Berikut ini yang tidak termasuk ciri-ciri teks anekdot adalah

Berikut ini yang tidak termasuk ciri-ciri teks anekdot adalah
ilustrasi membaca. readingrecovery.org

JABAR | 17 Maret 2022 16:17 Reporter : Andre Kurniawan

Merdeka.com - Anda pasti pernah mendengar atau membaca cerita lucu. Cerita-cerita lucu yang pernah Anda temui tersebut kemungkinan adalah bentuk dari teks anekdot. Topiknya bisa bermacam-macam, namun teks anekdot biasanya mengangkat cerita tentang orang terkenal atau tokoh penting.

Namun, Anda juga perlu tahu bahwa teks anekdot tidak hanya berisi cerita-cerita lucu saja. Isi dari teks anekdot juga bisa mengandung pesan moral atau ungkapan dari suatu kebenaran. Itulah kenapa, teks anekdot juga bisa terdengar seperti sindiran atau kritikan yang dibalut dengan humor.

Kata anekdot sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu anékdoton, yang memiliki arti "tidak diterbitkan", atau secara harfiah "tidak diberikan". Ciri-ciri teks anekdot yaitu berupa narasi singkat dari peristiwa yang menarik ataupun lucu.

Untuk mengetahui apakah teks tersebut adalah sebuah teks anekdot atau bukan, Anda perlu memahami ciri-ciri teks anekdot. Dalam artikel berikut, kami akan membantu Anda mengenali apa saja ciri-ciri teks anekdot dan juga tujuan serta struktur teksnya, dilansir dari liputan6.com dan bola.com.

2 dari 4 halaman

Mengetahui ciri-ciri teks anekdot akan membantu Anda dalam mengidentifikasi kisah berjenis teks anekdot. Berikut adalah ciri-ciri teks anekdot seperti yang dikutip dari buku Modul Bahasa Indonesia Kemendikbud:

  • Teks anekdot bersifat humor atau lelucon, yang artinya teks anekdot berisi tentang kisah-kisah lucu atau bualan.
  • Bersifat menggelitik, yang artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks.
  • Bersifat menyindir.
  • Bisa jadi mengenai orang penting.
  • Memiliki tujuan tertentu.
  • Kisah atau cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng.
  • Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia sering terhubung secara umum dan realistis.

Sedangkan ciri-ciri teks anekdot menurut kebahasaannya antara lain adalah:

  • Menggunakan kata keterangan waktu lampau, misalnya menggunakan kata dahulu, tahun lalu, bulan lalu, waktu itu, dan lain-lain.
  • Menggunakan kata penghubung (konjungsi), yang dibagi menjadi: konjungsi antara kata yang satu dengan kata yang lain, konjungsi antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, dan konjungsi antara paragraf yang satu dengan paragraf yang lain.
  • Terdapat penggunaan kata kerja (verba), contoh: membaca, tertawa, berjalan, terdiam, dan lain-lain.
  • Urutan peristiwa berdasarkan waktu (kronologis).
  • Menggunakan jenis pertanyaan retorik, yaitu kalimat pertanyaan yang tidak mengharuskan untuk dijawab.
  • Menggunakan kalimat perintah, misalnya seperti buanglah, ambilah, catatlah, perhatikanlah, dan lain-lain.
  • Menggunakan kalimat seru. Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan.
  • Berisi peristiwa-peristiwa yang membuat jengkel
  • Anekdot terkadang juga bersifat sindiran alami.

Tujuan Teks Anekdot

Karena teks anekdot berisi cerita-cerita lucu, maka tujuannya adalah untuk membangkitkan tawa bagi pembacanya. Selain itu, anekdot juga bertujuan untuk menghibur atau bisa juga sebagai sarana pengkritik.

Teks anekdot terdiri dari dua macam isi, yaitu isi yang tersurat dan isi yang tersirat. Isi yang tersurat adalah isi yang tertulis secara harfiah dan langsung dapat dibaca di dalam teks. Sedangkan isi tersirat yaitu makna teks anekdot yang berhubungan dengan situasi dan kondisi masyarakat pada umumnya.

3 dari 4 halaman

Berikut ini yang tidak termasuk ciri-ciri teks anekdot adalah

www.walesonline.co.uk

Dikutip dari repositori.kemdikbud.go.id, teks anekdot memiliki struktur yang menjadikan teks ini berbeda dengan teks lainnya. Struktur dari teks anekdot yaitu:

  • Abstraksi. Teks anekdot biasanya diawali dengan abstrak yang isinya dapat berupa uraian ringkas tentang objek atau hal yang hendak disindir atau dikritik. Anda dapat menemukan abstraksi pada bagian awal paragraf, yang berisikan tentang gambaran awal tentang isi dari teks anekdot.
  • Orientasi. Cerita kemudian dilanjutkan dengan pengenalan pelaku dan peristiwa. Bagian ini berisikan awal mula, latar belakang terjadinya suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi di dalam teks.
  • Event. Event dalam teks anekdot berisi tentang rangkaian peristiwa yang terjadi di dalam teks.
  • Krisis. Bagian ini memuat tahapan peristiwa dan cerita mulai memuncak, hampir menuju ke penyelesaian. Bagian ini berisi tentang permasalahan yang muncul dan terjadi di dalam teks anekdot.
  • Reaksi. Solusi terhadap permasalahan yang terdapat pada tahap krisis. Ini merupakan inti kritik yang memuat unsur lucu atau mengesankan. Bagian ini berisi langkah penyelesaian masalah yang timbul di dalam bagian krisis.
  • Koda. Berisi penutup, yang menjadi penegasan terhadap hal yang dikritik atau disindir. Bagian ini terdapat perubahan yang muncul pada tokoh di dalam teks.
  • Re-orientasi. Bagian ini menjadi bagian akhir dari teks sekaligus sebagai penutup dari teks itu sendiri.

4 dari 4 halaman

Terkena Setrika

Pada suatu pagi yang cerah, datanglah seorang lelaki dengan langkah bergegas sambil memegangi kedua telinganya karena luka bakar.

Dokter: "Lho telinga Anda kenapa lagi, Pak?"

Pasien: "Begini, Dok, ceritanya, waktu itu saya sedang menyetrika pakaian tiba-tiba telepon mendadak berbunyi dan berdering. Kemudian, dikarenakan refleks, akhirnya saya melekatkan setrika pada telinga kiri saya, Dok."

Dokter: "Oh begitu toh ceritanya, saya tentu tahu apa yang Bapak rasakan. Lalu, untuk telinga yang sebelah kanan itu kenapa, Pak?"

Pasien: "Nah, inilah masalahnya, Dok, si bego itu kembali menelepon saya..."

Bersedekah

Alkisah, terdapat seorang pengemis tua yang sedang meminta-minta kepada anak muda.

"Nak, minta sedekahnya, Nak," pinta si pengemis tersebut.

Si anak muda lantas mengambil uang sepuluh ribuan di sakunya. Diberikannya uang tersebut kepada sang pengemis tua sambil berkata,

"Kembali lima ribu ya, Pak!" pinta pemuda tersebut.

Bapak pengemis tua tersebut kemudian menyodorkan mangkuk yang berisi uang kembalian,

"Ini, Nak, kembaliannya silakan diambil."

"Tunggu Pak, kembaliannya kok tujuh ribu, ini kelebihan Pak," ucap pemuda tersebut keheranan.

"Oh, tidak apa-apa, Nak. Ambil uang itu, anggap saja saya bersedekah." (mdk/ank)

Baca juga:
Fungsi Tombol F1 sampai F12 pada Keyboard, Wajib Tahu
Bentuk Pemerintahan Republik beserta Jenis dan Contoh Negara Penganutnya
Unsur Intrinsik Novel Laskar Pelangi, Berikut Penjelasan Lengkapnya
3 Platform Merdeka Mengajar Kemendikbud Ristek: Bantu Guru, Belajar dan Berkarya
Pengertian Kata Tanya dan Contoh Penggunaannya, Perlu Diketahui

Apakah kamu lagi mencari jawaban dari pertanyaan Yang bukan termasuk ciri-ciri teks anekdot, adalah?

Berikut pilihan jawabannya:

  1. Bersifat menghibur
  2. Mengungkapkan kebenaran yang lebih umum
  3. Bersifat mengejek seseorang
  4. Terilhami dari kejadian nyata

Kunci jawabannya adalah: C. Bersifat mengejek seseorang.

Dilansir dari Ensiklopedia, Yang bukan termasuk ciri-ciri teks anekdot, adalahyang bukan termasuk ciri-ciri teks anekdot, adalah Bersifat mengejek seseorang.

Penjelasan

Kenapa jawabanya bukan A. Bersifat menghibur? Nah ini nih masalahnya, setelah saya tadi mencari informasi, ternyata jawaban ini lebih tepat untuk pertanyaan yang lain.

Kenapa nggak B. Mengungkapkan kebenaran yang lebih umum? Kalau kamu mau mendaptkan nilai nol bisa milih jawabannya ini, hehehe.

Kenapa jawabanya C. Bersifat mengejek seseorang? Hal tersebut sudah tertulis secara jelas pada buku pelajaran, dan juga bisa kamu temukan di internet

Terus jawaban yang D. Terilhami dari kejadian nyata kenapa salah? Karena menurut saya pribadi jawaban ini sudah keluar dari topik yang ditanyakan.

Kesimpulan

Jadi disini sudah bisa kamu simpulkan ya, jawaban yang benar adalah C. Bersifat mengejek seseorang.

Jakarta -

Pernahkah detikers membaca cerita lucu namun sebenarnya mengandung kritikan atau sindiran yang bermakna? Cerita ini biasa disebut teks anekdot.

Teks anekdot adalah karangan cerita singkat yang menarik, lucu, dan mengesankan karena isinya berupa kritik atau sindiran terhadap kebijakan, layanan publik, perilaku penguasa, atau suatu fenomena.

Cerita ini biasanya mengenai orang penting atau terkenal, dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Dalam teks anekdot, harus diketahui bahwa isinya tidak hanya kisah lucu semata, melainkan ada amanat, pesan moral, atau suatu ungkapan kebenaran.

Makna di dalam teks anekdot bertujuan mengkritik atau menyindir sesuatu, yang diperoleh dari realita sosial dari kehidupan sehari-hari. Hal ini disampaikan melalui lelucon sehingga tidak terkesan menghakimi atau menyudutkan pihak tertentu.

Cerita yang dikemas dalam lelucon berisi kritikan atau sindiran ini sering melibatkan tokoh-tokoh yang dikenal masyarakat. Biasanya berbentuk narasi singkat yang mengandung tokoh, alur, dan latar.

Anekdot juga bisa berupa gambar atau ilustrasi. Bentuknya seperti komik di media cetak, atau meme di media elektronik.

Teks anekdot memiliki dua macam isi, yaitu isi yang tersurat dan isi yang tersirat.

Isi tersurat adalah isi atau makna yang tertulis secara harfiah dan langsung dapat dibaca di dalam teks anekdot. Sedangkan isi tersirat adalah makna teks anekdot yang tidak dapat dijelaskan langsung, namun umumnya berhubungan dengan situasi dan kondisi masyarakat

Bagaimana ciri-ciri teks anekdot?

Mengutip dari Modul Anekdot Bahasa Indonesia terbitan Kemendikbud, berikut beberapa ciri anekdot:

  • Bersifat humor atau lelucon, artinya teks anekdot berisikan cerita lucu atau bualan.
  • Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan di dalam teks.
  • Memiliki tujuan tertentu
  • Bersifat menyindir atau mengkritik.
  • Bisa jadi mengenai orang penting.
  • Kisah cerita yang dibuat hampir menyerupai dongeng.
  • Terkadang menceritakan tentang karakter hewan dengan manusia yang terhubung secara umum dan realistis.

Lalu, apa tujuan teks anekdot dibuat?

Beberapa tujuan dibalik pembuatan anekdot diantaranya adalah untuk membangkitkan tawa para pembaca, untuk sarana penghibur, dan sebagai sarana pengkritik.

Struktur teks anekdot

Secara ringkas, ini struktur umum cerita anekdot:

  1. Abstrak: ringkasan isi tentang objek atau hal yang hendak disindir atau dikritik
  2. Orientasi: peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya.) yang tepat dan benar. Lalu cerita dilanjutkan dengan pengenalan pelaku dan peristiwa.
  3. Krisis: saat yang menentukan di dalam cerita ketika situasi menjadi berbahaya dan keputusan harus diambil
  4. Reaksi: tanggapan atau respons terhadap aksi
  5. Koda: bagian terakhir sebagai penutup, yang memuat penegasan terhadap hal yang dikritik atau disindir

Contoh teks anekdot

SBI: Sekolah Bertarif Internasional

Suatu ketika, di sebuah sekolah negeri "Entah Di mana", seorang Bapak guru memberi tahu kepada anak didiknya bahwa sekolah mereka akan berubah status menjadi sekolah SBI."Anak-anak, ada kabar gembira untuk kita semua. Tidak lama lagi Sekolah kita akan menjadi sekolah SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Nah, untuk menyambut hal ini, saya mau tanya apa yang akan kalian siapkan?," tanya sang guru. "Joni, apa yang akan kamu lakukan untuk menyambut ini?" tanya guru tersebut lebih lanjut. Dengan sigap si Joni pun menjawab pertanyaan guru, "Belajar bahasa Inggris agar mampu berbicara bahasa Inggris, Pak", jawab Joni. "Bagus sekali. Kalau kamu, Jono?" tanya guru kepada Jono. "Harus siapkan uang, Pak" Jawab Jono. "Lho kok uang?" Tanya guru lebih lanjut."Ya Pak. Soalnya kalau sekolah kita statusnya sudah SBI, pasti bayarnya lebih mahal. Masa sih bayarnya sama kayak sekolah biasa? Udah gitu, pasti nanti diminta iuran untuk ini itu", jelas Jono lebih lanjut."Jawabanmu kok sinis sekali? Begini lho, kalau sekolah kita bertaraf internasional, artinya sekolah kita itu setara dengan sekolah luar negeri. Jadi, kalian seperti sekolah di luar negeri", sang guru melanjutkan penjelasannya.

"Tapi Pak, kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah Bertaraf Internasional, tapi Sekolah Bertarif Internasional", Jono juga melanjutkan penjelasannya.

Bagaimana makna tersirat dari teks anekdot ini? Ada beberapa pesan yang bisa diambil seperti:

  • Sekolah yang bagus pasti bayarannya mahal.
  • Sekolah yang bagus dan bayarannya mahal, hanya bisa diakses oleh orang-orang berduit saja.
  • Banyak industrialisasi dan kapitalisasi dalam bidang pendidikan, dan lain-lain.

Menarik ya membaca teks anekdot? Kira-kira, pesan apa lagi yang bisa detikers temukan?

(pal/pal)