Management information system: conceptual

foundation, structure and developmenet. Second Edition. New York: McGraw Hills. June 27, 2011. citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.90.9811.

Fisher, Karen E., Sanda Endelez & Lynne (E.F.) McKechnie. (Ed.) (2006). Theories of information behavior. New Jersey: Asist Monograph Series

Godbold, Natalya. (2006). Beyond information seeking: towards a general model of information behavior Information Research, Vol. 11 No. 4, July 2006. March 14, 2011 http://informationR.net/ir/11-4/paper269.html

Harisanty, Dessy. (2009) Kebutuhan informasi siswa SMA dan ketersediaan sumber informasi pada perpustakaan SMA di Surabaya. 27 Juni 2011. http://palimpsest.fisip.unair.ac.id/images/pdf/Dessy.pdf.

Joyce, Bruce & Marsha Weil. (1985). Models of teaching. New Delhi: Prentice Hall of India private limited.

Kaniki, Andrew M. (1992). Meeting the needs of agricultural researchers in Afrika: the role of unpublish reports. Information Development. 8 (2): 83-90

Koentjaraningrat. (1990). Metode-metode penelitian masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kuhlthau, Carol C. Inside the Search Process: Information Seeking From the User’s Perspective. June 04, 2011 http://comminfo.rutgers.edu/~kuhlthau/docs/10.1.1.119.2997.pdf

Universitas Indonesia Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

55

-------------. (2004). Seeking Meaning: a process approach to library and information services. London: Libraries Unlimited.

Kurniadi, Deni. (2004). Kebutuhan dan perilaku pencarian informasi peneliti bidang ilmu sosial dan kemanusiaan di Perpustakaan Nasional RI. Tesis Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Leckie, Gloria J & Karen E. Pettigrew (1997) A Model of the information seeking of

professional.

Library

Qurterly.

99-110.

March

14,

2011

http://www.ISIC.1997.PDF

Mangindaan, Christina, dkk. (1993). Perilaku informasi dosen dalam proses penelitian. Laporan Penelitian pada Universitas Terbuka. Jakarta. (tidak diterbitkan

Pendit, Putu Laxman, Ph.D. (2003). Penelitian ilmu perpustakaan dan informasi: suatu pengantar diskusi epistemology dan metodologi. Jakarta: JIP-FSUI

------- 2008. Perilaku Informasi, Semesta Pengetahuan. 30 Mei 2011. Ilmu Perpustakaan dan Informasi. http://iperpin.files.wordpress.com/2008/08/wilson-semesta.jpg

Poerwandari, E. Kristi. (1998). Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi. Jakarta: Lembaga Pengambangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia.

Saepudin, Encang. (2009). Perilaku pencarian dalam memenuhi kebutuhan informasi.Bagian2. 14 Maret 2011. http://encangsaepudin.wordpress.com/2009/01/10/prilaku-pencarian-dalammemenuhi-kebutuhan-informasi-bagian-2/

Universitas Indonesia Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

56

Setiarso, Bambang. (1997).

Penerapan Teknologi Informasi dalam Sistem

Dokumentasi dan Perpustakaan. Jakarta : Grasindo.

Singarimbun, Masri & Sofyan Efendi. (1989). (Ed). Metode penelitian Survey. Jakarta: LP3ES (2003)

Vickery, B.C. (1973). Information systems. London: Butter Worths

Wersig, G & Windel, G. (1985). Information science needs a theory of information actions. Social Science information studies. 5 (1) 11-23. March 14, 2011. http://www.xxc.idv.tw/dokuwiki/study/wersig_g._windel_g._1985_._informa tion_science_needs_a_theory_of_information_action

Wijayanti, Luki. (2001). Kebutuhan dan perilaku pencarian informasi staf pengajar Fakultas Sastra Universitas Indonesia dalam rangka mengerjakan penelitian tahun 2000. Tesis Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Wilson, T.D. (2000). Recent trends in user studies: action research and qualitative methods. Information Research, 5 (3).. March 14, 2011 http://informationr.net/ir/5-3/paper76.html

---------. (2000). Human Information behavior. Information Science. 3 (2). 49-55. March 14, 2011. http://inform.nu/Articles/Vol3/v3n2p49-56.pdf Yusup, Pawit M. (2009). Ilmu Informasi, Komunikasi dan Kepustakaan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Universitas Indonesia Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

Lampiran 1

PANDUAN WAWANCARA

Sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas kesempatan dan waktu luang yang saudara berikan kepada saya. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian tentang Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa dalam Penulisan Skripsi (Studi Kasus di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta). Oleh karena itu saya mengharapkan kesediaan saudara untuk dapat menceritakan sejelas mungkin akan kebutuhan dan proses pencarian informasi yang saudara lakukan dalam penulisan skripsi. Penelitian ini merupakan penelitian ilmiah sehingga segala sesuatu yang menyangkut identitas saudara akan dirahasiakan. Nama saudara tidak akan digunakan dalam laporan hasil penelitian ini. Intinya pada penelitian ini saya ingin mengetahui kebutuhan dan perilaku pencarian informasi yang saudara lakukan dalam penulisan skripsi. Saya mohon izin untuk menggunakan alat perekam (recorder) dalam melakukan wawancara ini untuk mempermudah dalam menganalisa data. Dari hasil wawancara ini bagian yang relevan pada topik penelitian saya nantinya akan ditranskripkan dalam bentuk tulisan untuk memudahkan peng-kodean. Baiklah wawancara ini akan saya mulai dengan pertanyaan: Pada bagian pertama saya ingin tanyakan adalah mengenai kebutuhan informasi saudara diantaranya: 1. Sumber informasi apa yang saudara gunakan untuk memperoleh informasi untuk penulisan skripsi saudara? 2. Dimana saudara memperoleh informasi yang saudara butuhkan? Untuk pertanyaan bagian kedua mengenai perilaku pencarian informasi yang saudara lakukan: 3. Mohon ceritakan langkah apa saja yang saudara lakukan dalam mencari informasi yang saudara butuhkan.

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012 Universitas Indonesia

4. Pertanyaan terakhir, apakah saudara mengalami hambatan dalam memenuhi kebutuhan informasi penulisan skripsi saudara? Hambatan apa saja yang saudara hadapi Demikian wawancara ini diakhiri, terimakasih atas kesediaan saudara untuk diwawancarai. Namun seandainya terdapat keraguan sewaktu melakukan pengolahan data nantinya, saya mohon kepada saudara agar tidak keberatan untuk dilakukan informasi.

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012 Universitas Indonesia

Lampiran 2

Reduksi Transkrip Wawancara dengan ANH Kategori Kode Kebutuhan Informasi SI

LO

Perilaku Pencarian ST Informasi

CH

BR

DI

MO

EX

Hambatan pencarian ham (i) informasi ham (a)

Pernyataan Aku mengambil sumber informasi yang pertama dari buku-buku ke-NU an sebagai bahan yang utama, terus dari jurnal NU, lalu buku kurikulum berbasis kompetensi yang dikeluarkan oleh Ma’arif pusat dan terakhir dari website NU yaitu NU Online Aku mendapat informasi itu dari Perpus PBNU, Ma’arif NU untuk buku-buku kurikulum berbasis kompetensi. Aku juga mendapat informasi dari Perpusnas, juga dari perpustakaan Jakarta Barat. kebetulan di Perpustakaan STAINU yang ada hanya buku tentang kurikulum Aswaja. Jadi untuk bahan lainnya aku coba ke Perpusnas, tapi paling sering aku ke perpus Ma’arif NU sama perpus PBNU Awalnya dari kebutuhan akan panduan kurikulum mata pelajaran mulok Aswaja untuk tingkat MTs. Waktu itu aku diminta dari Ma’arif NU untuk membuat materinya dulu. Jadi sebelum aku buat materinya aku buat out line nya dulu. Dari situ aku terpikir kenapa ga sekalian aja aku jadikan bahan untuk materi skripsi. aku ga lakuin proses itu, soalnya menurutku referensi-referensi yang aku pake itu sumber utama semua. Setelah dapat tema untuk skripsi Aku cari-cari bukubuku utama dulu di perpustakaan. Merasa kurang cukup dengan buku, aku tambah dengan jurnal. Karena jurnal menurutku bahasannya lebih jelas dan lebih fokus. Sisanya ya aku browsing dari internet. Yang lebih banyak aku pake referensi dari buku sama jurnal, kalau dari internet aku pilih-pilih lagi. Paling dua-tiga artikel dari internet yang aku baca. Saat menulis sampai sudah jadi skripsi aku ga melakukan monitoring. Waktu itu kan sudah fokus nulis dan turun ke lapangan, ke sekolah yang diteliti. Setelah dari lapangan aku fokus lagi untuk buat analisis sampai bab 5. Awalnya memang aku ngerasa bahan-bahan yang sudah aku dapat itu sudah cukup buat referensi, tapi pas analisis butuh juga bahan yang lain, ya akhirnya aku nyari lagi, tapi ga banyak-banyak. Waktu buat nulis yang paling susah, kalau pulang kerja sudah cape banget, jadi males buat mulai nulis Alhamdulillah kalau hambatan antar individu ini sih

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

ham (l)

ga ada, lancar-lancar aja. Pihak sekolah yang aku teliti malah ngebantu banget. sayangnya di STAINU buku-bukunya kurang lengkap, jadi kita sebagai mahasiswa harus inisiatif mencari bahan buat tugas-tugas ke tempat lain. Kalau hanya mengandalkan dari internet belum tentu dapat yang pas

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

Lampiran 3

Reduksi Transkip Wawancara SBY Kategori Kode Kebutuhan Informasi SI

LO Perilaku Pencarian ST Informasi

CH BR

DI

MO EX

Hambatan pencarian ham (i) informasi

ham (a)

ham (l)

Pernyataan sumber utama aku menulis skripsi ya dari buku, soalnya skripsiku kan penelitian kepustakaan, jadi yang aku kumpulin ya buku, selain itu aku dapat dari internet. Kalau jurnal sedikit yang aku pakai, paling Cuma buat perbandingan aja. Lebih seringya ke perpustakaan nasional sama perpustakaan PBNU Pertama aku baca-baca skripsi yang sudah ada di STAINU, aku cari-cari kira-kira tema apa yang belum dibahas. Akhirnya pas dapat judul aku langsung cari referensinya. Karena temanya hampir sama dengan skripsi yang aku baca, Aku liat aja dari daftar pustakanya. ya aku langsung browsing lah, untungnya referensinya gampang dicari. Jadi ga lama-lama nyarinya dan akhirnya dapat bahan-bahan yang sesuai. Aku kalau nyari ga langung banyak. kalau sudah dapat bahan referensi baru langsung aku baca, dan kalau sesuai sama tema skripsi ya langsung aku pake. Kalau ga sesuai ga jadi aku ambil. Gitu aja sih, jadi ga nyari banyak-banyak terus diseleksi Oh ga, aku ga pake monitoring gitu. Kalau yang dimaksud adalah mencari bahan-bahan baru, kaya yang aku bilang tadi kalu ada bahan baru yang sesuai sama tema skripsi aku ambil. Sampai bab analisis juga masih tetep nyari bahan. masalah biaya sih yang paling penting. untuk fotocopy bahan-bahan. Apalagi kalau harus bolakbalik wawancara ke beberapa tempat penelitian, berat di ongkos. Dari tempat penelitian, ga ada hambatan sama sekali, alhamdulillah orang-orangnya bisa diajak kerjasama. Dari dosen pembimbing juga sangat ngebantu kalau ada tulisan-tulisan yang ga pas gitu. Waktu cari-cari referensi harus ke tempat lain. Kalau bahan-bahan yang dicari ada di perpus kampus kan jadi lebih mudah.

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

Lampiran 4

Reduksi Transkip Wawancara FIA Kategori Kode Kebutuhan Informasi SI

LO

Perilaku Pencarian ST Informasi CH

BR DI

MO

EX

Hambatan pencarian ham (i) informasi ham (a) ham (l)

Pernyataan Pertama-pertama pastinya buku dulu yang dipake, karena lebih mudah dicarinya. Kalau ga ada di perpus bisa cari di toko buku. Kalau jurnal aku pakenya yang ada di perpustakaan PBNU, ternyata banyak juga artikel-artikel yang berhubungan sama judul skripsiku Meski kurang yakin kalau di perpusnas itu buku tentang pendidikan islam itu lengkap, tetap yang pertama saya datangin ya Perpusnas biar kliatan aja usahanya untuk mencari bahan Aku baca skripsi-skripsi yang ada di STAINU saja, setelah itu baru aku dapat ide buat nentuin judul ga sih, kalau udah dapat banyak dari artikel-artikel yang ada, aku ga nyari-nyari lagi buku aslinya. Langsung aja aku cantumin referensinya sesuai yang ada di artikel abis itu aku browsing di internet artikel-artikel yang berkaitan dengan tema skripsi Ya aku pake semuany hasil pencarian bahan, sayang sudah cape-cape nyari. Makanya waktu googling sama cari buku ya harus selektif. Ga sih kayanya. Aku kan pengen cepet-cepet selesai skripsinya, jadi pas dah ada semua aku langsung ngerjain. begitu selesai aku ga ngerjain apa-apa lagi. Di awal aku nyari bahan referensi aku dah pilih yang sesuai dengan tema skripsi, terus kan aku pake semua. Ya udah bis itu ga nyari-nyari bahan referensi tambahan lagi, kebanyakan jadinya. Lebih banyak malasnya. Kalau sudah cape ngerjain kerjaan rumah tangga, jadi malas banget mulai nulisnya. Alhamadulillah ga ada hambatan apa-apa. pake internet juga belum tentu langsung dapat, kadang kita kesulitan pake kata kunci, tapi lebih sering karena jaringannya yang lemah. Itu yang bikin lama kalau browsing di internet

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

Lampiran 5

Reduksi Transkip Wawancara AZ Kategori Kode Kebutuhan Informasi SI

LO

Perilaku Pencarian ST Informasi CH

BR DI

MO

EX

Hambatan pencarian ham (i) informasi ham (a) ham (l)

Pernyataan Pertama kali yang aku cari ya buku dulu, karena buku itukan dah wajib banget ya, dan dah pasti ada diperpustakaan mana aja. Selain itu saya juga pake jurnal, soalnya masalah yang saya angkat dalam skrispsi saya tu banyak banget dibahas di jurnaljurnal itu. ambil artikel dari internet juga, buat nambahin referensi gitu. pertama kali cari bahan buat skripsi aku ke Perpusnas dulu karena kan lebih deket dari kampus, aku langsung cari yang tentang pendidikan secara umum Karena aku sudah bingung mau ngebahas apa untuk skripsi, akhirnya aku minta saran dari teman-teman Kalau yang referensi dari internet aku cari ke rujukan aslinya, tapi kalau yang dari buku ga aku cari lagi. Soalnya suka susah cari buku aslinya. ya aku browsing tapi ga terlalu banyak temuannya yang sesuai Kan waktu cari-cari bahan sudah langsung pilih yang sesuai dengan tema skripsi. Kalau harus dipilih lagi jadi sedikit dong referensinya. Begitu referensi dah dapat semua, sampai skripsi selesai ya ga ngerjaina apa-apa lagi. Yakin aja bahanbahan yang didapat itu terbaru semua. Paling aku cari-cari dari skripsi yang sudah jadi, kan ada juga yang hampir sama temanya. Ya aku tmbahin dari skripsi itu. Yang paling boros ya waktu fotocopi bahan yang ga bisa dipinjem dari perpus, sama bolak-balik ‘ngeprint’kalau mau bimbingan Lancar-lancar aja Kalau lagi ngenet aja yang suka BT. Soalnya lambat banget sinyalnya kalau browsing dari gedung PBNU.

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

Lampiran 6

Reduksi Transkip Wawancara WHY Kategori Kode Kebutuhan Informasi SI LO

Perilaku Pencarian ST Informasi CH

BR

DI

MO

EX

Hambatan pencarian ham (i) informasi

ham (a) ham (l)

Pernyataan metode penelitian skripsiku kepustakaan, jadi pastinya ya pake buku sama jurnal aja kita lebih sering ke Perpusnas sama ke perpustakaan PBNU, karena lokasinya berdekatan sama kampus dan kosan kita Kebetulan aku dapat judul skripsi dari dosen. Beliau juga kasih tau referensinya apa aja. dari artikel yang aku baca, rujukannya aku liat di daftar pustaka. Abis itu aku cari referensinya. Paling enak kalau referensinya yang dari internet, bisa langsung ketemu. Tapi kalau dari buku asli jarang banget ketemunya Aku disuruh cari sama dosenku referensi yang dari buku sama jurnal, tapi ya itu tadi jarang banget ketemunya. Paling banyak dapat hasil browsing dari internet. Untungnya dosenku ngebolehin aku pake yang dari internet. yang aku pilih-pilih Cuma yang aku dapet browsing dari internet, kalau dari buku-buku semuanya aku pake kalau secara khusus aku ga melakukan monitoring, tapi kadang aku suka nanya sama dosenku ada bahan referensi baru apa ga. Ya itu juga sama kaya tadi, karena referensi yang dari buku asli sedikit dapatnya, ya aku tambahin dari internet aja. yang susah pas mau fotocopy referensi, uangnya kurang. Namanya tinggal di kosan harus hemathemat. Dibagi-bagi buat makan, ‘ngenet’ sama fotocopy. Wah kalau itu alhamdulillah banget deh ga ada hambatan. karena di Perpus STAINU kan buku-bukunya Cuma sedikit, jadi kita kalau mau ngerjain tugas kuliah apalagi skripsi harus cari ke perpus lain. Nah masalahnya di perpusnas juga agak berbeli-belit pelayanannya, bikin kita makin malas datang ke sana

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

Lampiran 7

Reduksi Transkip Wawancara NR Kategori Kode Kebutuhan Informasi SI

LO

Perilaku Pencarian ST Informasi

CH

BR

DI MO EX Hambatan pencarian ham (i) informasi ham (a) ham (l)

Pernyataan sebenarnya sumber informasi utama saya K.H. R. Abdul Aziz Amin, karena saya mengulas biografi dan pemikiran beliau tentang konsep pendidikan fiqih. karena penelitian saya tentang pendidikan fiqih, yang pertama saya pake kitab-kitab klasik dari mazhab imam Syafi’i. Untuk tambahannya ya dari buku-buku tentang pendidikan. Dari internet juga, karena ngebantu banget untuk tambahin referensi skripsi. aku langsung ke Perpus PBNU untuk cari-cari kitab tentang pendidikan fiqih. Untuk pembahasannya kan aku wawancara dengan kiayi Abdul Aziz langsung dan kadang pinjem koleksi buku-buku beliau yang berkaitan dengan fiqih Aku pengen buat skripsi tentang tokoh, kebetulan ak tinggal di asrama dan ikut pengajian kiayi Abdul Aziz. Langsung terpikir untuk mengetahui konsep beliau tentang pendidikan. Karena beliau ahli fiqih ya jadikan lebih spesifik lagi temanya jadi pendidikan fiqih. Karena aku pikir juga untuk referensinya beliau punya kitab-kitab sama buku-buku tentang fiqih. Kalau dari kitab aku ga tau daftar pustakanya dimana, yang ada kan syarah dari suatu kalimat. Syarah itu yang aku pake. Lagipula aku lebih banyak menganalisis dari hasil-hasil interaksi aku dengan pak Kiayi Ya langung cari-cari di perpus. Aku juga minta izin kiayi untuk cari referensi dari buku-buku beliau. Kadang aku browsing internet. Pilih-pilih yang langsung spesifik aja tentang pendidikan fiqih. Justru yang aku monitor kiayinya, soalnya pergipergi terus. Ya itu, aku tambahin dari internet sedikit. Kalau dari pribadi paling Sering ketunda sama kegiatan orgnisasi. Ya rapatlah, acara itulah, macammacam kegiatan organisasi Pa kiayi sering banget keluar kota, jadi kalau wawancara sering ketunda-tunda. Aku lebih seringnya ke perpustakaan PBNU, karena koleksi kitab-kitabnya lengkap, tapi sayangnya kitabkitab itu ga boleh dipinjam, harus baca di tempat. Makanya lebih banyak ngabisin waktu berjam-jam buat baca, BT juga sih

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

Lampiran 8

Reduksi Transkip Wawancara FRS Kategori Kode Kebutuhan Informasi SI

LO

Perilaku Pencarian ST Informasi CH

BR DI

MO

EX Hambatan pencarian ham (i) informasi

ham (a) ham (l)

Pernyataan sumber utamaku ya dari jurnal aja, karena di perpustakaan terbatas buku-buku yang berhubungan dengan judul skripsiku. Saya pilih jurnal karena bahasannya lebih “matang” ya sebagai hasil penelitian, lebih aplikatif dan up to date karena perpus di kampus sangat kurang koleksinya, maka saya putuskan untuk hunting buku saja ke Perpusnas. Namun di Perpusnas koleksinya kurang lengkap, jadi saya putuskan untuk membeli buku di toko buku terdekat seperti Gunung Agung dan Gramedia, ga jarang juga saya cari buku di loakan di Senen. Pas aku dapat judul, terus langsung disetujui sama dosen. langsung aku cari-cari referensi, tapi Lama aku ga langsung kerjain. Pertama yang aku cari jurnal-jurnal, terus aku liat dibibliografinya. Aku coba cari lagi ke referensi aslinya. Tapi kalau ga ketemu aku pake yang pertama aja. ya abis itu aku langsung cari jurnal yang aku butuhkan. pilih-pilih juga sih akhirnya, meski dapatny Cuma sedikit aku tetep pilih yang paling cocok sama tema skripsiku Paling aku nanya-nanya sama temen, punya referensi yang aku cari apa ga. Kadang mereka suka kasih tau jurnal-jurnal baru. Kalo dipresentasikan ya kira-kira 5% saya pake internet untuk skripsi saya. Cuma buat tambahan aja Aku nulis skripsi ini butuh waktu berbulan-bulan, soalnya sudah repot sama kerjaan, belum lagi kalau harus lembur. Mau pake fasilitas kantor buat nulis skripsi juga ga enak. Jadi ya molor terus skripsinya. Dari antar individu sih ga ada Terus terang buku-buku di perpustakaan kampus itu sangat minim, apalagi kalau harus nyari buku-buku jadul (jaman dulu)

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

Lampiran 9

Reduksi Transkip Wawancara AS Kategori Kode Kebutuhan Informasi SI

LO Perilaku Pencarian ST Informasi CH

BR DI MO

EX Hambatan pencarian ham (i) informasi ham (a)

ham (l)

Pernyataan Yang pertama kali dicari bahan-bahan dari buku. aku juga kumpulin bahan dari artikel-artikel yang ada dijurnal pendidikan Islam yang ada di perpustakaan PBNU, disana lumayan banyak bahasan tentang pendidikan akhlak Perpustakaan PBNU, STAINU, pernah sekali ke UIN Jakarta. Tapi paling banyak dapat dari internet Dari skripsi yang udah ada di STAINU, terus aku juga liat-liat skripsi yang ada di UIN Jakarta Dari skripsi-skripsi yang aku baca, aku dapat banyak referensi tentang skripsiku itu. Sebagian aku dapat bukunya dari perpus, tapi kebanyakannya aku dapat dari jurnal di internet pastinya ya, langsung cari-cari bahan setelah dapet judul buat skripsi dari hasil googling aku baca dulu terus pilih-pilih mana yang pas untuk jadi referensi Ga. Dah terlalu banyak yang dikerjain di rumah. Ngerjain skripsi juga kaya selingan. Pasa sudah jadi skripsinya ya udah selesai aja. Aku langsung kumpulin referensinya di awal, jadi ga ada tambahan lagi selama nulis skripsi sampai selesai Pertama malas untuk mulai nulis apalagi kalau abis ngerjain kerjaan rumah dan cape duluan. Responden ku kan siswa MTs, waktu ngisi angket mereka banyak ga ngertinya, jadi aku mesti jelasin ke tiap-tiap anak yang aku kasih angket. Cape banget deh pokoknya Hambatnnya kalau lagi ngenet, sinyalnya “lemot”

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

Lampiran 10

Reduksi Transkip Wawancara YSK Kategori Kode Kebutuhan Informasi SI

LO

Perilaku Pencarian ST Informasi

CH

BR DI MO EX

Hambatan pencarian ham (i) informasi ham (a) ham (l)

Pernyataan karena skripsiku tentang ‘kesadaran masyarakat nelayan akan pendidikan’ jadinya aku ya langsung wawancara para nelayan yang ada di daerah tempat tinggalku Kalau untuk buku-buku dan jurnal lebih banyak aku pakai koleksi pribadi. Kekurangannya aku cari di Perpusnas Karena di daerahku matapencahariannya kan nangkap ikan, nelayan. Kebanyakan anak-anaknya jarang ada yang sekolah sampai tinggi. Aku pengen tahu persepsi para nelayan ini sebagai orang tua tentang pentingnya pendidikan. kalau untuk referensi aku usahain cari langsung buku aslinya, setelah aku liat di daftar pustaka langsung aku cari. Soalnya aku ga mau asal nyantumin referensi atau istilahnya asal co-pas gitu Lebih banyak pake koleksi pribadi sih, jadi jarang pake internet ya dipilih lah mana yang paling relevan, mana yang Cuma sekedar tambahan, ga semuanya aku pake Secara teknis ga melakukan. Ya tambahannya yang dari Perpusnas itu aja. Karena koleksi pribadiku kan pendidikan secara umum. Kalau tentang nelayan dan geografisny aku cari di Perpusnas Banyk kesita waktunya buat organisasi dan kerjaan di kantor. Paling susah kalau mau wawancara nelayan. Susah diajak komunikasiny. Kalau ke Perpusnas pelayanannya berbelit-belit, jadi bikin lama.

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012

Lampiran 11

Reduksi Transkip Wawancara AAL Kategori Kode Kebutuhan Informasi SI

LO

Perilaku Pencarian ST Informasi

CH

BR DI

MO EX Hambatan pencarian ham (i) informasi ham (a) ham (l)

Pernyataan Informasi yang dibutuhkan itu dari hasil workshop yang diadakan oleh Mapenda Kementrian agama RI, juga dari buku-buku panduan yang dikeluarkan oleh BNN, buku-buku literatur lainnya, dan tambahannya dari internet. untuk bahan-bahan skripsi lebih banyak saya dapatkan dari Perpustakaan BNN, Perpustakaan Mapenda Kemenag RI dan orang-orang yang terlibat dalam Yayasan Annur H. Supono Mustajab di Semarang. Tiga tempat itu yang saya jadikan lokasi pencarian informasi tentang narkoba dan penyembuhannya. Kalau untuk analisis dari segi agamanya saya langsung ke Perpus PBNU dan STAINU. Judul terinspirasi dari sebuah kegiatan yang dibuat oleh Mapenda Kementrian Agama RI tentang pencegahan narkoba di Pesantren dan Madrasah. Dari situ muncul ide untuk skripsi bagaimana perspektif masyarkat tentang narkoba yang sudah menjadi masalah sosial yang akut. Dengan berbekal hasil workshop itu aku jadikan bahan acuan skripsi. kebanyakan aku pake buku-buku semacam panduan yang dikeluarkan oleh BNN, jadi kurasa ga perlu lagi mencari referensi aslinya Untuk tambahannya aku juga cari dari internet Bahan-bahan yang sudah terkumpul tidak lagi aku pilih-pilih, karena semuanya kan langsung dari sumber utamanya. Monitor secara langsung sih ga. Paling liat-liat websitenya BNN untuk kegiatan terbaru. Cuma dari internet aja tambahannya. Kalau pagi aku kan ngajar, siangnya masih harus kuliah. Paling bisa nulis skripsi ya malam, itu juga kalau ga cape Tidak ada hambatan yang berarti, karena narasumber yang aku temui sangat koperatif Tidak ada

Perilaku pencarian..., Siti Rozinah, FIBUI, 2012