Beri penjelasan singkat hubungan tingkat PENDIDIKAN dengan tingkat kesejahteraan rakyat

Solusi merupakan jurnal Ekonomi dan bisnis yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi SBI Yogyakarta sebagai media komunikasi, media hasil penelitian yang bertujuan untuk mempublikasikan berbagai hasil kajian empiris dari para akademisi maupun praktisi yang mempunyai perhatian di bidang ekonomi khususnya manajemen dan akuntansi. Jurnal SOLUSI terbit dua kali dalam setahun, setiap bulan Mei dan Desember.

"WHAT really matters in the determination of national prosperity is not the educational levels of individuals but the nation's ability to organize individuals into enterprises with high productivity," (Ha-Joon Chang: 2011).

Dalam salah satu bab bukunya yang berjudul 23 Things They Don't Tell You About Capitalism, chapter 17: More education in itself is not going to make a country richer, dengan gaya bertutur ringan, lugas, dan lumayan menggelitik, Ha-Joon Chang, mengajak pembacanya menjawab beberapa pertanyaan penting; apakah tingginya tingkat pendidikan akan selalu berujung pada semakin sejahteranya sebuah negara?.

Selanjutnya, apakah semakin tinggi tingkat pengetahuan yang dapat dicapai seseorang melalui pendidikan, relevan dengan tingkat produktivitasnya? Chang, ekonom dan penulis beberapa buku ekonomi ternama dari University of Cambridge menegaskan tidak banyak bukti yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan akan membuat kesejahteraan nasional juga membaik.

Di bagian lain, Chang juga memberi catatan bahwa anggapan tentang perkembangan knowledge economy telah mendorong peran pendidikan menjadi sangat penting bagi tumbuhnya kesejahteraan masyarakat ialah menyesatkan. Knowledge economy dipahami sebagai sebuah istilah yang merujuk pada kegiatan produksi dan jasa berbasis pada aktivitas penggunaan pengetahuan secara intensif yang memberi kontribusi pada percepatan pertumbuhan teknologi dan sains yang berujung pada pertumbuhan ekonomi (Powell dan Snellman: 2010; Gulle: 2010). Pengetahuan ialah faktor produksi terpenting melebihi tanah, buruh, dan modal (Osborne: 1998). Ide dasar knowledge economy ialah otak dan bukan otot yang akan memengaruhi produktivitas. Otak dan bukan ototlah yang akan menjadi sumber kesejahteraan.

Benarkah tingginya tingkat pendidikan tidak serta-merta membuat masyarakat makin sejahtera? Mengapa proses pendidikan tidak mampu memberi kontribusi langsung pada peningkatan kesejahteraan?

Belum tentu sejahtera

Berbeda dengan anggapan umum yang percaya bahwa proses bersekolah atau menuntut pendidikan juga merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan, Chang justru menyatakan sulit ditemukan korelasi positif antara proses bersekolah/menuntut pendidikan dan pertumbuhan kesejahteraan masyarakat. Salah satu sebabnya ialah ketidakmampuan proses bersekolah memenuhi dan membekali seseorang dengan kemampuan yang benar-benar diperlukan saat mereka terjun ke lapangan kerja.

Menurutnya, hampir bisa dipastikan, pengetahuan yang didapat melalui proses bersekolah tidak berkaitan dengan kebutuhan dunia kerja. Chang menekankan, bahkan di tingkat pendidikan tinggi, pengetahuan yang didapat, tidak relevan jika dikaitkan dengan upaya peningkatan produktivitas. Pendidikan yang didapat selama proses bersekolah/kuliah memang penting untuk kebutuhan hidup yang lebih mandiri dan bermakna, tetapi tidak serta-merta mengajarkan berbagai keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan dalam kehidupan nyata, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan.

Bersekolah--dalam kacamata ekonomi yang sempit--dianggap sebagai kegiatan yang sia-sia. Kenapa? Tentu saja karena bersekolah tidak serta-merta mampu menumbuhkan produktivitas. Bahkan menurutnya, mengajarkan beberapa mata pelajaran, seperti musik, sejarah, filsafat, dan sastra dianggap sebagai sebuah upaya sia-sia karena tidak berguna, baik secara langsung maupun tidak langsung--untuk menghasilkan kesejahteraan. Chang di satu sisi mengakui, mengajarkan mata pelajaran-mata pelajaran di atas bertujuan untuk memperkaya hidup dan mendukung seseorang menjadi warga negara yang baik, yang ia sebut sebagai 'alasan terbaik untuk melakukan investasi di bidang pendidikan'.

Namun, Chang juga menunjukkan data; mengacu pada capaian mata pelajaran matematika yang diujikan dalam TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) dan PISA (Program for International Student Assessment), perolehan anak-anak kelas empat di Amerika Serikat berada di bawah Kazakhstan, Rusia, Lithuania, dan Latvia.

Tentu saja, hasil itu juga berada di bawah hasil yang diperoleh anak-anak kelas empat di 'macan Asia', seperti Taiwan, Korea Selatan, Hong Kong, dan Singapura. Hasil yang sama juga didapat anak-anak di negara-negara makmur Eropa--selain Inggris dan Belanda--yang justru berada di bawah capaian anak-anak Amerika Serikat. Data yang sama juga ditemukan dalam capaian di bidang sains. Artinya, capaian pengetahuan (dalam hal ini matematika) tidak memberikan gambaran yang sama dengan performa ekonomi negara-negara tersebut. Jika capaian TIMSS dan PISA ialah representasi kualitas pendidikan, ia tidak selalu berarti mendongkrak tingkat kesejahteraan ekonomi.

Data lain terkait dengan angka masuk ke perguruan tinggi di negara sejahtera, seperti Swiss, ternyata ialah yang terendah di kalangan negara-negara maju. Padahal, Swiss ialah salah satu negara paling makmur di dunia. Setidaknya sampai 1996, angka masuk perguruan tinggi Swiss ialah 16%, lebih kecil jika dibandingkan dengan negara-negara dengan tingkat kesejahteraan yang lebih rendah, seperti Yunani (91%), Lithuania (76%), atau Argentina (68%). Artinya, tidak ada korelasi langsung antara pendidikan tinggi dan tingkat kesejahteraan (Chang: 2011).

Mengajarkan produktivitas

Lalu, bagaimana pendidikan harus dikelola untuk mendorong kesejahteraan sebuah negara? Bagaimana meningkatkan produktivitas bisa diajarkan? Tidak dapat dimungkiri, ada gelagat pragmatisme yang menggerogoti penyelenggaraan pendidikan. Orientasi masyarakat untuk menempuh pendidikan bisa jadi hanya untuk mengejar status sosial melalui selembar ijazah tanpa mempertanyakan apakah pengetahuan yang mereka dapat, akan membantu pencapaian kesejahteraan mereka. Pragmatisme itu muncul dari anggapan yang telalu berlebihan pada pendidikan sebagai satu-satunya kunci menuju kesejahteraan. Padahal, anggapan itu perlu untuk selalu diuji kebenarannya.

Pada dasarnya yang menentukan tingkat kesejahteraan nasional bukanlah tingkat pendidikan yang dapat diraih seseorang, melainkan kemampuan untuk mengelola dan meningkatkan kapasitas-kapasitas produktif individu-individu secara nasional. Hal itu dapat dilakukan dengan banyak cara. Beberapa di antaranya; pertama, mengubah orientasi pendidikan sejak di ruang kelas untuk lebih memikirkan kemampuan dan keterampilan yang perlu dipelajari dan dikuasai dalam kehidupan nyata. Belajar dengan menimbang konteks dan mengacu pada penerapan pengetahuan dalam mengatasi masalah sehari-hari akan membantu murid untuk mengembangkan kapasitas produktif mereka dalam mengatasi masalah nyata dalam kehidupan.

Kedua, membekali mereka yang belajar dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang memang diperlukan, seperti menumbuhkan kemampuan komunikasi, kolaborasi, pengembangan kapasitas berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah, dan rangsangan bagi upaya menumbuhkan kreativitas dan inovasi yang diperlukan di masa dunia yang berubah cepat seperti saat ini. Kapasitas-kapasitas tersebut ialah muasal produktivitas. Ketiga, menciptakan dan memperkuat lembaga-lembaga yang diperlukan untuk mendongkrak kapasitas produktif melalui penguatan sekolah-sekolah kejuruan atau perguruan tinggi khusus sebagai jawaban atas kebutuhan tenaga kerja terlatih.

Pemikiran bahwa tingkat pendidikan tidak selalu berbanding lurus dengan derajat kesejahteraan masyarakat mungkin bukan pendapat populer yang mudah diterima. Terlebih, saat orang percaya bahwa pendidikan ialah jalan menuju kesejahteraan. Namun peringatan Ha-Joon Chang, mungkin perlu juga diperhatikan. Setidaknya untuk memberi kesempatan dan membuka diskusi serta menengok kembali orientasi pendidikan kita. Sudahkah penyelenggaraan pendidikan kita berujung pada kesejahteraan?

Beri penjelasan singkat hubungan tingkat PENDIDIKAN dengan tingkat kesejahteraan rakyat
Beri penjelasan singkat hubungan tingkat PENDIDIKAN dengan tingkat kesejahteraan rakyat

Walaupun bukan syarat mutlak, namun pendidikan berdampak cukup besar bagi kesuksesan seseorang. Sukses yang dimaksud disini maknanya adalah peningkatan kesejahteraan hidup. Jadi dapat dikatakan jika peran pendidikan dalam kehidupan seseorang salah satunya untuk memperbaiki taraf kehidupan.

Pada sebuah riset ditemukan fakta bahwa mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan tinggi mempunyai penghasilan 25% lebih tinggi dibandingkan yang tidak.

Kebanyakan perusahaan terkemuka juga memberlakukan MDP atau Management Development Program yang menetapkan persyaratan tingkat pendidikan tinggi bagi karyawan untuk bergabung.

Melalui program tersebut kesempatan untuk merintis karir hingga posisi manajer atau bahkan pimpinan semakin terbuka. Kenaikan jabatan tentunya juga berimbas pada jumlah pendapatan.

Pendidikan Berperan dalam Membangun Kesejahteraan Ekonomi

Beri penjelasan singkat hubungan tingkat PENDIDIKAN dengan tingkat kesejahteraan rakyat

Menurut Amartya Sen, seorang ekonom asal India sekaligus peraih penghargaan Nobel, pendidikan membuka social opportunities atau kesempatan sosial. Peluang tersebut selanjutnya akan menjadi jalan untuk memerdekakan diri dan menciptakan kualitas hidup yang lebih layak.

Pendeknya mereka yang beruntung merasakan pendidikan hingga tingkat tinggi biasanya lebih mampu berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi. Contoh sederhananya saja, buta aksara merupakan hambatan utama bagi seseorang untuk terlibat dalam porsi besar pada aktivitas perekonomian.

Ini biasanya karena yang bersangkutan tidak mempunyai kesempatan untuk mendapat pendidikan biasanya karena kemiskinan. Apalagi di zaman sekarang tuntutan SDM juga semakin tinggi, yaitu penguasaan keahlian pada bidang terkait untuk menghadapi persaingan yang ketat.

Bagi ekonom tersebut pendidikan bahkan mempunyai makna lebih mendalam dibandingkan hanya untuk meningkatkan taraf hidup. Pendapat tersebut senada dengan penjelasan peran pendidikan menurut para ahli, salah satunya Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara.

Menurut beliau pendidikan sejatinya harus menjadi bagian dalam pertumbuhan anak-anak Indonesia. Alasannya adalah karena pendidikanlah yang dapat memandu peserta didik untuk meraih keselamatan serta kebahagiaan hidup sebagai manusia seutuhnya di dalam masyarakat.

Menurut Amartya Sen, seorang ekonom asal India sekaligus peraih penghargaan Nobel, pendidikan membuka social opportunities atau kesempatan sosial.

Peluang tersebut selanjutnya akan menjadi jalan untuk memerdekakan diri dan menciptakan kualitas hidup yang lebih layak.

Bagi ekonom tersebut pendidikan bahkan mempunyai makna lebih mendalam dibandingkan hanya untuk meningkatkan taraf hidup.

Mereka yang beruntung merasakan pendidikan tinggi juga mampu berpartisipasi dalam aktivitas kultural dan politik. Pendapat tersebut senada dengan penjelasan peran pendidikan menurut para ahli.

Contoh sederhananya saja, buta aksara merupakan hambatan utama bagi seseorang untuk terlibat dalam porsi besar pada aktivitas ekonomi.

Ini karena yang bersangkutan tidak mempunyai kesempatan untuk mendapat pendidikan biasanya karena kemiskinan.

Apalagi di zaman sekarang tuntutan SDM juga semakin tinggi, yaitu penguasaan keahlian pada bidang terkait untuk menghadapi persaingan yang ketat.

Secara umum inilah fungsi pendidikan dalam masyarakat:

  • Pendidikan baik formal atau non formal dapat memperluas wawasan serta pengetahuan masyarakat. Dengan begitu rasionalitas penalaran mereka pun akan meningkat.

    Artinya yang bersangkutan jadi lebih mampu untuk mengambil keputusan atau langkah yang lebih logis dan rasional berkaitan dengan kehidupannya.

  • Penguasaan pengetahuan teknis juga diperoleh salah satunya dengan menempuh pendidikan formal setinggi-tingginya. Pada era teknologi yang berkembang sangat pesat seperti saat ini kompetensi tersebut dibutuhkan untuk melakukan aktivitas kerja yang modern. Ini antara lain menjalankan atau bahkan memimpin perusahaan-perusahaan yang melibatkan perangkat berbasis teknologi canggih. Dengan keahlian tersebut seseorang berpeluang untuk berkarya serta merintis karir pada perusahaan terkemuka sehingga mendapatkan penghasilan besar.

    Secara otomatis taraf hidup dan kesejahteraannya pun meningkat. Inilah peran pendidikan dalam masyarakat yang paling penting.

  • Pendidikan adalah sarana untuk mendapatkan pengetahuan dan selanjutnya menstimulasi aktivitas penelitian oleh para ahli.
    Hasilnya adalah penemuan atau terobosan baru yang inovatif dalam berbagai bidang, mulai dari teknik, ekonomi, medis dan sebagainya.

Tujuan dilakukannya berbagai riset oleh para ilmuwan adalah untuk mempermudah aktivitas manusia serta mendapatkan solusi dari berbagai masalah.

Lembaga Pendidikan Sebagai Ujung Tombak Pembangunan Ekonomi Masyarakat

Beri penjelasan singkat hubungan tingkat PENDIDIKAN dengan tingkat kesejahteraan rakyat

Pembangunan sumber daya manusia dilakukan dengan pendidikan dengan tujuan membuat SDM belum terdidik menjadi terdidik.

Bagi negara ini merupakan investasi sumber daya manusia yang lambat laun akan membawa peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Ini karena SDM-SDM terdidik dapat mendorong produktivitas serta fertilitas masyarakat.

Masalah kekurangan tenaga kerja baik dalam hal kuantitas atau kualitas utamanya disebabkan oleh mutu pendidikan yang rendah. Ini adalah hambatan yang dihadapi oleh hampir seluruh negara berkembang, termasuk di Tanah Air.

Buta aksara, pendidikan yang kurang merata, atau proses pendidikan yang jauh dari standar layak masih sangat sering kita jumpai.

Lembaga pendidikan sejatinya adalah ujung tombak untuk meningkatkan kualitas SDM di suatu negara. Lembaga atau institusi pendidikanlah yang berperan penting untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan serta kompetensi yang dibutuhkan.

Sekolah juga menjadi salah satu sarana untuk menumbuhkan kemampuan-kemampuan lain yang dibutuhkan di era globalisasi seperti sekarang.

Ini antara lain keterampilan dalam berkomunikasi, bekerjasama, mengembangkan kemampuan analisa kritis, problem solving, inovasi, dan sebagainya.

Kompetensi-kompetensi inilah yang menjadi pemicu terjadinya produktivitas. Institusi pendidikan semestinya juga menjadi penyedia tenaga-tenaga terlatih berdaya saing tinggi.

Untuk memenuhi peranan tersebut secara ideal, lembaga-lembaga pendidikan vokasi baik sekolah kejuruan hingga perguruan tinggi perlu diperkuat.

Baca Juga : Membuat Financial Planning untuk Sekolah, Apa Manfaatnya?

Masalah Sarana dan Prasarana Pendidikan Kurang Memadai Pada Lembaga Pendidikan

Beri penjelasan singkat hubungan tingkat PENDIDIKAN dengan tingkat kesejahteraan rakyat

Dengan beban yang begitu berat, tidak sedikit lembaga pendidikan yang masih bergulat dengan berbagai masalah. Salah satunya adalah kekurangan sarana dan prasarana pendidikan terutama di daerah terpencil.

Padahal kondisi tersebut merupakan hambatan besar dalam mewujudkan aktivitas belajar mengajar yang memadai.
Gedung sekolah yang rusak, kurangnya media pembelajaran, koleksi buku perpustakaan yang tidak lengkap, laboratorium ala kadarnya, dan sejenisnya.

Dengan kondisi demikian tentu saja sulit bagi tenaga pendidik untuk mencetak SDM dengan kapasitas yang mempunyai daya saing sebagaimana tuntutan zaman.

Penyebabnya adalah sumber pendapatan sekolah belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan pemenuhan fasilitas. Sebagai solusinya institusi pendidikan dapat menjalin kerja sama dengan pihak luar, yaitu perusahaan pendanaan alternatif.

Pintek adalah mitra terbaik yang dapat membantu Anda dalam pengadaan fasilitas sekolah untuk menunjang perbaikan kualitas SDM di Indonesia melalui pendidikan.

Semua ini selaras dengan visi kami untuk mewujudkan transformasi pendidikan di Tanah Air dengan layanan keuangan inovatif.

Mitra institusi pendidikan Pintek dapat mengajukan pendanaan untuk keperluan pengadaan, perbaikan, serta pemeliharaan infrastruktur. Ini juga termasuk pengadaan fasilitas pendidikan seperti komputer, buku-buku pelajaran, peralatan laboratorium, media pengajaran dan sebagainya.

Fokus utama kami adalah dapat berpartisipasi bagi pendidikan Indonesia demi mencetak SDM-SDM berkualitas dan berdaya saing serta mampu meraih cita-citanya.

Perlu diketahui Pintek telah mengantongi izin dari pihak berwenang dan seluruh kegiatan bisnis perusahaan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Artinya Anda tidak perlu khawatir dengan keamanan perusahaan kami.

Kelebihan kami dibandingkan lembaga pendanaan lainnya adalah syarat pengajuan yang mudah, biaya ringan, proses cepat, serta bunga terjangkau. Kunjungi Pintek untuk memilih produk pendanaan yang paling sesuai dengan institusi pendidikan Anda.

Peran pendidikan untuk membangkitkan kesejahteraan ekonomi akan lebih mudah diwujudkan jika ditunjang oleh lembaga pendidikan yang berkualitas. Jadi jangan ragu untuk menjadikan Pintek sebagai mitra terbaik Anda.