Berisi tentang apa SK Bapepam No 63 1996?

Berisi tentang apa SK Bapepam No 63 1996?

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Allen Richky Gunawan Chaeresi Nevi Rocky Simarmata

Yolenta Widyasari

Dasar-dasar Public Relations “Mereview buku, membuat narasi, dan membuat mind mapping tentang perkembangan Public Relations, baik sebagai aktifitas sosial, praktis atau profesi dan kajian ilmu”

Tulisan ini berisi hasil review kami terhadap buku “Managemen Public Relations dan Media Komunikasi (2008) yang ditulis oleh Rosady Ruslan” Tujuan dari penulisan review buku ini untuk mengetahui tentang perkembangan Public Relations, sebagai aktifitas sosial, praktis atau profesi dan kajian ilmu.

Menurut Rosady Ruslan perkembangan Public Relations dibagi dalam 5 periode yang antara lain:

Public Relations muncul pertama kali pada kisaran waktu tahun 1700-1800. Dalam periode ini public relations muncul masih dalam bentuk aktivitas tidak terorganisir dengan baik (PR as non organized activity periode), misalnya dalam bentuk acara yang sederhana, penyelangaraan pidato, pertemuan tertentu, dan korespondensi antarindividu. Periode ini disebut juga dengan Public of Independence. Sebutan tersebut bersumber dari kegiatan Humas yang berkaitan antara lain sebagai :

  • Penyatuan pendapat rakyat umum untuk kemerdekaan/kebebasan dari perbudakan dan sistem kolonialisme (yang pada saat itu melanda dunia).
  • Public Relations Drives (harmonisasi, councel).
  • Declarations of Independence, sebagai suatu pernyataan PR/Humas mengenai deklarasi kebebasan/kemerdekaan.

Periode kedua dimulai pada tahun 1801-1865. Aktivitas Public Relations mulai terorganisasi dengan baik (PR as a organized activity) sejalan dengan adanya peningkatan hubungan perdagangan baik secara lokal, nasional ataupun international. Pada Periode ini disebut sebagai masa-masa perkembangan aktivitas PR (PR of Expansion), karena :

  • Adanya kemajuan atau perkembangan bidang industry, keuangan, perdagangan dan teknologi yang sekaligus mempengaruhi perkembangan aktivitas PR/Humas untuk masa-masa selanjutnya.
  • Penghapusan perbudakan yang merupakan wujud keberhasilan aktivitas PR/Humas dan pers yang mengkampanyekan anti perbudakan di kawasan negara Eropa, Amerika, dan negara maju lainnya.

Periode ketiga dimulai pada tahun 1866-1900. Pada masa ini aktivitas public relations berubah menjadi suatu kegiatan profesional (PR as professional). Hal tersebut dikarenakan adanya perkembangan dari kemajuan teknologi industry dan semakin meluasnya penggunaan listrik dan mesin pembakaran (Internal combustion engine) dalam industry.

Public Relations dalam masa ini juga terjadi atau disebut dengan masa the public to be damned periode (1811-1900). Sebab, di samping adanya kemajuan bidang industry dan teknologi, tetapi dalam kegiatan bisnis berlaku asas Laissez Fair, para robber barons (yaitu tuan tanah merampok) memberlakukan sistem ekonomi “monopoli” yang tidak memperdulikan nasib rakyatnya sehingga mendapat kecaman (the public be damned).

Periode keempat dimulai pada tahun 1901-1919. Pada masa ini PR disebut Public be Informed Periode. Pada masa ini para populis, petani, kristiani, sosialis dan serikat buruh memprotes keras tindak kejahatan yang dilakukan oleh para usahawan, politisi tidak bermoral serta koruptor dan lain sebagainya. Aktivitas PR atau Pers pada saat itu adalah melakukan investigative reporting (reportase investigasi), yaitu melawan mereka dengan tulisan (laporan) mengenai keburukan para pengusaha atau mengupah wartawan untuk membalasnya (press attack) melalui pengaruh berita yang dimuat di media massa.

Pada masa ini ada satu tokoh PR yang sangat berhasil dalam perannya yaitu Ivy Ledbetter Lee. Pada tahun 1906, Ivy berhasil mengatasi permasalahan krisis pemogokan secara missal yang melumpuhkan kegiatan industry pertambangan batu bara dan perusahaan kereta api di Amerika Serikat. Ivy melalui strategi Management of PR Crisis Handling and Recovery dan bekerja sama dengan pihak pers yang mengacu pada  Declaration of Principles (prinsip-prinsip dasar)

Periode kelima dimulai pada tahun 1920-sekarang. Pada masa ini PR disebut The PR and mutual understanding periode.  Bahkan tahun 1923 PR/Humas dijadikan bahan studi, pemikiran dan penelitian di perguruan tinggi sebagai sebuah profesi baru. Perkembangan PR/Humas sekarang ini menunjukkan adanya penyesuaian, perubahan sikap, saling pengertian, saling menghargai dan toleransi di berbagai kalangan organisasi dan publik.

Perkembangan PR di Indonesia mulai diterapkan pada tahun 1950-an yang pertama kali diterapkan di perusahaan perminyakan negara (Pertamina). Di perusahaan Pertamina ini PR disebut sebagai Hubungan Pemerintah dan Masyarakat (Hupmas), dan tugas dari Hupmas ini adalah untuk hubungan masyarakat dengan pihak perusahaan rekanan, pemasok, penyalur dan pengguna/pemakai jasa produknya (konsumen). Lalu pada tahun 1954 PR secara resmi diterapkan pada jajaran kepolisian, dengan nama Hubungan Masyarakat (Humas). Pada tahun 1970-an peranan Humas telah diterapkan oleh berbagai instansi pemerintah dan lembaga swasta. Perkembangan PR di Indonesia juga dibagi menjadi 4 periode, yaitu:

Periode kesatu dimulai pada tahun 1962. Cikal bakal Humas di Indonesia secara lahir melalui Presidium Kabinet PM Juanda,  yang menginstruksikan agar setiap instansi pemerintah harus membentuk bagian/devisi Humas. Secara garis besar tugas kehumasan dinas pemerintah adalah:

  • Tugas strategis : Ikut serta dalam proses pembuatan keputusan oleh pimpinan hingga pelaksanaanya.
  • Tugas taktis : Upaya memberikan informasi, motivasi, pelaksanaan komunikasi timbale balik dua arah, hingga mampu menciptakan citra atas lembaga/ institusi yang diwakilinya.

Periode kedua dimulai pada tahun 1967-1971. PR pada masa ini disebut periode humas kedinasan pemerintahan. Pada tahun 1967 didirikan koordinasi antar Humas Departemen/Lembaga Negara yang disingkat Bakor yang dipipin oleh pimpinan tiap departemen. Pada tahun 1970-1971, Bakor dibuah menjadi Bakohumas (Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah). Pada Periode ini juga lahir SK Menpen tentang Pedoman Tata Kerja Bakohumas yang berisi antara lain:

  • Ikut serta dalam berbagai kegiatan pemerintahan dan pembangunan, khususnya di bidang penerangan dan kehumasan.
  • Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi kehumasan.
  • Menyempurnakan fungsi dan kedudukan Humas dalam perilaku menuju pada suatu kepribadian yang sama di Indonesia, dalam rangka menunjang kebijaksanaan pemerintah.
  • Memelihara hubungan kerja sama yang baik dan menciptakan hubungan yang efektif dan harmonis dengan organisasi dan lembaga resmi serta masyarakat.

Periode ketiga dimulai pada tahun 1972-1993. Periode ini ditandai dengan munculnya Public Relations (Purel) kalangan profesional pada lembaga swasta umum. Pada tanggal 10 April 1987 di Jakarta, dibentuk suatu wadah profesi Humas lainnya yan g disebut dengan Asosiasi Perusahaan Public Relations (APPRI). Dalam acara Konvensi Nasional Humas di Bandung 1993, telah ditetapkan Kode Etik Kehumasan Indonesia (KEKI). Perhumas juga tercatat sebagai anggota International Public Relations Association (IPRA) dan ASEAN Public Relations Organization (FAPRO).

Periode keempat dimulai pada tahun 1995 sampai sekarang. Pada masa ini Public Relations (PR) berkembang dikalangan swasta bidang profesional khusus. Ada beberapa indikatornya :

  • Dibentuknya Himpunan Humas Hotel berbintang (H-3) tanggal 27 November 1995. Himpunan ini diperuntukkan sebagai wadah organisasi profesi Humas bidang profesional Jasa Perhotelan.
  • Berdirinya Forum Komunikasi Antar Humas Perbankan (Forkamas) tanggal 13 September 1996, yang merupakan forum para pejabat Humas bidang jasa perbankan baik bank pemerintah, swasta maupun campuran yang beroperasi di Indonesia.
  • Sesuai dengan SK BAPEPAM No.63/1996, tentang perlunya pihak Emiten (Perusahaan go public) di pasar Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya memiliki lembaga Corporate Secretary
  • Berdirinya PRSI (Public Relations Society of Indonesia) pada tanggal 11 November 2003 di Jakarta. PRSI bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, kebersamaan, pemberdayaan serta partisipasi para anggotanya untuk berkiprah sebagai PR professional dalam aktivitasnya yang berkaitan dengan isu-isu secara nasional atau internasional.

Sedangkan pada buku “Public Relations Profesi dan Praktik (2010) yang ditulis oleh Dan Lattimore, Otis Baskin, Suzette T. Heiman, dan Elizabeth L. Toth”. Kami menemukan perkembangan public relations pada bidang profesionalisasi.

Perkembangan PR ini diawali dengan didirikannya jurusan Public Relations di Universitas Boston (1947) yang kemudian diikuti oleh ratusan perguruan tinggi lainnya. Pada tahun 1948 berdi Public Relations Society of America). Kemudian PRSA membentuk dewan terkait penerapan kode etik pada tahun 1962. Dua tahun kemudian PRSA membuat program akreditasi sukarela. Pada tahun 1970 terbentuklah international Association of Bussines Communicated (IABC). Tugas dari IABC ini adalah untuk melakukan kajian riset, menelaah kondisi terkini dan masa depan dari profesi Public Relations. Di tahun 2000, PRSA menulis ulang kode etiknya. Pada masa tahun 1960-2000, PRSA menulis ulang kode etiknya. Pada masa tahun 1960-2000 inilah disebut masa pembangunan dan pengembangan pekerjaan PR sebagai bidang profesional.

Pada masa sekarang ini, PRSA dan IABC mengurusi para profesional yang akan melanjutkan pendidikan mereka sebagai syarat untuk keanggotaan dan program akreditasi mereka.

Dari kedua buku ini milik Rosady Ruslan dan buku milik Lattimore , Otis Baskin, Suzzete T. Heiman, dan Elizabeth L. Toth, kami mendapatkan penjelasan tentang perkembangan public relations secara lebih detail. Oleh sebab itu kami mendapatkan analisis sebagai berikt : Perkembangan PR didunia dibagi menjadi 5 periode yaitu:

Periode ini PR masih dalam bentuk aktivitas yang tidak terorganisir dengan baik (PR as non organized activity). Contoh dari aktivitas tersebut seperti penyelenggaraan pidato, pertemuan tertentu dan korespondensi antar individu.

Periode ini PR telah menjadi suatu aktivitas yang mulai terorganisir dengan baik (PR as organized activity) sejalan dengan adanya perdagangan lokal maupun interlokal.

Periode ini PR telah mulai menjadi suatu kegiatan profesional (PR as Profesional)

Pada periode  ini disebut Public be Informed Period. Di masa ini munculah seorang tokoh yang berhasil menjadi bapak Public Relations yaitu Ivy Ledbetter Lee.

  1. Periode V ( 1920 sampai sekarang)

Periode kelima disebut sebagai The PR and mutual understanding. PR dimasa ini dijadikan bahan studi di perguruan tinggi sebagai sebuah jurusan profesi baru. Universitas yang pertama kali menjadikan PR sebagai satu jurusan baru adalah Universitas Boston. Di masa ini juga didirikan organisasi PRSA dan IABC sebagai organisasi Public Relations.

Daftar Pustaka          :

  • Ruslan, R. (2012).Manajemen Public Relations & Media Komunikasi.(Edisi Revisi). Jakarta : Rajawali Pers
  • Lattimore, D., Baskin, O., Heiman, S.T., Toth, E.L., et al. (2010). Public Relations: Profesi dan Praktik.(Edisi 3). Jakarta: Salemba Humanika.