Loading Preview Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Allen Richky Gunawan Chaeresi Nevi Rocky Simarmata Yolenta Widyasari Dasar-dasar Public Relations “Mereview buku, membuat narasi, dan membuat mind mapping tentang perkembangan Public Relations, baik sebagai aktifitas sosial, praktis atau profesi dan kajian ilmu” Tulisan ini berisi hasil review kami terhadap buku “Managemen Public Relations dan Media Komunikasi (2008) yang ditulis oleh Rosady Ruslan” Tujuan dari penulisan review buku ini untuk mengetahui tentang perkembangan Public Relations, sebagai aktifitas sosial, praktis atau profesi dan kajian ilmu. Menurut Rosady Ruslan perkembangan Public Relations dibagi dalam 5 periode yang antara lain: Public Relations muncul pertama kali pada kisaran waktu tahun 1700-1800. Dalam periode ini public relations muncul masih dalam bentuk aktivitas tidak terorganisir dengan baik (PR as non organized activity periode), misalnya dalam bentuk acara yang sederhana, penyelangaraan pidato, pertemuan tertentu, dan korespondensi antarindividu. Periode ini disebut juga dengan Public of Independence. Sebutan tersebut bersumber dari kegiatan Humas yang berkaitan antara lain sebagai :
Periode kedua dimulai pada tahun 1801-1865. Aktivitas Public Relations mulai terorganisasi dengan baik (PR as a organized activity) sejalan dengan adanya peningkatan hubungan perdagangan baik secara lokal, nasional ataupun international. Pada Periode ini disebut sebagai masa-masa perkembangan aktivitas PR (PR of Expansion), karena :
Periode ketiga dimulai pada tahun 1866-1900. Pada masa ini aktivitas public relations berubah menjadi suatu kegiatan profesional (PR as professional). Hal tersebut dikarenakan adanya perkembangan dari kemajuan teknologi industry dan semakin meluasnya penggunaan listrik dan mesin pembakaran (Internal combustion engine) dalam industry. Public Relations dalam masa ini juga terjadi atau disebut dengan masa the public to be damned periode (1811-1900). Sebab, di samping adanya kemajuan bidang industry dan teknologi, tetapi dalam kegiatan bisnis berlaku asas Laissez Fair, para robber barons (yaitu tuan tanah merampok) memberlakukan sistem ekonomi “monopoli” yang tidak memperdulikan nasib rakyatnya sehingga mendapat kecaman (the public be damned). Periode keempat dimulai pada tahun 1901-1919. Pada masa ini PR disebut Public be Informed Periode. Pada masa ini para populis, petani, kristiani, sosialis dan serikat buruh memprotes keras tindak kejahatan yang dilakukan oleh para usahawan, politisi tidak bermoral serta koruptor dan lain sebagainya. Aktivitas PR atau Pers pada saat itu adalah melakukan investigative reporting (reportase investigasi), yaitu melawan mereka dengan tulisan (laporan) mengenai keburukan para pengusaha atau mengupah wartawan untuk membalasnya (press attack) melalui pengaruh berita yang dimuat di media massa. Pada masa ini ada satu tokoh PR yang sangat berhasil dalam perannya yaitu Ivy Ledbetter Lee. Pada tahun 1906, Ivy berhasil mengatasi permasalahan krisis pemogokan secara missal yang melumpuhkan kegiatan industry pertambangan batu bara dan perusahaan kereta api di Amerika Serikat. Ivy melalui strategi Management of PR Crisis Handling and Recovery dan bekerja sama dengan pihak pers yang mengacu pada Declaration of Principles (prinsip-prinsip dasar) Periode kelima dimulai pada tahun 1920-sekarang. Pada masa ini PR disebut The PR and mutual understanding periode. Bahkan tahun 1923 PR/Humas dijadikan bahan studi, pemikiran dan penelitian di perguruan tinggi sebagai sebuah profesi baru. Perkembangan PR/Humas sekarang ini menunjukkan adanya penyesuaian, perubahan sikap, saling pengertian, saling menghargai dan toleransi di berbagai kalangan organisasi dan publik. Perkembangan PR di Indonesia mulai diterapkan pada tahun 1950-an yang pertama kali diterapkan di perusahaan perminyakan negara (Pertamina). Di perusahaan Pertamina ini PR disebut sebagai Hubungan Pemerintah dan Masyarakat (Hupmas), dan tugas dari Hupmas ini adalah untuk hubungan masyarakat dengan pihak perusahaan rekanan, pemasok, penyalur dan pengguna/pemakai jasa produknya (konsumen). Lalu pada tahun 1954 PR secara resmi diterapkan pada jajaran kepolisian, dengan nama Hubungan Masyarakat (Humas). Pada tahun 1970-an peranan Humas telah diterapkan oleh berbagai instansi pemerintah dan lembaga swasta. Perkembangan PR di Indonesia juga dibagi menjadi 4 periode, yaitu: Periode kesatu dimulai pada tahun 1962. Cikal bakal Humas di Indonesia secara lahir melalui Presidium Kabinet PM Juanda, yang menginstruksikan agar setiap instansi pemerintah harus membentuk bagian/devisi Humas. Secara garis besar tugas kehumasan dinas pemerintah adalah:
Periode kedua dimulai pada tahun 1967-1971. PR pada masa ini disebut periode humas kedinasan pemerintahan. Pada tahun 1967 didirikan koordinasi antar Humas Departemen/Lembaga Negara yang disingkat Bakor yang dipipin oleh pimpinan tiap departemen. Pada tahun 1970-1971, Bakor dibuah menjadi Bakohumas (Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah). Pada Periode ini juga lahir SK Menpen tentang Pedoman Tata Kerja Bakohumas yang berisi antara lain:
Periode ketiga dimulai pada tahun 1972-1993. Periode ini ditandai dengan munculnya Public Relations (Purel) kalangan profesional pada lembaga swasta umum. Pada tanggal 10 April 1987 di Jakarta, dibentuk suatu wadah profesi Humas lainnya yan g disebut dengan Asosiasi Perusahaan Public Relations (APPRI). Dalam acara Konvensi Nasional Humas di Bandung 1993, telah ditetapkan Kode Etik Kehumasan Indonesia (KEKI). Perhumas juga tercatat sebagai anggota International Public Relations Association (IPRA) dan ASEAN Public Relations Organization (FAPRO). Periode keempat dimulai pada tahun 1995 sampai sekarang. Pada masa ini Public Relations (PR) berkembang dikalangan swasta bidang profesional khusus. Ada beberapa indikatornya :
Sedangkan pada buku “Public Relations Profesi dan Praktik (2010) yang ditulis oleh Dan Lattimore, Otis Baskin, Suzette T. Heiman, dan Elizabeth L. Toth”. Kami menemukan perkembangan public relations pada bidang profesionalisasi. Perkembangan PR ini diawali dengan didirikannya jurusan Public Relations di Universitas Boston (1947) yang kemudian diikuti oleh ratusan perguruan tinggi lainnya. Pada tahun 1948 berdi Public Relations Society of America). Kemudian PRSA membentuk dewan terkait penerapan kode etik pada tahun 1962. Dua tahun kemudian PRSA membuat program akreditasi sukarela. Pada tahun 1970 terbentuklah international Association of Bussines Communicated (IABC). Tugas dari IABC ini adalah untuk melakukan kajian riset, menelaah kondisi terkini dan masa depan dari profesi Public Relations. Di tahun 2000, PRSA menulis ulang kode etiknya. Pada masa tahun 1960-2000, PRSA menulis ulang kode etiknya. Pada masa tahun 1960-2000 inilah disebut masa pembangunan dan pengembangan pekerjaan PR sebagai bidang profesional. Pada masa sekarang ini, PRSA dan IABC mengurusi para profesional yang akan melanjutkan pendidikan mereka sebagai syarat untuk keanggotaan dan program akreditasi mereka. Dari kedua buku ini milik Rosady Ruslan dan buku milik Lattimore , Otis Baskin, Suzzete T. Heiman, dan Elizabeth L. Toth, kami mendapatkan penjelasan tentang perkembangan public relations secara lebih detail. Oleh sebab itu kami mendapatkan analisis sebagai berikt : Perkembangan PR didunia dibagi menjadi 5 periode yaitu: Periode ini PR masih dalam bentuk aktivitas yang tidak terorganisir dengan baik (PR as non organized activity). Contoh dari aktivitas tersebut seperti penyelenggaraan pidato, pertemuan tertentu dan korespondensi antar individu. Periode ini PR telah menjadi suatu aktivitas yang mulai terorganisir dengan baik (PR as organized activity) sejalan dengan adanya perdagangan lokal maupun interlokal. Periode ini PR telah mulai menjadi suatu kegiatan profesional (PR as Profesional) Pada periode ini disebut Public be Informed Period. Di masa ini munculah seorang tokoh yang berhasil menjadi bapak Public Relations yaitu Ivy Ledbetter Lee.
Periode kelima disebut sebagai The PR and mutual understanding. PR dimasa ini dijadikan bahan studi di perguruan tinggi sebagai sebuah jurusan profesi baru. Universitas yang pertama kali menjadikan PR sebagai satu jurusan baru adalah Universitas Boston. Di masa ini juga didirikan organisasi PRSA dan IABC sebagai organisasi Public Relations. Daftar Pustaka :
|