Beriman kepada rasul-rasul allah termasuk iman yang ke

Alhamdulillah.

  Wajib hukumnya beriman kepada beriman kepada kepada para Nabi dan Rasul Allah semuanya, dan bukan hanya kepada Rasul, dan hal ini termasuk pondasi-pondasi agama dan rukun-rukun agama Islam yang kokoh didalam Al-quran, Allah subhanahu wata’ala berfirman:

 قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ  البقرة/136.

Artinya:

“Katakanlah (wahai muhamad), “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami, dan kepada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan kepada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta kepada apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, dan kami berserah diri kepada-Nya.”

Dan Allah juga berfirman:

 لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ  البقرة/177.

Artinya:

“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

            Maka cermatilah bagaimana Allah mewajibkan kepada orang-orang yang beriman untuk beriman kepada seluruh Nabi dan Rasul, dan Allah menyebut nama Nabi Ismail, Nabi Ishak, dan Anak cucunya, dan Allah juga memberitahukan bahwa orang-orang yang beriman itu tidak membedakan antara Nabi atau Rasul yang satu dengan yang lainnya, bahkan mereka meyakini akan kafirnya orang yang mengingkari kenabian seorang yang Allah kukuhkan kenabian padanya; karena mengingkari seorang Rasul ataupun Nabi berarti mengingkari semua para Rasul.

Berkata Qodi ‘iyadh rahimahullah:

            “Hukum mencela seluruh para Nabi-Nabi Allah ta’ala… dan meremehkan mereka, atau mendustakan apa yang dibawa oleh mereka, dan mengingkari serta menyombongkan diri kepada mereka, sama halnya hukum mencela Nabi Muhamad shallallahu ‘alaihi wasallam”. Dinukil dari “As-syifa” (2/1098).

Berkata Syekhul Islam rahimahullah:

            “Dan orang-orang Islam beriman kepada para Nabi seluruhnya, tidak membeda-bedakan satu Nabi dengan yang lainnya, karena beriman kepada para Nabi adalah wajib dan mengingkari salah satu diantara mereka maka dia telah mengingkari semuanya, dan barangsiapa mencela seorang Nabi dari Nabi-Nabi yang ada maka sungguh dia telah inkar dan kafir wajib dibunuh sebagaimana kesepakatan para ulama”. Dinukil dari “As-shafadiyyah” (2/311).

Berkata Syekh Sa’di Rahimahullah:

            “Di dalam firman Allah ini terdapat perintah beriman kepada seluruh kitab-kitab yang diturunkan kepada para Nabi, dan beriman kepada para Nabi secara umum dan khusus, setiap Nabi yang Allah sebutkan dalam ayat Alquran karena kebesarannya, atau karena mereka datang membawa syariat yang besar maka wajib mengimani mereka dan kitab-kitab yang dibawa mereka secara umum dan global, kemudian setiap Nabi dan Rasul yang Allah jelaskan kenabiannnya secara detail dan terperinci maka wajib beriman kepada mereka secara terperinci”. Dinukil dari “Taisir Karim Ar-rahman” Hal. 67.

            Adapun hadis Jibril yang masyhur dari riwayat Imam Muslim (No.8) dari sahabat Umar Bin Khattab radiyallahu anhu, diantara teksnya berbunyi:

 فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْإِيمَانِ. قَالَ:  أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ 

Artinya:

“Berkata Jibril: “Wahai Muhamad kabarkanlah kepadaku apa itu iman? Nabi menjawab: “ Iman ialah beriman kepada Allah, dan para Malaikat-Nya, dan kitab-kitab-Nya, dan para Nabi-Nya, dan beriman kepada hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk”.

Dan bukan maksud dari hadis ini adalah pembatasan Iman kepada para Rasul saja tanpa beriman kepada para Nabi, akan tetapi kata “Rasul-Rasul” didalam hadis mencakup pula para Nabi, adapun dimutlakannya kata “Rasul” disini hanya karena dominasinya kata “Rasul” yang lebih terkenal dan nampak sebagaimana yang ditunjukkan oleh ayat-ayat yang telah lalu akan wajibnya beriman kepada seluruh para Nabi.

Adapun perbedaan antara kata Rasul dan Nabi maka tidak digunakan disetiap konteks kalimat, akan tetapi jika salah satu diantara dua kata itu disebutkan dalam suatu redaksi ayat maupun hadis maksudnya adalah mencakup kata “Rasul” dan “Nabi” sekaligus, dan dua kata tersebut memiliki arti yang berbeda jikalau terdapat dalam satu tempat/redaksi ayat maupun hadis yang sama.

WaAllahu A’lam.

Beriman kepada rasul-rasul allah termasuk iman yang ke

Ilustrasi Islami. (Photo by nurhan on Unsplash)

Bola.com, Jakarta - Rukun iman merupakan pilar keimanan yang harus dimiliki oleh seorang Muslim. Ada enam rukun Iman yang perlu diketahui dan diyakini umat Islam.

Secara bahasa, iman berarti membenarkan, sementara menurut syariat Islam, iman artinya mengakui secara lisan, membenarkan dengan hati, dan mengamalkannya dengan perbuatan.

Pokok-pokok kepercayaan dalam agama Islam terkandung dalam Rukun Iman. Adapun keenam Rukun Iman dalam agama Islam tersebut berdasarkan ayat Al-Qur'an dan Al-Hadist.

Sebagai umat Islam, wajib mengetahui Rukun Iman yang terdiri dari enam, yaitu iman kepada Allah SWT, iman kepada Malaikat, iman kepada Kitab Allah, iman kepada Nabi dan Rasul, iman kepada hari Kiamat, terakhir iman kepada Qada dan Qadar.

Bagi setiap umat Muslim wajib mengetahui dan memahami masing-masing dari keenam rukun iman tersebut.

Berikut ini rangkuman tentang pengertian enam rukun iman dalam Islam lengkap beserta maknanya, dikutip dari Dalamislam dan Dream, Selasa (8/6/2021).

Sebagai umat Muslim, sudah semestinya beriman kepada Allah SWT, yang artinya percaya akan keberadaan Allah. Allah ada sebagai Tuhan alam semesta yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya.

Meyakini Allah tidak hanya melalui kata-kata, tetapi juga dibutuhkan bukti. Dari amal perbuatan, melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semua makhluk diwajibkan menyembah Allah SWT.

Makna dari rukun iman kepada Allah adalah kita meyakini bahwa tiada Tuhan yang pantas disembah selain Allah SWT.

Rukun iman yang kedua adalah iman kepada malaikat. Allah SWT memberikan tugas untuk mengatur seluruh isi alam, melalui malaikat-malaikatnya.

Ada 10 malaikat Allah yang perlu kamu ketahui, yakni Jibril (penyampai wahyu), Mikail (pembagi rezeki), Israfil (peniup terompet sangkakala), Izrail (pencabut nyawa), Munkar dan Nakir (penanya di alam kubur), Raqib dan Atid (pencatat amal), Malik (penjaga neraka), Ridwan (penjaga surga).

Makna rukun iman kepada malaikat adalah meyakini jika malaikat itu ada, yang senantiasa mengawasi perbuatan baik dan buruk setiap manusia.

Rukun Iman yang ketiga adalah iman kepada kitab-kitab Allah. Adapun kitab yang perlu diimanin oleh umat Islam terdiri empat kitab.

Keempat kitab tersebut ialah taurat yang diturunkan melalui Nabi Musa, kitab Zabur yang diturunkan melalui Nabi Daud, kitab Injil yang diturunkan melalui Nabi Isa, dan Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kitab itu diturunkan kepada para Rasul, untuk kemudian dilanjutkan ke seluruh umat-Nya. Dengan berpedoman teguh pada kitab-kitab Allah, niscaya manusia bisa selamat dari siksa api neraka.

Rukun Iman yang keempat adalah iman kepada para nabi dan rasul. Hal ini berarti kita harus meyakini bahwa nabi dan rasul adalah manusia utusan Allah yang diperintahkan untuk menyampaikan kabar gembira dan ancaman di muka bumi.

Beriman kepada nabi dan rasul, artinya memercayai segala ajaran baik lisan maupun tindakan sebagai teladan para nabi dan rasul.

Jumlah nabi dan rasul sangat banyak, namun kita diwajibkan memercayai 25 nama-nama nabi dan rasul.

Umat Islam diwajibkan percaya akan adanya hari akhir atau yang sering disebut dengan kiamat. Hari kiamat merupakan hari di mana seluruh alam semesta dihancurkan atau dimusnahkan.

Meyakini adanya hari kiamat maka manusia bisa menjadi lebih baik, mengumpulkan banyak pahala, sebagai saku atau simpanan di hari akhir kelak.

Selain itu, kita juga harus memercayai adanya kehidupan setelah kematian, di mana kehidupan yang kekal sesungguhnya itu ada di akhirat kelak.

Rukun iman yang keenam adalah iman kepada qada dan qadar. Umat Muslim wajib percaya kepada qada dan qadar yang merupakan takdir Allah yang baik maupun buruk. Takdir merupakan ketentuan yang terjadi di alam semesta.

Menurut bahasa, qada berarti ketetapan. Sebelum manusia lahir dan sebelum dunia tercipta, Allah sudah punya ketetapan. Qada tertulis pada kitab Lauh Mahfuz. Baik tentang hidup, kebaikan, keburukan, dan kematian.

Sementara, qadar menurut bahasa berarti ketentuan atau kepastian Allah. Sedangkan berdasarkan istilah, qadar berarti penentuan yang pasti dan sudah ditetapkan oleh Allah. Termasuk yang sedang terjadi, akan terjadi, dan belum terjadi.

Hubungan qada dan qadar tidak bisa dipisahkan, karena qada merupakan rencana dan qadar adalah perwujudan atau kenyataan. Dua kata ini juga dikenal sebagai takdir oleh Allah SWT.

Sumber: Dalamislam, Dream.co.id (Reporter: Arini Saadah. Published: 21/7/2020)

Dapatkan artikel Islami dari berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.